Kuwaru, Kuwarasan, Kebumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(28 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desa|peta = Lurah dan perangkat Desa KuwaruSodikin.pngjpg
|caption =Kepala Desa dan Perangkat Desa Kuwaru
|nama =Kuwaru
Baris 7:
|kecamatan =Kuwarasan
|kode pos =54366
|nama pemimpin =SutrisnoBapak Sodikin
|luas =128.02 Ha
|penduduk =21162298 jiwa
(20142024)
|kepadatan =... jiwa/km² }}
 
Baris 24:
1. Sebelah utara dengan Desa
Bendungan dan Gunung
Mujil.
 
2. Sebelah timur dengan Desa
Banjareja, Desa Serut dan
Desa Bendungan.
 
3. Sebelah barat dengan Desa
Gumawang dan Desa
Wonoyoso.
 
4. Sebelah selatan dengan
Baris 46:
== DEMOGRAFI ==
Jumlah penduduk di Desa
Kuwaru tahun 20142024 sebanyak
21162298 orang, dengan rincian :
 
1. Jumlah laki-laki sebanyak
10631164 orang.
 
2. Jumlah perempuan sebanyak 10531134 orang.
== ASAL USUL ==
Sejarah Berdirinya Desa
Kuwaru berdasarkan data terpercaya baik tertulis maupun lisan dari para keturunan pendiri desa serta dataLayang resmiKekancingan dari keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.<ref>Data tertulis berupa surat kekancingan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, Surat Stamboek/ asal-usul, Piagam - piagam pengangkatan, dan catatan tertulis milik keluarga keturunan Glondong Kuwaru, R. Kromosoekarto.
Data lisan berupa saksi hidup, para sesepuh keturunan pendiri Desa Kuwaru yang masih bisa menceritakan detail sejarah ; R. Bambang Sumantri / K.H.Hasan Mansyur, R. Djapar, R. Marsoedi, R.Ngt. Warsinah, R.Ngt. Yunitah Yusmadiwirya.</ref> Detail dapat dilihat di website resmi Desa kuwaru, bab sejarah.<ref>Sejarah Desa Kuwaru, tulisan Sekretaris Desa Kuwaru, Arif Wicaksana yang masih keturunan pendiri Desa Kuwaru.
Sumber - Halaman Website Resmi Desa Kuwaru :
https://kuwaru.kec-kuwarasan.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/159/398</ref>
[[File:RadenStamboek KromosoekartoAsal GlondongUsul Anak Glondhong Kuwaru.png|thumb|Stamboek Soerat Asal - Usul milik R. Tjokrosoekarto, salah satu putra Raden Kromosoekarto, Glondhong( Glondong terakhir Desa Kuwaru ) yang memuat nama-nama leluhurnya sebagai penguasa turun-temurun di Desa Kuwaru]]
[[File:Stamboek Asal Usul Anak Glondhong Kuwaru.png|thumb|Stamboek Soerat Asal - Usul milik R. Tjokrosoekarto, salah satu putra R. Kromosoekarto yang memuat nama-nama leluhurnya sebagai penguasa turun-temurun di Desa Kuwaru]]
1. Awal Mula
Pada abadtahun ke1830-an, 18pasca Perang Diponegoro usai, seorang Adipati dari Keraton Yogyakarta bernama Kanjeng Raden Adipati Purwodiningrat/ Raden Tumenggung Sindunegoro,. Beliau adalah putra dari Patih Danurejo I, Seorang Perdana Menteri Pertama Keratondi YogyakartaNegara PatihKesultanan DanurejoYogyakarta IHadiningrat.<ref>Buku: R.,, Carey, P. B.; Bambang,, Murtianto,; Gramedia, PT. Takdir : riwayat Pangeran Diponogoro, 1785-1855. Jakarta. ISBN 9789797097998. OCLC 883389465. Memuat Nama Kanjeng Raden Tumenggung Sindunegara/ Kanjeng Adipati Purwadiningrat.</ref> <ref>Buku: penulis, H.Y. Agus Murdiyastomo [and five. Pangeran Notokusumo : hadĕging Kadipaten Pakualaman : sejarah Pakualaman. [Yogyakarta]. ISBN 9786020818092. OCLC 964698478. Memuat Nama Kanjeng Raden Tumenggung Sindunegara/ Kanjeng Adipati Purwadiningrat yang diangkat sebagai Patih Danurejo III Yogyakarta.</ref>
Beliau ditugaskan sebagai Bupati wilayah Gombong (dahulu bernama Roma) oleh Keraton Yogyakarta untuk mengurus wilayah yang terdampak Perang Diponegoro.
Dahulu, wilayah Kebumen dan Gombong masuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Yogyakarta yang merupakan sebuah Negara Kerajaan.<ref>Buku : M.D, Sagimun, Pahlawan Diponegoro Berjuang (Bara Api Kemerdekaan Nan Tak Kunjung Padam), 1956, Jogjakarta, Tjabang Bagian Bahasa, Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. dan K. Jogjakarta MCMLVII. Memuat Tumenggung Sindunegoro yang ditugaskan sebagai Bupati Roma/ Gombong.</ref>
 
