Pancasila: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Liefernando30 (bicara | kontrib)
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
kTidak ada ringkasan suntingan
(34 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{otheruse|Pancasila}}
{{pp-vandalism|small=yes}}
{{Tata Negara Republik Indonesia}}
{{otheruse|Pancasila}}
[[Berkas:Garuda Pancasila Poster (color).jpg|jmpl|280px|Penggambaran Garuda Pancasila pada poster; setiap sila-sila Pancasila ditulis di samping atau bawah lambangnya.]]
'''Pancasila''' adalah pilar ideologisdasar negara [[Indonesia]]. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa [[bahasaBahasa Sanskerta|Sanskerta]]: पञ्च "''pañca''" berarti lima dan शीला "''śīla''" berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
Berikut adalah limaLima ideologi utama penyusun Pancasila adalahmerupakan 5lima sila Pancasila,. Ideologi utama yangtersebut tercantum pada alinea ke-4keempat dalam Pembukaan [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|Undang-Undang Dasar 1945]]:
 
{| class="wikitable"
# Ketuhanan yang Maha Esa
|-
# Kemanusiaan yang adil dan beradab
! Nomor !! Sila !! Lambang
# Persatuan Indonesia
|-
|# 4. || ''Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan'' || [[Berkas:Pancasila Sila 4 Buffalo's, Head.svg|left|60px|]]serta
| 1. || ''Ketuhanan yang Maha Esa'' || [[Berkas:Pancasila Sila 1 Star.svg|left|60px|]]
# Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
|-
| 2. || ''Kemanusiaan yang adil dan beradab'' || [[Berkas:Pancasila Sila 2 Chain.svg|left|60px|]]
|-
| 3. || ''Persatuan Indonesia'' || [[Berkas:Pancasila Sila 3 Banyan Tree.svg|left|60px|]]
|-
| 4. || ''Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan'' || [[Berkas:Pancasila Sila 4 Buffalo's Head.svg|left|60px|]]
|-
| 5. || ''Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'' || [[Berkas:Pancasila Sila 5 Rice and Cotton.svg|left|60px|]]
|}
 
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa [[Rumusan-rumusan Pancasila|perumusan Pancasila]] pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.
 
== Sejarah perumusan dan lahirnya Pancasila ==
{{Main|Rumusan-rumusan Pancasila}}
[[Berkas:Pancasila Perisai.svg|jmpl|ka|200pxjmpl|246x246px|Perisai Pancasila yang menampilkan lima lambang Pancasila.]]
[[Berkas:Pidato Pertama Ir Soekarno Mengenai Pancasila pada 1 Juni 1945Pidato_Pertama_Ir_Soekarno_Mengenai_Pancasila_pada_1_Juni_1945.png|jmpl|Pidato pertama Ir. Soekarno mengenai Pancasila pada 1 Juni 1945]]
Pada tanggal 1 Maret 1945, dibentuk [[Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]], yang diketuai oleh [[Radjiman Wedyodiningrat|Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat]]. Dalam pidato pembukaannya, drDr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang,sidang "''Apabahwa apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?''".<ref name="Hatta_309Hatta_3092">{{cite book|last=Hatta|first=Mohammad|date=[[2015]]|title=Politik, Kebangsaan, Ekonomi ([[1926]]-[[1977]])|location=[[Jakarta]]|publisher=Kompas|isbn=9789797099671|page=309}}</ref>
 
|last = Hatta
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. [[Mohammad Yamin]] merumuskan ''Lima Dasar'' saat berpidato pada 29 Mei 1945. Rumusan tersebut di antaranya: perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.<ref>{{Cite book|last=M.H|first=Dr Jazim Hamidi, S. H.|date=2013-01-12|url=https://books.google.co.id/books?id=-l5nDwAAQBAJ&pg=PA53&dq=Muhammad+Yamin+merumuskan+lima+dasar+pada+29+Mei+1945&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi9vInmqoz4AhW2RmwGHUvNBcUQ6AF6BAgGEAI#v=onepage&q=Muhammad%20Yamin%20merumuskan%20lima%20dasar%20pada%2029%20Mei%201945&f=false|title=CIVIC EDUCATION|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-03-4927-5|pages=53|language=id|url-status=live}}</ref><ref>https://katadata.co.id/agung/berita/639d2c251f90f/memahami-rumusan-pancasila-menurut-moh-yamin</ref> Ia mengatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di [[Indonesia]]. Namun, [[Mohammad Hatta]], dalam memoarnya, meragukan pidato Yamin tersebut.<ref name="Suwarno_p122">{{cite book|last=Suwarno|first=P.J.|date=|url=|title=Pancasila Budaya Bangsa Indonesia|location=|publisher=|isbn=|page=12|doi=|authorlink=|coauthors=}}</ref>
|first = Mohammad
|title = Politik, Kebangsaan, Ekonomi ([[1926]]-[[1977]])
|publisher = Kompas
|date = [[2015]]
| location = [[Jakarta]]
| isbn = 9789797099671
| page = 309
}}</ref>
 
