Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahman Wardantz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(77 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18:
| native_name_lang = ar
| type = [[Organisasi keagamaan]]
| purpose = [[Sosial-keagamaan]], [[ekonomi]], [[pendidikan]], dan [[kesehatan]]
| headquarters = {{plainlist|
*Jalan Cik Di Tiro 23, [[Kota Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]<ref name="kantor">{{url|https://www.muhammadiyah.or.id}}. "Kantor"</ref>
*Jalan Menteng Raya 62, [[Jakarta Pusat]], [[Jakarta]]<ref name="kantor"/>}}
| region_served = [[Asia Tenggara]]
| membership = 60.000.000 kaderjuta
| leader_title = [[Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah|Ketua Umum]]
| leader_name = [[Haedar Nashir]]
| leader_title2 = Sekretaris JenderalUmum
 
| leader_name2 = [[Abdul Mu’ti]]
| affiliations = [[Modernisme Islam]] ([[Islam Sunni]])<ref>{{Cite book|last=Nashir M. Si |first=Dr. H Haidar |title=MUHAMMADIYAH: A REFORM MOVEMENT |publisher=Muhammadiyah University Press |year=2015 |isbn=978-602-361-013-6 | location=Jl. A Yani Pabelan Tromol Pos 1 Kartasura Surakarta 57102 Jawa Tengah – Indonesia |page=94 | quote="From aqidah standpoints, Muhammadiyah may adhere Salafi , as stated by Tarjih in Himpinan Putusan Tarjih (wy: 11), that Muhammadiyah promotes the belief principles referring to the Salaf (al-fi rqat al-najat min al-Salaf)."}}</ref>
| website = {{url|muhammadiyah.or.id}}
}}
'''Muhammadiyah''' ({{lang-ar|محمدية|lit=pengikut [[Muhammad]]|translit=muḥammadiyyah}}); secara resmi bernama '''Persyarikatan Muhammadiyah''', adalah sebuah [[organisasi keagamaan]] [[Islam]] [[organisasiLembaga non-pemerintahswadaya masyarakat|non-pemerintah]] di [[Indonesia]] dan salah satu yang terbesar di negara itu.<ref name=nst>A. Jalil Hamid, [http://www.nst.com.my/news/2016/10/184420/tackle-rising-cost-living-longer Tackle the rising cost of living longer ]. [[New Straits Times]], 30 October 2016. Accessed 1 November 2016.</ref> Muhammadiyah (waktu berdiri ditulisatau ''Moehammadijah'') adalah nama gerakan Islam yang lahir di [[Kauman, Yogyakarta|Kauman Yogyakarta]] pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah). Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni [[Ahmad Dahlan|Kyai Haji Ahmad Dahlan]], yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwisy.<ref>{{Cite book|last=Nashir|first=Haedar|date=2016|url=https://play.google.com/store/books/details?id=PCNyDQAAQBAJ|title=Muhammadiyah Gerakan Pembaruan|location=Yogyakarta|publisher=Suara Muhammadiyah|isbn=978-979-3708-76-8|pages=15|url-status=live}}</ref>
 
Muhammadiyah menganjurkan dibukanya keran [[ijtihad]] sebagai bentuk penyesuaian detail [[hukum]] [[Islam]] dengan perkembangan jaman dengan Ideologi mengedepankan [[Pancasila]] di bawah payung [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI). Hal ini merupakan antitesis dari pemikiran kebanyakan muslim di masa kolonial yang mencukupkan diri dengan ijtihad ulama 4 mazhab dan menutup diri dari kemungkinan pembaharuan ijtihad.<ref name="Muhammadiyah">{{cite web|url=http://philtar.ucsm.ac.uk/encyclopedia/indon/muham.html|title=Muhammadiyah|publisher=Div. of Religion and Philosophy, St. Martin College, UK|access-date=2008-08-28|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20080914141232/http://philtar.ucsm.ac.uk/encyclopedia/indon/muham.html|archive-date=2008-09-14}}</ref>
 
Muhammadiyah memainkan peran penting dalam perluasan doktrin teologis salafi di [[Indonesia]].<ref>{{Cite journal|last=Muhtaroom|first=Ali|date=August 2017|title=STUDY OF INDONESIAN MOSLEM RESPONSES ON SALAFYSHIA ISLAMIC EDUCATION TRANSNATIONAL INSTITUTION|url=https://www.researchgate.net/publication/318894800_THE_STUDY_OF_INDONESIAN_MOSLEM_RESPONSES_ON_SALAFY-_SHIA_TRANSNATIONAL_ISLAMIC_EDUCATION_INSTITUTION_SHIASHIA|journal=Ilmia Islam Futuria|volume=17|issue=1|pages=73–95|quote="organizations such as Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad has an important role in the development of Salafism in Indonesia."|via=Research Gate}}</ref> [[Salafiyah]] merupakan gerakan reformasi di dalam Islam Sunni.<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/05/12/7-perbedaan-islam-dan-islam-syiah/</ref>. Sejak didirikan, Muhammadiyah telah mengadopsi platform reformis yang memadukan pendidikan agama dan pendidikan modern,<ref name="zayd">{{cite book|last1=Abu Zayd|first1=Nasr|title=Reformation of Islamic Thought|year=2006|publisher=Amsterdam University Press|isbn=9789053568286|url=https://books.google.com/books?id=0UZc_Yvle_AC&q=nahdlatul+ulama+wahhabi&pg=PT43|access-date=20 April 2016}}</ref> terutama sebagai cara untuk mempromosikan mobilitas [[Muslim]] ke atas menuju komunitas 'modern' dan untuk memurnikan Islam Indonesia dari praktik sinkretis lokal.<ref name="zayd" /> Sebagai organisasi modernis, Muhammadiyah masih terus mendukung budaya lokal dan mempromosikan toleransi beragama di Indonesia, sementara beberapa perguruan tinggi sebagian besar dimasuki oleh non-Muslim, terutama di provinsi [[Nusa Tenggara Timur]] dan [[Papua]]. Kelompok ini juga menjalankan rantai besar rumah sakit amal,<ref name="nst" /> dan mengoperasikan 162 perguruan tinggi hingga saat ini.<ref>Pieternella van Doorn-Harder, WOMEN SHAPING ISLAM: Reading the Qu'ran in Indonesia, pg .95. [[Champaign, Illinois|Champaign]]: [[University of Illinois Press]], 2010. {{ISBN|9780252092718}}</ref>
 