Dahulu,Beliau wilayahditugaskan Kebumensebagai danBupati wilayah Gombong masuk(dahulu dalambernama wilayahRoma) kekuasaanoleh KesultananKeraton Yogyakarta yanguntuk merupakanmengurus sebuahwilayah Negarayang Kerajaanterdampak Perang Diponegoro.<ref>Buku : M.D, Sagimun, Pahlawan Diponegoro Berjuang (Bara Api Kemerdekaan Nan Tak Kunjung Padam), 1956, Jogjakarta, Tjabang Bagian Bahasa, Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. dan K. Jogjakarta MCMLVII. Memuat Tumenggung Sindunegoro yang ditugaskan sebagai Bupati Roma/ Gombong.</ref>
Beliau membawa serta salah satu Istrinya yaitu Nyi Mas Adjeng Cempaka / Nyai Adjeng Cempaka ( Di Desa Kuwaru dikenal sebagai Mbah Cempaka - Makam Punden keramat di TPU Keputihan Kuwaru )
Dahulu, wilayah Kebumen dan Gombong berdasarkan Perjanjian Giyanti masuk dalam wilayah Inclave Negara Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat yang disebut Siti Sewu. [http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2021/03/siti-sewu-dan-numbak-anyar-memahami.html?m=1]
beserta anak, pengawal & abdi dalem.
 
