Kuwaru, Kuwarasan, Kebumen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Update Data
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(9 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{desa|peta =[[File: Lurah Sodikin.jpg|thumb|Lurah Dan Perangkat Desa Saat Ini]]
|caption =Kepala Desa dan Perangkat Desa Kuwaru
|nama =Kuwaru
Baris 55:
== ASAL USUL ==
Sejarah Berdirinya Desa
Kuwaru berdasarkan data terpercaya baik tertulis maupun lisan dari para keturunan pendiri desa serta dataLayang resmiKekancingan dari keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.<ref>Data tertulis berupa surat kekancingan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, Surat Stamboek/ asal-usul, Piagam - piagam pengangkatan, dan catatan tertulis milik keluarga keturunan Glondong Kuwaru, R. Kromosoekarto.
Data lisan berupa saksi hidup, para sesepuh keturunan pendiri Desa Kuwaru yang masih bisa menceritakan detail sejarah ; R. Bambang Sumantri / K.H.Hasan Mansyur, R. Djapar, R. Marsoedi, R.Ngt. Warsinah, R.Ngt. Yunitah Yusmadiwirya.</ref> Detail dapat dilihat di website resmi Desa kuwaru, bab sejarah.<ref>Sejarah Desa Kuwaru, tulisan Sekretaris Desa Kuwaru, Arif Wicaksana yang masih keturunan pendiri Desa Kuwaru.
Sumber - Halaman Website Resmi Desa Kuwaru :
Baris 67:
Dahulu, wilayah Kebumen dan Gombong berdasarkan Perjanjian Giyanti masuk dalam wilayah Inclave Negara Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat yang disebut Siti Sewu. [http://historyandlegacy-kebumen.blogspot.com/2021/03/siti-sewu-dan-numbak-anyar-memahami.html?m=1]
 
BeliauDi membawawilayah sertaRoma salah( satuGombong, IstrinyaKebumen ) beliau mempunyai seorang istri yaitu Nyi Mas Adjeng Cempaka / Nyai Adjeng Cempaka ( Di Desa Kuwaru dikenal sebagai Mbah Cempaka - Makam Punden keramat di TPU Keputihan Kuwaru )
Nyi Mas Adjeng Cempaka adalah Putri ke 14 dari Bupati Roma, Raden Ngabehi Kanduruwan I (Makam di Pekuncen, Gombong) yang juga merupakan Sepupunya sendiri. Kisah tercatat dalam Babad Banyumas, bab silsilah Kadanurejan (Anak Turun Bupati Banyumas - Yudanegara)
beserta anak, pengawal & abdi dalem.
Di sebuah wilayah Hutan Waru, mereka melakukan babad alas dan mendirikan wilayah Kademangan yang diberi nama Kuwaru, karena dahulu disana banyak tumbuh pohon Waru.
Baris 78:
[[Berkas:Nyi_Mas_Adjeng_Cempaka.jpg|jmpl|Ilustrasi lukisan Nyi Mas Adjeng Cempaka ( doc. koleksi keluarga R. Kromosendjoyo )]]
Nyi Mas Adjeng Cempaka memimpin sampai meninggal dan dimakamkan di utara Desa Kuwaru yang kemudian hari menjadi pemakaman umum bernama Keputihan.
Di TPU Keputihan, tepatnya di belakang tembok Masjid Jami Darussalam, ada sebuah Punden Keramat yang berbentuk bangunan rumah besar/ Cungkup dengan gundukan unur/ tanah tinggi dengan makam-makam tua berarsitektur khas Mataram Islam Yogyakarta di dalamnya.
Itu adalah Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka beserta keluarga, abdi, pengawal dan keturunannya.
Di Kuwaru lebih dikenal sebagai Makam Mbah Cempaka, Pendiri Desa Kuwaru. Yang sampai sekarang masih sakral & dihormati masyarakat setempat. Makam beliau terpisah jauh dari suaminya, karena Kanjeng Raden Adipati Purwodiningrat dimakamkan di Astana Mulya Gambiran,Yogyakarta bersama keluarga besar dan juga leluhur ibunya yang merupakan keturunan Ki Juru Martani. [[File:Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka dan Keturunannya.png|thumb|Kompleks Makam Nyi Mas Adjeng Cempaka / Mbah Cempaka di TPU Keputihan, Desa Kuwaru]]
Demang pertama Kuwaru adalah putra dari Nyi Mas Adjeng Cempaka/ Mbah Cempaka yaitu Raden Demang Kromoleksono,
Baris 87:
Memuat nama Raden Tumenggung Sindunegoro/ Pangeran Purwadiningrat dan Raden Demang Kromoleksono/ Kyai Kramaleksana dari Kuwaru.
Sumber : https://jatinegara.kec-sempor.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/472</ref>
Karena Belanda merasa resah, akhirnya beliau ditangkap dan dibuang ke Ceylon (Srilanka) dan ada versi lain juga yang menuliskan bahwa beliau dibuang ke Bandjarmasin. Namun sampai meninggalsaat disanaini belum jelas makam beliau ada dimana.
Maka dari itu, makamnya tak ada di Desa Kuwaru.
 
