Kabupaten Aceh Besar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jimnytom (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(190 revisi perantara oleh 85 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{other uses|Aceh (disambiguasi)}}
{{dati2|nama=Kabupaten Aceh Besar|propinsi=[[Aceh|Nanggroe Aceh Darussalam]]|ibukota=[[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]
{{coor title dm|5|22|N|95|30|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
|luas=2.686 km²|penduduk=225.948 ([[2000]])|kepadatan=84,12|kecamatan=23|kelurahan=595|kodearea=0651|motto=-
{{Dati2
|lambang=[[Berkas:Lambang_Kab_Aceh_Besar.jpg]]|peta=[[Berkas:Locator_kab_aceh_besar.png]]
|settlement_type = Kabupaten
|koordinat=-|dau=-|dasar hukum=-|tanggal=-
|nama = Kabupaten Aceh Besar
|kepala daerah=[[Bupati]]|nama kepala daerah=[[Bukhari Daud|DR. H. Bukhari Daud, M.Ed]]
|translit_lang1_type = [[abjad Jawi|Jawoë]]
|web=http://www.acehbesar.go.id/
|translit_lang1_info = اچيه راييك
|translit_lang1_type1 = Alfabet Aceh
|translit_lang1_info1 = Acèh Rayek
|foto = Masjid Rahmatullah Lampuuk2.jpg
|caption = [[Masjid Rahmatullah Lampuuk]]
|lambang = Lambang Kabupaten Aceh Besar.png
|peta = Lokasi Aceh Kabupaten Aceh Besar.svg
|koordinat = {{coord|5.3672|95.5312|region:ID_type:city}}
|motto = Putoh ngon mufakat, kuwat ngon meuseuraya<br/>{{small|{{lang icon|Aceh|Aceh}} Suatu keputusan berlandaskan mufakat dan persatuan selalu di jaga dengan sebaik-baiknya}}
|semboyan =
|propinsi = [[Aceh]]
|dasar hukum = UU Nomor 7 Tahun 1956<ref name="UU">{{cite web|url=https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|title=Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014|website=www.otda.kemendagri.go.id|accessdate=8 Desember 2021|archive-date=12 Juli 2019|archive-url=https://web.archive.org/web/20190712121648/http://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/Pembentukan-Daerah-Daerah-Otonom-di-Indonesia-s.d-Tahun-2014-2.pdf|dead-url=yes}}</ref>
|ref jumlah satuan pemerintahan = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|tanggal = 14 November 1956<ref name="UU"/>
|hari jadi =
|ibukota = [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]
|kecamatan = 23
|gampong = 604
|kepala daerah = [[Bupati]]
|nama kepala daerah = [[Muhammad Iswanto]] (Pj.)
|wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
|nama wakil kepala daerah = ''lowong''
|sekretaris daerah = Sulaimi
|ketua DPRD = Iskandar Ali
|luas = 2969
|luasref = <ref name="Permendagri-137-2017"/>
|penduduk = 435298
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|99,72% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 0,24% [[Kekristenan]]
** 0,20% [[Protestan]]
** 0,04% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,03% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,01% [[Agama Hindu|Hindu]]<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Aceh|Aceh]]
|IPM = {{increase}} 75,98 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://aceh.bps.go.id/indicator/26/74/1/ipm.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2021-2023|website=www.aceh.bps.go.id|accessdate=28 Januari 2024}}</ref>
|kodearea = 0651
|kodepos =
|nomor_polisi = BL ''xxxx'' B**
|apbd = Rp 1.662.846.328.700,<ref name="APBD 2018">{{cite web |url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |title=APBD 2018 ringkasan update 04 Mei 2018 |date=2018-05-04 |accessdate=2018-07-06 |archive-date=2018-07-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180706132521/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=5412 |dead-url=no }}</ref>
|pad = Rp 132.396.380.300,
|dau = Rp 771.619.306.000,- ([[2021]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=8 Desember 2021|page=1|format=pdf|archive-date=2021-12-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20211207084638/http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|flora =
|fauna =
|zona waktu = UTC +7
|web = {{url|acehbesarkab.go.id}}
}}
 
