Radio Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suntingan 118.96.89.228 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgx |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(716 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Penambahan isi halaman tanpa sumber|small=yes}}
{{short description|jaringan radio milik negara Indonesia}}
{{redirect|RRI|kegunaan lain}}
{{Infobox company
|name = Lembaga Penyiaran Publik<br>Radio Republik Indonesia
|logo = [[Berkas:RRI Logo 2023.svg|200px]]
|logo_size = 200px
|logo_caption =
| trading_name =
| type = [[Lembaga Penyiaran Publik]]
| traded_as =
| industry = Jaringan [[Penyiaran umum|radio dan televisi umum]]
| genre =
| fate =
| predecessors = {{unbulleted list|Hoso Kanri Kyoku (1942–1945; untuk Jakarta)|Hoso Kyoku (1942–1945; di wilayah lain)}}
| successor =
| foundation = {{start date and age|df=yes|1945|09|11}}
|founder = {{plainlist|
* [[Joesoef Ronodipoero]]
* [[Abdul Rahman Saleh (pahlawan)|Abdul Rahman Saleh]]
* ''...dan lain-lain''}}
| hq_location_city = [[Jalan Medan Merdeka (Jakarta)|Jalan Medan Merdeka Barat]] 4-5, [[Gambir, Gambir, Jakarta Pusat|Gambir]], [[Gambir, Jakarta Pusat|Gambir]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] 10110
|hq_location_country = Indonesia
|key_people =
{{unbulleted list|Anwar Mujahid Adhy Trisnanto (Ketua Dewan Pengawas)|I Hendrasmo (Direktur Utama)}}
| area_served = [[Nasional]]
| products = {{ubl|[[Radio]]|[[Televisi]]|[[Portal web|Portal daring]]}}
| production =
| services = ''Lihat [[Radio Republik Indonesia#Layanan|Layanan]]''
| revenue =
| operating_income =
| net_income =
| aum =
| assets =
| equity =
| owner =
| num_employees =
| parent =
| divisions =
| subsid =
| website = {{url|rri.co.id}}
|dissolved =
|footnotes =
}}
[[Berkas:RRIBuildingJakarta.jpg|jmpl|200px|Kantor pusat LPP RRI (gedung biru di depan dan gedung krem dengan menara) di Jakarta]]
'''Radio Republik Indonesia''' ('''RRI''', digayakan dengan huruf kecil semua) adalah jaringan [[radio]] dan [[televisi]] [[penyiaran umum|publik]] berskala nasional di [[Indonesia]]. RRI didirikan pada tanggal 11 September 1945 dan diperingati sebagai Hari Radio. RRI, bersama dengan TVRI ([[Televisi Republik Indonesia]]), berstatus sebagai [[lembaga penyiaran publik]]. RRI merupakan jaringan radio tertua di Indonesia, sekaligus perusahaan/lembaga khusus media tertua kedua yang masih beroperasi di negara itu setelah [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|LKBN Antara]]. RRI kini menjalankan 5 jaringan radio dengan stasiun yang tersebar di seluruh Indonesia, siaran radio internasional, saluran televisi, serta portal daring.
==
{{utama|Sejarah Radio Republik Indonesia}}
Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah [[Adang Kadarusman]], Jalan Menteng Dalam Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter [[Abdulrahman Saleh (pahlawan)|Abdulrahman Saleh]] sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan ''Piagam 11 September 1945'', yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.
Pada Februari 1946, RRI diposisikan berada di bawah [[Departemen Penerangan]], dan dengan segera menjadi sarana bagi pemerintah yang baru berdiri pada saat [[Revolusi Nasional Indonesia]].<ref>{{cite book |last1=Armando |first1=Ade |title=Televisi Jakarta di Atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia |date=2011 |publisher=Bentang |location=Yogyakarta |page=64}}</ref>
Stasiun pusat RRI di Jakarta menjadi salah satu objek vital yang direbut oleh [[Gerakan 30 September]] pada 1 Oktober 1965. Pada pagi harinya, RRI mengabarkan mengenai Gerakan 30 September yang ditujukan kepada para perwira tinggi anggota “Dewan Jenderal” yang akan mengadakan kudeta terhadap pemerintah, serta mengumumkan terbentuknya “Dewan Revolusi” yang dipimpin oleh Letkol. Untung Sutopo.
Pada masa [[Orde Baru]], stasiun-stasiun radio swasta mulai berjamuran dan secara langsung mengakhiri monopoli RRI pada siaran radio. Walau demikian, siaran berita RRI menjadi program yang wajib direlai oleh stasiun-stasiun tersebut. Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran menetapkan RRI sebagai satu dari empat "Lembaga Penyiaran Pemerintah", status yang disandang hingga awal dekade 2000-an.<ref>{{cite web |url=https://ngada.org/uu24-1997bt.htm |title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Penyiaran |website=tana ngada - database peraturan |accessdate=15 Mei 2021 |archive-date=2021-07-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210726155035/https://ngada.org/uu24-1997bt.htm |dead-url=yes }}</ref>
Likuidasi [[Departemen Penerangan]] oleh pemerintahan Presiden [[Abdurahman Wahid]] pada tahun 2000 dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan dari media pemerintah ke arah media publik dengan didasari [[Peraturan Pemerintah]] (PP) Nomor 37 Tahun 2000 yang ditandatangani Presiden tanggal 7 Juni 2000. Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (''shared vision'') di kalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8.500 orang yang semula berorientasi pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis. Dengan PP tersebut, RRI kemudian berstatus sebagai [[Badan Usaha Milik Negara]] (BUMN) berbentuk [[Perusahaan Jawatan]] (Perjan) yang tidak mencari untung. Perjan dapat dikatakan sebagai status transisi dari "Lembaga Penyiaran Pemerintah" menuju "Lembaga Penyiaran Publik" pada masa reformasi.
Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral dan tidak memihak kepada salah satu aliran/keyakinan [[partai]] atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada penyiar RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Pada tahun 2016, RRI meluncurkan siaran [[radio digital]] untuk wilayah Jakarta, yang merupakan siaran sejenis yang pertama di Indonesia. Siaran tersebut, dengan sistem [[Digital Audio Broadcasting|Digital Audio Broadcasting+]] (DAB+), menawarkan empat kanal radio.<ref>{{cite news |last=Simatupang |first=Gopis |date=2016 |title=RRI Luncurkan Radio Visual |url=https://wartakota.tribunnews.com/2016/03/28/rri-luncurkan-radio-visual |newspaper=[[Warta Kota]]|publisher=[[KG Media]]|via=[[Tribun Network]]|location=[[Jakarta]]|accessdate=13 Oktober 2021}}</ref><ref>{{cite news |last=Yuniarto |first=Topan |date=2021 |title=Hari Radio Nasional: Masa Depan Industri Penyiaran Radio |url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/hari-radio-nasional-masa-depan-industri-penyiaran-radio |newspaper=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|location=[[Jakarta]]|publisher=[[KG Media]] |url-access=subscription|accessdate=13 Oktober 2021}}</ref>
== Struktur ==
[[Berkas:Berkas-Rrijakarta.jpg|jmpl|ka|240px|Kantor RRI pusat di seputar lapangan [[Monumen Nasional]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], 2007]]
Status RRI sebagai lembaga penyiaran publik ditegaskan melalui [[Peraturan Pemerintah]] Nomor 11 dan 12 Tahun 2005, yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari [[Undang-Undang Penyiaran|Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002]]. RRI saat ini menjadi lembaga tersendiri dan tidak berada di bawah kementerian mana pun.
