Serat pangan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 1 suntingan oleh Secelap (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot
Tag: Pembatalan
 
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{inuse}}
 
[[Berkas:Mangga gedong gincu 071021-0845 tmo.jpg|jmpl|250px|[[Buah]], seperti [[mangga]], mengandung serat pangan yang baik bagi [[kesehatan]].]]
 
'''Serat pangan''', dikenal juga sebagai '''serat [[diet]]''' atau '''''dietary fiber''''', merupakan bagian dari [[tumbuhan]] yang dapat di[[konsumsi]] dan tersusunterdiri dari [[karbohidrat]] yang memiliki sifat resistan terhadap proses pencernaan dan penyerapan di [[usus halus]] [[manusia]] serta mengalami [[fermentasi]] sebagian atau keseluruhan di [[usus besar]].
 
Serat pangan mencakup [[polisakarida]], oligosakarida, [[lignin]], serta substansi lainnya yang berhubungan dengan tumbuhan.<ref name="Meyer">{{en}} {{cite journal
| author = AACC Report
| editor =
| date =
| year = 2001
| month =
| title = The Definition of Dietary Fibre
| trans_title =
| journal = Cereal Foods World
| volume = 46
| issue =
| series =
| pages = pp. 89-148
| publisher =
| location =
| issn = 0146-6283
| pmid =
| pmc =
| doi =
| bibcode =
| oclc =
| id =
| url = http://www.aaccnet.org/DietaryFiber/pdfs/dietfiber.pdf
| language = English
| format =
| accessdate =
| laysummary =
| laysource =
| laydate =
| quote =
| ref =
| postscript =
|archive-date = 2007-09-28
}}
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070928040750/http://www.aaccnet.org/DietaryFiber/pdfs/dietfiber.pdf
</ref> Trowell ''et al.'' (1985) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari [[dinding]] sel [[tumbuhan]] yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh [[enzim]] pencernaan [[manusia]] yaitu meliputi [[hemiselulosa]], [[selulosa]], [[lignin]], [[oligosakarida]], [[pektin]], gum, dan lapisan lilin.<ref name="Trowell 1">{{en}} {{cite journal
|dead-url = yes
}}</ref> TrowellMenurut ''et al.'' (1985) mendefiniskanstudi, serat pangan adalah sisa dari [[dinding]] sel [[tumbuhan]] yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh [[enzim]] pencernaan [[manusia]] yaitu meliputi [[hemiselulosa]], [[selulosa]], [[lignin]], [[oligosakarida]], [[pektin]], gum, dan lapisan lilin.<ref name="Trowell 1">{{en}} {{cite journal
| author = Trowell HC
| editor =
Baris 104:
| postscript =
}}
</ref> SedangkanSerat Meyerjuga (2004) mendefinisikan serat sebagaimerupakan bagian integralpenting dari bahan pangan yang dikonsumsi sehari-hari dengan sumber utama dari tanaman, sayur-sayuran, [[sereal]], buah-buahan, kacang-kacangan, dsbdan sejenisnya.<ref name="MeyerMeyer2">{{en}} {{cite journal
| author = Meyer PD
| editor =
Baris 137:
| postscript =
}}
</ref> Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun setelah melalui proses perebusan.<ref>{{Cite journal|last=HARTATI|first=SRI RENY|date=2009|title=Pemanfaatab Sawi (Brassica juncea L.) Sebagai Bahan Produk Serat Pangan Tidak Larut|url=https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22570/071524067.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Skripsi Universitas Sumatera Utara|pages=15}}</ref> Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi dua yaitu serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut.<ref name="MeyerMeyer2"/> Serat pangan terlarut meliputi [[pektin]], beta glukan, galaktomanan, gum, serta beberapa oligosakarida yang tidak tercerna termasuk inulin didalamnya, sedangkan serat tidak larut meliputi [[lignin]], [[selulosa]], dan hemiselulosa.<ref name="MeyerMeyer2"/>
 