'''Kabupaten Aceh Besar''' ({{Lang-ace|[[abjad Jawi|Jawoë]]: اچيه راييك|Acèh Rayek}}) adalah salah satu [[kabupaten]] di [[Aceh|Provinsi Aceh]], [[Indonesia]].<ref name="Permendagri-137-2017">{{cite web|url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017 |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 3 Oktober 2019 |archive-url= https://archive.org/details/PermendagriNo.137Tahun2017/mode/2up |archive-date= 29 Désémber 2018}}</ref><ref name="Permendagri2019">{{cite web|url= http://jdih.setjen.kemendagri.go.id/pm/Permendagri%20No%2072%20Th%202019+lampiran.pdf |title= Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan |archive-url= https://archive.org/details/permendagriindonesia722019 |archive-date= 25 Oktober 2019 |publisher= Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia |access-date= 15 Januari 2020}}</ref> Pada akhir tahun [[2023]], jumlah penduduk Aceh Besar sebanyak 435.298 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=28 Januari 2024|format=Visual}}</ref>
'''Kabupaten Aceh Besar''' terletak di ujung barat daya Provinsi [[Nanggroe Aceh Darussalam]] dan merupakan titik awal dari [[Banda Aceh]] menuju daerah Aceh dan Sumatera lainnya. Sebelum dimekarkan di akhir tahun 70an, ibukota Aceh Besar adalah kota Banda Aceh, kemudian kota Banda Aceh berpisah menjadi kotamadya sehingga ibukota Aceh Besar pindah ke daerah Jantho di pegunungan seulawah. Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan perjuangan nasional [[Cut Nyak Dhien]] yang berasal dari Lampadang.
 
Kabupaten ini merupakan kabupaten terbarat di Indonesia. Sebelum dimekarkan pada akhir tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Besar awalnya berada di Kota [[Banda Aceh]]. Setelah Kota Banda Aceh berpisah menjadi [[kotamadya]] tersendiri, ibu kota kabupaten dipindahkan ke [[Jantho]] di [[Gunung Seulawah Agam|Pegunungan Seulawah]]. Kabupaten Aceh Besar juga merupakan tempat kelahiran pahlawan nasional [[Cut Nyak Dhien]] yang berasal dari [[Lamteh, Peukan Bada, Aceh Besar|Lampadang]].
== Sekilas ==
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau [[Kerajaan Aceh]] adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari [[Kabupaten Pidie]]. Selain itu, juga termasuk [[Pulau Weh]] (sekarang telah menjadi pemerintah [[kota Sabang]]), sebagian wilayah pemerintah [[kota Banda Aceh]], dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah [[Kabupaten Aceh Barat]]. Aceh Besar dalam istilah [[Bahasa Aceh|Aceh]] disebut ''Aceh Rayeuk''. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan '''Aceh Lhee Sagoe''' (''Aceh Tiga Sagi'').<ref name="sekilas">[http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 Sekilas tentang Aceh Besar di situs NAD]</ref>
 
== Sejarah ==
Saat ini Aceh Besar merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]. Namun, di [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]] hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak ada losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju jalan utama Banda Aceh - Medan. Kira-kira 12 km dari Kota Jantho ini terdapat air terjun.<ref name="sekilas"/>
Pada waktu Aceh masih sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau [[Kerajaan Aceh]] adalah wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang telah menjadi bagian dari [[Kabupaten Pidie]]. Selain itu, juga termasuk [[Pulau Weh]] (sekarang telah menjadi pemerintah [[kota Sabang]]), sebagian wilayah pemerintah [[kota Banda Aceh]], dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah [[Kabupaten Aceh Barat]]. Aceh Besar dalam istilah [[Bahasa Aceh|Aceh]] disebut ''Aceh Rayeuk''. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya menjadi inti Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibu kota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Untuk nama Aceh Rayeuk ada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe (''Aceh Tiga Sagi'').<ref name="sekilas">{{Cite web |url=http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |title=Sekilas tentang Aceh Besar di situs NAD |access-date=2007-06-14 |archive-date=2007-09-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070928121414/http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=286&Itemid=96 |dead-url=yes }}</ref>
 
Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah yang terdiri dari tiga [[kawedanan]], yaitu Kawedanan Seulimum, Kawedanan [[Lhoknga, Aceh Besar|Lhoknga]] dan Kawedanan Sabang. Akhirnya dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh besar disahkan menjadi daerah otonom melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu adalah Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya [[Banda Aceh]].
== Wilayah ==
Kabupaten Aceh Besar di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Hindia, Selat Malaka dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana kota [[Sabang]] berada.
 
Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis sejak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih [[Indrapuri, Aceh Besar|Kecamatan Indrapuri]] yang jaraknya 25&nbsp;km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan.
Sedang untuk wilayah darat, Aceh Besar berbatasan dengan kota [[Banda Aceh]] di sisi utara, Kabupaten [[Aceh Jaya]] di sebelah barat daya, serta Kabupaten [[Pidie]] di sisi selatan dan tenggara.
 
Kemudian pada tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota untuk kedua kalinya mulai dilaksanakan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di [[Seulimeum, Aceh Besar|Kecamatan Seulimeum]] tepatnya di [[mukim|kemukiman]] Janthoi yang jaraknya sekitar 52&nbsp;km dari Kota Banda Aceh.
Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yang termasuk kecamatan Pulo Aceh, dan pernah menjadi markas besar [[Gerakan Aceh Merdeka]]. Akan tetapi pulau-pulau itu telah dibebaskan dari unsur GAM pada masa Darurat Militer. Pulau-pulau utamanya adalah:
* Pulo Breueh (atau pulau beras), dan
* Pulo Peunasoe (atau Pulau Nasi)
 
Akhirnya usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]], Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim [[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia|Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia]] dan Pemerintah Daerah yang bekerjasama dengan Konsultan PT Markam Jaya yang ditinjau dari segala aspek dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar adalah Kemukiman Janthoi dengan nama '''[[Kota Janthoe, Aceh Besar|Kota Jantho]]'''.
[[Bandara Sultan Iskandar Muda]] merupakan bandara Internasional salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berada di wilayah kabupaten ini.
 
Setelah ditetapkan Kota Jantho sebagai ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibu kota terus dimulai, dan akhirnya secara serentak seluruh aktivitas perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dilakukan oleh Bapak Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa itu, yaitu Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.<ref name="sejarah">Aceh Besar Dalam Angka 2004</ref>
=== Kecamatan-kecamatan di Aceh Besar ===
Aceh Besar terbagi atas kecamatan-kecamatan sebagai berikut:
# [[Baitussalam, Aceh Besar|Baitussalam]]
# [[Darul Imarah, Aceh Besar|Darul Imarah]]
# [[Darul Kamal, Aceh Besar|Darul Kamal]]
# [[Darussalam, Aceh Besar|Darussalam]]
# [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]]
# [[Ingin Jaya, Aceh Besar|Ingin Jaya]]
# [[Krueng Barona Jaya, Aceh Besar|Krueng Barona Jaya]]
# [[Kuta Baro, Aceh Besar|Kuta Baro]]
# [[Kuta Cot Glie, Aceh Besar|Kuta Cot Glie]]
# [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]
# [[Kuta Malaka, Aceh Besar|Kuta Malaka]]
# [[Lembah Seulawah, Aceh Besar|Lembah Seulawah]]
# [[Lho'Nga, Aceh Besar|Lho'Nga]]
# [[Leupung, Aceh Besar|Leupung]]
# [[Lhoong, Aceh Besar|Lhoong]]
# [[Mesjid Raya, Aceh Besar|Mesjid Raya]]
# [[Montasik, Aceh Besar|Montasik]]
# [[Peukan Bada, Aceh Besar|Peukan Bada]]
# [[Pulo Aceh, Aceh Besar|Pulo Aceh]]
# [[Seulimeum, Aceh Besar|Seulimeum]]
# [[Simpang Tiga, Aceh Besar|Simpang Tiga]]
# [[Suka Makmur, Aceh Besar|Suka Makmur]]
# [[Blang Bintang, Aceh Besar|Blang Bintang]]
 