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 menyatakan bahwa RRI adalah lembaga penyiaran yang berbentuk "badan hukum yang didirikan oleh negara; (bersifat) independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat". Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas RRI adalah "memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia".
Berbeda dengan lembaga penyiaran publik lainnya seperti TVRI dan lembaga penyiaran publik lokal, RRI telah lama memiliki ikrar siaran yang disebut ''Tri Prasetya RRI'', yang berbunyi sebagai berikut:
# ''Kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita, dan membela alat itu dengan segala jiwa raga, dalam keadaan bagaimanapun dan dengan akibat apapun juga.''
# ''Kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur, serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa.''
# ''Kita harus berdiri di atas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan negara, serta berpegang pada jiwa Proklamasi 17 Agustus 1945.''
=== Organisasi ===
[[Berkas:Flag of RRI 2023.svg|jmpl|Bendera resmi RRI dengan logo baru]]
RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan RRI.
Adapun Dewan Pengawas LPP RRI untuk Periode 2021-2026 yang disahkan oleh DPR, disusun sebagai berikut <ref name=":1" />:
{| class="wikitable"
|-
! Jabatan
! Nama (2021-2026)
|-
| Ketua Dewan Pengawas
| Anwar Mujahid Adhy Trisnanto (unsur masyarakat)
|-
| Anggota Dewan Pengawas
| Ederiman Butar Butar (unsur pemerintah)
|-
| Anggota Dewan Pengawas
| M Rini Purwandari (unsur masyarakat)
|-
| Anggota Dewan Pengawas
| Mohamad Kusnaeni (unsur masyarakat)
|-
| Anggota Dewan Pengawas
| Mohammad Rohanudin (unsur RRI)
|}
Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan Direksi yang berjumlah 6 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran.
Adapun Dewan Direksi LPP RRI untuk Periode 2021-2026 disusun sebagai berikut <ref>{{Cite press release|author=Hasanudin|date=2021-12-10|title=JAJARAN DEWAN DIREKSI LPP RRI PERIODE 2021-2026|url=https://ppid.rri.co.id/berita/informasi-lpu/105/jajaran-direksi-lpp-rri-periode-2021-2026|publisher=LPP Radio Republik Indonesia|location=Jakarta|access-date=2022-08-22}}</ref>:
{| class="wikitable"
|-
! Jabatan
! Nama (2021-2026)
|-
| Direktur Utama
| I Hendrasmo
|-
| Direktur Program dan Produksi
| Mistam
|-
| Direktur Teknologi dan Media Baru
| Muhamad Sujai
|-
| Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha
| Yonas Markus Tuhuleruw
|-
| Direktur SDM dan Umum
| Dedi Suparman
|-
| Direktur Keuangan
| Muhammad Fauzan
|}
Selain dari dua dewan tersebut, adapula kepala Satuan Pengawasan Intern, Kepala Puslitbangdiklat, Kepala Pusat Pemberitaan, Kepala Stasiun Siaran Luar Negeri, Kepala Stasiun Penyiaran Tipe A, Kepala Stasiun Penyiaran Tipe B, dan Kepala Stasiun Penyiaran Tipe C.<ref name=":0" />
=== Pendanaan ===
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002, sumber pendanaan RRI dapat berasal dari iuran penyiaran, APBN, sumbangan masyarakat, siaran iklan, dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran. Usaha lain tersebut, yang saat ini digabungkan dalam [[Penerimaan Negara Bukan Pajak]] (PNBP) seperti diatur dalam PP Nomor 68 Tahun 2020, meliputi jasa digitalisasi penyiaran (iklan di situs web), jasa sertifikasi wartawan radio, jasa penggunaan sarana dan prasarana (sewa tempat di pemancar dan lahan aset), jasa produksi acara, dan royalti produksi acara.<ref>{{cite web |title=Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2020 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia |url=https://peraturan.go.id/common/dokumen/ln/2020/pp68-2020bt.pdf |access-date=3 November 2021|publisher=[[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]]|location=[[Jakarta]]|via=Peraturan.go.id}}</ref> Meskipun demikian, iuran penyiaran dan sumbangan masyarakat belum diatur secara spesifik.
Di tahun 2020, menurut Lampiran Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur Anggaran Kementerian dan Lembaga Pemerintah, semula anggaran LPP Radio Republik Indonesia sebesar 1,313 triliun rupiah. Namun, karena ada penyesuaian anggaran akibat pandemi Covid-19, maka anggaran diubah menjadi 1,075 triliun rupiah <ref name=":0">{{Cite news|last=Yuniarto|first=Topan|date=2020-09-16|title=Radio Republik Indonesia|url=https://www.kompas.id/baca/lembaga/2020/09/16/radio-republik-indonesia|newspaper=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|publisher=[[KG Media]]|location=[[Jakarta]]|url-access=subscription|access-date=2022-08-22}}</ref>
== Layanan ==
=== Radio ===
{{Multiple image
| align = right
| direction = vertical
| width = 200
| image1 = RRI Padang.jpg
| caption1 = Kantor RRI Stasiun Padang di [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]].
| image2 = RRI Stasiun Makassar (2023).jpg
| caption2 = Kantor RRI Stasiun Makassar di [[Kota Makassar|Makassar]], [[Sulawesi Selatan]] dengan logo baru.
| image3 = Parabola RRI.png
| caption3 = Tulisan "RRI" pada bekas parabola RRI Dili, sekarang digunakan oleh [[RTTL]] untuk bersiaran. RRI pernah menjalankan stasiun di [[Timor Timur]] (kini [[Timor Leste]]) saat masih menjadi salah satu provinsi Indonesia.
}}
Dewasa ini, RRI mempunyai kurang lebih 90 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke [[luar negeri]]. RRI menyelenggarakan nanti siaran dalam maksimal 5 programa pada frekuensi [[AM]] dan [[FM]], dengan ketersediaan masing-masing programa bervariasi di setiap daerah.<ref>{{Cite news|last=Yuniarto|first=Topan|date=2018-09-13|title=Geliat RRI Merawat Pendengar Setia|url=https://www.kompas.id/baca/riset/2018/09/13/geliat-rri-merawat-pendengar-setia|newspaper=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|publisher=[[KG Media]]|location=[[Jakarta]]|url-access=subscription|access-date=2022-08-22}}</ref>
* [[RRI Programa 1|Pro 1]]: stasiun daerah yang melayani pendengar [[dewasa|dewasa tua]] dan [[Masa tua|lansia]] tentang seputar [[berita]], [[gelar wicara]] dan [[informasi]] baik di [[Indonesia|dalam negeri]] maupun dari [[luar negeri]] termasuk berita olahraga, [[:en:oldies|oldies]], [[:en:classic country|classic country]], [[:en:easy listening|easy listening]], [[suara Nashville|nashville sound]] dan [[bluegrass]]. Genre ini dikenal sebagai RRI "zaman dulu" dengan beragam acara tumpah ruah dalam satu kanal yang melayani masyarakat luas pendengar yang berusia 40 - 80 tahun.