Pancasila oleh [[Soekarno]] yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul ''[[Lahirnya Pancasila]]''.<ref name="Schindehuette_p1512">{{cite book|last=Schindehuette|first=Matti Justus|date=2006|url=http://ediss.sub.uni-hamburg.de/volltexte/2006/2915/|title=Zivilreligion als Verantwortung der Gesellschaft. Religion als politischer Faktor innerhalb der Entwicklung der Pancasila Indonesiens|location=Hamburg|publisher=Universitas|isbn=|page=151|doi=|authorlink=|coauthors=|access-date=2018-10-30|archive-date=2017-08-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20170820203310/http://ediss.sub.uni-hamburg.de/volltexte/2006/2915/|dead-url=yes}}</ref> Soekarno mengemukakan gagasan dasar negaranya, yang ia namakan "Pancasila".<ref>{{Cite book|last=Sihotang|first=Kasdin|last2=Mikhael|first2=Mali Benyamin|last3=Molan|first3=Benyamin|last4=Kama|first4=Vinsensius Felisianus|date=2019-07-30|url=https://books.google.co.id/books?id=506nDwAAQBAJ&pg=PA45&dq=soekarno+mengemukakan+gagasan+dasar+negara&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjVuYS1q4z4AhWA7XMBHX6yDjcQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=soekarno%20mengemukakan%20gagasan%20dasar%20negara&f=false|title=Pendidikan Pancasila: Upaya Internalisasi Nilai - Nilai Kebangsaan|publisher=Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta|isbn=978-623-7247-07-4|pages=46|language=id|url-status=live}}</ref> Gagasan tersebut di antaranya: kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, kemanusiaan atau internasionalisme, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, serta ketuhanan yang berkebudayaan.<ref>{{Cite book|last=Samosir|first=Hairul Amren|date=Maret 2023|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pancasila/lvmyEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Nama+%22Pancasila%22+diucapkan+oleh+Soekarno+dalam+pidatonya+pada+tanggal+1+Juni&pg=PA4&printsec=frontcover|title=Pancasila|location=Jl. Cempaka No 25 Padang Sidempuan 22725|publisher=PT Inovasi Pratama Internasional|isbn=978-623-8160-09-9|pages=4|url-status=live}}</ref> Nama "Pancasila" diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:<ref>{{Cite book|last=S.H|first=Prof Dr Sutan Remy Sjahdeini|date=2021-08-01|url=https://books.google.co.id/books?id=8IM8EAAAQBAJ&pg=PA61&lpg=PA61&dq=Sekarang+banyaknya+prinsip:+kebangsaan,+internasionalisme,+mufakat,+kesejahteraan,+dan+ketuhanan,+lima+bilangannya.+Namanya+bukan+Panca+Dharma,+tetapi+saya+namakan+ini+dengan+petunjuk+seorang+teman+kita+ahli+bahasa+-+namanya+ialah+Pancasila.+Sila+artinya+asas+atau+dasar,+dan+di+atas+kelima+dasar+itulah+kita+mendirikan+negara+Indonesia,+kekal+dan+abadi.&source=bl&ots=SM7WeW6yxO&sig=ACfU3U1dlIXRQgWLJW-Ma-U9245Mt9AoKQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwimzsOjrIz4AhX1TGwGHR2fAiYQ6AF6BAgGEAM#v=onepage&q=Sekarang%20banyaknya%20prinsip:%20kebangsaan,%20internasionalisme,%20mufakat,%20kesejahteraan,%20dan%20ketuhanan,%20lima%20bilangannya.%20Namanya%20bukan%20Panca%20Dharma,%20tetapi%20saya%20namakan%20ini%20dengan%20petunjuk%20seorang%20teman%20kita%20ahli%20bahasa%20-%20namanya%20ialah%20Pancasila.%20Sila%20artinya%20asas%20atau%20dasar,%20dan%20di%20atas%20kelima%20dasar%20itulah%20kita%20mendirikan%20negara%20Indonesia,%20kekal%20dan%20abadi.&f=false|title=Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum|publisher=Prenada Media|isbn=978-623-218-947-8|pages=51|language=id|url-status=live}}</ref>
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
* ''Lima Dasar'' oleh [[Muhammad Yamin]], yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. [[Muhammad Yamin|Yamin]] merumuskan lima dasar sebagai berikut:
**Perikebangsaan
**Perikemanusiaan
**Periketuhanan
**Perikerakyatan
**Kesejahteraan rakyat
 