Di [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]] hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak ada losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60&nbsp;km dari Banda Aceh, 28&nbsp;km menuju Saree, dan 12&nbsp;km menuju jalan utama Banda Aceh–Medan. Kira-kira 12&nbsp;km dari Kota Jantho ini terdapat air terjun.<ref name="sekilas"/>
== Wisata ==
 
== Geografi ==
[[Berkas:Pantai_Lhok_Me_1.jpg|thumb|right|300px|Pantai Lhok me yang berpasir putih di kecamatan [[Mesjid Raya, Aceh Besar|Mesjid Raya]]]]
[[Berkas:Meuseujid Tuha Indra Puri 2.jpg|jmpl|250px|ki|Masjid Tuha Indrapuri]]
 
Wilayah darat Aceh Besar berbatasan dengan [[Kota Banda Aceh]] di sisi utara, [[Kabupaten Aceh Jaya]] di sebelah barat daya, serta [[Kabupaten Pidie]] di sisi selatan dan tenggara. Aceh Besar juga mempunyai wilayah kepulauan yaitu wilayah [[Pulo Aceh, Aceh Besar|Kecamatan Pulo Aceh]]. Kabupaten Aceh Besar bagian kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan [[Samudra Hindia]], [[Selat Malaka]], dan [[Teluk Benggala]], yang memisahkannya dengan [[Pulau Weh]], tempat di mana [[Kota Sabang]] berada. Pulau-pulau utamanya adalah [[Pulau Breueh]] dan [[Pulau Nasi]].
=== Makanan khas ===
Kabupaten Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesulitan pengembangan karena kendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu ada pula [[gulai]] kambing ([[kari]]) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya.
 
Secara geografis sebagian besar wilayah Kabupaten Aceh Besar berada pada hulu aliran [[Sungai Krueng Aceh]]. Saat ini kondisi tutupan lahan adalah 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007). [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]] yang merupakan bandara internasional dan menjadi salah satu pintu gerbang untuk masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini. [[Pulau Benggala]] yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari Kabupaten Aceh Besar.
=== Wisata budaya ===
* '''Museum Cut Nyak Dhien''' pada mulanya merupakan tempat tinggal pahlawan wanita yang bernama [[Cut Nyak Dhien]]. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikelola dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari bangunan ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi bangunan yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.<ref name="budaya">[http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=2630&Itemid=401 Wisata Budaya Aceh Besar di situs NAD]</ref>
 
== Pemerintahan ==
*'''Masjid Tua Indra Puri''' berlokasi sekitar 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. [[Kerajaan Indra Puri|Indra Puri]] adalah Kerajaan [[Hindu]] dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, [[Sultan Iskandar Muda]] memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah seluruh masyarakat memeluk Islam, tempat yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.<ref name="budaya"/>
=== Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Aceh Besar}}
 
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
*'''Benteng Indra Patra''' terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, dekat Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu di masa Kerajaan Hindu, [[Kerajaan Indra Patra|Indra Patra]]. Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa [[Kesultanan Aceh Darussalam]] dalam upaya menahan serangan [[Portugis]]. Benteng ini sangat besar fungsinya pada jaman [[Sultan Iskandar Muda]] yang angkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh [[Laksamana Malahayati]].<ref name="budaya"/>
!No
!Foto
!Nama Bupati
!Mulai Jabatan
!Akhir Jabatan
!Wakil Bupati
|-
|12
|[[Berkas:Muhammad Iswanto.jpg|100px]]
|[[Muhammad Iswanto]]<br> ([[Penjabat]])
|14 Juli 2022
|''Petahana''
|''Lowong''
|}
 
=== Dewan Perwakilan ===
*'''Makam [[Laksamana Malahayati]]''' terletak sekitar 32 km dari Kota Banda Aceh. Ia adalah seorang [[laksamana]] wanita pertama yang memimpin armada laut pada masa Pemerintahan [[Sultan Iskandar Muda]].<ref name="budaya"/>
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Besar}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Aceh Besar}}
 