* [[RRI Programa 2|Pro 2]]: stasiun daerah yang melayani pendengar [[remaja]] dan [[remaja|anak muda]] di [[kota|perkotaan]], khususnya yang berusia 12 - 25 tahun. Konten siaran radio ini lebih banyak mengenai musik terkini dan gaya penyiar yang menyapa pendengar khas radio-radio swasta lainnya.
* [[RRI Programa 3|Pro 3]]: siaran nasional dari [[Jakarta]] yang menyajikan [[berita]], [[gelar wicara]] dan [[informasi]] baik di [[Indonesia|dalam negeri]] maupun dari [[luar negeri]] yang dipancarluaskan secara relai dengan jangkauan [[nasional]] sepanjang hari selama 24 jam nonstop.
* [[RRI Programa 4|Pro 4]]: stasiun daerah yang menyajikan konten [[lagu daerah|musik daerah]], [[budaya Indonesia|budaya daerah]], serta hal-hal yang mengandung unsur keindonesiaan termasuk [[Dangdut|musik dangdut]], pendidikan dan hiburan di daerahnya.
Di [[gelombang pendek]], [[Voice of Indonesia]] mengudara sebagai siaran [[luar negeri]] dengan konten yang berisi berita, informasi, dan hiburan.
Pada [[radio digital]] di Indonesia, di samping 4 programa utama dan Voice of Indonesia, RRI juga menyiarkan 3 saluran radio khusus digital, yakni '''Classic Channel''' ([[musik klasik]]), '''Jazz Channel''' ([[Musik jaz|jaz]]), dan '''Keroncong Channel''' ([[keroncong]]). Ketiganya mengudara dalam format Digital Audio Broadcast (DAB) pada frekuensi 229.072 (12D).{{butuh rujukan}}
Pada saat [[Timor Timur|Provinsi Timor Timur]] (kini [[Timor Leste]]) masih berintegrasi dengan Indonesia, RRI mempunyai stasiun lokal bernama RRI Dili yang berpusat di kota [[Dili]]. Stasiun tersebut hanya mulai beroperasi sejak 16 Agustus 1976<ref name="korpri">{{cite book |date=1996 |title=Duapuluh Tahun Timor Timur Membangun |url=https://books.google.co.id/books?id=s9PsAAAAMAAJ&printsec=frontcover&hl=id |location=Dili |publisher= [[Korps Pegawai Republik Indonesia|KORPRI]] Propinsi Timor Timur |page=199}}</ref> hingga ditutup pada 23 September 1999, setelah provinsi tersebut lepas dari Indonesia. Sebagai gantinya, stasiun penyiaran nasional Timor Leste [[Radio-Televisão Timor Leste|RTTL]] saat ini beroperasi.
==== Variasi ====
{{Multiple image
| align = right
| direction = vertical
| width = 100
| image1 = RRI Pro 5 2023.svg
| caption1 = Logo RRI Pro 5 (sejak 11 September 2023).
| image2 = RRI IKN logo.svg
| caption2 = Logo RRI IKN di [[Nusantara (kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]] (sejak 17 Januari 2024).
| image3 = RRI EWS logo.svg
| caption3 = Logo RRI Emergency Warning System (RRI EWS).
}}
Di [[Kota Surabaya|Surabaya]] dan [[Kota Makassar|Makassar]], selain ada 3 programa daerah dan Pro 3, RRI juga mengudarakan '''RRI Programa 5''' (atau RRI Pro 5) yang fokus menyiarkan lagu-lagu selama 24 jam nonstop. Stasiun ini masing-masing mengudara di frekuensi 91.7 FM (Surabaya) dan 90.9 FM (Makassar).
Di [[Nusantara (kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]], RRI meluncurkan stasiun RRI IKN yang secara resmi mengudara sejak 17 Januari 2024, melalui frekuensi 98.3 FM.<ref name="rriiknsiapmengudara">{{Cite web|author=Alfreds Tuter|editor=Cecep Jaiddin|date=16 Januari 2024|title=Siaran Perdana RRI IKN Mengudara Rabu 17 Januari|url=https://www.rri.co.id/nasional/518693/siaran-perdana-rri-ikn-mengudara-rabu-17-januari|website=RRI|language=id|access-date=18 Januari 2024}}</ref>
{{Clear}}
==== Daftar stasiun ====
Semua stasiun yang ada pada daftar merupakan saluran lokal, kecuali Pro 3 RRI.