::''{{Quote|Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.''}}
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di [[Indonesia]]. [[Mohammad Hatta]] dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.<ref name="Suwarno_p12">{{cite book|last =Suwarno|first =P.J.|authorlink =|coauthors =|title =Pancasila Budaya Bangsa Indonesia|publisher =|date =|location =|url =|doi =|isbn =|page =12}}</ref>
* ''Panca Sila'' oleh [[Soekarno]] yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "''[[Lahirnya Pancasila]]''".<ref name="Schindehuette_p151">{{cite book|last =Schindehuette|first =Matti Justus|authorlink =|coauthors =|title =Zivilreligion als Verantwortung der Gesellschaft. Religion als politischer Faktor innerhalb der Entwicklung der Pancasila Indonesiens|publisher = Universitas|date =2006|location = Hamburg|url =http://ediss.sub.uni-hamburg.de/volltexte/2006/2915/|doi =|isbn =|page =151}}</ref> Soekarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, Kemanusiaan atau internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
::''Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.''
 
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu panitia kecil untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, serta menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka. Dari panitia kecil tersebut, dipilih sembilan orang yang dikenal dengan [[Panitia Sembilan]], untuk menyelenggarakan tugas tersebut. Rencana mereka disetujui pada tanggal 22 Juni 1945, yang kemudian diberi nama [[Piagam Jakarta]].
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:
* Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
* Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
 
Setelah Rumusanrumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, beberapa dokumen penetapannya ialah:
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan [[Panitia Sembilan]], untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama [[Piagam Jakarta]].
 
* Rumusan Pertama: [[Piagam Jakarta]] (''Jakarta Charter'') – tanggal 22 Juni 1945
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:
* Rumusan PertamaKedua: [[PiagamPembukaan Jakarta]]Undang-undang (''JakartaDasar Charter'')1945 -–tanggal tanggal 2218 JuniAgustus 1945
* Rumusan KeduaKetiga: PembukaanMukaddimah Undang-undangKonstitusi DasarRepublik 1945Indonesia -Serikat – tanggal 1827 AgustusDesember 19451949
* Rumusan KetigaKeempat: Mukaddimah KonstitusiUndang-undang RepublikDasar IndonesiaSementara Serikat - tanggal 2715 DesemberAgustus 19491950
* Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
* Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk [[Dekret Presiden 5 Juli 1959]])
 
Presiden [[Joko Widodo]] padaPada tanggal 1 Juni 2016, presiden [[Joko Widodo]] telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang '''Hari Lahir Pancasila''' sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.<ref>[http://setkab.go.id/jadi-hari-libur-nasional-inilah-keppres-penetapan-1-juni-sebagai-hari-lahir-pancasila/ "Jadi Hari Libur Nasional, Inilah Keppres Penetapan 1 Juni Sebagai Hari Lahir Pancasila"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171022032405/http://setkab.go.id/jadi-hari-libur-nasional-inilah-keppres-penetapan-1-juni-sebagai-hari-lahir-pancasila/ |date=2017-10-22 }}, ''Sekretariat Kabinet Republik Indonesia'', (diakses pada 01 Oktober 2016)</ref>
 
== Hari Kesaktian Pancasila ==
Baris 68 ⟶ 43:
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi suatu peristiwa yang dinamakan [[Gerakan 30 September]] (G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di belakangnya. Akan tetapi, otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha [[Partai Komunis Indonesia|PKI]] mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan [[Partai Komunis Indonesia]], dan membenarkan peristiwa [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966]].
 
Pada hari itu, enam jenderal dan satu kapten serta berberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30SG 30 S sendiri pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September [[Gerakan 30 September|G30S]] dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai '''Hari Kesaktian Pancasila'''.
 
== Fungsi dan kedudukan Pancasila ==
Berikut ini adalah beberapa fungsi dan kedudukan Pancasila bagi negara kesatuan Republik Indonesia.<ref>{{Cite book|title=Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,|last=Salikun & Lukman Surya|first=|date=2014|publisher=Pusat Kurikulum dan Penerbitan, Balitbang, Kemendikbud|isbn=|location=jakarta|pages=36|url-status=live}}</ref>
 
#'''Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia''': sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai serta sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Baris 140 ⟶ 115:
#Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
#Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
#Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
 
;Sila kedua
Baris 193 ⟶ 168:
 
== Penafsiran ==
Seorang Panglima{{Siapa}} [[Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan|Kodam I/Bukit Barisan]] menggambarkan Pancasila sebagai bentuk [[Sosialisme Islam|sosialisme religius]].<ref>{{cite news|title=Communist teachings do not recognize religious socialism|url=https://books.google.com/books?id=4_EVAQAAMAAJ&pg=PA3|work=Angkatan Bersendjata|location=[[Medan]]|date=3 January 1966}}</ref>
 
== Kritikan ==
Baris 199 ⟶ 174:
 
Kritik terhadap Pancasila dilarang oleh Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), sebab Pancasila terdapat dalam lambang negara Indonesia. Menurut UU no. 24 tahun 2009 pasal 68,<ref>{{Cite web|url=https://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_24_Tahun_2009|title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 - Wikisource bahasa Indonesia|website=id.wikisource.org|access-date=2020-07-12}}</ref> penghinaan terhadap Pancasila dapat diberikan sanksi maksimal 5 tahun penjara atau denda maksimal 500 juta rupiah.
 
