Sistem bilangan Hindu-Arab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menukar kosakata, istilah-istilah dan gaya penulisan dari bahasa malaysia ke Bahasa Indonesia.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
NikolasKHF (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 13:
 
== Tata letak ==
Sistem angka Hindu-Arab dibuat untuk tata letak kedudukan dalam sistem [[perpuluhan]]. Dalam bentuk yang lebih maju, tata tanda kedudukan juga menggunakan [[Sistem bilangan desimal]] dan juga satu simbol untuk '' [[:en:Ad infinitum|ad infinitium]]'' (untuk kegunaan modern, simbol [[Vinculum]] juga digunakan). Sistem angka ini dapat menjadi simbol untuk sembarang [[Bilangan rasional]] dengan menggunakan hanya 13 simbol (sepuluh digit, penanda perpuluhan, vinculum dan pilihan tanda minus pendek untuk menyatakan bilangan negatif).
 
== Simbol ==
Baris 148:
Bentuk modern seperti yang kita gunakan dengan abjad Latin hari ini (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) adalah hasil dari lewat kurun ke-15 hingga awal kurun ke-16, ketika ia mulai memasuki era penyusunan angka terawal.
 
Di [[dunia Arab]] sampai zaman modern, sistem angka Hindu-Arab digunakan hanya oleh para ahli matematika. Saintis muslim menggunakan [[angka Babylon|sistem angka Babylon]], dan para saudagar menggunakan [[angka Abjad]], satu sistem yang sama seperti [[angka Greek|sistem angka Greek]] dan [[angka Ibrani|sistem angka Ibrani]]. Pengenalan sistem ini oleh [[Fibonacci]] di Eropa cuma terbatas dalam ruang lingkup kajian ilmiah.
 
Kredit harus diberikan kepada [[Adam Ries]], seorang penulis Jerman [[zaman Pembaharuan]] yang bertanggungjawab atas pemahaman yang meluas dan penggunaan kedudukan perpuluhan di kalangan populasi umum, menurut bukunya ''Rechenung auff der linihen und federn'' yang disasarkan pada golongan yang merintis usaha dan para artis.
Baris 165:
=== Penggunaan di Asia timur ===
 
Di [[China]], [[Gautama Siddha]] telah memperkenalkan angka India dengan nomborangka sifarnol pada tahun 718, bagaimanapuntapi ia dianggap tidak berguna bagi para [[matematik China|ahli matematikmatematika China]] yang sudah mempunyai [[batang pembilang]] yang berkedudukan perpuluhan.<ref name="qian"/><ref>{{ Citation
| title=Sangi o koeta otoko (The man who exceeded counting rods)
| last=Wáng
Baris 175:
}}</ref>
 
Dalam angka China, satu bulatan (〇) telah digunakan untuk menulis sifarnol dalam [[angka Suzhou]]. Ramai ahli sejarah berpendapat ia diimpor dari [[angka India]] oleh [[Gautama Siddha]] pada tahun 718, tetapi beberapa pendapat mengatakan ia dicipta dari pengisi ruang teks China "□".<ref name="qian">{{ Citation
| title=Zhongguo Shuxue Shi (The history of Chinese mathematics)
| last=Qian