Pada tahun 2019, Muhammadiyah dianggap sebagai organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia dengan 60 juta anggota.<ref name="Muhammadiyah"/> Meskipun para pemimpin dan anggota Muhammadiyah sering terlibat aktif dalam membentuk politik di Indonesia meskipun Muhammadiyah bukanlah sebuah partai politik. Muhammadiyah lebih mengabdikan dirinya untuk kegiatan sosial dan pendidikan.<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/04/20/muhammadiyah-2/</ref><ref>https://rasindogroup.com/muhammadiyah/</ref>
Baris 49 ⟶ 50:
Dari tahun 1913 hingga 1918, Muhammadiyah mendirikan lima sekolah Islam. Pada tahun 1919 sebuah sekolah menengah Islam, ''Hooge School Muhammadiyah'' didirikan.<ref name="hist">{{cite web |url=http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=35 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070319175257/http://www.muhammadiyah.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=35 |url-status=dead |archive-date=2007-03-19 |access-date=2006-08-10 |title=Short History of Persyarikatan Muhammadiyah |publisher=Muhammadiyah }}</ref> Dalam mendirikan sekolah, Muhammadiyah menerima bantuan yang signifikan dari [[Budi Utomo|Boedi Oetomo]], sebuah gerakan nasionalis penting di Indonesia pada paruh pertama abad kedua puluh, yang menyediakan guru.<ref>Burhani (2010), hlm. 65-66</ref> Muhammadiyah pada umumnya menghindari politik. Tidak seperti mitra tradisionalisnya, [[Nahdlatul Ulama]] dan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]], Muhammadiyah tidak pernah membentuk [[partai politik]]. Sejak didirikan, ia telah mengabdikan dirinya untuk kegiatan pendidikan dan sosial.
 
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari [[Universitas Gadjah Mada|UGM]] kelahiran Kauman, nama ”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad Dahlan yang bernama [[Muhammad Sangidu]], seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui [[Salat Istikharah|salat istikharah]] (Darban, 2000: 34).<ref>{{Cite web|title=Sejarah Singkat|url=http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20150104064749/http://www.muhammadiyah.or.id/content-178-det-sejarah-singkat.html|archive-date=2015-01-04|dead-url=yes|access-date=2015-01-04}}</ref> Pada masa kepemimpinan Kyai Dahlan (1912–1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: [[Yogyakarta]], [[Surakarta]], [[Pekalongan]], dan [[Pekajangan, Kedungwuni, Pekalongan|Pekajangan]], sekitar daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, [[Abdul Karim Amrullah]] membawa Muhammadiyah ke [[SumatraSumatera Barat]] dengan membuka cabang di [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam|Sungai Batang, Agam]]. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh SumatraSumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh [[Sumatra]], [[Sulawesi]], dan [[Kalimantan]]. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar ke seluruh Indonesia.
 
Pada tahun 1925, dua tahun setelah wafatnya KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah hanya memiliki 4.000 anggota tetapi telah membangun 55 sekolah dan dua klinik di [[Surabaya]] dan [[Yogyakarta]].<ref name="RICKLEFS_p356">{{cite book | last =Ricklefs | first =M.C. | title =A History of Modern Indonesia 1200-2004 | publisher =MacMillan | year =1991 | location =London | page =356}}</ref> Setelah [[Abdul Karim Amrullah]] memperkenalkan organisasi kepada etnis [[orang Minangkabau|Minangkabau]], sebuah komunitas Muslim yang dinamis, Muhammadiyah berkembang pesat. Pada tahun 1938, organisasi tersebut mengklaim 250.000 anggota, mengelola 834 masjid, 31 perpustakaan, 1.774 sekolah, dan 7.630 [[ulama]]. [[Pedagang Minangkabau]] menyebarkan organisasi ke seluruh Indonesia.<ref name="RICKLEFS_p357">{{cite book | last =Ricklefs | first =M.C. | title =A History of Modern Indonesia 1200-2004 | publisher =MacMillan | year =1991 | location =London | page =357}}</ref> Tetapi aset Muhammadiyah mayoritas di Jawa. Termasuk mayoritas masjid, sekolah, [[Daftar Perguruan Tinggi Muhammadiyah|universitas]], tanah wakaf dan [[Daftar rumah sakit Muhammadiyah|rumah sakit]] berada di Jawa. Kontribusi pedagang Minang terlalu dilebih lebihkan.
 
Selama [[Transisi ke Orde Baru|pergolakan dan kekerasan politik 1965–1966]], Muhammadiyah menyatakan bahwa pemusnahan [[Partai Komunis Indonesia]] merupakan Perang Jihad, pandangan yang didukung oleh kelompok-kelompok Islam lainnya.<ref>Ricklefs (1991), hal. 288.</ref> (Lihat juga: [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966]]). Selama [[Kejatuhan Suharto|peristiwa seputar jatuhnya Presiden Soeharto tahun 1998]], beberapa bagian Muhammadiyah mendesak pimpinan untuk membentuk sebuah partai. Oleh karena itu, pimpinan, termasuk ketua Muhammadiyah, [[Amien Rais]], mendirikan [[Partai Amanat Nasional]]. Meski mendapat dukungan besar dari anggota Muhammadiyah, partai ini tidak memiliki hubungan resmi dengan Muhammadiyah. Pimpinan Muhammadiyah mengatakan anggota organisasinya bebas untuk bersekutu dengan partai politik pilihan mereka, asalkan partai tersebut memiliki nilai-nilai yang sama dengan Muhammadiyah.<ref name="party">{{cite web|url=http://www.indonesiamatters.com/386/muhammadiyah-makes-overtures-to-islamists/ |access-date=2006-08-10 |title=Muhammadiyah Makes Overtures to Islamists |publisher=Indonesia Matters }}</ref>
 
