Oemar Said Tjokroaminoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 182.3.44.52 (bicara) ke revisi terakhir oleh DayakSibiriak
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 60:
 
== Wafat ==
Tjokro meninggal di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], Indonesia, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, [[Yogyakarta]], setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di [[BanjarmasinBanjarnegara]]. Jabatannya di PSII digantikan oleh saudaranya [[Abikoesno Tjokrosoejoso|Abikusno Tjokrosujoso]].
 
== Gelar "Raja Jawa Tanpa Mahkota" ==
Oleh orang Belanda, beliau dijuluki sebagai ''De Ongekroonde Koning van Java'' atau "Raja Jawa Tanpa Mahkota", Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di [[Indonesia]] dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di [[Indonesia]]. Berangkat dari pemikirannya pula yang melahirkan berbagai macam [[ideologi]] bangsa Indonesia pada saat itu. Rumahnya sempat dijadikan rumah kost para pemimpin besar untuk menimbah ilmu padanya, yaitu [[Semaoen]], [[Alimin]], [[Muso]], Ananda Hirdan, Imran Halomoan, bahkan Fajri Hamonangan pernah berguru padanya. Ia adalah orang yang pertama kali menolak untuk tunduk pada [[Belanda]]. Setelah ia meninggal pada tahun 17 Desember 1934, lahirlah warna-warni pergerakan Indonesia yang dibangun oleh murid-muridnya, yakni kaum [[sosialis]]/[[komunis]] yang dianut oleh [[Semaoen]], [[Muso]], [[Alimin]]. [[Soekarno]] yang [[nasionalis]], dan [[Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo]] yang [[Islam]] merangkap sebagai sekretaris pribadi.
 
Namun, ketiga muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan [[politik]] pada saat itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi [[Peristiwa Madiun 1948|Pemberontakan Madiun 1948]] yang dilakukan [[Partai Komunis Indonesia]] karena memproklamasikan "Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin [[Muso]]. Dengan terpaksa Presiden Soekarno mengirimkan pasukan [[TNI]] yakni [[Divisi Siliwangi]] yang mengakibatkan "abang", sapaan akrab [[Soekarno]] kepada [[Musso|Muso]], pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati pada 31 Oktober 1948.
Baris 104:
 
== Referensi ==
{Amelz, HOS Tjokroaminoto Hidup dan Perjuangannya Jilid II (Jakarta: Bulan Bintang, 1952)}
{{reflist}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==