=== Kecamatan ===
*'''Museum Ali Hasymi''' merupakan kebanggaan lain kota Banda Aceh. [[Ali Hasymi]] yang mantan Gubemur Aceh dan seniman memiliki koleksi pribadi yang berharga dan menarik. Kini koleksi beliau dijadikan pajangan di museum tersebut antara lain kitab- kitab karya para ulama besar Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dll.<ref name="budaya"/>
{{utama|Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Aceh Besar}}
{{:Daftar kecamatan dan gampong di Kabupaten Aceh Besar}}
 
== Pariwisata ==
*'''Perpustakaan Kuno Tanoh Abee''' terdapat di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Beliau meninggal pada tahun [[1894]] dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun [[1901]] di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.<ref name="budaya"/>
=== Wisata Sejarah ===
[[Berkas:Rumoh Cut Nyak Dhiën.jpg|jmpl|250px|Rumah Cut Nyak Dhien]]
[[Berkas:Meuseujid Indra Puri.JPG|jmpl|250px|Masjid Tua Indrapuri]]
 
* '''Rumah Cut Nyak Dhien'''. Pada mulanya merupakan tempat tinggal [[Cut Nyak Dhien]]. Di dalamnya berisi koleksi sejarah Aceh yang dikelola dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya fondasi yang asli dari bangunan ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini adalah hasil renovasi bangunan yang sebelumnya telah dibakar oleh Belanda.<ref name="budaya">{{Cite web |url=http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=2630&Itemid=401 |title=Wisata Budaya Aceh Besar di situs NAD |access-date=2007-06-14 |archive-date=2007-09-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070928121312/http://www.nad.go.id/index.php?option=isi&task=view&id=2630&Itemid=401 |dead-url=yes }}</ref>
* '''[[Masjid Tua Indrapuri]]'''. Mesjid ini terletak sekitar 25&nbsp;km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Wilayah [[Indrapuri, Aceh Besar|Indrapuri]] dulunya merupakan Kerajaan [[Hindu]] dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, [[Sultan Iskandar Muda]] memperkenalkan Islam kepada masyarakat. Dan setelah seluruh masyarakat memeluk Islam, tempat yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan masjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter di atas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.<ref name="budaya"/>
* '''[[Kuta Indra Patra]]'''. Benteng ini terletak ± 19&nbsp;km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, dekat Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun ada sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa [[Kesultanan Aceh Darussalam]] dalam upaya menahan serangan [[Portugis]]. Benteng ini sangat besar fungsinya pada zaman [[Sultan Iskandar Muda]] yang angkatan lautnya terkenal kuat di Asia Tenggara.<ref name="budaya"/>
* '''Makam [[Laksamana Malahayati]]''', terletak sekitar 32&nbsp;km dari Kota Banda Aceh. Ia adalah seorang [[laksamana]] wanita pertama di dunia modern yang memimpin armada laut pada masa pemerintahan [[Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV]].<ref name="budaya"/>
* '''[[Perpustakaan Kuno Tanoh Abee]]''', terdapat di Desa [[Tanoh Abee, Seulimeum, Aceh Besar|Tanoh Abee]] di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Dayah Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan [[Teungku Chik Tanoh Abee]]. Ia meninggal pada tahun [[1894]] dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpulan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee telah dimulai sejak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun [[1901]] di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.<ref name="budaya"/>
* '''Rumoh Teunun Nyak Mu''', merupakan pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong [[Siem, Darussalam, Aceh Besar|Siem]], Mukim Siem, Kecamatan Darussalam. Lokasi ini berjarak 12&nbsp;km sebelah timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunun Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh.<ref name="budaya"/>
 
[[Berkas:Indrapatra Fortress panorawa view.jpg|jmpl|pus|1100px|<center>Benteng Indra Patra</center>]]
 
=== Wisata Alam ===
[[Berkas:Lhok Me.jpg|jmpl|300px|Pantai Lhok Me di [[Lam Reh, Mesjid Raya, Aceh Besar|Lam Reh]], [[Mesjid Raya, Aceh Besar|Mesjid Raya]]]]
 