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha K.H. Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang menurut anggapannya, banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis [[dakwah]] untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam penerbitan majalah ''[[Suara Muhammadiyah]]'' pada 1915,<ref>{{Cite news|last=Administrator|date=2015-07-04|title=Seabad 'Soeara Moehammadijah'|url=https://koran.tempo.co/read/ide/376989/seabad-soeara-moehammadijah|work=[[Tempo.co]]|language=id|access-date=2020-10-22}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=[[Muhammad Yuanda Zara]]|first=|title=Suara Muhammadiyah dan Jurnalisme Kaum Modernis|url=https://tirto.id/suara-muhammadiyah-dan-jurnalisme-kaum-modernis-cExK|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-10-22}}</ref> pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hogere School Moehammadijah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Moehammadijah (sekarang dikenal dengan [[Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta]] khusus laki-laki, yang bertempat di Jalan Letjend S. Parman 68, [[Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta|Patangpuluhan]], [[Wirobrajan, Yogyakarta|Wirobrajan]] dan Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta khusus perempuan, di Suronatan Yogyakarta yang keduanya sekarang menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah) yang bertempat di Yogyakarta dan dibawahi langsung oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
 
==Muhammadiyah Masa ke Masa==
===Periode Kepemimpinan Ahmad Dahlan===
Selama empat dekade dari 1901 sampai tahun 1942, Pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] melaksanakan [[Politik Etis]] atau [[Politik Balas Budi]]. Kebijakan ini terdiri dari tiga fokus: [[irigasi]], [[emigrasi]], dan [[Pendidikan|edukasi]].
 
=== Periode Kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923) ===
Terbukanya ruang bagi [[pribumi]] untuk mengikuti pendidikan atau menyelenggarakan pendidikan perlahan dimanfaatkan oleh Muhammadiyah.
Pada masa kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan dimulai dari berdiri tahun 1912 sampai tahun 1923 pada saat Kyai wafat, kendati kelihatan sederhana tetapi memancarkan gerakan pembaruan yang luar biasa cemerlang. Pada masa itu gagasan-gagasan cemerlang dilahirkan seperti mendirikan sekolah (1911), menerbitkan publikasi/majalah ''[[Suara Muhammadiyah|Soeara Moehammadijah]]'' (1915), mendirikan ''[[Sopo Tresno]]'' (1914) yang kemudian menjadi ''[[Aisyiyah|‘Aisyiyah]]'' (1917), Pandu [[Hizbul Wathan]] (1918), ''Weisshouse'' atau Panti Asuhan dan ''[[Penolong Kesengsaraan Umum|Penolong Kesengsaraan Omeoem]]'' atau PKU pada tahun 1922 satu bulan sebelum Kyai meninggal.<ref name=":0">{{Cite book|last=Nashir|first=Haedar|date=2016|url=https://play.google.com/store/books/details?id=PCNyDQAAQBAJ|title=Muhammadiyah Gerakan Pembaruan|location=Yogyakarta|publisher=Suara Muhammadiyah|isbn=978-979-3708-76-8|pages=40|url-status=live}}</ref>
 
Pada era Kyai Dahlan pula lahir gagasan pengorganisasian zakat, [[shalat Idul Fitri]] dan [[Idul Ahda]] di lapangan, pengorganisasian haji, penerbitan penerbitan brosur dan kegiatan taman pustaka lainnya, pengorganisasian mubaligh dan mubalighat untuk bertabligh yang berkeliling ke masyarakat untuk ”mempropagandakan” (menyiarkan) Islam, merintis membangun masjid/mushala ditempat-tempat umum dan perkantoran, dan ide-ide cerdas lainnya.<ref name=":0" />
Pada Rapat Anggota Muhammadiyah tanggal 17 Juli 1920 di Gedung Pengurus Utama (Hoofdbestuur) Muhammadiyah [[Kauman, Yogyakarta]], [[Ahmad Dahlan|Kiai Dahlan]] membentuk empat departemen pertama di Muhammadiyah beserta pemangku amanahnya, yakni Bagian Tabligh yang diketuai oleh [[Haji Fakhruddin|Haji Fachruddin]], Bagian Taman Pustaka dengan [[Haji Mochtar]], Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem dengan [[Haji Syujak]] dan Bagian Sekolahan dengan [[Hisjam bin Hoesni|Kyai Hisyam]].
 
Bahkan gagasan mendirikan Universitas Muhammadiyah justru telah muncul dari gagasan [[Hisjam bin Hoesni|M. Hisjam]] selaku H.B. Muhammadiyah Bahagian Sekolahan, yang disampikan dalam “''rapat anggota Muhammadiyah istimewa''” pada tanggal 17 malam 18 Juni tahun 1920 yang dipimpin langsung oleh [[Ahmad Dahlan|Kyai Haji Ahmad Dahlan]]. Belum termasuk pelurusan arah kiblat yang menggemparkan sebelum Muhammadiyah didirikan.<ref>Sudja’, 1989:31</ref>
Memperoleh amanah di bidang sekolahan, [[Hisjam bin Hoesni|Kiai Hisyam]] saat itu langsung menyampaikan visinya terkait target memajukan pendidikan bangsa dan pendidikan Muhammadiyah di masa depan.
 
Dalam pertemuan resmi Muhammadiyah tahun 1920 itu dilantik untuk pertama kalinya empat ''Bahagian Hoofdbestuur'' Muhammadiyah, yaitu:
''“Saya akan membawa kawan-kawan kita pengurus bagian sekolahan berusaha memajukan pendidikan dan pengajaran sampai dapat menegakkan gedung universiteit Muhammadiyah yang megah untuk mencetak sarjana-sarjana Islam dan maha-maha guru Muhammadiyah guna kepentingan umat Islam pada umumnya dan Muhammadiyah pada khususnya."''[https://muhammadiyah.or.id/kh-hisyam-peletak-fondasi-pendidikan-muhammadiyah/]
 
# H.B. Muhammadiyah ''Bahagian'' Sekolahan, diketuai oleh sdr. [[Hisjam bin Hoesni|H.M. Hisjam]];
=== Periode Kepemimpinan K.H. Ibrahim (1923 – 1932) ===
# H.B. Muhammadiyah ''Bahagian'' Tabligh, diketuai oleh sdr. [[Fakhruddin (ulama)|H.M. Fachruddin]];
# H.B. Muhammadiyah ''Bahagian'' [[Penolong Kesengsaraan Umum|Penolong Kesengsaraan Oemoem]], diketuai oleh sdr. [[Soedjono Djoened Poesponegoro|H.M. Soedja’]]; dan
# H.B. Muhammadiyah ''Bahagian'' Taman Poestaka, diketuai oleh sdr. [[Mochtar|H.M. Mochtar]].
 