== Deskripsi ==
Serat adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Serat pangan juga dikenal sebagai tumbuhan yang dapat memberi efek positif bagi proses pencernaan manusia.<ref>{{Cite journal|last=Fuller|first=Stacey|last2=Beck|first2=Eleanor|last3=Salman|first3=Hayfa|last4=Tapsell|first4=Linda|date=2016-03|title=New Horizons for the Study of Dietary Fiber and Health: A Review|url=http://link.springer.com/10.1007/s11130-016-0529-6|journal=Plant Foods for Human Nutrition|language=en|volume=71|issue=1|pages=1–12|doi=10.1007/s11130-016-0529-6|issn=0921-9668}}</ref> Jika digambarkan, maka serat dapat berbentuk komponen kecil yang memiliki kandungan karbohidrat. Wujud serat begitu kompleks karena saat didistribusi ke dalam pencernaan dapat diserap oleh bakteri. Itulah sebabnya, terdapat dua jenis kelarutan serat, yaitu serat tidak larut dan serat larut air.<ref>{{Cite journal|last=Lattimer|first=James M.|last2=Haub|first2=Mark D.|date=2010-12-15|title=Effects of Dietary Fiber and Its Components on Metabolic Health|url=http://www.mdpi.com/2072-6643/2/12/1266|journal=Nutrients|language=en|volume=2|issue=12|pages=1266–1289|doi=10.3390/nu2121266|issn=2072-6643}}</ref>
Serat adalah agian dari makanan yang tidak dapat dihidrolisis atau dicerna oleh enzim pencernaan. Serat pangan juga dikenal  seagai serat pangan adalah agian  tumuhan yang dapat dikonsumsi dan terdiri dari karohidrat yang menahan pencernaan dan penyerapan di usus halus manusia dan mengalami proses fermentasi seagian atau seluruhnya di usus. Definisi lain dari serat  adalah  komponen karohidrat kompleks yang dapat dicerna oleh  akteri pencernaan tetapi tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Serat makanan juga non-nutrisi tidak memerikan energi atau nutrisi karena tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Secara umum ada 2 jenis serat berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu serat tidak larut dan serat larut air. Serat tidak larut  biasanya merupakan bagian dari dinding sel keras tanaman.
 
Serat juga dapat ditemukan di dalam sumber dan kandungan pangan seperti, sayuran, buah dan golongan serealia. SayuranKandungan-kandungan sangattersebut dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiap hari agar produksi serat dalam tubuh meningkat. Tentunya, sesuai dengan jumlah dan komposisi yang seimbang.<ref>{{Cite Selainjournal|last=Muchtadi|first=Deddy|date=2001|title=Sayuran itu,sebagai sayuranSumber jugaSerat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/29813|language=en}}</ref> Sayuran sangat berguna bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat-zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuran pun kaya serat. Sayuran dapat dibedakan menjadi beberapa menjadi beberapa jenis, yaitu sayuran daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran umbi dan sayuran batang muda. Lalu , buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk jus melalui suatu proses atau dihidangkan bersama sayur-sayuran. Bahkan, sayuran dan buah yang sudah diolah menjadi produk pangan fungsional seperti minuman instan pun memiliki kandungan tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Astuti|first=Engrid Juni|date=2017-11-17|title=Serat Pangan dalam Produk Pangan Fungsional|url=http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1413|journal=Research Report|language=id|issue=0}}</ref> Sedangkan, golongan serealia yang merupakan bahan pangan dari tanaman famili rumput-rumputan, diantaranya padi, gandum, jagung dan sorgum. Kulit luar biji serealia banyak mengandung serat tak larut air yaitu selulosa dan hemi selulosa. Di bagian dalam terdapat endosperma yang mengandung serat larut air dan tak larut air. Sayur, buah dan golongan serelia memiliki manfaat tersendiri bagi kesehatan<ref>{{Cite book|last=Sekarindah|first=Titi|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=0Me4WttodWEC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA10&dq=jenis+serat+pangan&hl=en|title=Terapi jus buah & sayur|publisher=Niaga Swadaya|isbn=978-979-24-4886-3|pages=10|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Manfaat ==
SeratManfaat panganutama atauserat dietarypangan fiberialah membantu menjaga usus tetap sehat dan penting dalam membantu mengurangi risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung koroner, dan kanker usus.<ref>{{Cite Seratjournal|last=Aleixandre|first=A.|last2=Miguel|first2=M.|date=2016|title=Dietary fiber and blood pressure control|url=http://xlink.rsc.org/?DOI=C5FO00950B|journal=Food & Function|language=en|volume=7|issue=4|pages=1864–1871|doi=10.1039/C5FO00950B|issn=2042-6496}}</ref> Hal ini terjadi, karena serat pangan mencapai usus besar yang tidak tercerna di mana ia difermentasi oleh bakteri. Produk sampingan dari fermentasi ini adalah karbon dioksida, metana, hidrogen dan asam lemak rantai pendek (SCFA). SCFAProduk sampingan ini sangat digunakandibutuhkan oleh tubuh. AwalnyaDalam prosesnya, awalnya peningkatan asupan serat dapat menyebabkan peningkatan produksi gas yang dapat menyebabkan kembung namun setelahnya akan bermutasi menjadi komponen yang menguatkan tubuh.<ref>{{Cite journal|last=Slavin|first=Joanne L.|date=2005-03|title=Dietary fiber and body weight|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0899900704003041|journal=Nutrition|language=en|volume=21|issue=3|pages=411–418|doi=10.1016/j.nut.2004.08.018}}</ref> Namun, hal ini tergantung pada jenis serat yang dipilihdikonsumsi, karena tubuh kita akan melakukan adaptasi dan produksi gas pun menurun seiring waktu. Serat larut (soluble starch) dan pati resisten (resistant starch) juga berfungsi sebagai prebiotik dan mendukung probiotik (bakteri) yang ada di usus besar kita yang penting untuk kesehatan pencernaan.
 
