Gandusari, Trenggalek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
!egamahendra (bicara | kontrib)
Batas Wilayah
 
(30 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kecamatan-stub}}
{{rapikan}}
{{kecamatan| nama = Gandusari
| dati2 = Kabupaten
| peta = [[Berkas:Lokasi Kecamatan Gandusari, Trenggalek.png|140px]]
| nama dati2 = Trenggalek
| luas = - km²²
| penduduk = -
| kelurahan = 11 desa
| nama camat =- Surodjo
|Desa Wonorejo=
| kepadatan =- jiwa/km²²
|Dukuh Kebon=
| provinsi = Jawa Timur
-
|nama camat=-
|kepadatan=- jiwa/km²
|provinsi=Jawa Timur
}}
{{redirect|Gandusari}}
'''Gandusari''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Trenggalek]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
 
Kecamatan ini terdiri dari 11 desa, yaitu;
== Sejarah ==
# Gandusari
Tepatnya, adalah di Dusun '''Dawuhan''', Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari, Perlu di ketahui; Balai Desa Sukorejo pun juga terdapat pada wilayah Dusun Dawuhan. Daerah ini dengan nyata tersebutkan dalam Prasasti Kampak (851 syaka atau 929 Masehi). Di sebutkan sebagai salah satu kawasan yang berbatasan dengan MAHA SAMUDRA dalam Prasasti Kampak. Perlu diketahui bahwa Prasasti Kampak yang merupakan Simbol Pemberian kemerdekaan Oleh Empu Sendok bagi masyarakat Kampak dan sekitarnya, Karena telah Ikut Membantu dalam perjuangan merebut kembali Pemerintahan. Perdikan Kampak merupakan tonggak sejarah Kabupaten Trenggalek yang tak dapat diabaikan. Lahirnya perdikan kampak ditandai dengan adanya prasasti kampak yang dibuat oleh Raja Sendok .
# Sukorejo
|Desa# Wonorejo=
# Wonoanti
# Jajar
# Ngrayung
# Widoro
# Karanganyar
# Melis
# Krandegan
# Sukorame
Topografi gandusari adalah daerah datar yg dikelilingi dataran tinggi di sekitarnya.
 
== Batas Wilayah ==
Dalam cerita Rakyat, bahkan di sebutkan bahwa Pusat Pemerintahan Kabupaten Trenggalek dahulu Berada di daerah Desa Jajar, Kecamatan Gandusari.Meski Cerita Rakyat ini belum bisa di benarkan dengan bukti-2 sejarah. Namun memang di daerah gandusari di jumpai beberapa peninggalan Kuno. Dahulu (meski telah memasuki abad ke-19), Ketika Ajaran Islam belum begitu mewarnai corak budaya masyarakat Gandusari, Masyarakat Trenggalek masih melaksanakan Sembah Bumi di PUNDAK (Batu; yang di anggap dapat memberikan Kesuburan Tanaman Pangan). Pundak atau Tempat sesajen Tersebut terletak sekitar 300 M, d belakang Balai Desa Sukorejo(Sekarang). Sayangnya Batu Tersebut sekarang Tidak Terawat, Bahkan Mungkin Lepas dari Penelitian Para Ahli Arkeologi.Catatan; Peninggalan ini musti diteliti oleh para ahli.
Secara geografis, Kecamatan Gandusari memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.
Dilihat dari tingkat Ekonomi Sosial dan Budaya; Masyarakat Gandusari, hususnya Desa Sukorejo; Memang tidak dapat di pungkiri, asyarakat Desa ini lebih maju pola pikirnya di banding dengan Kawasan Lainnya.di sana dapat di jumpai banyak sekali Industri-Industri Rumahan; Genteng, Tekstil, Anyaman, Batik, kripik Tempe, dll. Wilayahnya Luas, di banding Desa-desa Lainnya, Bahkan Yayasan Al Azar pun Lebih Memilih Desa Sukorejo sebagai tempat mendirikan Institusi dengan alasan memang secara Ekonomi dan Budaya Lebih Maju di banding dengan Mayarakat di Pusat Kota Trenggalek sekalipun.
{{Batas usbt|utara=[[Karangan, Trenggalek|Kecamatan Karangan]] dan [[Pogalan, Trenggalek|Kecamatan Pogalan]]|timur=[[Pogalan, Trenggalek|Kecamatan Pogalan]] dan [[Bandung, Tulungagung| Kecamatan Bandung]]|selatan=[[Kampak, Trenggalek|Kecamatan Kampak]] dan [[Watulimo, Trenggalek|Kecamatan Watulimo]]|barat=[[Karangan, Trenggalek|Kecamatan Karangan]] dan [[Suruh, Trenggalek|Kecamatan Suruh]]}}
 