BeliauDi membawawilayah sertaRoma salah( satuGombong, IstrinyaKebumen ) beliau mempunyai seorang istri yaitu Nyi Mas Adjeng Cempaka / Nyai Adjeng Cempaka ( Di Desa Kuwaru dikenal sebagai Mbah Cempaka - Makam Punden keramat di TPU Keputihan Kuwaru )
Nyi Mas Adjeng Cempaka adalah Putri ke 14 dari Bupati Roma, Raden Ngabehi Kanduruwan I (Makam di Pekuncen, Gombong) yang juga merupakan Sepupunya sendiri. Kisah tercatat dalam Babad Banyumas, bab silsilah Kadanurejan (Anak Turun Bupati Banyumas - Yudanegara)
Di sebuah wilayah Hutan Waru, mereka melakukan babad alas dan mendirikan wilayah Kademangan yang diberi nama Kuwaru, karena dahulu disana banyak tumbuh pohon Waru.
Baris 76:
Tetapi istrinya, Nyi Mas Adjeng Cempaka beserta anak dan abdi-abdinya tetap tinggal di Kuwaru dan memimpin wilayah disana.
Kemudian Kuwaru menjadi wilayah kademangan yang maju dan menjadi pemukiman yang ramai dihuni masyarakat.
[[FileBerkas:Ilustrasi lukisan Nyi Mas Adjeng Cempaka Pendiri Desa KuwaruNyi_Mas_Adjeng_Cempaka.pngjpg|thumbjmpl|ilustrasiIlustrasi lukisan Nyi Mas Adjeng Cempaka, Pendiri( Desadoc. Kuwaru,koleksi berdasarkankeluarga gambaran dari salah satuR. sesepuhKromosendjoyo desa)]]
Nyi Mas Adjeng Cempaka memimpin sampai meninggal dan dimakamkan di utara Desa Kuwaru yang kemudian hari menjadi pemakaman umum bernama Keputihan.
Di TPU Keputihan, tepatnya di belakang tembok Masjid Jami Darussalam, ada sebuah Punden Keramat yang berbentuk bangunan rumah besar/ Cungkup dengan gundukan unur/ tanah tinggi dengan makam-makam tua berarsitektur khas Mataram Islam Yogyakarta di dalamnya.
Itu adalah Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka beserta keluarga, abdi, pengawal dan keturunannya.
Di Kuwaru lebih dikenal sebagai Makam Mbah Cempaka, Pendiri Desa Kuwaru. Yang sampai sekarang masih sakral & dihormati masyarakat setempat. Makam beliau terpisah jauh dari suaminya, karena Kanjeng Raden Adipati Purwodiningrat dimakamkan di Astana Mulya Gambiran,Yogyakarta bersama keluarga besar dan juga leluhur ibunya yang merupakan keturunan Ki Juru Martani. [[File:Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka dan Keturunannya.png|thumb|Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka / Mbah Cempaka di TPU Keputihan, Desa Kuwaru]]
Di Kuwaru lebih dikenal sebagai Makam Mbah Cempaka, Pendiri Desa Kuwaru.
Yang sampai sekarang masih sakral & dihormati masyarakat setempat.
 
Ciri khas makam keturunan Mbah Cempaka di Desa Kuwaru dapat dilihat dari adanya gelar ningrat pada nama yang tertera di nisan, yaitu : R. (Raden), Rr. (Raden Roro) dan R.Ngt. (Raden Nganten).
[[File:Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka dan Keturunannya.png|thumb|Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka / Mbah Cempaka di TPU Keputihan, Desa Kuwaru[[Berkas:Makam_keturunan_mbah_cempaka.jpg|jmpl|Salah satu makam keturunan Nyi Mas Adjeng Cempaka dengan ciri khas berupa gelar keturunan ningrat di depan namanya]]]]
Demang pertama Kuwaru adalah putra dari Nyi Mas Adjeng Cempaka/ Mbah Cempaka yaitu Raden Demang Kromoleksono,
Baris 92 ⟶ 87:
Memuat nama Raden Tumenggung Sindunegoro/ Pangeran Purwadiningrat dan Raden Demang Kromoleksono/ Kyai Kramaleksana dari Kuwaru.
Sumber : https://jatinegara.kec-sempor.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/472</ref>
Karena Belanda merasa resah, akhirnya beliau ditangkap dan dibuang ke Ceylon (Srilanka) dan ada versi lain juga yang menuliskan bahwa beliau dibuang ke Bandjarmasin. Namun sampai meninggalsaat disanaini belum jelas makam beliau ada dimana.
 
Maka dari itu, makamnya tak ada di Desa Kuwaru.
Pada masa ini, pasca Pangeran Diponegoro ditangkap & Perang Jawa berakhir, Belanda berhasil merebut wilayah Bagelen, Kebumen, Gombong hingga Banyumas dan mulai memerintah secara resmi sejak 1835 dan Kesultanan Yogyakarta tidak lagi berkuasa secara penuh.[https://wayahbagelen.or.id/kebudayaan-bagelen-agung-perkasa/&#x20;Kebudayaan]
Kemudian kepemimpinan Kuwaru selanjutnya dilanjutkan oleh putranya, yaitu Raden Demang Prawirodikromo hingga beliau meninggal dan dimakamkan di TPU Keputihan Kuwaru.
 