Ketika M. Hisjam dilantik dan ditanya pimpinan rencana apa yang akan diperbuatnya, Ketua Bahagian Sekolahan itu menjawab sebagai berikut:<blockquote>''“Bahwa saja akan membawa kawan-kawan kita pengurus bahagian sekolahan berusaha memadjukan pendidikan dan pengadjaran sampai dapat menegakan gedung Universiteit Muhammadijahm jang megah untuk mentjitak serdjana-serdjana Islam dan mahaguru-mahaguru Muhammadijah guna kepentingan umat Islam pada umumnja dan Muhammadijah pada chususnya.”'' <ref>Sudja’, 1989: 31, dengan bahasa Indonesia ejaan lama</ref></blockquote>Rencana ''Bahagian'' Sekolahan tersebut mendapat sambutan gembira dari para anggota ''Bahagian'' Tabligh, dan ''Bahagian'' Taman Pustaka yang hadir waktu itu. Namun ketika [[Sujatin Kartowijono|Suja’]] selaku ''Ketua Bahagian'' PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) menggagas tentang rencana mendirikan ''Hospital'' (Rumah Sakit), ''Armeinhais'' (Rumah Miskin), dan ''Weeshuis'' (Rumah Yatim) justru disambut dengan tertawa bernada ejekan. Suja’ sampai meminta waktu kepada pimpinan sidang, Kyai Dahlan, untuk menjelaskan rencana anehnya itu agar dipahami oleh anggota pertemuan Muhammadiyah. Dalam penjelasan panjang lebar, Suja’ memberikan argumentasi antara lain sebagai berikut:<blockquote>''“…..Dalam Al-Qur’an dapat kita lihat masih tertjantum Surat Al-Ma’un dengan njata dan lengkap, tidak sehurufpun jang kurang sekalimatpun berobah arti dan ma’nanja pun tetap sedjak turun diwahjukan oleh Allah sampai kini tetap djuga. Meskipun kitab sutji Al-Qur’an sudah berabad abad dan Surat Al-Ma’un mendjadi batjaan hari-hari dalam sembahjang oleh ummat Islam Indonesia pada umumnja dan di Jogjakarta pada hususnja, namun sampai kini belum ada seorang dari ummat Islam jang mengambil perhatian akan isi intisarinja jang sangat penting itu untuk diamalkan dalam masjarakat. Banjak orang-orang di luar Islam (bukan orang Islam) jang sudah berbuat menjelenggarakan rumah-rumah Panti Asuhan untuk memelihara mereka sifakir miskin dan kanak-kanak jatim jang terlantar dengan tjara jang sebaik-baiknja, hanja karena terdorong dari rasa kemanusiaan sadja, tidak karena merasa tanggung djawab dalam masjarakat dan tanggung djawab di sisi Allah kelak di hari kemudian. Kalau mereka dapat berbuat karena berdasarkan kemanusiaan sadja, maka saja heran sekali kalau ummat Islam tidak berbuat. Padahal agama Islam adalah agama untuk manusia bukan untuk chalajak jang lain. Apakah kita bukan manusia? Kalau mereka dapat berbuat, kena apakah kita tidak dapat berbuat? Hum ridjal wa nahnu ridjal…”''.<ref>Sudja’, 1989: 33, dengan ejaan lama</ref></blockquote>Dinamika pertemuan atau persidangan Muhammadiyah tersebut menunjukkan proses yang cerdas, demokratis, tetapi sebuah ide baru kadang tidak dengan mudah dipahami umat kala itu. Namun pertemuan Muhammadiyah tersebut tetap memutuskan rencana sebagaimana diagendakan oleh Ketua-Ketua ''Bahagian'' Sekolahan, Tabilgh, PKO, dan Taman Pustaka, yang kemudian menjadi tonggak gerakan sosial Muhammadiyah dikemudian hari.
 
Haji Suja’ sendiri mengakui kendati dirinya sempat kecewa dengan tanggapan peserta pertemuan yang terkesan menyepelekan gagasan barunya, tetapi persidangan tersebut diakuinya sebagai peristiwa istimewa yang tidak pernah terlupakan dan menjadi tonggak bagi Muhammadiyah berikutnya. Dengan dibentuknya Bahagian-bahagian langkah Muhammadiyah semakin terorganisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
 
Kyai Dahlan bersama delapan anggota H.B. Muhammadiyah semakin giat melakukan aktivitas terutama dalam menjalin hubungan dengan pemerintah, dengan organisasi lain, dan dengan daerah binaan baru. H.B. Muhammadiyah pada waktu itu memang berjumlah sembilan orang terdiri atas Kyai Dahlan sendiri sebagai Presiden atau Ketua, disusul oleh [[Abdullah Silondae|Abdullah Sirad]] sebagai sekretaris serta [[Ahmad]], Abdul Rahman, Sarkawi, Muhammad, Jaelani, Akis, dan [[Mohammad Fakry Gaffar|Mohammad Fakih]] sebagai anggota.
 
Dalam perkembangan awal tersebut Muhammadiyah melakukan perluasan sasaran dan wilayah gerak organisasi ke luar Residensi Yogyakarta tetapi terkendala oleh Anggaran Dasar pertama yang memperoleh pengakuan pemerintah Hindia Belanda 15 Juni tahun 1914.
 
Pada waktu itu berdatangan tuntutan dari daerah-daerah di luar Yogyakarta yang menjadi donatur dan pembaca majalah [[Suara Muhammadiyah]] (''Swara Moehammadijah'') di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali yang mendukung dan bersetuju dengan Muhammadiyah untuk menyelenggarakan pengajian-pengajian yang akan menjadi anggota Muhammadiyah.
 