Pada tahun 2018, [[Muhammad Rizieq Shihab]] didakwa berdasarkan 154a dan 320 KUHP atas penghinaan terhadap ideologi dan fitnah negara.<ref>{{Cite web
|url=https://www.thejakartapost.com/news/2018/05/04/west-java-police-drop-defamation-charges-against-fpi-leader.html|title=West Java Police drop defamation charges against FPI leader
|last=Post
|first=The Jakarta
|website=The Jakarta Post
|language=en
|access-date=2020-07-12
}}</ref><ref>{{Cite web
|url=https://www.thejakartapost.com/news/2017/01/30/police-declare-fpi-leader-rizieq-shihab-suspect-for-alleged-pancasila-defamation.html
|title=Police declare FPI leader Rizieq Shihab suspect for alleged Pancasila defamation
|last=Post
|first=The Jakarta
|website=The Jakarta Post
|language=en
|access-date=2020-07-12
}}</ref>
 
{{further|Agama Yahudi}}
[[Yudaisme]] bertentangan dengan Pancasila. Dalam Yudaisme, Pancasila tidak diijinkan dalam [[Halakha]] Yahudi, karena melanggar [[kitab Imamat|Imamat]] 18:3 yang melarang orang Yahudi untuk mengambil dalam kebiasaan non-Yahudi. Sehingga Yudaisme adalah agama Yahudi sekaligus juga ideologi Yahudi sudah ada dari dulu. Maka dari itu, Yudaisme dilarang tumbuh di Indonesia dan hanyalah ada enam agama yang diakui di Indonesia yaitu [[Islam]], [[Kristen Protestan]], [[Kristen Katolik]], [[Hindu]], [[Buddha]], dan [[Konghucu]]. Agama Yahudi tidak diakui di Indonesia karena menjepit Pancasila. {{citation needed|date=December 2021}}
 
== Psikologi Pancasila ==
Sikap dan perilaku ber-Pancasila diharapkan dari setiap warga negara Indonesia. Psikologi sebagai ilmu jiwa dan tingkah laku berperan dalam menjelaskan dan meramalkan sikap dan perilaku ini melalui riset empiris. Sejumlah studi tentang psikologi Pancasila telah dilakukan di Indonesia. Studi paling awal tentang uji psikometris validitas konkuren keber-Pancasila-an menghasilkan bukti bahwa pengukuran perilaku untuk Sila pertama hingga Sila kelima Pancasila bersesuaian masing-masing dengan pengukuran (1) sikap terhadap Tuhan, (2) identifikasi dengan kemanusiaan, (3) patriotisme, (4) dukungan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, dan (5) humanitarianisme.<ref>{{Cite web|title=Journal Unair|url=https://journal.unair.ac.id/INSAN@concurrent-validity-of-identification-with-pancasila-scales-among-adolescents-in-jakarta-article-4313-media-8-category-10.html|website=journal.unair.ac.id|access-date=2021-09-13}}</ref> Pengukuran keber-Pancasila-an juga sejalan dengan keutamaan karakter berupa transendensi, kemanusiaan, keberanian, kendali diri, dan keadilan.<ref>{{Cite journal|date=2012|title=KOMPATIBILITAS KEUTAMAAN KARAKTER DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA: PERSPEKTIF KONTRAK PSIKOLOGIS DAN KONTRAK SOSIAL|journal=Prosiding SNaPP|volume=3|issue=1}}</ref> Hasil studi psikologis juga menunjukkan bahwa identitas religius bukan melunturkan melainkan menguatkan keber-Pancasila-an remaja Indonesia.<ref>{{Cite web|title=Semakin Kental Identitas Religius Semakin Lunturkah Identitas Nasional? Peran Keberpancasilaan Pada Remaja Indonesia|url=https://osf.io/preprints/inarxiv/wpx56/|website=osf.io|access-date=2021-09-13}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 249 ⟶ 204:
[[Kategori:Simbol nasional Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Ideologi]]
[[Kategori:Ideologi negara]]
[[Kategori:Ideologi politik]]