* Pantai [[Lhoknga, Aceh Besar|Lhok Nga]]
* Pantai [[Lam Pu'uk, Aceh Besar|Lam Pu'uk]]
* Pantai Ujong Batee
* Pantai Lhok Me
* Air terjun Suhom, [[Lhoong, Aceh Besar|Lhoong]]
* Air terjun [[Kuta Malaka, Aceh Besar|Kuta Malaka]]
* Air terjun Peukan Biluy
* Waduk Keuliling<ref>[http://www.pu.go.id/satminkal/dit_sda/arsip%20Berita/2009-02-27/2/Peresmian%20waduk%20Keuliling23feb2009.pdf Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Taman Hutan Rakyat Po Cut Meurah Intan<ref>{{Cite web |url=http://dewagumay.wordpress.com/2008/04/04/pocut-meurah-intan-riwayatmu-kini-2/ |title=Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini |access-date=2010-04-16 |archive-date=2009-07-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090717094656/http://dewagumay.wordpress.com/2008/04/04/pocut-meurah-intan-riwayatmu-kini-2/ |dead-url=no }}</ref>
* Pusat Latihan Gajah Saree
* [[Gunung Seulawah Agam]]
* Cagar Alam Jantho<ref>{{Cite web |url=http://www.acehbox.com/featured/eksotisme-cagar-alam-jantho/ |title=Eksotisme Cagar Alam Jantho |access-date=2010-04-16 |archive-date=2010-05-13 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100513075158/http://www.acehbox.com/featured/eksotisme-cagar-alam-jantho/ |dead-url=yes }}</ref>
* Pemandian alam di Brayeun [[Leupung, Aceh Besar|Leupung]]
* Pantai Lhok Seudu
 
== Galeri ==
<gallery widths="200px" heights="175px">
Berkas:Kuta Éseukanda Muda.JPG|Benteng Sultan Iskandar Muda
Berkas:Gl%C3%A9Uj%C3%B4ngPancu.JPG|Sebuah pemandangan di Ujông Pancu, [[Peukan Bada, Aceh Besar|Peukan Bada]]
Berkas:Waduk Keuliling,Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Indonesia.jpg|Waduk Keuliling di [[Kuta Cot Glie, Aceh Besar|Kuta Cot Glie]]
Berkas:Pant%C3%A9Uj%C3%B4ngPancu.JPG|Lhok Mata Ie, [[Peukan Bada, Aceh Besar|Peukan Bada]]
Berkas:Panté_Lhôk_Nga.JPG|Pantai Lhok Nga
Berkas:Lhôk_Mata_Ië.JPG|Pantai Lhok Mata Ie
Berkas:Indrapatra Fortress building.jpg|Benteng Indra Patra
</gallery>
 
== Kebudayaan ==
=== Kuliner Khas ===
Kabupaten Aceh Besar terkenal dengan salah satu makanan khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesulitan pengembangan karena kendala dana selain kondisi yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu ada pula [[gulai]] kambing ([[kari]]) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh (daging Rebus) dan asam keu eung (asam pedas).
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
=== Sumber ===
 
{{reflist}}
=== Lihat pula ===
* [[Kota Jantho, Aceh Besar|Kota Jantho]]
* [[Daftar Daerah Tingkat II]]
 
=== Pranala luar ===
== Pranala luar ==
*{{id}}[http://www.acehbesar.go.id/ Situs Resmi Kabupaten Aceh Besar]
* {{id}}[http://pilkadawww.golkaracehbesarkab.orgo.id/index.php?action=view&pid=kota&idk=329 ProfilSitus Resmi Kabupaten Aceh Besar di situs Golkar]
{{Kabupaten Aceh Besar}}
{{Aceh}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kabupaten Aceh Besar| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Aceh|Aceh Besar]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Aceh Besar]]
[[Kategori:Kabupaten Aceh Besar| ]]
 
[[en:Aceh Besar Regency]]
[[jv:Kabupatèn Aceh Besar]]
[[ms:Aceh Besar]]