Selain itu, banyak anggota yang pindah ke luar Yogyakarta tetapi ingin tetap menjadi anggota dan melakukan kegiatan Muhammadiyah, namun terkendala oleh batasan wilayah Karesidensi Yogyakarta.
 
Animo calon anggota Muhammadiyah makin meluas terutama setelah mendengar pidato Kyai Ahmad Dahlan dalam rapat [[Budi Utomo|Boedi Oetomo]] di Kauman Yogyakarta pada tahun 1917 serta peranan Kyai Dahlan sebagai Komiaris dan Penasihat Urusan Agama di [[Sarekat Islam]].<ref>Majelis Pustaka dan Dokumentasi PP Muhammadiyah, 1995:33</ref>
 
Karena itu H.B. Muhammadiyah mengajukan perubahan Anggaran Dasar pada artikel 2 yang menyangkut wilayah sebaran, dengan artikel baru yaitu:
 
# memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda;
# memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada para anggotanya.
 
Usulan tersebut disetujui pemerintah Hindia Belanda dengan ''besluit'' nomor 40 tanggal 16 Agustus 1920. Perubahan artikel 4 dan lima dilakukan lagi yaitu mengubah dari ”''Karesidensi Yogyakarta''” menjadi ”di [[Hindia Belanda]], yang memperoleh persetujuan dengan ''besluit'' nomor 36 tanggal 2 September 1921.
 
Persetujuan tersebut membuka peluang bagi masyarakat di seluruh wilayah Hindia Belanda untuk menjadi simpatisan dan anggota Muhammadiyah. Karena itu mengingat majalah Suara Muhammadiyah yang menjadi sarana perluasan Muhammadiyah waktu itu masih berbahasa Jawa diterbitkan dengan mengggunakan bahasa Melayu penyebaran informasi agama Islam dan Muhammadiyah secara lebih luas dan cepat ke seluruh wilayah tanah air.
 
Dengan demikian sejak tahun 1921 itulah terjadi perluasan anggota dan organisasi ke berbagai wilayah/daerah di Hindia Belanda. Sebelum perubahan Angggaran Dasar tahun 1914 yang membatasi Muhammadiyah hanya di wilayah Karesidensi Yogyakarta, pada waktu itu kegiatan Muhammadiyah dilakukan perkumpulan-perkumpulan yang melakukan kegiatan sebagaimana dilakukan oleh Muhammadiyah di Yogyakarta.
 
Perkumpulan-perkumpulan tersebut antara lain ''Sidiq Amanah Tabligh Fatahanah'' di Surakarta, ''Al-Hidayah'' di Garut Jawa Barat, ''Nurul Islam'' di Pekalongan, dan ''Al-Munir'' di Makassar Sulawesi Selatan. Tetapi setelah perubahan Anggaran Dasar sejak tahun 1921 terjadi perkembangan baru dengan perluasan anggota dan organisasi di seluruh Hindia Belanda.
 
Pada tahun 1921 terbentuk Cabang Muhammadiyah di Srandakan dan Imogiri (Yogyakarta), di Blora Jawa Tengah, dan Surabaya serta Kepanjen (Jawa Timur). Tahun 1922 terbentuk enam Cabang baru yaitu di Surakarta, Purwokerto, Pekalongan, dan Pekajanagan (Jawa Tengah), Garut (Jawa Barat), serta Batavia (Jakarta). Pada tahun 1923 terbentuk tiga Cabang baru yaitu di Purbalingga, Klaten, dan Balapulang semuanya di Jawa Tengah.
{| class="wikitable"
|+Cabang Muhammadiyah Tahun 1921-1923<ref>Sejarah Muhammadiyah, Majelis Pustaka dan Dokumentasi PP Muhammadiyah, 1995, dari Verslag Muhammadiyah Th. 1921, 1922, dan 1923.</ref>
!Tahun
!Nama Cabang
!Tanggal Berdiri
|-
|1921
|1. Srandakan, Yogyakarta
2. Imogiri, Yogyakarta
 
3. Blora, Jawa Tengah
 
4. Surabaya, Jawa Timur
 
5. Kepanjen, Jawa Timur
|26 Juni 1921
25 September1921
 
27 November 1921
 
27 November 1921
 
21 Desember 1921
|-
|1922
|6. Surakarta, Jawa Tengah
7. Garut, Jawa Barat
 
8. Jakarta
 
9. Purwokerto, Jawa Tengah
 
10. Pekalongan, Jawa Tengah
 
11. Pekajangan, Jawa Tengah
|25 Januari 1922
30 Maret 1922
 
9 Maret 1922
 
15 November 1922
 
26 November 1922
 
26 November 1922
|-
|1923
|12. Purbalingga, Jawa Tengah
13. Klaten, Jawa Tengah
 
14. Balapulang, Jawa Tengah
|25 November 1923
25 November 1923
 
25 November 1923
|}
Pada waktu itu belum dibentuk Gerombolan atau Ranting Muhammadiyah yang berada di bawah Cabang. Perkembangan Cabang dan Gerombolan terjadi setelah era tahun 1923 pasca ditinggal Kyai Haji Ahmad Dahlan.
 
Pada rentang tahun 1916 sampai 1922 terjadi pertambahan anggota Muhammadiyah yang cukup signifikan. Tahun 1916 hanya 149 anggota tetapi pada tahun 1922 menjadi 3346 anggota yang sifatnya aktif. Berdasarkan pekerjaan pada umumnya anggota Muhammadiyah waktu itu terdiri dari saudagar/pedagang (38,6%) dan pegawai/ pamong praja/guru (24,6%), disusul pegawai urusan agama (6%), buruh (19,4%), wartawan (11%), dan swasta (0,6%).
 
Pada masa 1920-1923 itu juga berkembang sekolah Muhammadiyah yaitu dibentuknya Sekolah Angka 2 di Kauman/Suranatan, Karangkajen, Pasargede/Kotagede, dan Lempuyangan; kemudian Sekolah Guru ''Qismul Arqa Kauman'', Sekolah Agama di Suranatan, dan Sekolah Angka 1 ''HIS Met de Qur’an''.
 