{| class="wikitable sortable mw-collapsible mw-collapsed" style="font-size: 70%; "
! colspan="17" |Daftar stasiun RRI di kota besar
|-
! colspan="3" rowspan="2" |Lokasi
! colspan="14" |Frekuensi/Penyediaan
|-
! colspan="3" |[[RRI Programa 1|Pro 1]]<br>[[Berkas:RRI Pro 1 2023.svg|30x30px]]
! colspan="3" |[[RRI Programa 2|Pro 2]]<br>[[Berkas:RRI Pro 2 2023.svg|30x30px]]
! colspan="3" |[[RRI Programa 3|Pro 3]]<br>[[Berkas:RRI Pro 3 2023.svg|30x30px]]
! colspan="3" |[[RRI Programa 4|Pro 4]]<br>[[Berkas:RRI Pro 4 2023.svg|30x30px]]
! rowspan="2" |Stasiun RRI Lainnya
! rowspan="2" |Radio Digital (KHz/[[Digital Audio Broadcasting|DAB]])
|-
!Wilayah
!Provinsi
!Kota
!AM (KHz)
!FM (MHz)
!RRI Digital
!AM (KHz)
!FM (MHz)
!RRI Digital
!AM (KHz)
!FM (MHz)
!RRI Digital
!AM (KHz)
!FM (MHz)
!RRI Digital
|-
| rowspan="32" |[[Sumatra]]
| rowspan="8" |{{Flag|Aceh}}
|[[Kabupaten Aceh Singkil|Aceh Singkil]]
| -
|92.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| rowspan="118" |{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]]
| -|| 97.7
|{{Centang|15}}
| -|| 92.6
|{{Centang|15}}
| -|| 87.8
| 1251|| 88.6
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Lhokseumawe|Lhokseumawe]]
| -
|89.3
|{{Centang|15}}
| -
|95.2
|{{Centang|15}}
| -
|97.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Meulaboh]]
| -
|97.0
|{{Centang|15}}
| -
|90.3
|{{Centang|15}}
| -
|93.6
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Rimba Raya, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah|Rimba Raya]]
| -
|90.1 ([[Radio Rimba Raya]])
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Sabang|Sabang]]
| -
|94.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Sigli, Pidie|Sigli]]
| -
|99.7
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Takengon (kota)|Takengon]]
| -
|93.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|98.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Bengkulu}}
| [[Kota Bengkulu|Bengkulu]]
| -|| 92.5
|{{Centang|15}}
| -|| 105.1
|{{Centang|15}}
| -|| 88.6
| -|| 91.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kaur Selatan, Kaur|Bintuhan]]
| -
|98.8
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Jambi}}
| [[Kota Jambi|Jambi]]
| -|| 88.5
|{{Centang|15}}
| -|| 90.9
|{{Centang|15}}
| -|| 94.4
| -|| 99.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Sungai Penuh|Sungai Penuh]]
| -
|96.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Kepulauan Bangka Belitung}}
|[[Pulau Belitung|Belitung]]
| -
| -
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Sungailiat, Sungai Liat, Bangka|Sungailiat]]
|1413
|96.4
|{{Centang|15}}
| -
|101.4
|{{Centang|15}}
| -
|97.2
| -
|103.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="5" |{{Flag|Kepulauan Riau}}
| [[Kota Batam|Batam]]
| -|| 105.1
|{{Centang|15}}
| -|| 105.5
|{{Centang|15}}
| -|| 90.9
| -||-
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Ranai Kota, Bunguran Timur, Natuna|Ranai]]
|1467
|105.9
|{{Centang|15}}
| -
|99.2
|{{Centang|15}}
| -
|90.2
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="3" |[[Kota Tanjungpinang|Tanjungpinang]]
| rowspan="3" | -
|97.5
| rowspan="3" |{{Centang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |92.1
| rowspan="3" |{{Centang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |88.6
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |101.3
| rowspan="3" |{{Centang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" | -
|-
|98.3
|-
|103.5
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Lampung}}
| [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]
| 1035|| 90.9
|{{Centang|15}}
| -|| 92.5
|{{Centang|15}}
| -|| 87.7
| -|| 88.5
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Way Kanan|Way Kanan]]
| -
|103.6
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Riau}}
|[[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]]
| -
|90.6
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Pekanbaru|Pekanbaru]]
| -
|99.1
|{{Centang|15}}
| -
|88.4
|{{Centang|15}}
| -
|89.2
| -
|95.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Sumatera Barat}}
|[[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]
| -
|94.8
|{{Centang|15}}
| -
|97.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
|88.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Padang|Padang]]
| -
|97.5
|{{Centang|15}}
| -
|90.8
|{{Centang|15}}
| -
|88.4
| -
|92.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Sumatera Selatan}}
|[[Indralaya, Ogan Ilir|Indralaya]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|97.1
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Palembang|Palembang]]
| -
|92.4
|{{Centang|15}}
| -
|91.6
|{{Centang|15}}
| -
|93.7
| -
|88.4
|{{Centang|15}}
|Melayu Dangdut Channel Palembang (89.2 FM)
| -
|-
| rowspan="5" |{{Flag|Sumatera Utara}}
|[[Kota Gunungsitoli|Gunungsitoli]]
| -
|96.2
|{{Centang|15}}
| -
|101.3
|{{Centang|15}}
| -
|90.3
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Medan|Medan]]
| -
|94.3
|{{Centang|15}}
| -
|92.4
|{{Centang|15}}
| -
|88.8
| -
|88.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Nias Selatan|Nias Selatan]]
| -
|93.1
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Sibolga|Sibolga]]
| -
|97.2
|{{Centang|15}}
| -
|94.8
|{{Centang|15}}
| -
|103.1
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]]
| -
| -
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="25" |[[Jawa]]
|{{Flag|Banten}}
|[[Kota Serang|Serang]] (RRI Banten)
| -
|94.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|96.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|'''{{Flag|DKI Jakarta}}'''
| '''[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]'''
|'''-'''|| '''91.2'''
|{{Centang|15}}
|'''-'''|| '''105.0'''
|{{Centang|15}}
|'''-'''|| '''88.8'''
|'''-'''|| '''92.8'''
|{{Centang|15}}
|'''Pro 5 Jakarta (DAB), [[Voice of Indonesia]] (DAB dan RRI Digital), Classic (DAB), Jazz (DAB dan RRI Digital), Keroncong (DAB), Kanal Informasi Kebencanaan (RRI Digital), serta Memori (RRI Digital)'''
|'''229.072 (12D)'''
|-
| rowspan="3" |{{Flag|Jawa Barat}}
| [[Kota Bandung|Bandung]]
| -|| 97.6
|{{Centang|15}}
| -|| 96.0
|{{Centang|15}}
| -|| 88.5
|540|| -
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Bogor|Bogor]]
|1242|| 102.0
|{{Centang|15}}
| -|| 106.8
|{{Centang|15}}
| -|| 90.9
| -||-
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Cirebon|Cirebon]]
|864|| 94.8
|{{Centang|15}}
| -|| 97.5
|{{Centang|15}}
| -|| 90.9
| -||-
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="6" |{{Flag|Jawa Tengah}}
|[[Kabupaten Pati|Pati]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|88.8
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="3" |[[Purwokerto (kota)|Purwokerto]]
| rowspan="3" | 756
|89.2
| rowspan="3" |{{Centang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |99.0
| rowspan="3" |{{Centang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |97.1
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" |98.6
| rowspan="3" | {{Silang|15}}
| rowspan="3" | -
| rowspan="3" | -
|-
|93.1
|-
|107.3
|-
|[[Kota Semarang|Semarang]]
