Kemelayuan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Sultan Omar Ali Saifuddin Mosque 02.jpg|jmpl|300px|ka|[[Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin]] di [[Brunei]] pada malam sebelum [[Ramadhan]]. Kerajaan
{{Islamisme sidebar}}
'''Kemelayuan''' ({{lang-en|Malayness}}; [[Abjad Jawi|Jawi]]: كملايوان) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan menjadi Melayu, atau mewujudkan karakteristik Melayu, dan digunakan untuk merujuk pada apa yang mengikat dan membedakan orang-orang Melayu dan membentuk dasar persatuan dan identitas mereka. Orang-orang yang menyebut diri mereka [[Suku Melayu|Melayu]] ditemukan di
Sebagian besar etos identitas Melayu dianggap berasal dari kekuasaan [[Kesultanan Melaka]] pada abad ke-15.<ref>{{harvnb|Barnard|2004|p=4}}</ref><ref>{{harvnb|Milner|2010|p=230}}</ref> Setelah [[Perebutan Malaka (1511)|jatuhnya Melaka pada tahun 1511]], gagasan Kemelayuan berkembang dalam dua cara: mengklaim garis keturunan kerajaan atau mengakui keturunan dari [[Sriwijaya]] dan [[Kesultanan Melaka|Melaka]],
▲'''Kemelayuan''' ({{lang-en|Malayness}} [[Abjad Jawi|Jawi]]: كملايوان) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan menjadi Melayu, atau mewujudkan karakteristik Melayu, dan digunakan untuk merujuk pada apa yang mengikat dan membedakan orang-orang Melayu dan membentuk dasar persatuan dan identitas mereka. Orang-orang yang menyebut diri mereka [[Suku Melayu|Melayu]] ditemukan di banyak negara di [[Asia Tenggara]], disatukan oleh identitas bersama yang abstrak namun terbagi oleh batas-batas politik, sejarah yang berbeda, dialek berbeda, dan kekhasan pengalaman lokal. Sementara istilah 'Melayu' banyak digunakan dan mudah dipahami di wilayah ini, namun tetap terbuka terhadap berbagai interpretasi karena karakteristiknya yang bervariasi dan berubah-ubah. "Melayu" sebagai identitas, atau kebangsaan, dianggap sebagai salah satu konsep yang paling menantang dan membingungkan di dunia [[Asia Tenggara]] yang multi-etnis .<ref>{{harvnb|Barnard|2004|p=320}}</ref>
Saat ini, pilar-pilar
▲Sebagian besar etos identitas Melayu dianggap berasal dari kekuasaan [[Kesultanan Melaka]] pada abad ke-15.<ref>{{harvnb|Barnard|2004|p=4}}</ref><ref>{{harvnb|Milner|2010|p=230}}</ref> Setelah [[Perebutan Malaka (1511)|jatuhnya Melaka pada tahun 1511]], gagasan Kemelayuan berkembang dalam dua cara: mengklaim garis keturunan kerajaan atau mengakui keturunan dari [[Sriwijaya]] dan [[Kesultanan Melaka|Melaka]], dan merujuk pada diaspora komersial pluralistik di sekitar lingkaran [[dunia Melayu]] yang mempertahankan bahasa, adat kebiasaan, dan perdagangan Melayu di emporium Melaka. Pada pertengahan abad ke-20, konsep anti kolonialisme Barat mengenai Kemelayuan romantis telah menjadi komponen integral dari [[nasionalisme Melayu]], yang berhasil mengakhiri pemerintahan Britania di Malaya.<ref>{{harvnb|Hood Salleh|2011|pp=28–29}}</ref>
▲Saat ini, pilar-pilar Kemelayuan yang paling umum diterima; [[Majelis Raja-Raja]], [[bahasa Melayu|bahasa]] dan kebudayaan Melayu, dan [[Islam]],<ref>{{harvnb|Azlan Tajuddin|2012|p=94}}</ref><ref>{{harvnb|Khoo|Loh|2001|p=28}}</ref><ref>{{harvnb|Chong|2008|p=60}}</ref><ref>{{harvnb|Hefner|2001|p=184}}</ref> dilembagakan di kedua negara mayoritas Melayu, [[Brunei]] dan [[Malaysia]]. Sebagai kesultanan Melayu yang masih berfungsi penuh, Brunei memproklamasikan [[Melayu Islam Beraja|Monarki Islam Melayu]] sebagai falsafah nasionalnya.<ref>{{harvnb|Benjamin|Chou|2002|p=55}}</ref> Di Malaysia, di mana [[Ketuanan Melayu|supremasi]] [[Monarki Malaysia|kesultanan Melayu]] individual dan posisi Islam dilindungi, suatu identitas Melayu didefinisikan dalam [[Pasal 160 Konstitusi Malaysia]].
== Sejarah ==
=== Periode
[[Dunia Melayu]], rumah bagi suku-suku [[suku bangsa Austronesia|Austronesia]] [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]] sejak
[[Sistem kepercayaan]] [[animisme]] pribumi, yang menggunakan konsep "semangat" ([[Hantu|jiwa]]) dalam setiap benda-benda di alam, sangat dominan di antara suku-suku Melayik kuno sebelum kedatangan [[agama Dharmik]] sekitar awal [[milenium pertama]] EU.<ref>{{harvnb|Zaki Ragman|2003|pp=1–6}}</ref> Periode Dharmik pada gilirannya digantikan oleh [[penyebaran Islam di Asia Tenggara|masuknya Islam]] dan ekspansi kesultanan Melayu di berbagai bagian kawasan ini sejak abad ke-12 dan seterusnya.
Istilah "Melayu" dan variannya mendahului era Islam, dalam beberapa hal yang tampaknya digunakan sebagai sebuah [[toponim]] lama untuk kawasan [[Selat Malaka
== Lihat juga ==
|