Siswa yang belajar di sekolah Muhammadiyah sampai tahun 1923 tercatat 1.084 orang. Mengingat animo dan jumlah siswa perempuan bertambah maka Siswa Praja yang mengkoordinasikan aktivitas para siswa sekolah-sekolah Muhammadiyah dibagi menjadi Siswa Praja Pria dan Siswa Praja Wanita, yang setiap satu minggu sekali menyelenggarakan latihan kepemimpinan dalam berbagai bentuk kegiatan.
 
Pada tahun 1921 dibuka Pondok Muhammadiyah untuk tempat tinggal atau asrana siswa-siswi sekolah Muhammadiyah. Siswa laki-laki di Jayangprakosan dan dibina langsung oleh Kyai Dahlan, sedangkan siswa putri di rumah Kyai Dahlan dengan ibu asrama Nyai Dahlan sendiri.
 
Perkembangan berikutnya agar siswa-siswa itu terbina prestasi sekolahnya, maka dibuka dua asrama untuk siswa perempuan di Kauman dan untuk siswa laki-laki di Ngabean. Pada perkembangan berikutnya asrama Muhammadiyah tersebut tidak hanya menampung siswa-siswa sekolah Muhammadiyah tetapi juga berasal dari para siswa MULO dan AMS pemerintah serta Taman Siswa dengan bayaran yang lebih murah.<ref>ibid., hal: 38</ref>
 
Pada era awal kesadaran Muhammadiyah tentang tulis-menulis dan publikasi cukup tinggi dan merupakan hal yang terbilang cerdas untuk ukuran saat itu yang di kalangan umat Islam masih mengandalkan komunikasi langsung dan personal.<ref>Sairin, 1995:53</ref>
 
Selain menerbitkan selebaran dan buku, pada tahun 1915 diterbitkan Majalah ''[[Suara Muhammadiyah|Soeara Moehammadijah]]'' yang berbahasa Jawa campuran bahasa Melayu yang diterbitkan Taman Pustaka Muhammadiyah. Pemimpin Redaksinya [[Fakhruddin]], sosok muda yang cerdas, berani, dan penulis yang tajam yang sering mengkritik pemerintah Hindia Belanda, bahkan bersama [[Soerjopranoto]] sempat melakukan mobilisasi kaum buruh pabrik gula [[Madukismo]] untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah kolonial.
 
Kandungan isi Suara Muhammadiyah (SM) ialah pengajaran Agama Islam, berita Muhammadiyah, tanya jawab masalah, masalah organisasi, dan tulisan-tulisan lainnya. Majalah ini menjadi jembatan atau media yang cukup efektif dan tersebar bukan hanya di wilayah Yogyakarta tetapi juga ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
 
Setelah tahun 1923 ketika Muhammadiyah telah menyebarluas ke wilayah lain Hindia Belanda, majalah ini menggunakan bahasa Melayu. Melalui SM itu ide-ide Muhammadiyah dipropagandakan atau disebarluaskan. Hal yang menarik melalui majalah tersebut seperti yang terbit pada nomor 3 tahun 1922, terdapat soal jawab mengenai ''”apakah agama Islam cocok dengan akal pikiran manusia”'' dalam topik ''”Agami-Nalar”''.
 
Dalam rubrik tanya jawab berbahasa Jawa di SM nomor tersebut ditanyakan hubungan akal dan agama. Setelah redaksi menjelaskan bagaimana agama-agama lain banyak yang tak bersesuaian dengan akal pikiran manusia, akhirnya disimpulkan bahwa ''”...Ananging agami Islam poeniko tamtoetjotjok kalijan ngakaling Manoengsa”'', artinya ''’’Tetapi agama Islam itu tentu cocok dengan akal pikiran manusia”''.<ref>Soeara Moehammadijah, No 3/1922:15</ref>
 
Muhammadiyah generasi awal setelah Kyai Dahlan wafat pada 23 Februari tahun 1923 terus berkembang ke seluruh tanah air. Dalam penyebaran Muhammadiyah yang pesat itu cukup besar peranan orang-orang Muhammadiyah dari Sumatera Barat dalam menyebarluaskan Muhammadiyah ke wilayah-wilayah Indonesia karena mobilitas sosialnya yang cukup tinggi.
 
===Periode Kepemimpinan K.H. Ibrahim (1923 – 1932)===
Sebelum [[Ahmad Dahlan|Kyai Haji Ahmad Dahlan]] wafat, ia berpesan kepada para sahabatnya agar tongkat kepemimpinan Muhammadiyah sepeninggalnya diserahkan kepada [[Ibrahim bin Fadlil|Kiai Haji Ibrahim]], adik ipar KHA. Dahlan. Mula-mula K.H. Ibrahim yang terkenal sebagai ulama besar menyatakan tidak sanggup memikul beban yang demikian berat itu. Namun, atas desakan sahabat-sahabatnya agar amanat pendiri Muhammadiyah bisa dipenuhi, akhirnya dia bisa menerimanya. Kepemimpinannya dalam Muhammadiyah dikukuhkan pada bulan Maret 1923 dalam Rapat Tahunan Anggota Muhammadiyah sebagai ''Voorzitter Hoofdbestuur'' Moehammadijah Hindia Timur (Soedja‘, 1933: 232).[https://muhammadiyah.or.id/kyai-haji-ibrahim/]
 
Baris 91 ⟶ 205:
Pada periode kepemimpinannya, titik perhatian Muhammadiyah lebih banyak diarah­kan pada masalah pendidikan dan penga­jaran, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.
 
Pada periode kepemimpinan Hisyam ini, Muhammadiyah telah membuka sekolah dasar tiga tahun (''volkschool'' atau sekolah desa) dengan menyamai persyaratan dan kurikulum sebagaimana ''volkschool gubernemen''. Setelah itu, dibuka pula ''vervolgschool'' Muhammadiyah sebagai lanjutannya. Dengan demikian, maka bermunculan ''volkschool'' dan ''vervolgschool'' Muhammadiyah di Indonesia, terutama di [[Jawa]]. Ketika pemerintah kolonial Belanda membuka ''standaardschool'', yaitu sekolah dasar enam tahun, Muhammadiyah pun mendirikan sekolah yang semacam dengan itu. Bahkan, Muhammadiyah juga mendirikan ''Hollands Inlandsche School Met de Qur’an'' Muhammadiyah untuk menyamai usaha masyarakat [[Katolik]] yang telah mendirikan ''Hollands Inlandsche School Met de Bijbel.''  
 