| -
|89.0
|{{Centang|15}}
| -
|95.3
|{{Centang|15}}
|999
|92.2
|801
|88.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Surakarta|Surakarta]]
| -
|101.0
|{{Centang|15}}
| -
|105.5
|{{Centang|15}}
| -
|105.9
| -
|95.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="13" |{{Flag|Jawa Timur}}
|[[Kabupaten Jember|Jember]]
| -
|95.4
|{{Centang|15}}
| -
|89.5
|{{Centang|15}}
| -
|87.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Kediri|Kediri]]
| -
|100.2
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Madiun|Madiun]]
|1008
|99.7
|{{Centang|15}}
| -
|95.2
|{{Centang|15}}
|999
| rowspan="2" |104.0
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Magetan|Magetan]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Malang|Malang]]
| 891|| 94.6
|{{Centang|15}}
| -|| 87.9
|{{Centang|15}}
| -|| 91.5
| 999|| 105.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Nganjuk|Nganjuk]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Ngawi|Ngawi]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
|
|91.3
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Pamekasan|Pamekasan]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| rowspan="2" |89.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Sampang|Sampang]]
| -
|100.8
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Situbondo|Situbondo]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|89.9
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Sumenep|Sumenep]]
|1098
|101.3
|{{Centang|15}}
| -
|94.6
|{{Centang|15}}
|999
|93.0
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[RRI Surabaya|Surabaya]]
| -
|99.2
|{{Centang|15}}
| -
|95.2
|{{Centang|15}}
| -
|107.5
| -
|96.8
|{{Centang|15}}
|Pro 5 Surabaya (91.7 FM dan RRI Digital)
| -
|-
|[[Kabupaten Tuban|Tuban]]
| -
|87.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Daerah Istimewa Yogyakarta}}
|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]
| -
|91.1
|{{Centang|15}}
| -
|102.5
|{{Centang|15}}
| -
|102.9
|1107
|106.6
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="15" |[[Kepulauan Nusa Tenggara|Bali dan Nusa Tenggara]]
| rowspan="4" |{{Flag|Bali}}
| rowspan="2" | [[Kota Denpasar|Denpasar]]
| rowspan="2" | -|| 93.0
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -|| rowspan="2" | 95.3
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -|| rowspan="4" | 88.8
| rowspan="2" | -|| rowspan="2" | 106.4
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|99.5
|-
| rowspan="2" |[[Singaraja]]
| rowspan="2" | -
|97.9
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |105.4
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | {{Silang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|101.2
|-
| rowspan="3" |{{Flag|Nusa Tenggara Barat}}
|[[Kabupaten Bima|Bima]]
| -
|91.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |[[Kota Mataram|Mataram]]
| rowspan="2" | -
|89.2
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |104.2
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |94.3
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |103.4
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|92.7
|-
| rowspan="8" |{{Flag|Nusa Tenggara Timur}}
|[[Aimere, Ngada|Aimere]]
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|89.0
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Alor|Alor]]
| -
| -
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Atambua]]
| -
|91.5
|{{Centang|15}}
| -
|99.8
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Ende|Ende]]
|783
|100.5
|{{Centang|15}}
| -
|92.2
|{{Centang|15}}
| -
|104.8
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Kupang|Kupang]]
| -|| 94.4
|{{Centang|15}}
| -|| 90.9
|{{Centang|15}}
| -|| 101.9
| -|| 104.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Labuan Bajo, Komodo, Manggarai Barat|Labuan Bajo]]
| -
| -
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
|89.2
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kepulauan Rote|Rote]]
| -
|92.5
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Pulau Sumba|Sumba]]
| -
|96.9
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="17" |[[Kalimantan (wilayah Indonesia)|Kalimantan]]
| rowspan="5" |{{Flag|Kalimantan Barat}}
|[[Entikong, Sanggau|Entikong]]
| -
|100.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Pontianak|Pontianak]]
| -
|104.2
|{{Centang|15}}
| -
|101.8
|{{Centang|15}}
| -
|98.3
| -
|94.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Sambas|Sambas]]
| -
|97.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Sanggau|Sanggau]]
| -
|97.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Sintang|Sintang]]
| -
|102.5
|{{Centang|15}}
| -
|90.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Kalimantan Selatan}}
| rowspan="2" |[[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]
| rowspan="2" | - || rowspan="2" | 97.6
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | - || rowspan="2" | 95.2
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | - || rowspan="2" | 92.5
| rowspan="2" | - || 87.7
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|99.6
|-
|{{Flag|Kalimantan Tengah}}
|[[Kota Palangka Raya|Palangka Raya]]
|1197
|89.2
|{{Centang|15}}
| -
|92.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
|95.1
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="4" |{{Flag|Kalimantan Timur}}
| rowspan="2" | [[Kota Balikpapan|Balikpapan]]
| rowspan="2" | -|| rowspan="2" | 87.5
| rowspan="2" | {{Centang|15}}
| rowspan="2" | -|| rowspan="2" | 90.1
| rowspan="2" | {{Silang|15}}
| rowspan="2" | -|| rowspan="2" | 98.1
| rowspan="2" | -|| 106.1
| rowspan="2" | {{Silang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|108.0
|-
| [[Kota Samarinda|Samarinda]]
| -|| 97.6
|{{Centang|15}}
| -|| 88.5
|{{Centang|15}}
| 1215|| 93.3
| -|| 98.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Sendawar (kota)|Sendawar]]
| -
|103.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="4" |{{Flag|Kalimantan Utara}}
|[[Kabupaten Malinau|Malinau]]
| -
|95.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Nunukan|Nunukan]]
| -
|96.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Tarakan|Tarakan]]
|1350
|97.9
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| -
|107.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Tanjung Selor, Bulungan|Tanjung Selor]]
| -
|99.9 (dari Tarakan)
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Nusantara}}
|[[Nusantara (kota terencana)|Nusantara]] (RRI IKN)<ref name="rriiknsiapmengudara" />
| -
|98.3<ref name="rriiknsiapmengudara" />
|{{Centang|15}}
| -
| -
|{{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
|{{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="12" |[[Sulawesi]]
|{{Flag|Gorontalo}}
|[[Kota Gorontalo|Gorontalo]]
| -
|101.8
|{{Centang|15}}
| -
|92.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
|1008
|95.1
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Sulawesi Barat}}
|[[Kabupaten Mamuju|Mamuju]]
| -
|96.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Sulawesi Selatan}}
|[[Kabupaten Bone|Bone]]
| -
