Serat pangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Pembatalan |
||
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Mangga gedong gincu 071021-0845 tmo.jpg|jmpl|250px|[[Buah]], seperti [[mangga]], mengandung serat pangan yang baik bagi [[kesehatan]].]]
'''Serat pangan''', dikenal juga sebagai '''serat [[diet]]''' atau '''''dietary fiber''''', merupakan bagian dari [[tumbuhan]] yang dapat di[[konsumsi]] dan
Serat pangan mencakup [[polisakarida]], oligosakarida, [[lignin]], serta substansi lainnya yang berhubungan dengan tumbuhan.<ref name="Meyer">{{en}} {{cite journal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|archive-date = 2007-09-28
|archive-url = https://web.archive.org/web/20070928040750/http://www.aaccnet.org/DietaryFiber/pdfs/dietfiber.pdf
</ref> Trowell ''et al.'' (1985) mendefiniskan serat pangan adalah sisa dari [[dinding]] sel [[tumbuhan]] yang tidak terhidrolisis atau tercerna oleh [[enzim]] pencernaan [[manusia]] yaitu meliputi [[hemiselulosa]], [[selulosa]], [[lignin]], [[oligosakarida]], [[pektin]], gum, dan lapisan lilin.<ref name="Trowell 1">{{en}} {{cite journal▼
|dead-url = yes
▲}}</ref>
| author = Trowell HC
| editor =
Baris 104:
| postscript =
}}
</ref>
| author = Meyer PD
| editor =
Baris 137:
| postscript =
}}
</ref> Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun setelah melalui proses perebusan.<ref>{{Cite journal|last=HARTATI|first=SRI RENY|date=2009|title=Pemanfaatab Sawi (Brassica juncea L.) Sebagai Bahan Produk Serat Pangan Tidak Larut|url=https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22570/071524067.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Skripsi Universitas Sumatera Utara|pages=15}}</ref> Berdasarkan kelarutannya serat pangan terbagi menjadi dua yaitu serat pangan yang terlarut dan tidak terlarut.<ref name="
== Deskripsi ==
Serat adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Serat pangan juga dikenal sebagai tumbuhan yang dapat memberi efek positif bagi proses pencernaan manusia.<ref>{{Cite journal|last=Fuller|first=Stacey|last2=Beck|first2=Eleanor|last3=Salman|first3=Hayfa|last4=Tapsell|first4=Linda|date=2016-03|title=New Horizons for the Study of Dietary Fiber and Health: A Review|url=http://link.springer.com/10.1007/s11130-016-0529-6|journal=Plant Foods for Human Nutrition|language=en|volume=71|issue=1|pages=1–12|doi=10.1007/s11130-016-0529-6|issn=0921-9668}}</ref> Jika digambarkan, maka serat dapat berbentuk komponen kecil yang memiliki kandungan karbohidrat. Wujud serat begitu kompleks karena saat didistribusi ke dalam pencernaan dapat diserap oleh bakteri. Itulah sebabnya, terdapat dua jenis kelarutan serat, yaitu serat tidak larut dan serat larut air.<ref>{{Cite journal|last=Lattimer|first=James M.|last2=Haub|first2=Mark D.|date=2010-12-15|title=Effects of Dietary Fiber and Its Components on Metabolic Health|url=http://www.mdpi.com/2072-6643/2/12/1266|journal=Nutrients|language=en|volume=2|issue=12|pages=1266–1289|doi=10.3390/nu2121266|issn=2072-6643}}</ref>
Serat
== Manfaat ==
Serat kasar tidak dapat dicerna oleh pencernaan manusia karena tidak diproduksinya enzim selulase. Hal ini berbeda dengan hewan ruminansia yang memproduksi enzim selulase dan memanfaatkan selulosa menjadi sumber energi untuk mikrooganisme pada rumen. Serat kasar memberikan efek kesehatan bagi tubuh karena dapat meningkatkan gerak peristaltik pada saluran pencernaan. Selain itu, serat kasar dapat dimanfaatkan sebagai prebiotik bakteri probiotik didalam usus.
Meskipun serat makanan termasuk
Berdasarkan fungsi dan manfaatnya bagi kesehatan maka dapat digolongkan sebagai berikut<ref name=":0">{{Cite journal|last=I|first=Santoso|date=2011|title=Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan|url=https://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Pinki-A-Serat-dan-manfaatnya-bg-kesehatan-74-129-1-SM.pdf|journal=Magistra|volume=XXIII|issue=75|pages=35-40}}</ref>:
{| class="wikitable" style="margin: auto; width: 80%; table-layout: fixed"
! Fungsi || Manfaat<ref>{{cite web
Baris 161 ⟶ 165:
}}</ref><ref>{{cite web
| title = University of MD Medical Center Encyclopedia entry for fiber
| url
| accessdate = 22 April 2009
| archive-date = 2010-01-24
| archive-url = https://web.archive.org/web/20100124085425/http://www.umm.edu/ency/article/002470all.htm
| dead-url = yes
}}</ref>
|-
Baris 176 ⟶ 183:
| Memperlancar jalannya makanan dalam sistem pencernaan || Membantu buang air besar secara teratur
|- bgcolor="khaki"
| Menambah massa ukuran tinja<ref>
|- bgcolor="lightsteelblue"
|
Baris 184 ⟶ 191:
|isbn = 978-0-8493-2387-4
}}</ref> dan merangsang fermentasi pencernaan untuk memproduksi [[asam lemak]] yang lebih sederhana
|| Menurunkan risiko terkena [[kanker usus]]<ref>{{cite journal
|}
Berkaitan dengan jenis dan fungsinya, World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari.
