Serat pangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
Tag: Pembatalan |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 137:
| postscript =
}}
</ref> Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun setelah melalui proses perebusan.<ref>{{Cite journal|last=HARTATI|first=SRI RENY|date=2009|title=
== Deskripsi ==
Serat adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan. Serat pangan juga dikenal
Serat dapat ditemukan di dalam sumber dan kandungan pangan seperti, sayuran, buah dan golongan serealia. Kandungan-kandungan tersebut dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiap hari agar produksi serat dalam tubuh meningkat. Tentunya, sesuai dengan jumlah dan komposisi yang seimbang.<ref>{{Cite journal|last=Muchtadi|first=Deddy|date=2001|title=Sayuran sebagai Sumber Serat Pangan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Degeneratif|url=http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/29813|language=en}}</ref> Sayuran sangat berguna bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat-zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuran pun kaya serat. Sayuran dapat dibedakan menjadi beberapa menjadi beberapa jenis, yaitu sayuran daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran umbi dan sayuran batang muda. Lalu, buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari, selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat dikonsumsi dalam bentuk jus melalui suatu proses atau dihidangkan bersama sayur-sayuran. Bahkan, sayuran dan buah yang sudah diolah menjadi produk pangan fungsional seperti minuman instan pun memiliki kandungan tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Astuti|first=Engrid Juni|date=2017-11-17|title=
== Manfaat ==
Baris 151:
Serat kasar tidak dapat dicerna oleh pencernaan manusia karena tidak diproduksinya enzim selulase. Hal ini berbeda dengan hewan ruminansia yang memproduksi enzim selulase dan memanfaatkan selulosa menjadi sumber energi untuk mikrooganisme pada rumen. Serat kasar memberikan efek kesehatan bagi tubuh karena dapat meningkatkan gerak peristaltik pada saluran pencernaan. Selain itu, serat kasar dapat dimanfaatkan sebagai prebiotik bakteri probiotik didalam usus.
Meskipun serat makanan termasuk ke dalam bagian karohidrat namun serat tidak berperan dalam pembentukan energi. Hal ini disebabkan oleh serat yang tidak dicerna oleh tubuh namun dapat dipengaruhi oleh bakteri yang terdapat pada usus.<ref>{{Cite journal|date=2012-07-06|title=
Manfaat lainnya ialah serat pangan yang ditambahkan pada produk makanan akan meningkatkan kekentalan produk sehingga dapat membentuk gel. Penambahan tersebut juga dapat mempertahankan fermentasi dengan menyuplai makanan bagi bakteri dan kandungan cairan. Apabila dikonsumsi serat larut air akan memberikan efek kenyang dan menurunkan kecepatan pengosongan lambung sehingga menjadi tidak mudah lapar.<ref>{{Cite web|date=2020-08-13|title=The Many Types of Fiber, Prebiotics, and Starches|url=https://chriskresser.com/types-of-dietary-fiber/|website=Chris Kresser|language=en-US|access-date=2022-01-30}}</ref> Kondisi itulah yang kemudian menurunkan keinginan makan seseorang sehingga kadar gula dalam tubuh bisa terjaga dan menurunkan risiko diabetes dan obesitas. Karena itulah makanan berserat sering disarankan pada sesi konsultasi diet maupun konsultasi gizi. Sedangkan, serat pangan tidak terlarut dapat mengurangi risiko diabetes mellitus tipe 2, mengurangi resistensi insulin, memperbaiki kesehatan usus serta menormalkan pergerakan usus.
Baris 157:
Pati resisten berkembang selama proses pemanasan dan kemudian pendinginan pada beberapa makanan seperti kentang dan nasi. Makanan dengan pati resisten yang tinggi sering memiliki indeks glikemik rendah. Serat tidak larut dalam air biasanya banyak ditemukan pada makanan seperti roti gandum, dedak gandum, sayuran dan kacang-kacangan.
Berdasarkan fungsi dan manfaatnya bagi kesehatan maka dapat digolongkan sebagai berikut<ref name=":0">{{Cite journal|last=I|first=Santoso|date=2011|title=
{| class="wikitable" style="margin: auto; width: 80%; table-layout: fixed"
! Fungsi || Manfaat<ref>{{cite web
Baris 183:
| Memperlancar jalannya makanan dalam sistem pencernaan || Membantu buang air besar secara teratur
|- bgcolor="khaki"
| Menambah massa ukuran tinja<ref>
|- bgcolor="lightsteelblue"
|
Baris 191:
|isbn = 978-0-8493-2387-4
}}</ref> dan merangsang fermentasi pencernaan untuk memproduksi [[asam lemak]] yang lebih sederhana
|| Menurunkan risiko terkena [[kanker usus]]<ref>{{cite journal
|}
Berkaitan dengan jenis dan fungsinya, World Health Organization (WHO) menganjurkan asupan serat yang baik adalah 25-30 gram per hari. Sementara itu berdasarkan National Academy of Sciences, Dietary Reference Intake (DRI) serat mengemukakan bahwa konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram per hari sesuai dengan umur masing-masing konsumen. Rata-rata konsumsi serat pangan penduduk Indonesia adalah 10,5 gram perhari. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar sepertiga dari kebutuhan ideal sebesar 30 gram setiap hari.<ref>{{Cite web|title=Types of Fiber and Their Health Benefits|url=https://www.webmd.com/diet/compare-dietary-fibers|website=WebMD|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref>
|