Kebijakan [[Hisjam bin Hoesni|K.H. Hisyam]] dalam memimpin Muhammadiyah saat itu diarahkan pada [[Modernisasi|moder­nisasi]] sekolah-sekolah Muhammadiyah, sehingga selaras dengan kemajuan pendidikan yang dicapai oleh sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah kolonial. Ia berpikir bahwa masyarakat yang ingin putra-putrinya mendapatkan pendidikan umum tidak perlu harus memasukkannya ke sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah kolonial, karena Muhammadiyah sendiri telah mendirikan sekolah-sekolah umum yang mempunyai mutu yang sama dengan sekolah-sekolah pemerintah, bahkan masih dapat pula dipelihara pendidikan agama bagi putra-putri mereka. Walaupun harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berat, sekolah-sekolah yang didirikan Muhammadiyah akhirnya banyak yang mendapatkan pengakuan dan persamaan dari pemerintah kolonial saat itu.
Baris 104 ⟶ 218:
Setelah menjadi Ketua PB Muhammadiyah, [[Mas Mansoer|Mas Mansur]] mulai melakukan gebrakan politik yaitu dengan memprakarsai berdirinya [[Majelis Islam A'la Indonesia|Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI)]]. Selain didominasi oleh aktivis Muhammadiyah, dalam MIAI juga ada [[Muhammad Hasyim Asy'ari|Hasyim Asy’ari]] dan [[Abdul Wahab Hasbullah|Wahab Hasbullah]] yang keduanya tokoh [[Nahdlatul Ulama|Nahdlatul Ulama (NU)]].
 
'''Pada tahun 1938,''' [[Mas Mansoer|Mas Mansur]] memprakarsai berdirinya [[Partai Islam Indonesia|Partai Islam Indonesia (PII)]] bersama [[Soekiman Wirjosandjojo|Sukiman Wiryasanjaya]]. Menurut sebagian kalangan, pendirian ini dilakukan sebagai perimbangan atas sikap non-kooperatif dari [[Partai Syarikat Islam Indonesia|Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII)]].
 
'''Pada 19 Maret 1939,''' Mas Mansur dan [[R. Wiwoho]] mewakili partai tersebut untuk mendirikan [[Gabungan Politik Indonesia|Gabungan Politik Indonesia (GAPI)]] bersama kaum pergerakan kebangsaan di Jakarta.
Baris 136 ⟶ 250:
Ketika Jepang menggantikan kekuasaan Belanda atas Nusantara, tepatnya pada tanggal 16 April 1943, dibentuklah organisasi yang bernama [[Pusat Tenaga Rakyat|Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)]] di [[Lapangan Ikada|Lapangan Ikada, Jakarta]].
 
[[Mas Mansoer]] bersama dengan [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Ki Hadjar Dewantara|Ki Hajar Dewantoro]] ditunjuk sebagai pimpinan PUTERA yang kemudian dikenal dengan sebutan Empat Serangkai.   Keempat tokoh ini dianggap Jepang sebagai kelompok yang paling berpengaruh di Indonesia.
 
Keterlibatannya dalam Empat Serangkai mengharuskan Mas Mansoer pindah ke Jakarta, sehingga Ketua PB Muhammadiyah diserahkan kepada [[Bagoes Hadikoesoemo|Ki Bagoes Hadikoesoemo]].
Baris 161 ⟶ 275:
Ki Bagus Hadikusuma gigih menentang instruksi ''“Sei Kerei”'' dari Jepang. ''Sei Kerei'' adalah membungkukkan badan ke arah timur (Negeri Jepang) menghormati Dewa Matahari, sebagai ''“Dewa penitis para Kaisar Jepang”''. Upacara ini wajib dilakukan para siswa setiap pagi.
 
Melalui debat yang seru dengan Pemerintah Jepang,  akhirnya pemerintah Jepang memberikan dispensasi. Khusus bagi semua sekolah Muhammadiyah untuk tidak melakukan upacara ''Sei Kerei''. Ki Bagus Hadikusumo juga tercatat sebagai anggota ''Chuo Sangiin'' (Dewan Penasehat Pusat) buatan Jepang.
 
Memasuki masa orde lama awal, Persyarikatan Muhammadiyah masih berada dibawah kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo.
Baris 167 ⟶ 281:
Muhammadiyah ikut mendirikan Pasukan ''[[Hizbullah Sabilillah]]'', [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Majelis Syurau Muslimin Indonesia]] (Masjumi) pengganti MIAI, dan mendirikan [[Askar Perang Sabil|Asykar Perang Sabil]] (APS). Ketika opsir Jepang mewakili Indonesia bagian Timur minta penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta yang sudah disepakati untuk pembukaan UUD 1945, dan mengancam akan memisahkan diri dari RI, maka ki Bagus Hadikusuma mencarikan solusi dengan mengganti dengan kata “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
 
Pada Sidang kedua BPUPKI 10-17 Juli 1945, salah satu hal yang menyita perhatian adalah upaya Ki Bagus untuk meminta Ketua Panitia UUD Ir. Soekarno mengubah frasa dalam bagian akhir naskah preambul Pernyataan Kemerdekaan yang berbunyi   ''“Dengan berdasar kepada ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”'' untuk diperjelas menjadi ''“Berdasar kepada Ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam”'' atau dihilangkan sama sekali. Soekarno bergeming untuk menerima usulan Ki Bagus yang disampaikan beberapa kali.[https://muhammadiyah.or.id/ki-bagus-hadikusumo-piagam-jakarta-dan-sikap-negarawan-sejati/]
 
Sambil menggebrak meja, anggota BPUPKI lainnya [[Abdoel Kahar Moezakir|Abdul Kahar Muzakir]] mendukung pernyataan Ki Bagus agar potensi mudharat atas kalimat tersebut dipertimbangkan sebaik mungkin. Tujuan Ki Bagus semata demi menjaga rasa keadilan di antara umat beragama dan menjaga persatuan bangsa Indonesia, selain menghindari kesan yang tidak baik dan adanya infiltrasi dari agen-agen musuh meski pada akhirnya, usulan tersebut tidak diterima dan perdebatan diakhiri pada 16 Juli 1945, demikian yang tercatat dalam Risalah Sidang [[Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan|Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI), [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI), 28 Mei 1945 – 22 Agustus 1945 (1995).
Baris 201 ⟶ 315:
 
