Maras taun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bersamaku (bicara | kontrib)
Paragraf
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Judul miring}}
'''Maras taun''' adalah salah satu [[adat]] istiadat yang di praktikan secara turun temurun oleh masyarakat Belitung. "Maras" berarti kegiatan membersihkan duri-duri kecil pada tanaman. Yang di maksud dengan membersihkan [[duri]] adalah kegiatan membersihkan atau menyelesaikan semua masalah'''.''' Sedangkan "Taun" berarti tahun'''.''' Dapat di simpulkan bahwa''',''' maras taun berarti pergantian tahun, dari tahun lama ke tahun baru. Ritual ini nantinya akan dipimpin oleh dukun (pemangku adat) bersama masyarakat. <ref>{{Cite web|title=Dinas Kebudayaan & Pariwisata {{!}} Kabupaten Belitung Timur|url=https://disbudpar.belitungtimurkab.go.id/|website=disbudpar.belitungtimurkab.go.id|access-date=2021-10-22}}</ref>
{{Infobox recurring event
| name = Maras Taun
| native_name = Maras Taun
| logo = <!--Logo dimulai dengan kata ''Berkas'', misalnya: "[[Berkas:Filename.ext]]"-->
| logo_caption =
| image = <!--Jangan dimulai dengan kata "Berkas:"
[[Berkas:Pulau belitung|bingkai|al=https://wiki-indonesia.club/wiki/Pulau_Belitung|pulau belitung ]]
| imagesize =
| caption =
| date = <!--"dates=" juga bisa dipakai, seperti pada
Template:Infobox festival. Tidak perlu memakai keduanya-->
| begins = tidak diketahui dengan pasti.
| ends = sekarang
| prev = tidak diketahui dengan pasti.
| next = 2024
| frequency = setiap tahun
| location = Belitung
| years_active = 2023
| first = <!--"founded=" tidak diketahui dengan pasti.-->
| last = 2023
| participants = masyarakat tradisional Belitung
| attendance = semua masyarakat tradisional Belitung
| genre = upacara adat
| budget = seharga lepat besar
| patron = dukun kampong dan kepala desa
| organised = <!--"organized=" adminisratif desa-->
| people = masyarakat Belitung
| member = masyarakat Belitung
| website = https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-7010013/serba-serbi-maras-taun-tradisi-usai-panen-dari-belitung
| footnotes = pulau belitung
}}
'''Maras taunTaun''' adalah salah satu [[adat]] istiadat yang di praktikandilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Belitung. "Maras" berarti kegiatan membersihkan duri-duri kecil pada tanaman. Yang di maksuddimaksud dengan membersihkan [[duri]] adalah kegiatan membersihkan atau menyelesaikan semua masalah'''.''' Sedangkan "Taun" berarti tahun'''.''' Dapat di simpulkandisimpulkan bahwa''',''' marasMaras taunTaun berarti pergantian tahun, dari tahun lama ke tahun baru. Ritual ini nantinya akan dipimpin oleh dukun (pemangku adat) bersama masyarakat. <ref>{{Cite web|title=Dinas Kebudayaan & Pariwisata {{!}} Kabupaten Belitung Timur|url=https://disbudpar.belitungtimurkab.go.id/|website=disbudpar.belitungtimurkab.go.id|access-date=2021-10-22|archive-date=2021-10-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20211022135637/https://disbudpar.belitungtimurkab.go.id/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Asal Mula Maras Taun ==
'''Asal mula''' tradisi Maras Taun tidak diketahui dengan pasti. Seiring dengan pola pikir masyarakat tradisional Belitung, hadir dan berkembanglah tradisional ini. Awal mulanya, masyarakat [[Belitung]] yang berada di bagian pedalaman daratan, hidup secara berkelompok mendiami wilayah pemukiman yang disebut dengan "kubok" dan "parong". Awal mulai Pembukaan "kubok" dan "parong" bermula dari masyarakat yang membuka hutan untuk berladang padi, padi inilah yang di gunakandigunakan sebagai sumber [[makanan]] utama Masyarakat Belitung.
 
Penghuni kubok merupakan sebuah perkampungan kecil yang awal mulanya berasal dari sebuah kelompok kecil dari sebuah keluarga, yang kemudian berkembang menjadi beberapa keluarga. Kubok dipimpin oleh seseorang yang lebih berpengalaman/dituakan dalam perkampungan, yang disebut dengan "kepala kubok". Lebih berpengalaman/ dituakan artinya memiliki kepribadian baik, termasuk ilmu perdukunan, karenanya ketua kelompok ini nantinya, juga otomatis akan merangkap tugasnya menjadi "dukun" yang akan melindungi warganya.
 
Sedangkan penghuni parong merupakan sebuah [[komunitas|kelompok]] keluarga yang berasal lebih dari 1 keluarga/beberapa keluarga dengan jumlahnya yang banyak. Sehingga, pada akhirnya terbentuklah sebuah [[perkampungan]]. "kubok" dan "parong" dipimpin oleh seorang ketua adat yang dituakan. Yang disebut kepala kubok dan kepala parong.
 
