Paiya lohungo lopoli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Judul miring}}
'''Pa'iya lo hungo lo poli''' adalah satu ragam sastra lisan daerah yang berhubungan dengan pergaulan muda-mudi. Syair-syairnya mengandung percintaan tetapi bukan porno. Pa'iya lo hungo lo poli dibawakan oleh [[laki-laki]] dan [[perempuan]] mereka saling melempar rayuan satu sama lain dalam [[Bahasa Gorontalo|bahasa Gorontalo.]] Pa'iya lo hungo lo poli berasal dari daerah Gorontalo yang terdiri dari kata [[Paiyaa|"paiya]]" artinya [[Lempar jumrah|melempar]]; [[Logam alkali|"lo"]] kata [[Sambung nyawa|sambung]] ; "[[Politik|poli]]" sejenis [[pohon yang buahnya ringan]].<ref>{{Cite web|title=Paiya Lo Hungo Lo Poli, Seni Vokal dari Gorontalo » Budaya Indonesia|url=https://budaya-indonesia.org/Paiya-Lo-Hungo-Lo-Poli-Seni-Vokal-dari-Gorontalo|website=budaya-indonesia.org|access-date=2020-09-29}}</ref> Buah poli yang ringan mengandung makna melempar kata dengan tidak saling menyakiti. Hal ini sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Gorontalo yang menganut [[pola sopan santun dalam menyampaikan pendapat, nasehat bahkan kritiikan.]] Pantun yang dilantunkan tidak saling menyakiti satu sama lain. Isinya bukan hanya pantun percintaan, namun harapan-harapan yang luhur seperti kasih sayang, kebahagian hidup, keindahan, kecantikan, kegagalan, nasehat dan lain-lain.
'''Pa'iya lo hungo lo poli''' adalah satu ragam sastra lisan yang berasal dari daerah [[Gorontalo]] yang berhubungan dengan pergaulan antara muda-mudi. ''Pa'iya lo hungo lo poli'' berasal dari terdiri dari kata "''paiya''" artinya melempar; "''lo''" kata sambung; "''poli''" adalah sejenis pohon yang buahnya ringan.<ref>{{Cite web|title=Paiya Lo Hungo Lo Poli, Seni Vokal dari Gorontalo » Budaya Indonesia|url=https://budaya-indonesia.org/Paiya-Lo-Hungo-Lo-Poli-Seni-Vokal-dari-Gorontalo|website=budaya-indonesia.org|access-date=2020-09-29}}</ref> Pohon yang dimaksud disini adalah buah poli yang ringan yang bermakna melempar kata dengan tidak saling menyakiti.
 
''Pa'iya lo hungo lo poli'' dibawakan oleh [[laki-laki]] dan [[perempuan]] dan mereka saling melempar rayuan satu sama lain dalam [[bahasa Gorontalo]]. Hal ini sesuai dengan filosofi hidup masyarakat Gorontalo yang menganut pola sopan santun dalam menyampaikan pendapat, nasihat dan kritikan. Pantun yang dilantunkan tidak saling menyakiti satu sama lain. Isinya bukan hanya pantun percintaan, namun harapan-harapan yang luhur seperti kasih sayang, kebahagiaan hidup, keindahan, kecantikan, kegagalan, nasihat dan lain-lain.
Musik iringan Pa'iya lo hungo lo poli berupa alat tradisional seperti petikan [[Gambus|gambu]]<nowiki/>s dan [[tepukan marwas]], dan pakaian yang digunakan bebas. Biasanya dilaksanakan ditempat-tempat keramaian seperti pada sosialisasi keluarga berencana, kegiatan pada musim panen, syukuran, jumrah tradisional dan festival-festival. Struktur dari teks Pa'iya lo hungo lo poli terbagi atas 3 (tiga) yaitu diawali dengan [[Pembukaan Inggris|pembukaan,]] kemudian [[SI|isi]] dan terakhir [[Penutupan pemerintahan federal Amerika Serikat 2018–2019|penutup]]<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2017|last=Ratnawati|first=Lien|publisher=Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan|year=2017|isbn=|location=Jakarta|pages=249|url-status=live}}</ref>
 
Musik iringan ''Pa'iya lo hungo lo poli'' berupa alat tradisional seperti petikan [[Gambus|gambugambus]]<nowiki/>s dan tepukan [[tepukan marwas]], dan memakai pakaian yang digunakan bebas dan sopan. Biasanya dilaksanakan ditempat-tempat keramaian seperti pada sosialisasi [[Keluarga Berencana|keluarga berencana]], kegiatan pada musim panen, syukuran, jumrahlomba permainan tradisional dan festival-festival lainnya. Struktur dari teks ''Pa'iya lo hungo lo poli'' terbagi atas 3 (tiga) tingkatan yaitu diawali dengan [[Pembukaan Inggris|pembukaan,]] kemudian [[SI|isi]] dan terakhir [[Penutupan pemerintahan federal Amerika Serikat 2018–2019|penutup]].<ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2017|last=Ratnawati|first=Lien|publisher=Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan|year=2017|isbn=|location=Jakarta|pages=249|url-status=live}}</ref>
<br />
 
== Referensi ==