== Sejarah ==
Dari prasati itu dapat diketahui bahwa Trenggalek pada masa itu sudah memiliki daerah daerah yang mendapatkan hak otonomi atau swantara lebih jelas lagi diketengahkan bahwa Perdikan Kampak berbatasan dengan mahasamudera (Samudera Indonesia ) disebelah selatan yang pada waktu itu wilayahnya meliputi Panggul, Munjungan dan Prigi. Selanjutnya disinggung pula daerah '''Dawuhan''' yang sekarang daerah ini juga masih dapat dijumpai di Trenggalek. Setelah masa Mpu Sindok dengan melalui masa Raja Dharmawangsa lahirlah di Jawa Timur kerajaan Kahuripan yang diperintah oleh Raja Airlangga. Hanya sayangnya pada masa ini tidak banyak diketahui kesejarahannya, dikarenakan tidak ditemuinya data atau mungkin belum ditemukannya data tentang masa tersebut. Namun tidak bisa disangkal bahwa wilayah Trenggalek termasuk dalam kawasan Kahuripan yang kemudian berkesinambungan menjadi wilayah kerajaan Kediri. Dari zaman Kediri hanya ada beberapa hal yang dapat dicatat, utamanya pada masa ini munculnya prasasti Kamulan yang terletak di Desa Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
Tepatnya, adalah diNama Dusun '''Dawuhan''', Desa [[Sukorejo Kecamatan, Gandusari, Perlu di ketahui; Balai Trenggalek|Desa Sukorejo]] pun juga terdapat pada wilayah Dusun Dawuhan. Daerah ini dengansecara nyata tersebutkan dalam [[Prasasti Kampak]] (851 syaka[[kalender Saka|Saka]] atau [[929]] [[kalender Masehi|Masehi]]). Di sebutkan, sebagai salah satu kawasan yang berbatasan dengan MAHAMahasamudra SAMUDRA([[Samudra dalam Prasasti KampakHindia]]). Perlu diketahui bahwa Prasasti Kampak yang merupakan Simbolsimbol Pemberianpemberian kemerdekaan Oleholeh Empu[[Mpu SendokSindok]] bagi masyarakat Kampak dan sekitarnya, Karenakarena telah Ikutikut Membantumembantu dalam perjuangan merebut kembali Pemerintahanpemerintahan. Perdikan Kampak merupakan tonggak sejarah Kabupaten Trenggalek yang tak dapat diabaikan. Lahirnya perdikanPerdikan kampakKampak ditandai dengan adanya prasastiPrasasti kampakKampak yang dibuat oleh Raja[[Mpu Sendok ]].
 
Dalam cerita rakyat disebutkan bahwa pusat pemerintahan Kabupaten Trenggalek dahulu berada di daerah Desa Jajar. Meski cerita rakyat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya di daerah Gandusari dijumpai beberapa peninggalan kuno. Dahulu (meski telah memasuki [[abad ke-19]]), ketika ajaran Islam belum begitu mewarnai corak budaya masyarakat Gandusari, masyarakat Trenggalek masih melaksanakan sembah bumi di ''pundak'' ([[batu]] yang dianggap dapat memberikan kesuburan tanaman pangan). ''Pundak'' atau tempat sesajen tersebut terletak sekitar 300 m, di belakang Balai Desa Sukorejo (sekarang). Sayangnya batu tersebut sekarang tidak terawat, bahkan mungkin lepas dari penelitian para ahli arkeologi, hal ini dikarenakan banyak komponen masyarakat yang sudah lupa akan asal usul daerahnya sendiri, sehingga semua asal usul daerah jelas terlupakan. Untuk menyikapi hal tersebut ini membutuhkan kordinasi dengan beberapa pihak, baik unsur masyarakat maupun pimpinan daerah. Salah satu contoh: Setiap kepala desa harus tahu tentang asal usul desanya dengan di buktikan kepala desa tersebut bisa menceritakan asal usul nama desanya dan mungkin bisa menunjukkan peninggalan sejarah, baik makam maupun tempat yang dianggap keramat , serta di tandai dengan hari jadi desa tersebut. ini contoh saja melestarikan sejarah namun jangan di hubungkan dengan ke kepercayaan karena ''NGLUHURAKE BUDHOYO NGANGKAT DERAJAT TING BONGSO''.
 
{{Gandusari, Trenggalek}}
{{Kabupaten Trenggalek}}
 
{{kecamatan-stub}}
 
{{kecamatan-stub}}
[[jv:Gandhusari, Trenggalèk]]
== Teks judul ==