Pada masa ini, pasca Pangeran Diponegoro ditangkap & Perang Jawa berakhir, Belanda berhasil merebut wilayah Bagelen, Kebumen, Gombong hingga Banyumas dan mulai memerintah secara resmi sejak 1835 dan Kesultanan Yogyakarta tidak lagi berkuasa secara penuh.[https://wayahbagelen.or.id/kebudayaan-bagelen-agung-perkasa/&#x20;Kebudayaan]
Baris 99 ⟶ 98:
Pada tahun-tahun berikutnya Kademangan Kuwaru berubah status menjadi Desa yang membawahi beberapa Kelurahan karena Status Demang sudah naik menjadi lebih tinggi.
[[Berkas:Glondong_Raden_Kromosoekarto.jpg|jmpl|Foto Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru terakhir sebelum terbentuknya Negara Indonesia. ( doc. foto koleksi keluarga R. Kromosendjoyo )]]
[[Berkas:Penghargaan_Raden_Kromosoekarto.jpg|jmpl|Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru menerima penghargaan Kerajaan Belanda berupa "Medali Bintang Perak Kecil". Termuat dalam Koran Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 92 FebruariSeptember 1936]] [[File:Piagam Belanda.jpg|thumb|Piagam Penghargaan Dari Kerajaan Belanda Untuk Raden Kromosoekarto Glondong Desa Kuwaru]]
Putra Raden Demang Prawirodikromo yaitu Raden Kromosoekarto menjadi pemimpin Desa Kuwaru selanjutnya yang bergelar " Glondhong " yaitu Kepala Desa Kuwaru yang membawahi beberapa Kelurahan & Lurah - lurah di Kuwaru.<ref>Surat Kabar Harian Belanda yang memuat nama Raden Kromosoekarto, Hoofd Van Desa Koewaroe dari dokumentasi situs Delpher :
https://www.delpher.nl/nl/kranten/results?query=Raden+Kromosoekarto&coll=ddd</ref> Kelurahan di Kuwaru ; Enthak, Karangwunung, Karangkobar,dan Kemantenan.
Baris 106 ⟶ 105:
Beliau mempunyai 3 orang istri dan 19 orang anak.
 
Raden Kromosoekarto, Glondong Desa Kuwaru pernah menerima penghargaan dari Kerajaan Belanda berupa "Medali Bintang Perak Kecil / Kleine Zilveren Ster" sebagai tanda jasa atas kepemimpinannya yang baik. Penghargaan tersebut termuat dalam Koran Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 92 FebruariSeptember 1936.
 
