Maras taun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k fix
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Judul miring}}
{{Infobox recurring event
| name = Maras Taun
| native_name = Maras Taun
| logo = <!--Logo dimulai dengan kata ''Berkas'', misalnya: "[[Berkas:Filename.ext]]"-->
| logo_caption =
| image = <!--Jangan dimulai dengan kata "Berkas:"
[[Berkas:Pulau belitung|bingkai|al=https://wiki-indonesia.club/wiki/Pulau_Belitung|pulau belitung ]]
| imagesize =
| caption =
| date = <!--"dates=" juga bisa dipakai, seperti pada
Template:Infobox festival. Tidak perlu memakai keduanya-->
| begins = tidak diketahui dengan pasti.
| ends = sekarang
| prev = tidak diketahui dengan pasti.
| next = 2024
| frequency = setiap tahun
| location = Belitung
| years_active = 2023
| first = <!--"founded=" tidak diketahui dengan pasti.-->
| last = 2023
| participants = masyarakat tradisional Belitung
| attendance = semua masyarakat tradisional Belitung
| genre = upacara adat
| budget = seharga lepat besar
| patron = dukun kampong dan kepala desa
| organised = <!--"organized=" adminisratif desa-->
| people = masyarakat Belitung
| member = masyarakat Belitung
| website = https://www.detik.com/sumbagsel/budaya/d-7010013/serba-serbi-maras-taun-tradisi-usai-panen-dari-belitung
| footnotes = pulau belitung
}}
'''Maras Taun''' adalah salah satu [[adat]] istiadat yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Belitung. "Maras" berarti kegiatan membersihkan duri-duri kecil pada tanaman. Yang dimaksud dengan membersihkan [[duri]] adalah kegiatan membersihkan atau menyelesaikan semua masalah'''.''' Sedangkan "Taun" berarti tahun'''.''' Dapat disimpulkan bahwa''',''' Maras Taun berarti pergantian tahun, dari tahun lama ke tahun baru. Ritual ini nantinya akan dipimpin oleh dukun (pemangku adat) bersama masyarakat.<ref>{{Cite web|title=Dinas Kebudayaan & Pariwisata {{!}} Kabupaten Belitung Timur|url=https://disbudpar.belitungtimurkab.go.id/|website=disbudpar.belitungtimurkab.go.id|access-date=2021-10-22|archive-date=2021-10-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20211022135637/https://disbudpar.belitungtimurkab.go.id/|dead-url=yes}}</ref>
 
== Asal Mula Maras Taun ==
'''Asal mula''' tradisi Maras Taun tidak diketahui dengan pasti. Seiring dengan pola pikir masyarakat tradisional Belitung, hadir dan berkembanglah tradisional ini. Awal mulanya, masyarakat [[Belitung]] yang berada di bagian pedalaman daratan, hidup secara berkelompok mendiami wilayah pemukiman yang disebut dengan "kubok" dan "parong". Awal mulai Pembukaan "kubok" dan "parong" bermula dari masyarakat yang membuka hutan untuk berladang padi, padi inilah yang digunakan sebagai sumber [[makanan]] utama Masyarakat Belitung.
 
Penghuni kubok merupakan sebuah perkampungan kecil yang awal mulanya berasal dari sebuah kelompok kecil dari sebuah keluarga, yang kemudian berkembang menjadi beberapa keluarga. Kubok dipimpin oleh seseorang yang lebih berpengalaman/dituakan dalam perkampungan, yang disebut dengan "kepala kubok". Lebih berpengalaman/dituakan artinya memiliki kepribadian baik, termasuk ilmu perdukunan, karenanya ketua kelompok ini nantinya, juga otomatis akan merangkap tugasnya menjadi "dukun" yang akan melindungi warganya.
Baris 10 ⟶ 42:
Lama kelamaan, "kubok" dan "parong" bertambah populasinya dan berkembang menjadi sebuah perkampungan, dengan adanya perkampungan ini, maka [[dukun]] tersebut tetap menjalankan tugasnya sebagi dukun sekaligus merangkap tugasnya sebagai kepala kampung. Sekarang, dalam masyarakat Belitung dikenal adanya "dukun kampong". Pola ini menjadi tradisi hingga sekarang, bahwa di setiap kampung harus terdapat seorang dukun kampong di samping adanya [[kepala desa]] atau lurah sebagai pimpinan adminisratifnya.
 
Sebagai ungkapan rasa syukur atas panen padi inilah kemudian diadakan kegiatan ritual Maras Taun<ref>{{Cite book|first=Novianti|date=2016|url=https://www.google.co.id/books/edition/Belitong/ZQdGDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=ritual+Maras+Taun&pg=PA15&printsec=frontcover|title=Belitong Nture Of Paradise|location=Jakarta|publisher=Elex Media Coputindo Kelompok Grmaedia|isbn=978-602-02-7835-3|pages=15|url-status=live}}</ref> pada setiap tahunnya. Dalam ungkapan rasa syukur ini masyarakat mengucap rasa syukur dengan diadakannya acara dan berharap keberhasilan [[panen]] di tahun mendatang. Rasa syukur ini pada awalnya disebut dengan "berselamatan tahun". Dalam tradisi ini, akan diadakannya pemotongan lepat besar. Lama kelamaan tradisi ini disebut dengan Maras Taun.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2021-10-22}}</ref>
== Makna Dalam Tradisi Maras Taun ==
Makna yang terdapat di tradisi Maras Taun di pulau Belitung adalah bahwa sebagai manusia, kita diharuskan untuk selalu menjaga alam, saling menghormati terhadap sesama, terlebih pada leluhur dan jangan lupa untuk mengucap rasa syukur atas sesuatu yang sudah diberikan Tuhan Yang Maha Esa