|91.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Makassar|Makassar]]
| -|| 94.4
|{{Centang|15}}
| -|| 96.8
|{{Centang|15}}
| -|| 92.9
| -|| 92.5
|{{Centang|15}}
|Pro 5 Makassar (90.9 FM)
| -
|-
| rowspan="3" |{{Flag|Sulawesi Tengah}}
|[[Ampana Kota, Tojo Una-Una|Ampana]]
| -
|93.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Palu|Palu]]
|1035
|90.8
|{{Centang|15}}
| -
|105.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| -
|97.5
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Tolitoli|Tolitoli]]
|1377
|102.0
|{{Centang|15}}
| -
|96.9
|{{Centang|15}}
| -
|90.2
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Sulawesi Tenggara}}
|[[Kota Baubau|Baubau]]
| -
|99.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Kendari|Kendari]]
| -|| 96.7
|{{Centang|15}}
| -|| 90.8
|{{Centang|15}}
| -
| -
| 954|| 103.4
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="3" | {{Flag|Sulawesi Utara}}
| [[Kota Manado|Manado]]|| 1188
| 94.5
|{{Centang|15}}|| -
| 97.7
|{{Centang|15}}|| -
| 104.4|
| 88.6
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |[[Tahuna, Kepulauan Sangihe|Tahuna]]
| rowspan="2" | -
|99.5
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |92.0
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |99.5
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | {{Silang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|105.4
|-
| rowspan="5" |[[Kepulauan Maluku|Maluku]]
| rowspan="4" |{{Flag|Maluku}}
| [[Kota Ambon|Ambon]]
| -|| 105.1
|{{Centang|15}}
| -|| 98.4
|{{Centang|15}}
| -|| 101.9
| -|| 90.1
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Bula, Seram Bagian Timur|Bula]]
| -
|90.0
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Saumlaki, Tanimbar Selatan, Kepulauan Tanimbar|Saumlaki]]
| -
|94.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kota Tual|Tual]]
| -
|103.6
|{{Centang|15}}
| -
|94.5
|{{Centang|15}}
| -
|97.6
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Maluku Utara}}
|[[Kota Ternate|Ternate]]
| -
|101.8
|{{Centang|15}}
| -
|96.7
|{{Centang|15}}
| -
|88.4
| -
|95.1
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="12" |[[Papua (wilayah Indonesia)|Papua]]
| rowspan="3" |{{Flag|Papua}}
|[[Pulau Biak|Biak]]
| -
|96.1
|{{Centang|15}}
| -
|94.5
|{{Centang|15}}
| -
|95.3
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| [[Kota Jayapura|Jayapura]]
| -|| 97.6
|{{Centang|15}}
| -|| 90.1
|{{Centang|15}}
| -|| 105.9
| -|| 89.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|[[Serui Kota, Yapen Selatan, Kepulauan Yapen|Serui]]
| 1026
|96.4
|{{Centang|15}}
| -
|101.5
|{{Centang|15}}
| -
|94.5
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="3" |{{Flag|Papua Barat}}
|[[Kabupaten Fakfak|Fakfak]]
| -
|94.9
|{{Centang|15}}
| -
|99.0
|{{Centang|15}}
| -
|104.4
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Kaimana|Kaimana]]
| -
|96.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Manokwari|Manokwari]]
| -
|94.3
|{{Centang|15}}
| -
|97.8
|{{Centang|15}}
| -
|95.1
| -
|96.7
|{{Centang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Papua Barat Daya}}
|[[Kota Sorong|Sorong]]
| -
|102.6
|{{Centang|15}}
| -
|96.7
|{{Centang|15}}
| -
|95.1
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|{{Flag|Papua Pegunungan}}
|[[Wamena, Jayawijaya|Wamena]]
| -
|97.1
|{{Centang|15}}
| -
|96.3
|{{Centang|15}}
| -
|94.7
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Papua Selatan}}
|[[Kabupaten Boven Digoel|Boven Digoel]]
| -
|90.3
|{{Centang|15}}
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
|[[Kabupaten Merauke|Merauke]]
| -
|95.2
|{{Centang|15}}
| -
|96.8
|{{Centang|15}}
| -
|90.1
| -
| -
| {{Silang|15}}
| -
| -
|-
| rowspan="2" |{{Flag|Papua Tengah}}
| rowspan="2" |[[Kabupaten Nabire|Nabire]]
| rowspan="2" |729
|96.8
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |90.1
| rowspan="2" |{{Centang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" |94.4
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | {{Silang|15}}
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" | -
|-
|97.6
|}
Pada saat [[Timor Timur|Provinsi Timor Timur]] (kini [[Timor Leste]]) masih berintegrasi dengan Indonesia, RRI mempunyai stasiun lokalnya bernama RRI Dili yang berpusat di kota [[Dili]] dengan frekuensi siaran FM 88.2 Mhz. Stasiun tersebut hanya mulai beroperasi sejak 16 Agustus 1976 hingga ditutup pada 23 September 1999 (23 tahun, 38 hari), setelah provinsi tersebut lepas dari Indonesia. Stasiun penyiaran nasional Timor Leste [[Radio-Televisão Timor Leste|RTTL]] saat ini beroperasi.
=== Televisi ===
{{see also| RRI NET}}
Selain radio, RRI juga menjalankan sejumlah "saluran televisi" yang difungsikan sebagai radio visual. Di antara saluran tersebut ialah [[RRI NET]] yang bersiaran melalui televisi satelit dan daring, serta versi visual dari [[Voice of Indonesia]] yang disiarkan secara daring.
=== Daring ===
[[Berkas:RRI Digital logo.svg|jmpl|kanan|150px|Logo RRI Digital sejak 11 September 2023]]
RRI menjalankan portal berita pada situs web resminya (''rri.co.id''), yang sudah ada setidaknya sejak tahun 2008.<ref>{{cite web |title=Website :: Radio Republik Indonesia |url=http://rri.co.id |access-date=14 September 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080624082637/http://rri.co.id/ |archive-date=24 Juni 2008}}</ref> RRI juga pernah menjalankan ''BeYoung.id'', sebuah portal berisi koleksi [[Indie|lagu indie]] dari para musisi di seluruh [[Indonesia]].
Selain itu, RRI – bersama [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|Antara]] dan TVRI – juga mengelola Redaksi Nasional, sebuah portal berita bersama yang digunakan sebagai pusat berita tentang agenda-agenda nasional tertentu, seperti [[Pekan Olahraga Nasional]] dan [[Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali 2022|Konferensi Tingkat Tinggi G20]] tahun 2022 lalu.<ref>{{cite web |last1=Kristianti |first1=Livia |year=2022 |title=Redaksi Nasional siapkan kanal khusus berita Presidensi G20 Indonesia |url=https://www.antaranews.com/berita/2723617/redaksi-nasional-siapkan-kanal-khusus-berita-presidensi-g20-indonesia |website=Antaranews.com |date= 24 Februari 2022 |access-date=1 September 2023}}</ref>
RRI juga mengoperasikan '''RRI Digital''' (sebelumnya bernama RRI Play dan RRI PlayGo), aplikasi seluler yang menawarkan layanan-layanan RRI dalam satu aplikasi; di antaranya ''streaming'' seluruh stasiun RRI, portal berita, dan lainnya. Hingga 2023, terdapat sejumlah saluran radio daring yang hanya terdapat di aplikasi ini, yakni RRI Jazz Channel, '''RRI EWS - Kanal Informasi Kebencanaan''' (informasi bencana),<ref>{{cite web |title=RRI EWS - Kanal Informasi Kebencanaan |url=https://digital.rri.co.id/sharing/radio/015181 |website=RRI Digital |access-date=9 Maret 2024}}</ref> dan '''RRI Kanal Kenangan''' (musik lawas).<ref>{{cite web |title=RRI Kanal Kenangan |url=https://digital.rri.co.id/sharing/radio/015213 |website=RRI Digital |access-date=9 Maret 2024}}</ref> Sebelumnya aplikasi ini pernah menawarkan layanan RRI 30" ([[jurnalisme warga]]) dan BeYoung.