LaLama kelamaan, "kubok" dan "parong" bertambah populasinya dan berkembang menjadi sebuah perkampungan, dengan adanya perkampungan ini, maka [[dukun]] tersebut tetap menjalankan tugasnya sebagi dukun sekaligus merangkap tugasnya sebagai kepala kampung. Sekarang, dalam masyarakat Belitung dikenal adanya "dukun kampong". Pola ini menjadi tradisi hingga sekarang, bahwa di setiap kampung harus terdapat seorang dukun kampong di samping adanya [[kepala desa]] atau lurah sebagai pimpinan adminisratifnya.
 
[[Kepala desa|kepala d]]/lurah sa sebagai pimpinan adminisratifnya.
 
Sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi inilah kemudian diadakan kegiatan ritual Maras Taun pada setiap tahunnya. Dalam ungkapan rasa syukur ini masyarakat mengucap rasa syukur dengan di adakannya acara dan berharap keberhasilan [[panen]] di tahun mendatang. Rasa syukur ini pada awalnya disebut dengan "berselamatan tahun". Dalam tradisi ini, akan di adakannya pemotongan lepat besar. Lama kelamaan tradisi ini disebut dengan Maras Taun.
 
<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2021-10-22}}</ref>
 
Sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi inilah kemudian diadakan kegiatan ritual Maras Taun<ref>{{Cite book|first=Novianti|date=2016|url=https://www.google.co.id/books/edition/Belitong/ZQdGDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=ritual+Maras+Taun&pg=PA15&printsec=frontcover|title=Belitong Nture Of Paradise|location=Jakarta|publisher=Elex Media Coputindo Kelompok Grmaedia|isbn=978-602-02-7835-3|pages=15|url-status=live}}</ref> pada setiap tahunnya. Dalam ungkapan rasa syukur ini masyarakat mengucap rasa syukur dengan di adakannyadiadakannya acara dan berharap keberhasilan [[panen]] di tahun mendatang. Rasa syukur ini pada awalnya disebut dengan "berselamatan tahun". Dalam tradisi ini, akan di adakannyadiadakannya pemotongan lepat besar. Lama kelamaan tradisi ini disebut dengan Maras Taun.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2021-10-22}}</ref>
== Makna Dalam Tradisi Maras Taun ==
Makna yang terdapat di tradisi Maras Taun di pulau Belitung adalah bahwa sebagai manusia, kita diharuskan untuk selalu menjaga alam, saling menghormati terhadap sesama, terlebih pada leluhur dan jangan lupa untuk mengucap rasa syukur atas sesuatu yang sudah diberikan Tuhan yangYang Maha Esa
 
Kegiatan tradisi Maras Taun di pulau Belitung mengandung makna tertentu. [[Tradisi]] ini, biasanya berlangsung selama 3 sampai 7 hari.
 
Tradisi Maras Taun dibuka dengan pelaksanaan tarian dan menyanyikan lagu Maras Taun bersama-sama untuk mengiringi tarian. Setelah tarian berakhir, seorang kepala desa  akan memimpin masyarakat untuk berdoa. Setelah itu, Kepala suku membakar sebatang gaharu, berdoa dan memberkati dua lembar daun kesalan (daun suci). Setelah itu, daun kesalan tersebut nantinya diberikan kepada masyarakat. Dengan daun kesalan yang sudah di berkati tersebut, masyarakat bisa menyebarkan daun kesalan tersebut di sekitar rumah dan perahu mereka karena mereka percaya bahwa daun kesalan membawa keberuntungan.
 
Hari terakhir tradisi Maras taun merupakan puncak kegiatan. Sebelum puncak kegiatan, masyarakat yang hadir akan menyaksikan berbagai macam pertunjukan, khususnya "kesenian tradisional Belitung". Selain [[kesenian]] [[tradisional]] belitung, pentas musik modern, atau yang biasa di sebut Organ Tunggal, juga hadir dalam memeriahkan Upacara adat ini.
 
Hari terakhir tradisi Maras taunTaun merupakan puncak kegiatan. Sebelum puncak kegiatan, masyarakat yang hadir akan menyaksikan berbagai macam pertunjukan, khususnya "kesenian tradisional Belitung". Selain [[kesenian]] [[tradisional]] belitung, pentas musik modern, atau yang biasa di sebutdisebut Organ Tunggal, juga hadir dalam memeriahkan Upacara adat ini.
Tradisi Maras Taun bertujuan untuk mencari keselamatan kampung. Tradisi ini di adakan setiap tahun yang mana, seluruh warga berkumpul bersama-sama dengan seorang "dukun kampung" untuk berdoa bersama. Inilah tradisi Maras Taun yang masih dianggap sakral di negeri laskar pelangi.
 
Tradisi Maras Taun bertujuan untuk mencari keselamatan kampung. Tradisi ini diadakan setiap tahun dengan seluruh warga berkumpul bersama-sama dengan seorang "dukun kampung" untuk berdoa bersama. Jadi, Maras Taun merupakan tradisi yang masih dianggap sakral oleh masyarakat Belitung.<ref>{{Cite web|title=Pemerintah Kabupaten Belitung|url=https://portal.belitung.go.id/|website=portal.belitung.go.id|access-date=2021-10-22}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 33 ⟶ 58:
 
== Lihat Pula ==
[[Pulau Belitung]]
 
* [[Pulau Belitung]]
[[Tradisi]]
* [[Nirok Nanggok]]
 
[[Nirok Nanggok]]
[[Kategori:Festival Panen]]
[[Kategori:Festival di Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Belitung]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]