Purwawinangun, Kuningan, Kuningan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Profil Daerah: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(16 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kelurahan
| nama = Purwawinangun
| peta =
Baris 7:
| kecamatan = Kuningan
<!--| kelurahan = desa-->
| nama pemimpin = Ikin M
| luas =-
| penduduk =12292 jiwa
| kepadatan =-
}}
{{untuk|[[desa]] di [[Kabupaten Cirebon]]|Purwawinangun, Suranenggala, Cirebon}}
'''Purwawinangun''' adalah [[ == Sejarah ==
Purwawinangun berarti awal dibangun. Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Kuningan menganut agama Hindu dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan Sunda yang dikenal dengan nama Pajajaran, seluruh Jawa barat termasuk [[Kota Cirebon|Cirebon]] pada tahun 1389 M masuk bagian dari Pajajaran dengan pelabuhannya saat itu meliputi Cirebon, [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], [[Kabupaten Karawang|Karawang]], Sunda Kelapa, dan [[Banten]]. Waktu Cirebon di bawah pimpinan Ki Gedeng Jumajanjati, anaknya Ki Gedeng Kasmaya, datanglah pelaut Cina yang dipimpin oleh Laksamana Te Ho ([[Cheng Ho]]) dan sebagai rasa terima kasihnya atas sambutan rakyat Cirebon, maka dibuatlah [[mercusuar]] di Pelabuhan Cirebon itu. Setelah itu, [[Pelabuhan Cirebon]] kedatangan seorang ulama Islam yang bernama Syekh Idhofi (Syekh Datuk Kahfi) yang dikenal dengan julukan Syeh Nuruljati. Ulama ini kemudian mendirikan [[pesantren]] di kaki bukit Sembung dan menetap di Pesambangan (Desa Jatimerta). Salah satu murid ulama ini ada yang bernama Pangeran Walangsungsang Cakrabuana dan mendirikan sebuah kota bernama Caruban yang kemudian dikenal dengan nama Cirebon. Setelah ia berhaji mendapat julukan Haji Duliman yang akhirnya memimpin pemerintahan di Cirebon. Saat itu di pelabuhan Karawang datang juga seorang ulama yang bernama Syekh Hasanuddin dari Campa dan dikenal dengan sebutan [[Qurotul Ain|Syekh Quro]] karena mendirikan pesantren Quro. Di kemudian hari pesantren ini kedatangan [[Syekh Maulana Akbar]] yang meneruskan perjalanannya ke Pesambangan. Dalam perjalanannya mengembangkan Islam, Syekh Maulana Akbar ini pernah singgah sebentar di daerah Buni Haji–Luragung, kemudian melanjutkannya sampai ke daerah Kuningan yang pada waktu itu dikenal dengan nama Kejene (artinya Kuning), penduduknya menganut agama Hindu (Agama Sanghiang), dengan pusat pemerintahannya di daerah Sidapurna yang artinya sempurna.
Syech Maulana Akbar akhirnya menetap disana dan mendirikan pesantren di Sidapurna serta menikah dengan seorang putri pejabat pemerintahan Kejene dan mempunyai seorang putra bernama Syekh Maulana Arifin atau syekh Arif. Karena pesatnya kemajuan pesantren ini sehingga tidak cukup menampung para pendatang, maka dibuatlah pemukiman baru dengan dasar Islam yang diberi nama Purwawinangun (artinya mula-mula dibangun). Syekh Maulana Akbar ini meninggal dan dimakamkan di Astana Gede. Syekh Arif ini meneruskan usaha yang telah dirintis oleh ayahnya dengan memajukan bidang peternakan, terutama peternakan kuda yang khas di Kejene (kuda Kejene yang kemudian terkenal dengan sebutan Kuda Kuningan)
== Pemerintahan ==
Purwawinangun adalah salah satu kelurahan di
Bapak Ikin Mutaqin...
▲Purwawinangun adalah salah satu kelurahan di kecamatan Kuningan, jadi wilayah ini dikepalai oleh seorang lurah.
== Profil Daerah ==
=== Batas Wilayah ===
* Di sebelah
▲Batas wilayah kelurahan Purwawinangun
* Di sebelah
* Di sebelah
* Di sebelah
▲* Di sebelah barat berbatasan dengan kelurahan [[Awirarangan, Kuningan, Kuningan| Awirarangan]].
▲* Di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan [[Awirarangan, Kuningan, Kuningan| Awirarangan]].
=== Geografis ===
Kelurahan Purwawinangun wilayahnya agak berbukit dan juga berupa dataran. Keadaan iklim
▲Kelurahan Purwawinangun wilayahnya agak berbukit dan juga berupa dataran. Keadaan iklim kelurahan Purwawinangun dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 2.500 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.
=== Ekonomi ===
Orang-orang Kelurahan Purwawinangun mempunyai berbagai profesi dari mulai PNS,
▲Orang-orang Kelurahan Purwawinangun mempunyai berbagai profesi dari mulai PNS, Pedagang, Wiraswasta dan sebagainya
=== Pertanian ===
Kelurahan Purwawinangun tinggal sedikit lahan pertaniannya. Seperti daerah lainnya di Kuningan kebanyakan pertanian yang berkembang adalah tanaman padi dan palawija.
=== Perkebunan ===
Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti: pisang, mangga, dan rambutan.▼
▲Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti:pisang, mangga dan rambutan.
=== Demografi ===
Penduduk kelurahan Purwawinangun berjumlah 12292 orang, terdiri dari:
* 6145 orang laki-laki
* 6147
94% beragama [[Islam]] dan ada juga yang beragama [[Kristen]] dan [[Budha]]. Perdagangan mendominasi pekerjaan penduduk Purwawinangun sekitar 50%,
Kode Pos 45512.▼
▲94% beragama [[Islam]] dan ada juga yang beragama [[Kristen]] dan [[Budha]]. Perdagangan mendominasi pekerjaan penduduk Purwawinangun sekitar 50%, lainya bekerja sebagai petani, PNS , TNI, Polisi, Karyawan, wiraswasta dan sebagainya
▲Kode Pos 45512
== Pendidikan ==
Baris 69 ⟶ 56:
* SDN Purwawinangun VII (terletak di Jl. Purwawinangun No. 89)
* SDN Purwawinangun VIII (terletak di Jl.Syekh Maulana Akbar)
== Akses Transporatasi ==
Karena terletak di pusat kota [[Kuningan]] maka akses transportasi tidak terlalu sulit, hampir semua angkot melewati daerah ini seperti: angkot 01, angkot 02,
{{Kuningan, Kuningan}}
{{Authority control}}
|