== Kritik dan kontroversi ==
=== Masalah struktural ===
{{lihat|Lembaga Penyiaran Publik#Kritik dan kontroversi}}
'' State Media Monitor'', situs web dari lembaga riset asal Eropa ''Media and Journalism Research Center'' yang menilai media-media terafiliasi negara, pada tahun 2023 menempatkan RRI sebagai [[Media negara|''State-Controlled'' (media yang dikendalikan negara)]]. Menurut lembaga tersebut, meskipun pemerintah mengadopsi ketentuan hukum yang diklaim akan mengarah pada transformasi RRI menjadi lembaga penyiaran publik modern dengan jaminan independensi editorial, RRI "tetap bertindak sebagai media negara, mendukung tindakan dan kebijakan pemerintah dalam liputannya". Selain itu, lembaga itu menilai "belum ada" undang-undang, badan, atau mekanisme yang secara independen memvalidasi independensi kebijakan editorial RRI.<ref>{{cite web |last=Media and Journalism Research Center |date=9 Oktober 2023 |title=Radio of the Republic of Indonesia (RRI) |url=https://statemediamonitor.com/2023/10/radio-of-the-republic-of-indonesia-rri/ |website=State Media Monitor |access-date=28 April 2024}}</ref>
=== Konflik tanah kompleks pemancar RRI Cimanggis ===
[[Berkas:Tower Pemancar RRI Cimanggis.jpg|jmpl|250px|Menara-menara pemancar RRI di Cimanggis, Depok, Jawa Barat sebelum dibongkar]]
Konflik ini berawal ketika adanya berita acara serah terima (BAST) barang milik negara berupa tanah dari LPP RRI kepada [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama RI]] (Kemenag) Nomor 774/DU/05/2017 tanggal 9 Mei 2017, di mana LPP RRI menyerahkan sebidang tanah di [[Cimanggis, Depok|Cimanggis]], [[Kota Depok|Depok]], [[Jawa Barat]] seluas 1.425.889 meter persegi (lebih dari 142 hektar) ke Kemenag untuk pendirian [[Universitas Islam Internasional Indonesia]] (UIII). Sesuai pasal 6 BAST, untuk menjamin keberlangsungan operasional siaran RRI, maka pihak kedua (yaitu Kemenag) harus memindahkan atau membangun gedung, bangunan, dan peralatan serta prasarana lainnya secara bertahap di tempat yang baru.
Namun pada praktiknya, ketika pemindahan atau pembangunan tersebut belum dilakukan, justru proses pembangunan UIII di Cimanggis telah dimulai; yang mengakibatkan kerusakan terhadap ''fider line'' pemancar gelombang pendek RRI yang berlangsung sejak akhir tahun lalu. Tanggal 20 Desember 2018, Direktur Utama RRI 2016-2021, Muhammad Rohanudin telah mengirimkan surat kepada Menteri Agama, [[Lukman Hakim Saifuddin]] terkait hal ini yang tidak sesuai dengan janji dan komitmen yang telah disepakati dalam pasal 3 dan pasal 6 BAST.
RRI telah menempati tanah di Cimanggis sejak 1958. Sejak 2002 hingga 2012, berturut-turut RRI mengalami gugatan perdata dari pihak luar terkait tanah tersebut. Namun demikian, putusan pengadilan berkali-kali memenangkan RRI. Hingga putusan Nomor 99/Pdt/2012/PT. Bandung diterima oleh LPP RRI, pihak penggugat tidak mengajukan upaya hukum lain.<ref>{{Cite news|last=Kurniawan|first=Aloysius Budi|date=2019-01-12|title=Pemancar Dirobohkan, Karyawan RRI Serukan Hastag #SaveRRI|url=https://www.kompas.id/baca/utama/2019/01/12/pemancar-dirobohkan-karyawan-rri-serukan-hastag-saverri|work=Kompas.id|access-date=2022-08-22}}</ref>
=== Kasus direktur utama 2021, tudingan bias ===
Pada awal 2021, Direktur Utama RRI 2016-2021 Muhammad Rohanudin mendaftarkan diri menjadi Dewan Pengawas RRI 2021-2026 dan dinyatakan lolos seleksi awal.<ref name=":1">{{cite web |year=2021 |title=Kominfo Umumkan 15 Nama Calon Dewas RRI 2021-2026 |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210219120433-25-608312/kominfo-umumkan-15-nama-calon-dewas-rri-2021-2026 |website=CNN Indonesia |access-date=20 Agustus 2021}}</ref> Rohanudin dituding oleh sebagian pihak yang mengatasnamakan karyawan RRI memiliki "rekam jejak yang buruk" selama menjabat, seperti dugaan nepotisme, mismanajemen, dan penyalahgunaan wewenang.<ref name="suarakarya">{{cite web |last=Parjiyono |first=Yon |year=2021 |title=Lakukan Pelanggaran Berat, Dewas Berhentikan Dirut RRI M Rohanudin |url=https://www.suarakarya.id/detail/132596/Lakukan-Pelanggaran-Berat-Dewas-Berhentikan-Dirut-RRI-M-Rohanudin |website=Suara Karya |access-date=7 Agustus 2021 |archive-date=2021-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210807101620/https://www.suarakarya.id/detail/132596/Lakukan-Pelanggaran-Berat-Dewas-Berhentikan-Dirut-RRI-M-Rohanudin |dead-url=yes }}</ref> Hal itu seirama dengan pernyataan Irawan Ronodipoero, anak pendiri RRI Joesoef Ronodipoero, yang mengatakan telah terjadi "disharmoni" di tubuh RRI akibat kepemimpinannya.<ref>{{cite web |last=Hadi |first=Abdul |year=2021 |title=Anak Pendiri RRI: Dirut Tak Boleh Gunakan Kekuasaan untuk Kepentingan Pribadi |url=https://www.antvklik.com/headline/anak-pendiri-rri-dirut-tak-boleh-gunakan-kekuasaan-untuk-kepentingan-pribadi |website=ANTVklik.com |access-date=7 Agustus 2021}}</ref>
Tudingan ini diperkuat oleh hasil penelitian Sapta Pratala pada bulan yang sama yang menemukan bahwa portal berita ''rri.co.id'' memberi porsi berita dengan subjek anggota DPR yang sangat besar untuk [[Fraksi Partai Keadilan Sejahtera]] (PKS) dibandingkan fraksi-fraksi lain. Selain itu, riset Sapta Pratala menilai ''rri.co.id'' melakukan bias dengan lebih banyak mengabarkan komentar yang menolak pembubaran [[Front Pembela Islam]] (FPI) setelah pemerintah membubarkan organisasi tersebut pada 30 Desember 2020.<ref name="dewas">{{cite web |last=Koriun |first=Hary B |year=2021 |title=RRI Dinilai Tak Independen, Partai Anak Muda Ini Minta DPR Bertindak |url=https://riaupos.jawapos.com/nasional/14/05/2021/250636/rri-dinilai-tak-independen-partai-anak-muda-ini-minta-dpr-bertindak.html |website=Riau Pos |access-date=7 Agustus 2021}}</ref> Sapta Pratala hanya dideskripsikan di media berita sebagai "pengamat media penyiaran publik", namun belum ada keterangan lebih lanjut tentang identitasnya.
