Beksan Trunajaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Warisan Budaya Takbenda Indonesia to Category:Warisan budaya tak benda Indonesia using Cat-a-lot |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(13 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox dance
| name = Beksan
| native_name =
| native_name_lang = jv
| etymology =
| image = Beksan lawung dance in Yogyakarta, Kota Jogjakarta 200 Tahun, plate after page 136.jpg
| alt =
| caption =''Ploncon'' dan ''jajar'' dalam pertunjukan Beksan Lawung Ageng
| genre = [[Perang]]
| signature =
Baris 14:
| origin = [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]
}}
Beksan Lawung Ageng,
== Sejarah ==
Beksan
Saat [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]] berdiri, Pemerintah Kolonial mengawasi penyelenggaraan pemerintahan di Keraton, sehingga Hamengkubuwana I memutuskan untuk menyamarkan latihan ''watangan'' yang rutin digelar tersebut ke dalam sebuah tarian yang diberi nama Beksan
== Deskripsi ==
=== Peran penari ===
Peran penari dalam Beksan
* Dua orang ''botoh'' yang hendak menguji ketangkasan prajurit-prajurit yang dibinanya.
Baris 31:
* Empat orang ''lurah,'' prajurit berpangkat tinggi.
* Empat orang ''jajar'', prajurit berpangkat rendah.
* Empat orang ''ploncon'', orang yang menyediakan tombak untuk digunakan
Tata busana yang digunakan untuk masing-masing penari berupa [[blangkon|''udeng tepen'']] untuk ''jajar'', ''ploncon'', dan ''lurah'', atau ''songkok'' untuk ''botoh'', kain [[batik]], celana [[cinde]], ''sampur'', ''lonthong'' (setagen), ''kaweng'', ''bara'', kalung, sumping, kelat bahu, dan buntal. Penari ''botoh'' dan ''lurah'' mengenakan rias ''kalang kinantang'' dan kain [[Batik Parang|batik Parang Rusak Barong]], sementara ''jajar'' mengenakan rias ''bapang'' dan kain batik motif [[batik Kawung]]. ''Salaotho'' menggunakan riasan dan busana yang berbeda; riasan ''gecul'' dan baju biru, celana putih, serta kain ''bangbangan''
=== Gerakan dan jalannya tari ===
Ragam gerak yang digunakan Beksan
* Ragam gerak ''bapang'', dengan sifat gagah dan ekspresif, digunakan oleh ''jajar''.
Baris 45:
Pada beksan Sekar Madura, terdapat satu properti yang digunakan saat penari duduk di hadapan meja, yaitu botol dan gelas sloki. Properti tersebut menunjukkan bahwa pada masa itu, jika para prajurit menang berperang, mereka bergembira dan saling menghibur dengan minum [[minuman keras]].<ref name=":2" />
Waktu tarian dapat bervariasi. Apabila waktu yang tersedia
* Pemangkasan gerak ''kalang kinantang'' sebanyak dua kali menjadi satu kali.
* Dialog yang dapat dilakukan bergantian antara pihak kanan dan kiri, menjadi bersamaan dan dipangkas dari semula tiga kali menjadi dua atau bahkan satu kali.
* Penari ''ploncon'' terkadang diganti dengan [[abdi dalem]] yang memberi tombak lawung;
* Terkadang yang diambil untuk dipentaskan hanya kelompok tertentu, misalnya empat ''jajar'' saja, atau empat ''lurah'' saja. ''Botoh'' dan ''salaotho'' masing-masing berjumlah dua orang untuk pementasan ini.
* Di luar Keraton, beksan ini dapat ditarikan hanya dengan satu ''botoh'' dan empat ''jajar'', yang tombaknya dibawa langsung oleh jajar sejak dari awal pementasan hingga selesai.
=== Iringan gendhing ===
[[Gamelan]] yang digunakan dalam beksan Lawung adalah Kanjeng Kyai Guntur Sari. Gamelan ini dikenal karena jumlah [[saron]] yang lebih banyak daripada gamelan konvensional. Total dalam gamelan ini terdapat 4 saron demung, 8 saron ricik, dan satu [[saron peking]], serta ditambah alat musik khusus seperti [[beduk]] dan [[bonang]] panembung. Untuk memberi suatu tanda tertentu dalam beksan ini, digunakan [[keprak]].{{Sfn|Rintoko|2022|p=97-98}}▼
* Pada Beksan Lawung Ageng, ''[[Gangsaran]]''
▲Terdapat beberapa iringan ''gendhing'' yang digunakan dalam Beksan Lawung, antara lain:
* Pada Beksan Lawung Alit,
▲* Pada Beksan Lawung Ageng, ''[[Gangsaran]]'' / ''Ladrang Roning Tawang, laras [[pelog]] [[pathet]] 6'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''jajar'', sedangkan ''Gangsaran / Ladrang Bima Kurda, laras pelog pathet barang'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''lurah''.{{Sfn|Tinarsidharta|Pramutomo|p=194|2016}}
▲* Pada Beksan Lawung Alit, ''Gangsaran'' / ''Ladrang Harjuna Mangsah, laras pelog pathet barang'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''jajar'', sedangkan ''Gangsaran / Ladrang Harjuna Asmara, laras pelog pathet barang'' dibunyikan saat ''botoh'' menguji ketangkasan ''lurah''.<ref name=":1" />
* Pada Beksan Sekar Madura, gendhing yang digunakan adalah ''Ceng Barong'', ''laras slendro pathet 9''.<ref name=":2" />
▲[[Gamelan]] yang digunakan dalam beksan Lawung Ageng dan Alit adalah Kanjeng Kyai Guntur Sari. Gamelan ini dikenal karena jumlah [[saron]] yang lebih banyak daripada gamelan konvensional. Total dalam gamelan ini terdapat
Alat-alat musik Barat yang ada di Keraton juga digunakan sebagai iringan gendhing, yaitu [[tambur]], [[trompet]], [[trombon]], [[Tuba (alat musik)|tuba]], [[biola]], [[selo]], dan [[kontrabas]].{{Sfn|Rintoko|2022|p=96}}
Baris 72:
{{Tarian Indonesia}}
[[Kategori:Tarian dari Yogyakarta]]
[[Kategori:Warisan budaya
|