SeratDari kasarsegi manfaatnya, serat larut berfungsi sebagai prebiotik dan mendukung probiotik (''crudebakteri) yang ada di usus besar sehingga berdampak pada kesehatan pencernaan.<ref>{{Cite journal|last=Capuano|first=Edoardo|date=2017-11-02|title=The behavior of dietary fiber'') in the gastrointestinal tract determines its physiological effect|url=https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/10408398.2016.1180501|journal=Critical SeratReviews in Food Science and Nutrition|language=en|volume=57|issue=16|pages=3543–3564|doi=10.1080/10408398.2016.1180501|issn=1040-8398}}</ref> Sementara itu, serat kasar biasanya digunakan dalam analisa proksimat bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia seperti asamnatrium sulfat (H2SO4 1.25%)hidroksida dan natriumasam hidroksida (NaOH 1.25%)sulfat. Secara spesifik, serat kasar ialah sisa bahan makanan yang telah mengalami proses pemanasan dengan asam kuat dan basa kuat selama 30 menit yang dilakukan di laboratorium. Serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh namun memberikan efek kesehatan untuk saluran pencernaan. Serat kasar terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Jumlah kandungan serat sebesar 80% untuk hemiselulosa, 50-90% untuk lignin dan 20-50% untuk selulosa. Dalam ilmu gizi, serat kasar biasanya juga berasal dari sayuran maupun buah-buahan. Terdapat pula sumber serat makanan lainnya sepeti umbi, beras, kentang, dan kacang-kacangan.
 
Serat kasar tidak dapat dicerna oleh pencernaan manusia karena tidak diproduksinya enzim selulase. Hal ini berbeda dengan hewan ruminansia yang memproduksi enzim selulase dan memanfaatkan selulosa menjadi sumber energi untuk mikrooganisme pada rumen. Serat kasar memberikan efek kesehatan bagi tubuh karena dapat meningkatkan gerak peristaltik pada saluran pencernaan. Selain itu, serat kasar dapat dimanfaatkan sebagai prebiotik bakteri probiotik didalam usus.
 
Meskipun serat makanan termasuk kedalamke dalam bagian karohidrat namun serat tidak berperan dalam pembentukan energi. Hal ini disebabkan oleh serat yang tidak dicerna oleh tubuh namun dapat dimetabolismedipengaruhi oleh bakteri yang terdapat pada usus.<ref>{{Cite journal|date=2012-07-06|title=Analisis Tren Penelitian Pangan Fungsional: Kategori Bahan Serat Pangan|url=https://journal.ipb.ac.id/index.php/jtip/article/view/5296|journal=Jurnal Teknologi dan Industri Pangan|language=en-US}}</ref> Manfaat serat selanjutnya antara lain dapat terlihat pada bertambahnya volume feses, melunakkan konsistensi feses, dan memperpendek waktu transit di usus.
 