Pada 13 Mei, Wakil Sekretaris Jenderal DPP [[Partai Solidaritas Indonesia]] (PSI) Satia Chandra Wiguna sempat meminta [[Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi I DPR]] memecat Rohanudin karena dianggap "bertolak belakang dengan posisi ideal RRI sebagai lembaga pemberitaan yang netral" dan "membela kaum intoleran",<ref name="dewas" /> meskipun menurut UU Nomor 32 Tahun 2002 DPR tidak berhak memberhentikan Dewan Direksi RRI. Namun, Dewan Pengawas RRI telah memberhentikan Rohanudin lebih dahulu pada 8 Mei.<ref name="suarakarya" />
Tudingan-tudingan yang muncul dan langkah Dewan Pengawas mendapat kritik oleh pakar komunikasi politik [[Universitas Esa Unggul]], Jamiluddin Ritonga. Menurutnya, tudingan tersebut tidak boleh serta merta dijadikan dasar untuk menghakimi RRI, oleh karena statusnya sebagai media publik. RRI, menurut Ritonga, harus "mengayomi semua elemen masyarakat" dan "tidak boleh seperti pada zaman Orde Baru, yang jelas-jelas menjadi corong pemerintah".<ref>{{cite web |last=Jannah |first=Annisa Nur |year=2021 |title=RRI Jadi Corong PKS dan Pembela FPI? Pengamat pun Buka Suara |url=https://www.genpi.co/polhukam/104703/rri-jadi-corong-pks-dan-pembela-fpi-pengamat-pun-buka-suara |website=GenPI.co |access-date=7 Agustus 2021}}</ref><ref>{{cite web |last=Dzulfiqar |first=Muhammad |year=2021 |title=RRI Dinilai jadi Corong PKS dan FPI, Pakar: RRI Tidak Boleh Sebatas Corong Pemerintah |url=https://www.goriau.com/berita/baca/rri-dinilai-jadi-corong-pks-dan-fpi-pakar-rri-tidak-boleh-sebatas-corong-pemerintah.html |website=GoRiau.com |access-date=7 Agustus 2021}}</ref>
Pada tanggal [[20 Mei]] [[2021]], Komisi I DPR menetapkan Rohanudin sebagai salah satu anggota Dewan Pengawas RRI 2021-2026 dari unsur RRI.<ref>{{cite web |year=2021 |title=Komisi I Tetapkan 5 Dewas RRI Periode 2021-2026 |url=https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/32984/t/Komisi+I+Tetapkan+5+Dewas+RRI+Periode+2021-2026 |website=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia |access-date=20 Agustus 2021}}</ref>
== Identitas ==
Hingga tahun 2023, RRI setidaknya sudah empat kali mengganti logo. Logo awal RRI terdiri dari tiga elemen, yakni siluet [[Candi Borobudur]], peta Indonesia, serta visual menara pemancar beserta gelombang radio yang dipancarkan. Logo ini digunakan hingga tahun 2001.{{cn}}
Perubahan terakhir dilakukan pada 11 September 2023, bertepatan dengan hari ulang tahun RRI ke-78.<ref>{{cite web |last1=Hasanudin |title=RRI Luncurkan Logo Baru Di Usia Ke 78 |url=https://ppid.rri.co.id/berita/informasi-lpu/310/rri-luncurkan-logo-baru-di-usia-ke-78 |website=PPID LPP RRI |date=11 September 2023 |access-date=14 September 2023}}</ref> Berbeda dengan pergantian logo sebelumnya, pergantian logo keempat ini dilakukan dengan bantuan sebuah [[agensi penjenamaan]], DMID Group dan dibuat dalam dua bahasa, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.<ref>{{Cite web |url=https://www.instagram.com/p/CxC4dfJSRYI/|title=A New Face of RRI|access-date=2023-11-26 |archive-date=2021-09-11 |website=DMID Group}}</ref> Menurut Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha LPP RRI, Yonas Markus, bulatan pada huruf "r" yang berbentuk seperempat lingkaran dan lingkaran memberikan makna bahwa RRI "melayani publik", dan ragam bentuk elemen adalah gambaran keragaman masyarakat yang dilayani RRI. Saat dihubungkan dengan simbol-simbol digital, maka RRI, "satu nol satu nol", adalah simbol multiplatform atau digitalisasi.<ref>https://www.rri.co.id/nasional/359105/memaknai-logo-baru-rri</ref>
Berbeda dengan logo, RRI telah mengusung slogan "Sekali di Udara, Tetap di Udara" sejak awal pendiriannya dan bertahan hingga saat ini. Pada tahun 2023 RRI meluncurkan slogan "Kita Indonesia Sesungguhnya" dalam rangka peluncuran logo baru,<ref>https://www.rri.co.id/madiun/vlog/4281/branding-logo-baru-rri-kita-indonesia-sesungguhnya?utm_source=news_video_widget&utm_medium=internal_link&utm_campaign=general_campaign</ref> namun tidak digunakan sebagai slogan utama.
=== Logo ===
<gallery>
Berkas:Logo lama RRI.svg|Logo kedua RRI (1998–2005)
Berkas:RRI Logo 2007-2023.svg|Logo ketiga RRI (2005–2023)
Berkas:RRI secondary logo.png|Logo sekunder lama RRI (2018–2023)
</gallery>
'''Logo keempat RRI (variasi, 2023–sekarang)'''
<gallery>
Berkas:RRI Logo 2023 (unofficial English version).svg|Logo keempat RRI dengan nama lengkap berbahasa Inggris
Berkas:RRI Logo 2023 (Vertical).svg|Logo keempat RRI dengan nama lengkap "Radio Republik Indonesia" dalam versi vertikal
Berkas:RRI Logo 2023 (without wordmark).svg|Logo keempat RRI tanpa nama lengkap
Berkas:RRI Logo 2023 (with slogan).svg|Logo keempat RRI dengan slogan "Sekali di Udara Tetap di Udara"
Berkas:PPID RRI 2023.svg|Logo PPID RRI
Berkas:RRI.co.id logo (2023).svg|Logo RRI.co.id
</gallery>
=== Slogan ===
* ''Sekali di Udara, Tetap di Udara'' (1945-sekarang; slogan primer)
* ''Kita Indonesia Sesungguhnya'' (2023-sekarang; slogan sekunder)
== Lihat pula ==
* [[Televisi Republik Indonesia]]
* [[Lembaga Penyiaran Publik]]
* [[Daftar stasiun radio di Indonesia]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{official|https://rri.co.id}} ({{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210508092110/https://rri.co.id/ |date=2021-05-08 }})
* [https://www.rri.co.id/stream/radio Audio ''live streaming'' pada situs web resmi RRI]
* [https://digital.rri.co.id/ Situs web RRI Digital]
* [https://puslitbangdiklat.rri.co.id Puslitbangdiklat RRI]
* [https://www.redaksinasional.id Redaksi Nasional – portal berita bersama LKBN Antara, RRI, dan TVRI]
{{RRI}}
{{Radio di Indonesia}}
{{Situs web Indonesia}}
{{Mantan BUMN Indonesia}}
[[
[[Kategori:Perusahaan media Indonesia]]
[[Kategori:Lembaga Penyiaran Publik]]
[[Kategori:Jaringan radio Indonesia]]
|