PSMS Medan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Membatalkan 1 suntingan oleh Buyek shing (bicara) ke revisi terakhir oleh Indonesiainfo24 (twinkle) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox
| clubname = PSMS Medan
| image =LogoPSMS.png
| image_size =
| fullname = Persatuan Sepak
| nickname = *''Ayam Kinantan''
*''The Killer'' (Sang Pembunuh)
| founded =
| ground = [[Stadion Teladan]]
| capacity = 30.000
| owner = PT. Kinantan Medan Indonesia
| direktur teknis = Andry Mahyar Matondang▼
| league = [[Liga 2]]▼
| position =8 Besar ▼
|pattern_ra1=_whiteborder▼
|pattern_sh1=_whitebottom▼
▲| chrtitle = Presiden/CEO
▲| chairman = {{flagicon|IDN}} [[Arifuddin Maulana Basri]]
| manager = {{flagicon|IDN}} Mulyadi Simatupang
| pelatih = {{flagicon|IDN}}
| asisten pelatih ={{flagicon|IDN}}
▲| league = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|Liga 2]]
▲| direktur teknis = Andry Mahyar Matondang
| season = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|2023/2024]]
| website = https://instagram.com/official_psmsmedan?igshid=YmMyMTA2M2Y=▼
| fansgroup = *[[Kampak FC]]▼
|pattern_la1=_juventude13t
*[[SMeCK Hooligan]]▼
|pattern_b1= _whitecollar
|pattern_ra1=_juventude13t
|pattern_so1=_whitestripe
|leftarm1=008000
|body1=008000
|rightarm1=008000
|shorts1=FFFFFF
|socks1=008000
|pattern_la2=
|pattern_b2= _vneck
|pattern_sh2=
|pattern_so2=
|leftarm2=FFFFFF
|body2=FFFFFF
|rightarm2=FFFFFF
|shorts2=007744
|socks2=FFFFFF
* PSMS Fans Club
* La Curva 1950
| current = Liga 2 (Indonesia) 2023–2024
}}
'''Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya''' (disingkat '''PSMS Medan''') adalah sebuah klub [[sepak bola]] profesional [[Indonesia]] yang berbasis di [[Kota Medan]], [[Sumatera Utara]]. Klub tersebut saat ini bermain di [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]].
Baris 41 ⟶ 54:
Sejarah PSMS dimulai dengan DVB. Secara eksplisit, para pemangku kepentingan sepakbola di Medan memulai rapat umum pertama untuk membentuk serikat pada tanggal 7 Juli 1907 (lihat pos De Sumatra, 08-07-1907). Kemudian kemudian, dengan berdirinya OSVB pada tahun 1915, DVB secara terbuka menyatakan bersedia untuk berintegrasi dengan OSVB (proses fusi). Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, coverage area OSVB sudah tidak efektif lagi. Pada bulan September 1949, para pemangku kepentingan sepak bola di Medan membentuk VBMO (proses fisi). Dalam rangka menyesuaikan kebijakan VUVSI (NIVU suksesi) pada tahun 1948 untuk menerjemahkan VUVSI menjadi ISNIS, maka VBMO juga diterjemahkan menjadi PSMS dan kemudian serikat sepak bola Medan disebut VBMO/PSMS.
Pada bulan Maret 1950, militer Belanda meninggalkan Medan . Organisasi sepak bola Negara Sumatera Timur pada masa pendudukan Belanda, Rumah Susun Football Club (RSFC) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930-an kemudian pada tahun 1950 berubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya atau disingkat menjadi PSMS
Penggagas lahirnya PSMS Medan ada 6 tokoh yang mewakili 6 Klub Amatir yang ada di Medan tahun 1950. Keenam tokoh tersebut adalah Adinegoro (Al Wathan), Madja Purba (Sahata), Sulaiman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport
Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena adanya perkebunan tembakau Delinya. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli". Tembakau Deli juga menjadi lambang PSMS Medan sampai sekarang
Warna hijau tetap dipertahankan sebagai warna kostum utama PSMS Medan. Warna hijau pada kostum PSMS juga dapat diartikan sebagai kesejukan, kesegaran dan ketenangan.
Baris 58 ⟶ 71:
Era kejayaan PSMS terjadi sejak tahun 1953. Saat itu, PSMS sering mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Grazer AK , Kowloon Motorbus (Hong Kong), Grasshopper , Star Soccerites (Singapura) dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dicicipi PSMS melawan tim asing, PSMS mendapat julukan "Killers" atau "Algojo" tim-tim dari luar negeri.
Eksistensi PSMS di awal kemunculannya sudah tidak diragukan lagi. PSMS sering menang melawan setiap pertandingan klub dalam dan luar negeri. Saat itu PSMS mendapat julukan The Killer karena selalu menghajar lawannya di lapangan. Saat itu PSMS juga beranggotakan pemain-pemain fenomenal seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Kliwon, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar, Filip Bonar Lumban Tobing, M.Rasijd, Arnold Van Der Vin dan lain-lain. Kepiawaian menggiring bola membuat PSMS dan Sumut kerap menjuarai beberapa turnamen dan liga olahraga. Tahun 1953 dan 1957 pemain PSMS yang membela Tim Sumut di Pekan Olahraga Nasional berhasil mempersembahkan Medali Emas. Di Perserikatan 1954 dan 1957 PSMS meraih gelar Runner Up.