SeratManfaat panganlainnya terlarutialah serat pangan yang ditambahkan pada produk makanan akan meningkatkan kekentalan produk sehingga dapat membentuk gel. Penambahan tersebut juga dapat mempertahankan fermentasi dengan menyuplai makanan bagi bakteri dan kandungan cairan. Apabila dikonsumsi serat larut air akan memberikan efek kenyang dan menurunkan kecepatan pengosongan lambung sehingga menjadi tidak mudah lapar.<ref>{{Cite web|date=2020-08-13|title=The Many Types of Fiber, Prebiotics, and Starches|url=https://chriskresser.com/types-of-dietary-fiber/|website=Chris Kresser|language=en-US|access-date=2022-01-30}}</ref> Kondisi itulah yang kemudian menurunkan keinginan makan seseorang sehingga kadar gula dalam tubuh bisa terjaga dan menurunkan risiko diabetes dan obesitas. Karena itulah makanan berserat sering disarankan pada sesi konsultasi diet maupun konsultasi gizi. Sedangkan, serat pangan tidak terlarut dapat mengurangi risiko diabetes mellitus tipe 2, mengurangi resistensi insulin, memperbaiki kesehatan usus serta menormalkan pergerakan usus.
Berdasarkan fungsi dan manfaatnya maka dapat digolongkan sebagai berikut:
 
Resistant Starch (patiPati resisten) berkembang selama proses pemanasan dan kemudian pendinginan pada beberapa makanan seperti kentang dan nasi. Makanan dengan pati resisten yang tinggi sering memiliki indeks glikemik rendah. Serat tidak larut dalam air biasanya banyak ditemukan pada makanan seperti roti gandum, dedak gandum, sayuran dan kacang-kacangan.
 
Berdasarkan fungsi dan manfaatnya bagi kesehatan maka dapat digolongkan sebagai berikut<ref name=":0">{{Cite journal|last=I|first=Santoso|date=2011|title=Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan|url=https://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Pinki-A-Serat-dan-manfaatnya-bg-kesehatan-74-129-1-SM.pdf|journal=Magistra|volume=XXIII|issue=75|pages=35-40}}</ref>:
{| class="wikitable" style="margin: auto; width: 80%; table-layout: fixed"
! Fungsi || Manfaat<ref>{{cite web
Baris 161 ⟶ 165:
}}</ref><ref>{{cite web
| title = University of MD Medical Center Encyclopedia entry for fiber
| url = http://www.umm.edu/ency/article/002470all.htm
| accessdate = 22 April 2009
| archive-date = 2010-01-24
| archive-url = https://web.archive.org/web/20100124085425/http://www.umm.edu/ency/article/002470all.htm
| dead-url = yes
}}</ref>
|-
Baris 176 ⟶ 183:
| Memperlancar jalannya makanan dalam sistem pencernaan || Membantu buang air besar secara teratur
|- bgcolor="khaki"
| Menambah massa ukuran tinja<ref>[{{Cite web |url=http://ibs.about.com/od/constipation/bb/bulklaxatives.htm |title=Bulk Laxatives] |access-date=2012-10-09 |archive-date=2012-11-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121118222641/http://ibs.about.com/od/constipation/bb/bulklaxatives.htm |dead-url=yes }}</ref> || Dapat mencegah ataupun menyembuhkan [[Konstipasi|sembelit]]
|- bgcolor="lightsteelblue"
|
Baris 184 ⟶ 191:
|isbn = 978-0-8493-2387-4
}}</ref> dan merangsang fermentasi pencernaan untuk memproduksi [[asam lemak]] yang lebih sederhana
|| Menurunkan risiko terkena [[kanker usus]]<ref>{{cite journal |last= |first= |author=Constantine Iosif Fotiadis|coauthorsfirst= Christos Nikolaou Stoidis, Basileios Georgiou Spyropoulos, Eleftherios Dimitriou Zografos|date= November 14, 2008 |title= Role of probiotics, prebiotics and synbiotics in chemoprevention for colorectal cancer|url=http://www.wjgnet.com/1007-9327/14/6453.pdf|dead-url=yes|format=[[PDF]]|journal= World Journal of Gastroenterology|volume= |series= 14|issuelocation= 42|page= 6454|publisher= [http://www.wjgnet.com The WJG Press]|locationvolume=|issue=42|page=6454|bibcode= |issn= 1007-9327|bibcode= |archive-url= https://web.archive.org/web/20121030064723/http://www.wjgnet.com/1007-9327/14/6453.pdf|formatarchive-date= [[PDF]]2012-10-30|accessdate= 22 April 2009|coauthors=Christos Nikolaou Stoidis, Basileios Georgiou Spyropoulos, Eleftherios Dimitriou Zografos}}</ref>
|}
Berkaitan dengan jenis dan fungsinya, World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari. DietarySementara Reference Intake (DRI) seratitu berdasarkan National Academy of Sciences, Dietary Reference Intake (DRI) serat mengemukakan bahwa konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari sesuai dengan umur masing-masing konsumen. Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram perhari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar sepertiga dari kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.<ref>{{Cite web|title=Types of Fiber and Their Health Benefits|url=https://www.webmd.com/diet/compare-dietary-fibers|website=WebMD|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref>
 