== Jenis ==
Berdasarkan kelarutannya, jenis serat pangan terbagi menjadi dua yaitu<ref>{{Cite web|date=2013-09-03|title=The Two Types of Dietary Fiber {{!}} Why You Should Eat Both|url=https://www.nugofiber.com/blog/two-types-of-dietary-fiber/|website=NuGo Fiber d'Lish|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref>:
* Serat pangan yang terlarut (''soluble dietary fiber''), termasuk dalam serat ini adalah pektin dan gum merupakan bagian dalam dari sel pangan nabati.
Baris 199 ⟶ 207:
* Polisakarida non-struktural, yaitu gum dan agar-agar.
Menurut
▲Serat pangan terlarut yang ditambahkan pada produk makanan akan meningkatkan kekentalan produk sehingga dapat membentuk gel. Penambahan tersebut juga dapat mempertahankan fermentasi dengan menyuplai makanan bagi bakteri dan kandungan cairan. Apabila dikonsumsi serat larut air akan memberikan efek kenyang dan menurunkan kecepatan pengosongan lambung sehingga menjadi tidak mudah lapar. Kondisi itulah yang kemudian menurunkan keinginan makan seseorang sehingga kadar gula dalam tubuh bisa terjaga dan menurunkan risiko diabetes dan obesitas. Karena itulah makanan berserat sering disarankan pada sesi konsultasi diet maupun konsultasi gizi. Sedangkan, serat pangan tidak terlarut dapat mengurangi risiko diabetes mellitus tipe 2, mengurangi resistensi insulin, memperbaiki kesehatan usus serta menormalkan pergerakan usus.
▲Resistant Starch (pati resisten) berkembang selama proses pemanasan dan kemudian pendinginan pada beberapa makanan seperti kentang dan nasi. Makanan dengan pati resisten yang tinggi sering memiliki indeks glikemik rendah.
▲Menurut Herminingsih (2010), serat makanan (''dietary fiber'') berfungsi untuk kesehatan sebagai pengontrol berat badan atau kegemukan (obesitas), penanggulangan penyakit diabetes, mencegah gangguan gastrointestinal, mencegah kanker kolon, dan mengurangi tingkat kolesterol dan penyakit kardiovaskuler. Namun, mengonsumsi serat makanan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan usus yang disebut volvulus pada kolon (Kusharto, 2006).
Mekanisme penurunan berat badan dengan mengonsumsi serat kasar diakibatkan waktu tinggal serat dalam saluran pencernaan yang relative singkat sehingga absorpsi zat makanan akan berkurang. Selain itu, makanan yang mengandung serat kasar tinggi memberikan rasa kenyang yang lebih lama, rendah akan kadar kalori, gula, dan lemak yang dapat memicu obesitas. Serat juga dapat mengikat lemak dalam darah sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh dan berakibat pula pada penurunan resiko penyakit jantung.▼
▲Mekanisme penurunan berat badan dengan mengonsumsi serat kasar diakibatkan waktu tinggal serat dalam saluran pencernaan yang
Daya serap air pada serat kasar cukup tinggi sehingga adanya serat dalam feses akan memperbesar volume feses dan teksturnya menjadi lunak yang menyebabkan kontraksi usus untuk lebih cepat buang air lebih cepat. Senyawa karsinogen yang terkandung dalam feses menjadi encer sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dengan waktu kontak yang singkat didalam kolon. Hal ini menyebabkan sel-sel kanker tidak memungkinkan untuk terbentuk didalam kolon.▼
▲
Mekanisme serat yang tinggi dapat memperbaiki kadar gula darah yaitu berhubungan dengan kecepatan penyerapan makanan (karbohidrat) masuk ke dalam aliran darah. Penyerapan ini berdampak pada dua hal, pertama, dapat merombak dan dan cepat menyerap makanan masuk ke aliran darah sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah. Kedua, makanan yang lambat dirombak dan lambat diserap masuk ke aliran darah dapat menurunkan kadar gula darah.<ref>{{Cite journal|last=Alice Callahan|first=PhD|last2=Heather Leonard|first2=MEd|last3=Tamberly Powell|first3=M. S.|date=2020-10-14|title=Fiber – Types, Food Sources, Health Benefits, and Whole Versus Refined Grains|url=https://openoregon.pressbooks.pub/nutritionscience/chapter/4e-fiber/|language=en}}</ref>
▲World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari. Dietary Reference Intake (DRI) serat berdasarkan National Academy of Sciences mengemukakan konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari sesuai dengan umur masing-masing konsumen. Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram perhari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar sepertiga dari kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.
== Referensi ==
Baris 222:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.scribd.com/doc/24133299/Manfaat-Buah-Sayuran Manfaat Buah dan Sayuran (pdf)]
[[Kategori:Ilmu pangan]]
[[Kategori:Nutrisi]]
[[Kategori:Suplemen makanan]]
|