Wayang gedog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Empu (bicara | kontrib)
Menambahkan referensi utama
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Wayang Gedog''' atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari serat Panji. Dalam literatur ''[https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kagunan/826-kawruh-asalipun-ringgit-hazeu-1915-1112-hlm-001-129 Kitab Asalipun Kawruh Ringgit]'', disebut bahwa Wayang Gedog menjadi medium utama Para Wali dalam memperkenalkan Islam pada masyarakat. Secara empiris dan ilmiah, Wali Songo menjadi figur-figur yang pertamakali menyusun Wayang Gedog.
'''Wayang Gedog''' atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman [[Majapahit]]. Bentuk wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu memakai tekes dan rapekan. Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan gelung keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya, terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang Bugis. Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat pula tokoh-tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana, kemudian dari Ternate seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam seperti Prabu Maesadura, dan dari negara Bali.
 
Dalam kitab ''[https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kagunan/826-kawruh-asalipun-ringgit-hazeu-1915-1112-hlm-001-129 Asalipun Kawruh Ringgit]'', disebut secara jelas bahwa pada 1485 Saka (1563 M), [[Sunan Giri]] menciptakan Wayang Gedog, dengan bentuk wujud menyerupai Wayang Purwa. Kemudian pada tahun 1486 Saka (1564 M), [[Sunan Bonang]] juga menciptakan Wayang Beber Gedog, untuk memodifikasi wayang Beber Purwa. Tabuhannya rebab, kendhang, trebang, angklung, kenong, serta keprak.
Wayang gedog yang kita kenal sekarang, konon diciptakan oleh [[Sunan Giri]] pada tahun [[1485]] (''gaman naga kinaryeng bathara'') pada saat mewakili raja Demak yang sedang melakukan penyerbuan ke Jawa Timur (invasi Trenggono ke Pasuruan).
 
Wayang Gedog mengalami berbagai perubahan di tiap zaman. Dari zaman [[Kesultanan Demak]], Kesultanan Pajang, Kesultanan Mataram Islam, hingga era [[Perang Diponegoro|Perang Jawa]], Wayang Gedog selalu identik dengan dakwah islam.
Wayang Gedog baru memakai keris pada zaman panembahan Senapati di Mataram. Barulah pada masa [[Pakubuwana III]] di Solo wayang gedog diperbarui, dibuat mirip wayang purwa, dengan nama Kyai Dewakaton.
 
Dalam pementasannya, wayangWayang gedogGedog memakai gamelan berlaras pelog dan memakai punakawan Bancak dan Doyok untuk tokoh Panji tua , Ronggotono dan Ronggotani untuk Klana, dan Sebul-Palet untuk Panji muda.Seringkali dalam wayang gedog muncul figur wayang yang aneh, seperti gunungan sekaten, siter (kecapi), payung yang terkembang, perahu, dan lain-lain.
 
Di Surakarta, tinggal ada duabeberapa dalang yang bisa mementaskan wayang gedog, yaitu Bp.Ki Subantar (SMKI/ Konservatori), danKi BpDr. Bambang Suwarno, S.Kar., M.Hum, (STSI) yangditambah jugadalang salahgenerasi satumuda desainerdiantaranya Ki Rudy Wiratama S.I.P., M.A., Ki Suluh Juniarsah, S.Sn M.A. , dan Ki M.Ng Eko Prasetyo S.Sn.,M.Sn. Selain bisa mementaskan wayang gedog yangmereka masihjuga bertahanmenjadi sampaipenyorek sekarang(desainer) wayang gedog.
 
----
'''Wayang Gedog''' adalah wayang kulit yang menceritakan kisah sejak Sri Gatayu, Putera Prabu Jayalengkara sampai masa Prabu Kuda Laleyan. Sebutan Wayang Gedog diperkirakan berasal dari pertunjukan Wayang Gedog yang mula mula tanpa iringan kecrek (besi), sehingga bunyi suara keprak "dog" sangat dominan. Beberapa sumber ada yang mengatakan Wayang Gedhog bersumber dari kata kedok atau topeng, versi lain ada yang mengatakan Gedhog mengambil kata suara hentakan kaki kuda.
 
Pada era dakwah Wali Songo (abad 16 M), Wayang Gedog juga punya peran sentral dalam memediasi ajaran Islam melalui budaya. Terbukti, Sunan Giri dan Sunan Bonang punya peran dalam menyusun bentuk dan konsep cerita Wayang Gedog.
 
Cerita Wayang Gedog bersumber pada cerita Panji yang muncul pada zaman Kediri dan [[Majapahit]]. Istilah Panji sebagai gelar ksatria dan raja muncul pada zaman pemerintahan [[Jayabaya]] di [[Kediri]] pada abad XI. Pada masa itu Jayabaya bergelar '''Sang Mapanji Jayabaya''' yang memerintah pada tahun 1135-1157. Selain gelar panji, muncul juga gelar dengan mengambil nama-nama binatang perkasa sebagai penghormatan.
 
== Tokoh dalam Cerita Wayang Gedog ==
Negara Kediri seperti contoh ini:
* Panji Asmoro Bangun
*# Prabu Lembu AmiluhurAmijaya
# Patih Jayabadra
* Bancak
# Tumenggung Harya pati
* Dewi Candra Kirana
# Raden Panambang
* Kebo Anabrang
*# Panji CakranegaraKertasari
# Panji Kuda laleyan
* Kraeng Mabacuk
# Panji Kuda Sinumpit
 
# Raden Sinom Pradapa
# Raden Sangga Pati
# Raden Sangga Wilangga
# Raden Sangga Miguna
# Dewi Kilisuci
# Dewi Liku Raja
# Dewi Sekartaji
# Dewi Sanggalangit
# [[Berkas:Wayang Gedog.jpg|jmpl|Panji Asmarabangun bersama Abdi Kinasih Bancak dan Doyok]]Dewi tami Hoyi
Beberapa nama peraganya adalah:
{{columns-list|2|
Baris 67 ⟶ 78:
# Surya Wisesa
}}
 
{{Wayang}}
 
[[Kategori:Wayang|Gedog]]
[[Kategori:Kesenian Jawa]]