== Jenis ==
Berdasarkan kelarutannya, jenis serat pangan terbagi menjadi dua yaitu<ref>{{Cite web|date=2013-09-03|title=The Two Types of Dietary Fiber {{!}} Why You Should Eat Both|url=https://www.nugofiber.com/blog/two-types-of-dietary-fiber/|website=NuGo Fiber d'Lish|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref>:
 
* Serat pangan yang terlarut (''soluble dietary fiber''), termasuk dalam serat ini adalah pektin dan gum merupakan bagian dalam dari sel pangan nabati.
Baris 199 ⟶ 207:
* Polisakarida non-struktural, yaitu gum dan agar-agar.
 
Menurut Herminingsih (2010)studi, dilihat dari jenisnya maka serat makanan (''dietarymemiliki fiber'')kandungan berfungsikesehatan untukyang kesehatan sebagaidapat pengontrolmengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah kanker kolon, dan mengurangi tingkat kolesterol dan penyakit kardiovaskuler. Namun, mengonsumsi serat makanan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan usus yang disebut volvulus pada kolon.<ref (Kusharto,name="Trowell 2006).1" />
Serat pangan terlarut yang ditambahkan pada produk makanan akan meningkatkan kekentalan produk sehingga dapat membentuk gel. Penambahan tersebut juga dapat mempertahankan fermentasi dengan menyuplai makanan bagi bakteri dan kandungan cairan. Apabila dikonsumsi serat larut air akan memberikan efek kenyang dan menurunkan kecepatan pengosongan lambung sehingga menjadi tidak mudah lapar. Kondisi itulah yang kemudian menurunkan keinginan makan seseorang sehingga kadar gula dalam tubuh bisa terjaga dan menurunkan risiko diabetes dan obesitas. Karena itulah makanan berserat sering disarankan pada sesi konsultasi diet maupun konsultasi gizi. Sedangkan, serat pangan tidak terlarut dapat mengurangi risiko diabetes mellitus tipe 2, mengurangi resistensi insulin, memperbaiki kesehatan usus serta menormalkan pergerakan usus.
 
Resistant Starch (pati resisten) berkembang selama proses pemanasan dan kemudian pendinginan pada beberapa makanan seperti kentang dan nasi. Makanan dengan pati resisten yang tinggi sering memiliki indeks glikemik rendah.
 
Serat tidak larut (insoluble) dalam air biasanya banyak ditemukan pada makanan seperti roti gandum, dedak gandum, sayuran dan kacang-kacangan. Serat tidak larut menambah volume tinja dengan menyerap air dan membantu menjaga Anda tetap buang air besar dengan teratur. Penting untuk meningkatkan asupan cairan saat Anda meningkatkan konsumsi serat. Tanpa cairan, seratnya akan tetap keras, membuatnya sulit untuk dikeluarkan dan menyebabkan konstipasi.
 
Menurut Herminingsih (2010), serat makanan (''dietary fiber'') berfungsi untuk kesehatan sebagai pengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah kanker kolon, dan mengurangi tingkat kolesterol dan penyakit kardiovaskuler. Namun, mengonsumsi serat makanan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan usus yang disebut volvulus pada kolon (Kusharto, 2006).
 