Kemudian kepemimpinan Kuwaru selanjutnya dilanjutkan oleh putranya, yaitu Raden Demang Prawirodikromo hingga beliau meninggal dan dimakamkan di TPU Keputihan Kuwaru, satu kompleks dengan makam Mbah Cempaka.
[[File:Pintu Masuk Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka.png|thumb|Pintu Masuk Makam Mbah Cempaka yang Terukir Huruf Jawa]]
Baris 100 ⟶ 97:
Pada tahun-tahun berikutnya Kademangan Kuwaru berubah status menjadi Desa yang membawahi beberapa Kelurahan karena Status Demang sudah naik menjadi lebih tinggi.
[[Berkas:Glondong_Raden_Kromosoekarto.jpg|jmpl|Foto Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru terakhir sebelum terbentuknya Negara Indonesia. ( doc. foto koleksi keluarga R. Kromosendjoyo )]]
[[Berkas:Penghargaan_Raden_Kromosoekarto.jpg|jmpl|Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru menerima penghargaan Kerajaan Belanda berupa "Medali Bintang Perak Kecil". Termuat dalam Koran Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 2 September 1936]] [[File:Piagam Belanda.jpg|thumb|Piagam Penghargaan Dari Kerajaan Belanda Untuk Raden Kromosoekarto Glondong Desa Kuwaru]]
Putra Raden Demang Prawirodikromo yaitu Raden Kromosoekarto menjadi pemimpin Desa Kuwaru selanjutnya yang bergelar " Glondhong " yaitu Kepala Desa Kuwaru yang membawahi beberapa Kelurahan & Lurah - lurah di Kuwaru.<ref>Surat Kabar Harian Belanda yang memuat nama Raden Kromosoekarto, Hoofd Van Desa Koewaroe dari dokumentasi situs Delpher :
https://www.delpher.nl/nl/kranten/results?query=Raden+Kromosoekarto&coll=ddd</ref> Kelurahan di Kuwaru ; Enthak, Karangwunung, Karangkobar,dan Kemantenan.
Kelurahan di Kuwaru ; Enthak, Karangwunung, Karangkobar,dan Kemantenan.
Maka dari itu Raden Kromosoekarto lebih dikenal sebagai " Mbah Glondhong Kuwaru "
atau " Mbah Glondhong Sepuh ".
Beliau mempunyai 3 orang istri dan 2019 orang anak.
 
Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru pernah menerima penghargaan dari Kerajaan Belanda berupa "Medali Bintang Perak Kecil / Kleine Zilveren Ster" sebagai tanda jasa atas kepemimpinannya yang baik. Penghargaan tersebut termuat dalam Koran Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 2 September 1936.
 
Raden Kromosoekarto memimpin Desa Kuwaru sampai tahun 1945.
Beliau meninggal di usia tua dan dimakamkan di TPU Keputihan Kuwaru, letaknya didalam sebuah bangunan Cungkup/ ( Rumah Makam sebelah) yang bersebelahan dengan Cungkup Mbah Cempaka.
Dalam satu blok tersebut berkumpul makam - makam Keturunan Mbah Cempaka.
 