Raden Kromosoekarto memimpin Desa Kuwaru sampai tahun 1945.
Baris 121 ⟶ 120:
Raden Purwodinoto, yang kebetulan adalah salah satu putra Raden Kromosoekarto.
R. Purwodinoto adalah ayah dari R. Bambang Sumantri atau K.H. Hasan Mansyur, salah satu sesepuh dan Kyai di Masjid Al Hikmah, Enthak - Kuwaru.
R. Purwodinoto juga bergelar "Glondhong" karena sistem kerajaan masih mengakar & Republik Indonesia baru terbentuk, hingga berangsur - angsur sebutan Glondhong tersebut pudar dan berganti menjadi Kepala Desa atau Lurah seperti sekarang.[[File:Raden Poerwodinoto Glondong Kuwaru.jpg|thumb|Makam Raden Poerwodinoto Glondong Kuwaru II]]
4. Gejolak G30S PKI/ Gestapu
Baris 138 ⟶ 137:
Beliau terpilih hingga 2 periode.
Kepala Desa Kuwaru Selanjutnya adalah Sugeng Pribadi yang kebetulan masih keturunan Raden Kromosoekarto dan beliau juga terpilih hingga 2 periode walaupun tidak sampai habis karena sakit dan meninggal dunia.
Kepala Desa yang berikutnya adalah Bapak Sodikin selama 1 periode dan kemudian dilanjutkan oleh Drs. Sutrisno sebagai Kepala Desa Kuwaru hingga saattahun ini2023.
Akhir tahun 2023 diadakan pemilihan kepala desa kembali dan dimenangkan oleh mantan lurah sebelumnya yaitu Bapak Sodikin yang akan menjabat dari tahun 2024 sampai 2031, karena peraturan terkini jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dan bisa dipilih maksimal 2 periode.
Berikut ini adalah urutan kepemimpinan desaDesa Kuwaru sejak abad ke 1819 ( 1830 - an ) hingga sekarang:
1. Raden Demang Kromoleksono
Demang Pertama Desa Kuwaru, Putra dari Nyi Mas Adjeng Cempaka dengan Kanjeng Raden Adipati Purwodiningrat / Tumenggung Sindunegoro dari Kesultanan Yogyakarta.
2. Raden Demang Prawirodikromo
3. Raden Kromosoekarto (Glondong SepuhKuwaru I)
4. R. Purwodinoto (Glondong AnomKuwaru II - Ayah dari R. Bambang Sumantri/ K.H. Hasan Mansyur, Kyai Masjid Al-Hikmah Kuwaru)
5. R. Idris
Baris 159 ⟶ 160:
9. Drs. Sutrisno
 
10. Sodikin ( 2024 - 2031 )
 
== PEMERINTAHAN ==
Baris 177 ⟶ 180:
== MATA PENCAHARIAN ==
Mata pencaharian penduduk
di Desa Kuwaru berdasarkan data dari website resmi Desa Kuwaru tahun 20142024 yaitu :
 
1. PetaniBelum/ tidak bekerja sebanyak 317426 orang.
 
2. PNSMengurus rumah tangga sebanyak 16241 orang.
 
3. PedagangPelajar/ Mahasiswa sebanyak 79360 orang.
 
4. BuruhPensiunan sebanyak 14122 orang.
 
5. TNIPNS sebanyak 113 orang.
 
6. PolisiTNI sebanyak 13 orang.
 
7. Wiraswasta/ pengusahaPerdagangan sebanyak 1991 orang.
 
8. Karyawan swastaPetani sebanyak 341273 orang.
 
9. GuruKaryawan swasta sebanyak 20397 orang.
 
10. BidanKaryawan BUMN sebanyak 14 orang.
 
11. Karyawan BUMD sebanyak 1 orang.
 
12. Buruh harian lepas sebanyak 105 orang.
 
13. Buruh Tani sebanyak 128 orang.
 
14. Tukang batu sebanyak 2 orang.
 
15. Tukang kayu sebanyak 1 orang.
 
16. Tukang jahit sebanyak 1 orang.
 
17. Guru sebanyak 25 orang.
 
18. Bidan sebanyak 2 orang.
 
19. Pedagang sebanyak 79 orang.
 
20. Perangkat desa sebanyak 11 orang.
 
21. Kepala desa sebanyak 1 orang.
 
22. Wiraswasta sebanyak 200 orang.
 
23. Lainnya sebanyak 2 orang.
 
11. Tidak bekerja sebanyak 283
orang.
== PENDIDIKAN ==
Riwayat pendidikan
penduduk di Desa Kuwaru berdasarkan data dari website resmi Desa Kuwaru tahun 20142024
yaitu :
 
1. TamatanTidak/ SDbelum sekolah sebanyak 528357 orang.
 
2. Belum tamat SD/ sederajat sebanyak 172 orang.
 
23. TamatanTamat SLTPSD/ sederajat sebanyak 279721 orang.
 
34. TamatanTamat sebanyakSLTP/ SLTAsederajat sebanyak 281427 orang.
 
45. TamatanTamat D3SLTA/ sederajat sebanyak 13533 orang.
 
56. TamatanTamat S1D1/ DII sebanyak 231 orang.
 
67. TamatanTamat S2DIII sebanyak 219 orang.
 
78. TamatanTamat TKS1/ D-IV & S2 sebanyak 2365 orang.
 
89. TamatanTamat PaudS3 sebanyak 153 orang.
orang .
 
== Referensi ==
Baris 250 ⟶ 278:
https://www.delpher.nl/nl/kranten/results?query=Raden+Kromosoekarto&coll=ddd
 
Surat kabar Hindia Belanda, De Locomotief Edisi 92 FebruariSeptember 1936{{Kuwarasan, Kebumen}}
{{Authority control}}