Mekanisme penurunan berat badan dengan mengonsumsi serat kasar diakibatkan waktu tinggal serat dalam saluran pencernaan yang relative singkat sehingga absorpsi zat makanan akan berkurang. Selain itu, makanan yang mengandung serat kasar tinggi memberikan rasa kenyang yang lebih lama, rendah akan kadar kalori, gula, dan lemak yang dapat memicu obesitas. Serat juga dapat mengikat lemak dalam darah sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh dan berakibat pula pada penurunan resiko penyakit jantung.
 
Mekanisme penurunan berat badan dengan mengonsumsi serat kasar diakibatkan waktu tinggal serat dalam saluran pencernaan yang relativerelatif singkat sehingga absorpsi zat makanan akan berkurang. Selain itu, makanan yang mengandung serat kasar tinggi memberikan rasa kenyang yang lebih lama, rendah akan kadar kalori, gula, dan lemak yang dapat memicu obesitas. Serat juga dapat mengikat lemak dalam darah sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh dan berakibat pula pada penurunan resiko penyakit jantung.<ref name=":0" />
Daya serap air pada serat kasar cukup tinggi sehingga adanya serat dalam feses akan memperbesar volume feses dan teksturnya menjadi lunak yang menyebabkan kontraksi usus untuk lebih cepat buang air lebih cepat. Senyawa karsinogen yang terkandung dalam feses menjadi encer sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dengan waktu kontak yang singkat didalam kolon. Hal ini menyebabkan sel-sel kanker tidak memungkinkan untuk terbentuk didalam kolon.
 
DayaFraksi-fraksi serapyang airada padaakan seratberpengaruh kasar cukup tinggi sehinggapada adanya serat dalam feses akan memperbesar volume feses dan teksturnya menjadi lunak yang menyebabkan kontraksi usus untuk lebih cepat buang air lebih cepat. Senyawa karsinogen yang terkandung dalam feses menjadi encer sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dengan waktu kontak yang singkat didalam kolon. Hal ini menyebabkan sel-sel kanker tidak memungkinkan untuk terbentuk didalam kolon.<ref>{{Cite journal|last=Dhingra|first=Devinder|last2=Michael|first2=Mona|last3=Rajput|first3=Hradesh|last4=Patil|first4=R. T.|date=2012-6|title=Dietary fibre in foods: a review|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3614039/|journal=Journal of Food Science and Technology|volume=49|issue=3|pages=255–266|doi=10.1007/s13197-011-0365-5|issn=0022-1155|pmc=3614039|pmid=23729846}}</ref>
Mekanisme serat yang tinggi dapat memperbaiki kadar gula darah yaitu berhubungan dengan kecepatan penyerapan makanan (karbohidrat) masuk ke dalam aliran darah yang dikenal dengan glycaemic index (GI). GI ini mempunyai angka dari 0 sampai 100 dimana makanan yang cepat dirombak dan cepat diserap masuk ke aliran darah mempunyai angka GI yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebaliknya makanan yang lambat dirombak dan lambat diserap masuk ke aliran darah mempunyai angka GI yang rendah sehingga dapat menurunkan kadar gula darah.
 
Mekanisme serat yang tinggi dapat memperbaiki kadar gula darah yaitu berhubungan dengan kecepatan penyerapan makanan (karbohidrat) masuk ke dalam aliran darah. Penyerapan ini berdampak pada dua hal, pertama, dapat merombak dan dan cepat menyerap makanan masuk ke aliran darah sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah. Kedua, makanan yang lambat dirombak dan lambat diserap masuk ke aliran darah dapat menurunkan kadar gula darah.<ref>{{Cite journal|last=Alice Callahan|first=PhD|last2=Heather Leonard|first2=MEd|last3=Tamberly Powell|first3=M. S.|date=2020-10-14|title=Fiber – Types, Food Sources, Health Benefits, and Whole Versus Refined Grains|url=https://openoregon.pressbooks.pub/nutritionscience/chapter/4e-fiber/|language=en}}</ref>
World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari. Dietary Reference Intake (DRI) serat berdasarkan National Academy of Sciences mengemukakan konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari sesuai dengan umur masing-masing konsumen. Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram perhari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar sepertiga dari kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.
 
== Referensi ==
Baris 222:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.scribd.com/doc/24133299/Manfaat-Buah-Sayuran Manfaat Buah dan Sayuran (pdf)]
{{makanan-stub}}
 
[[Kategori:Ilmu pangan]]
[[Kategori:Nutrisi]]
[[Kategori:Suplemen makanan]]