[[File:Makam Raden Kromosoekarto Glodong Kuwaru.png|thumb|Makam Raden Kromosoekarto, Glondhong Desa Kuwaru]]
Ciri khas makam keturunan Mbah Cempaka di Desa Kuwaru dapat dilihat dari adanya gelar keturunan bangsawan/ ningrat pada nama yang tertera di nisan, yaitu : R. (Raden), Rr. (Raden Roro) dan R.Ngt. (Raden Nganten).
[[File:Kompleks Makam NyiRaden MasKromosoekarto AdjengGlodong Cempaka dan KeturunannyaKuwaru.png|thumb|Kompleks Makam NyiRaden MasKromosoekarto, Adjeng Cempaka / Mbah Cempaka di TPU Keputihan,Glondhong Desa Kuwaru[[Berkas:Makam_keturunan_mbah_cempaka.jpg|jmpl|Salah satu makam keturunan Nyi Mas Adjeng Cempaka dengan ciri khas berupa gelar keturunan bangsawan/ ningrat di depan namanya]]]]
3. Terbentuknya NKRI
Pada tanggal 17 Agustus 1945 terbentuklah Negara Indonesia yangdengan berbentukbergabungnya Republikberbagai kerajaan dan wilayah bekas jajahan Belanda. Karena memakai bentuk Republik yang demokrasi, maka sistem kerajaan/ Monarki yang selama ini berjalan akhirnya dihapuskan, Kecuali Kesultanan Yogyakarta yang masih menganut sistem Kerajaan dan menjadi Daerah Istimewa setingkat propinsi.
Kemudian diadakanlah pemilihan Kepala Desa untuk pertama kalinya dengan sistem demokratis dan yang terpilih adalah
Raden Purwodinoto, yang kebetulan adalah salah satu putra Raden Kromosoekarto.
R. Purwodinoto adalah ayah dari R. Bambang Sumantri atau K.H. Hasan Mansyur, salah satu sesepuh dan Kyai di Masjid Al Hikmah, Enthak - Kuwaru.
R. Purwodinoto juga bergelar "Glondhong" karena sistem kerajaan masih mengakar & Republik Indonesia baru terbentuk, hingga berangsur - angsur sebutan Glondhong tersebut pudar dan berganti menjadi Kepala Desa atau Lurah seperti sekarang.[[File:Raden Poerwodinoto Glondong Kuwaru.jpg|thumb|Makam Raden Poerwodinoto Glondong Kuwaru II]]
4. Gejolak G30S PKI/ Gestapu
Baris 134 ⟶ 137:
Beliau terpilih hingga 2 periode.
Kepala Desa Kuwaru Selanjutnya adalah Sugeng Pribadi yang kebetulan masih keturunan Raden Kromosoekarto dan beliau juga terpilih hingga 2 periode walaupun tidak sampai habis karena sakit dan meninggal dunia.
Kepala Desa yang berikutnya adalah Bapak Sodikin selama 1 periode dan kemudian dilanjutkan oleh Drs. Sutrisno sebagai Kepala Desa Kuwaru hingga saattahun ini2023.
Akhir tahun 2023 diadakan pemilihan kepala desa kembali dan dimenangkan oleh mantan lurah sebelumnya yaitu Bapak Sodikin yang akan menjabat dari tahun 2024 sampai 2031, karena peraturan terkini jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dan bisa dipilih maksimal 2 periode.
Berikut ini adalah urutan kepemimpinan desaDesa Kuwaru sejak abad ke 1819 ( 1830 - an ) hingga sekarang:
1. Raden Demang Kromoleksono
Demang Pertama Desa Kuwaru, Putra dari Nyi Mas Adjeng Cempaka dengan Kanjeng Raden Adipati Purwodiningrat / Tumenggung Sindunegoro dari Kesultanan Yogyakarta.
2. Raden Demang Prawirodikromo
3. Raden Kromosoekarto (Glondong SepuhKuwaru I)
4. R. Purwodinoto (Glondong AnomKuwaru II - Ayah dari R. Bambang Sumantri/ K.H. Hasan Mansyur, Kyai Masjid Al-Hikmah Kuwaru)
5. R. Idris
Baris 155 ⟶ 160:
9. Drs. Sutrisno
 
10. Sodikin ( 2024 - 2031 )
 
== PEMERINTAHAN ==
Baris 173 ⟶ 180:
== MATA PENCAHARIAN ==
Mata pencaharian penduduk
di Desa Kuwaru berdasarkan data dari website resmi Desa Kuwaru tahun 20142024 yaitu :
 
