Wayang gedog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Menambahkan referensi utama
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 11:
 
----
'''Wayang Gedog''' adalah wayang kulit yang menceritakan kisah sejak Sri Gatayu, Putera Prabu Jayalengkara sampai masa Prabu Kuda Laleyan. Sebutan Wayang Gedog diperkirakan berasal dari pertunjukan Wayang Gedog yang mula mula tanpa iringan kecrek (besi), sehingga bunyi suara keprak "dog" sangat dominan. Beberapa sumber ada yang mengatakan Wayang Gedhog bersumber dari kata kedok atau topeng, versi lain ada yang mengatakan Gedhog mengambil kata suara hentakan kaki kuda.
 
Pada era dakwah Wali Songo (abad 16 M), Wayang Gedog juga punya peran sentral dalam memediasi ajaran Islam melalui budaya. Terbukti, Sunan Giri dan Sunan Bonang punya peran dalam menyusun bentuk dan konsep cerita Wayang Gedog.
 
Cerita Wayang Gedog bersumber pada cerita Panji yang muncul pada zaman Kediri dan [[Majapahit]]. Istilah Panji sebagai gelar ksatria dan raja muncul pada zaman pemerintahan [[Jayabaya]] di [[Kediri]] pada abad XI. Pada masa itu Jayabaya bergelar '''Sang Mapanji Jayabaya''' yang memerintah pada tahun 1135-1157. Selain gelar panji, muncul juga gelar dengan mengambil nama-nama binatang perkasa sebagai penghormatan.