Pada Olimpiade 1956 di Melbourne 3 pemain PSMS Medan, yaitu Ramlan Yatim, Ramli Yatim dan M. Rasijd tampil membela Tim Nasional Sepak Bola yang tampil di Olimpiade
Pada era ini beberapa pemain PSMS seperti Ramli Yatim, Ramlan Yatim, M. Rasijd, Yusuf Siregar, Cornel Siahaan, Arnold Van Der Vin, Saari, Matseh, Azis Tanjung, Saiban, Eddy Simon, Muslim dan Ipong Silalahi kerap dipanggil memperkuat Tim Nasional Indonesia
=== Era Perserikatan (1967-1990) ===
Memasuki tahun 1960-an, PSMS menjadi momok yang menakutkan bagi klub-klub di Indonesia. Pada April 1967, Final Piala Suratin berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta. Di babak final ini, PSMS Jr yang diasuh oleh Legenda PSMS Ramli Yatim berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepak bola saat itu.
Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon, dll sebagai bintang masa depan Medan dan Indonesia. Di final yang berlangsung pada 26 April 1967, PSMS menghadapi tuan rumah yang juga musuh bebuyutan mereka, Persija. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi briliannya di bawah mistar. Karena hari semakin gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang memadai, akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dengan ketentuan 6 bulan pertama trofi dibawa ke Medan dan 6 bulan berikutnya trofi dibawa
Kesuksesan skuad PSMS Jr mendorong pelatih PSMS Jusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim untuk mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejuaraan Nasional PSSI 1967, di antaranya Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean dan Wibisono. Kombinasi pemain muda ini dengan pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim, A. Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar, membuat PSMS semakin solid dan solid. akhirnya berhasil menjadi juara. Wilayah Barat dan lolos ke babak semifinal yang berlangsung di Jakarta didampingi Persib. Pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, PSMS menghadapi Persebaya dan Persib menghadapi PSM. Di semifinal ini, pertandingan berlangsung dua kali, yakni pada 6 dan 7 September 1967. Di semifinal pertama ini, PSMS kalah 0-1 dari Persebaya. Dalam duel yang berlangsung malam ini PSMS tidak memiliki bintangnya Zulham Yahya yang diskors karena kartu merah di penyisihan grup dan posisinya ditempati oleh bintang muda Sarman Panggabean. Sementara Persib menang 1-0 atas PSM. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967.
Pada Final PSMS ini mendapat ujian yang berat karena salah satu bintangnya, Djamal mengalami cedera dan akhirnya posisi tersebut ditempati oleh bintang muda PSMS, Sarman Panggabean. Dan Zulham Yahya bisa muncul lagi. Selain Sarman dan Ronny Pasla di Final, striker muda Tumsila juga masuk sebagai starter. Ternyata di Final ini PSMS tampil apik dan akhirnya berhasil mengalahkan Persib 2-0 lewat gol yang dicetak A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu ke gawang Persib yang dikawal Jus Etek. Ini kali pertama PSMS Medan juara. Kejuaraan Nasional/Divisi Utama Perserikatan PSSI sejak didirikan pada tahun 1950 dan disambut dengan meriah oleh para pendukung PSMS Medan di Jakarta dan di Sumatera Utara.
Baris 75 ⟶ 88:
Keberhasilan PSMS membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Piala Emas Aga Khan 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya di Turnamen ini PSMS berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 melalui 2 gol dari sundulan Tumsila. Saat kembali ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberikan julukan “Kepala Emas” kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol dengan sundulan dan sejak saat itu Julukan "Kepala Emas" sudah melekat pada Tumsila baik di PSMS maupun timnas. Saat itulah PSMS 1967 menjadi "Raja" Sepak Bola Indonesia
Setelah tim nasional memenangkan Piala Raja 1968, para pemain tim nasional dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak tersebut antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib). ) plus ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Karena pada saat itu Pardedetex meskipun mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga secara otomatis skuad Pardedetex memperkuat PSMS pada Kejuaraan Nasional/Divisi Utama PSSI 1969.
Skuad inilah yang berhasil membawa PSMS Medan ke Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada tanggal 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan di Final yang diikuti oleh 7 tim, yang termasuk 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol dan tidak terkalahkan. Adapun 7 tim yang berlaga di babak final Kejuaraan Nasional PSSI adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya sukses menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.
Pada September 1969
PSMS mempertahankan gelar musim 1969-1971 setelah mengalahkan Persebaya lagi di final. Dan bersama Persija Jakarta , mereka menjadi juara bersama pada musim 1973–1975 akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.
Baris 98 ⟶ 111:
=== Perpecahan dua kubu ===
Mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di [[PSSI]] yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu [[Liga Super Indonesia]] dan [[Liga Prima Indonesia]] membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. [[PSSI]] yang mengusung [[Liga Prima Indonesia]] mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu peserta Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepak bola indonesia. Sementara PT. Liga Indonesia memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah [[Persiraja Banda Aceh]], [[Persijap Jepara]], [[Semen Padang FC]], dan [[Persiba Bantul]] mengikuti [[Liga Prima Indonesia]]. PSMS ISL dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Super Indonesia]] sementara PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Prima Indonesia]].
Baris 370 ⟶ 382:
|{{flagicon|Indonesia}} [[Philip Hansen]] ||2020
|-
|{{flagicon|Brazil}} [[
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ansyari Lubis]] ||2021–2022
Baris 376 ⟶ 388:
|{{flagicon|Indonesia}} [[I Putu Gede Dwi Santoso]] ||2022
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ridwan Saragih]] ||2023-2023
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Miftahudin Mukson ]] ||2023-
|}
{{col-end}}
Baris 454 ⟶ 468:
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Gusti Sandria]]
* {{flagicon|Brazil}}DF [[Reinaldo Lobo]]
* {{flagicon | Indonesia}} DF [[Titus Bonai]]
{{col-end}}
Baris 460 ⟶ 475:
{{Liga 2}}
{{
{{Tim sepak bola di Sumatera Utara}}
{{Sepak bola di Indonesia}}
[[Kategori:PSMS Medan]]
[[Kategori:
|