1. PetaniBelum/ tidak bekerja sebanyak 317426 orang.
 
2. PNSMengurus rumah tangga sebanyak 16241 orang.
 
3. PedagangPelajar/ Mahasiswa sebanyak 79360 orang.
 
4. BuruhPensiunan sebanyak 14122 orang.
 
5. TNIPNS sebanyak 113 orang.
 
6. PolisiTNI sebanyak 13 orang.
 
7. Wiraswasta/ pengusahaPerdagangan sebanyak 1991 orang.
 
8. Karyawan swastaPetani sebanyak 341273 orang.
 
9. GuruKaryawan swasta sebanyak 20397 orang.
 
10. BidanKaryawan BUMN sebanyak 14 orang.
 
11. Karyawan BUMD sebanyak 1 orang.
 
12. Buruh harian lepas sebanyak 105 orang.
 
13. Buruh Tani sebanyak 128 orang.
 
14. Tukang batu sebanyak 2 orang.
 
15. Tukang kayu sebanyak 1 orang.
 
16. Tukang jahit sebanyak 1 orang.
 
17. Guru sebanyak 25 orang.
 
18. Bidan sebanyak 2 orang.
 
19. Pedagang sebanyak 79 orang.
 
20. Perangkat desa sebanyak 11 orang.
 
21. Kepala desa sebanyak 1 orang.
 
22. Wiraswasta sebanyak 200 orang.
 
23. Lainnya sebanyak 2 orang.
 
11. Tidak bekerja sebanyak 283
orang.
== PENDIDIKAN ==
Riwayat pendidikan
penduduk di Desa Kuwaru berdasarkan data dari website resmi Desa Kuwaru tahun 20142024
yaitu :
 
1. TamatanTidak/ SDbelum sekolah sebanyak 528357 orang.
 
2. TamatanBelum SLTPtamat SD/ sederajat sebanyak 279172 orang.
 
3. TamatanTamat sebanyakSD/ SLTAsederajat sebanyak 281721 orang.
 
4. TamatanTamat D3SLTP/ sederajat sebanyak 13427 orang.
 
5. TamatanTamat S1SLTA/ sederajat sebanyak 23533 orang.
 
6. TamatanTamat S2D1/ DII sebanyak 21 orang.
 
7. TamatanTamat TKDIII sebanyak 2319 orang.
 
8. TamatanTamat PaudS1/ D-IV & S2 sebanyak 1565 orang.
 
orang .
9. Tamat S3 sebanyak 3 orang.
 
== Referensi ==
Baris 234 ⟶ 266:
 
Buku : M.D, Sagimun, Pahlawan Diponegoro Berjuang (Bara Api Kemerdekaan Nan Tak Kunjung Padam), 1956, Jogjakarta, Tjabang Bagian Bahasa, Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. dan K. Jogjakarta MCMLVII. Memuat Tumenggung Sindunegoro yang ditugaskan sebagai Bupati Roma/ Gombong.
 
<nowiki>http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2021/03/siti-sewu-dan-numbak-anyar-memahami.html?m=1</nowiki> SITI SEWU DAN NUMBAK ANYAR: MEMAHAMI PEMBAGIAN WILAYAH DI BAGELEN SEBELUM DAN SESUDAH PERJANJIAN GIYANTI SERTA PENEMPATAN DINASTI ARUNG BINANG DI KEBUMEN
 
Buku : Soenarto, HR, Sejarah Brangkal, Kabupaten Roma (Jatinegara/Kruwed) dan Kabupaten Karanganyar.
Memuat nama Raden Tumenggung Sindunegoro/ Pangeran Purwadiningrat dan Raden Demang Kromoleksono/ Kyai Kramaleksana dari Kuwaru.
Sumber : https://jatinegara.kec-sempor.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/472
 
<nowiki>https://wayahbagelen.or.id/kebudayaan-bagelen-agung-perkasa/</nowiki> Kebudayaan Bagelen Agung & Perkasa
 
Surat Kabar Harian Belanda yang memuat nama Raden Kromosoekarto, Hoofd Van Desa Koewaroe dari dokumentasi situs Delpher :
https://www.delpher.nl/nl/kranten/results?query=Raden+Kromosoekarto&coll=ddd
 
Surat kabar Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 2 September 1936{{Kuwarasan, Kebumen}}
 
{{Kuwarasan, Kebumen}}
{{Authority control}}