Hazairin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→cleanup: - honorifics; fixed infobox; |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =<!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Dr Hazairin, Pekan Buku Indonesia 1954, p242.jpg
Baris 17 ⟶ 16:
|birth_place = [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1975|12|11|1906|11|28|mf=y}}
|death_place = [[Jakarta]],
|nationality =
|party =
|spouse =
|relations =
|children =
|alma_mater = [[Rechtshoogeschool te Batavia]]
|occupation =
|profession =
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Meester in de rechten|Mr.]] '''Hazairin''', [[Sarjana Hukum|S.H.]], [[Magister|M.Hum.]] ({{lahirmati|[[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]]|28|11|1906|[[Jakarta]]|11|12|1975}}) adalah seorang pakar hukum adat. Ia menjabat [[Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia|Menteri Dalam Negeri]] dalam [[Kabinet Ali Sastroamidjojo I]].
== Asal usul ==
Baris 43 ⟶ 42:
Hazairin terjun di kancah perpolitikan Indonesia, dengan ikut mendirikan Partai [[Persatuan Indonesia Raya]] (PIR). Bersama Wongsonegoro dan Rooseno, dia menjadi anggota [[DPRS|Dewan Perwakilan Rakyat Sementara]] sebagai wakil Partai PIR. Dalam kapasitasnya sebagai wakil partai pula, Hazairin diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Ali Sastroamidjojo I (1953–1955). Pada [[Pemilu 1955]], Partai PIR terpecah menjadi dua, yakni PIR - Wongsonegoro dan PIR - Hazairin. Dalam pemilihan tersebut, PIR - Hazairin hanya memperoleh 114.644 suara atau setara dengan satu kursi.<ref>http://www.kpu.go.id/Sejarah/pemilu1955.shtml {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070930231645/http://www.kpu.go.id/Sejarah/pemilu1955.shtml |date=2007-09-30 }} Hasil pemilu dan sejarah</ref>
Selesai terjun di dunia politik, Hazairin menjadi Guru Besar Hukum Adat dan Hukum Islam di [[Universitas Indonesia]]. Dia juga menjadi Guru Besar di [[Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta|Universitas Islam Jakarta]], Perguruan Tinggi Hukum Militer (PTHM), dan Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
|