Bawang putih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5 |
k →top: + Tracheophyta (01/06/2024) |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| image_caption = Bawang putih
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_subregnum = [[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| unranked_classis = [[Tumbuhan berkeping biji tunggal|Monokotil]]
| ordo = [[Asparagales]]
| familia = [[Alliaceae]]
Baris 27 ⟶ 28:
Bawang putih diketahui dapat menyebabkan bau mulut ([[halitosis]]) dan bau badan, yang digambarkan sebagai "bau bawang" yang menyengat. Hal ini disebabkan oleh allyl methyl sulfide (AMS). AMS adalah cairan volatil yang diserap ke dalam darah selama metabolisme senyawa sulfur yang berasal dari bawang putih; dari darah, zat itu kemudian mengalir ke paru-paru.<ref name=Block2010 /> Zat ini juga terakumulasi di kulit, di mana ia dipancarkan melalui pori-pori kulit. Mencuci kulit dengan sabun hanya akan menghilangkan sebagian dan tidak sempurna untuk menghilangkan bau. Studi telah menunjukkan bahwa meminum susu pada saat bersamaan dengan mengkonsumsi bawang putih dapat secara signifikan menetralisir bau mulut.<ref name="milk">{{cite web |url= http://www.bbc.co.uk/news/health-11138979 |title= Drinking a glass of milk can stop garlic breath |work= [[BBC News]] |date= August 31, 2010 |accessdate= August 31, 2010}}</ref> Mencampur bawang putih dengan susu di mulut sebelum menelan mengurangi bau lebih baik daripada meminum susu sesudahnya.<ref name="milk" /> Air putih, jamur dan kemangi juga bisa mengurangi bau; Campuran lemak dan air yang ditemukan dalam susu, bagaimanapun, adalah yang paling efektif.<ref name="milk" />
"Lipatan" hijau dan kering di bagian tengah siung bawang putih biasanya lebih berbau tajam. Senyawa [[belerang]] [[allicin]], yang dihasilkan saat bawang putih segar dihancurkan atau dikunyah juga menghasilkan senyawa belerang lainnya: ajoene, allyl polysulfides, dan vinyldithiin.<ref name=Block2010 /> Bawang putih tua mengandung sedikit allicin,
Beberapa orang menderita alergi bawang putih terhadap bawang putih dan spesies lain dari genus ''[[Allium]]''.<ref name=Block2010 /> Gejala bisa termasuk iritasi usus, [[diare]], ulserasi mulut dan tenggorokan, [[mual]], kesulitan bernafas, dan dalam kasus yang jarang terjadi, [[anafilaksis]]. Pasien sensitif bawang putih menunjukkan tes positif terhadap [[disulfida]], allylpropyldisulfide, allylmercaptan dan allicin, yang semuanya ada pada bawang putih. Orang-orang yang menderita alergi bawang putih sering kali peka terhadap banyak tanaman lainnya, termasuk [[bawang merah]], [[daun bawang]], leek, [[bawang merah]], lili kebun, [[jahe]], dan [[pisang]].
Beberapa laporan luka bakar serius akibat penggunaan bawang putih topikal untuk berbagai keperluan, termasuk penggunaan [[naturopati]] dan perawatan [[jerawat]], menunjukkan bahwa penggunaan bawang putih harus dilakukan dengan hati-hati, biasanya dengan menguji area kecil kulit menggunakan sedikit konsentrasi bawang putih.<ref>{{cite journal |vauthors=Baruchin AM, Sagi A, Yoffe B, Ronen M |title=Garlic burns |journal=Burns |volume=27 |issue=7 |pages=781–2 |date=2001 |pmid=11600262 |doi=10.1016/S0305-4179(01)00039-0}}</ref> Atas dasar banyaknya laporan tentang luka bakar tersebut, termasuk luka bakar pada anak-anak, penggunaan bawang putih
Efek samping suplementasi bawang putih jangka panjang sebagian besar tidak diketahui, dan tidak ada penelitian yang disetujui FDA telah dilakukan. Kemungkinan efek sampingnya meliputi ketidaknyamanan gastrointestinal, berkeringat, pusing, reaksi alergi, pendarahan, dan penyimpangan menstruasi.<ref name="nih">{{cite web|url=https://nccih.nih.gov/health/garlic/ataglance.htm |title=Garlic (''Allium sativum'' L.) |publisher=National Center for Complementary and Integrative Health, US National Institutes of Health |date=April 2012 |accessdate=4 May 2016}}</ref>
|