Bening (gendongan bayi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rex Aurorum (bicara | kontrib) k Rex Aurorum memindahkan halaman Bening dayak ke Bening (gendongan bayi) |
||
(16 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
[[Berkas:Malinau Kampung Setulang-5540.jpg|jmpl|Bening dayak, gendongan bayi dengan hiasan manik-manik di desa Setulang Kalimantan Utara]]
'''Bening''' dayak adalah salah satu alat tradisional untuk menggendong bayi bagi [[suku Dayak]] di Kalimantan utara yang turun temurun terutama di kalangan ibu-ibu [[Suku Dayak Kenyah|Dayak Kenyah]] dan [[Suku Dayak Bahau|Dayak Bahau]]. Bening digunakan sebagai gendongan bayi suku Dayak pada saat anak umur 6 bulan hingga 1,5 tahun.<ref name=":1">https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=406</ref>
== Fungsi ==
Fungsi Bening atau gendongan bayi ini adalah untuk memudahkan
=== Deskripsi ===
Bahan utama untuk membuat bening adalah kayu [[pulai]] berukuran 38 hingga 40 sentimeter,
Kerajinan manik-manik zaman dahulu memiliki daya tahan yang sangat tinggi karena dibuat dari bahan dasar yang keras, seperti batu, sehingga dapat bertahan hingga puluhan tahun. Namun sejalan waktu jenis batu yang digunakan untuk manik-manik mulai sulit di dapat. Hingga kini banyak manik-manik buatan yang di import dan di jual di toko-toko di pusat kota. Pembuatan kerajinan manik-manik masih berlangsung hingga sekarang dan biasanya dilakukan oleh kaum wanita baik remaja maupun ibu-ibu yang sedang di rumah, atau tidak sedang bekerja di ladang, sambil mengisi waktu. Teknik merangkai manik-manik menjadi anyaman diawali dengan mengaitkan seutas benang dasar ke bagian atas papan landasan. Kemudian helai-helai benang yang akan digunakan untuk merangkai manik-manik didekatkan ke benang dasar dengan jarak yang sama, serta dibatasi dengan sebiji sampai tiga biji manik-manik tergantung jarak yang diinginkan, selanjutnya, biji manik-manik disisipkan pada seutas benang dalam rangkaian hingga saling berdekatan, kemudian digabung dengan sebiji manik-manik, dimulai dengan utas kedua, sisi kiri dan sisi kanan begitu seterusnya hingga menjadi rangkaian yang diinginkan<ref name=":0" />
Bentuk dan ukiran (paren) Bening di bedakan berdasar tingkat sosial masyarakatnya, paren masyarakat biasa dihias manik-manik berbentuk anjing tanpa ada hiasan gigi harimau dan gigi macan, sedangkan paren keturunan bangsawan dihias dengan manik-manik bentuk wajah manusia atau harimau dan ada hiasan gigi macan dan gigi harimau. Ada pula motif hiasan berupa pohon kehidupan yang memiliki makna diharapkan sang anak dapat hidup sehat dan panjang umur. Motif hiasan uang logam dan taring harimau melambangkan pengharapan agar kelak sang anak menjadi orang yang bijaksana, sedangkan motif dedaunan mengandung harapan agar sang anak memiliki sifat rendah hati<ref name=":0" />▼
▲Bentuk dan ukiran (paren)
===== Referensi =====▼
{{reflist}}
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|