=== Periode Kepemimpinan H.M. Yunus Anies (1959 – 1962) ===
Pembubaran Masyumi membawa implikasi buruk terhadap ummat Islam. Ummat Islam nyaris tidak terwakili di parlemen (DPR GR). Dalam kondisi demikian itu, [[Yunus Yosfiah|Yunus Anis]] kemudian diminta oleh berbagai kalangan, termasuk [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]], agar bersedia menjadi anggota DPR GR yang sedang disusun Presiden Soekarno. Kesediaannya menjadi anggota DPR GR sebenarnya mengundang banyak kritik dari tokoh-tokoh Muhammadiyah lainnya, sebab disadari Muhammadiyah saat itu tidak mendukung kebijakan Presiden Soekarno yang membubarkan Masyumi, serta bertindak secara otoriter menyusun anggota parlemen. Namun, kritik itu dijawabnya dengan ungkapan sederhana: bahwa keterlibatannya dalam DPR GR bukanlah untuk kepentingan politik jangka pendek, melainkan untuk kepentingan jangka panjang. Yakni, mewakili ummat Islam yang nyaris tidak terwakili dalam parlemen.
 
[[Dekrit Presiden Republik Indonesia 1959|Dekrit Presiden 5 Juli 1959]] yang menandai era berlakunya kembali [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD 1945]] dalam [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI), kemudian menyulut timbulnya berbagai macam peristiwa politik yang tidak sehat. Tak sedikit manuver dan intrik dilakukan oleh partai politik, terutama [[Partai Komunis Indonesia]] yang sangat membahayakan bagi instabilitas kondisi politik Tanah Air saat itu. Dalam situasi seperti itulah Yunus Anis terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muham­madiyah periode 1959-1962 pada Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Yogyakarta.
Baris 245 ⟶ 359:
 
=== Periode Haedar Nashir (2015 – 2024) ===
Musyawarah penetapan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah oleh 13 anggota formatur terpilih akhirnya selesai. Hasilnya, Haedar Nashir terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020.[https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150806211056-20-70589/haedar-nasir-terpilih-pimpin-muhammadiyah-periode-2015-2020]
 
==== Juli 2018 ====
 
* '''14 Juli 2018,''' peletakan batu pertama pembangunan gedung dakwah Muhammadiyah Banyumas yang baru, serta gedung utama SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. [https://web.facebook.com/photo/?fbid=232061937427723&set=pcb.232062207427696&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZU7xFdCk2pFTgBuSdK1Z0pTDLJuu5_39bZEqY7_i-QvlSTBoq7WwO2jgFdSrl0VNaI5JI0L0tVcF6B9xM1i1geScympv9OHUJp9nh3KWxNJ7Gl0u6mrs28nQNzZQSDQClFoEzmKS9i6eP0YGwI6NLE60p8hy_Ly1jp8GbSC4FjMa4HqTaxYWxaaeBIrVY6gbAo&__tn__=*bH-R]
 
==== September 2018 ====
 
* '''12 September 2018,''' PP Muhammadiyah melawat ke Tiongkok bertemu dengan Menteri Urusan Agama Tiongkok Wang Zuo An. Wang Zuo An sangat tertarik sekali bisa menjalin kerjasama dalam program keagamaan dan pendidikan dengan Muhammadiyah. [https://web.facebook.com/photo/?fbid=273770436590206&set=pcb.273770526590197&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVV8jOJutLtzdRoWro3J2n45oz1iKOvR_6j0HVDaI85HateEGJIBAG08OzZZbnrFhRLJfFW4RiVBPthQLvC9JevwLqsci2zWdPPvHPapWSZd-YC6vC4dWGmreyRNw8WO8Y68zZ_t6wPn8kxEPEB9IEMigohaNYcY-7cRtslluqqJFXgyLwm4eDiFh_BtSh3Ah4&__tn__=*bH-R]
* '''23 September 2018,''' terjadi pengeroyokan sekelompok suporter di area Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), [https://suaramuhammadiyah.id/2018/09/25/haedar-nashir-stop-kekerasan-di-dunia-sepakbola-indonesia/] Haedar Nashir menyampaikan : "''Hukum harus ditegakkan dengan keras dan tegas. Aparat kepolisian jangan ragu-ragu bertindak meskipun menghadapi kerumunan massa yang anarki, harus berani tegas seperti ketika menghadapi teroris. Pihak PSSI dan Kemenpora juga perlu mengambil langkah tegas dan berani agar mampu memutus matarantai kekerasan sadis di dunia sepakbola Tanah Air. Bila perlu sesuai kewenangan bekukan Liga Indonesia dan Klub yang melibatkan suporter-suporter anarkis itu."'' disampaikan tanggal 25 September 2018. [https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.273061606661089/277862136181036/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVwngsNFNRmxe0sZbj5De3ajdCVnrQwxGVirjTNSmg6dVq18-jxUYxluvV_4A29n_f3NQVhjvFF5jcrDgv0j_4S-GoYZkXHKgnmUR5S_1NeCoMmV8DfrXhZcABqWPTqkdyGUQRAjMp57sSsFyVPSZ4YAJS37siblRwyvN8y9ptEU3r_kAXBOxivJtQZQbvaQUU&__tn__=EH-R]
* Muhammadiyah menyampaikan duka atas bencana gempa bumi yang terjadi di Donggala, Palu, dan daerah lainnya di Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat 28 September 2018. [https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/278966946070555/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZXzN2BCSLOMD-oWeSYy-02kEkqLfoTCE9J_kME-CRZTpEDkwcwGwBg8aprrzntwZ6Ygp8Jjy6EPZG5P97BOq7OCFHN6CjZbuRje9vuJPHHnE4564f8sMUxQv8RPr7aOq6QDq_AewoN98jSUBXXvYCbwa-vQTESKckKA0-Vu1BIrZSd8yXJPwE_tHC0BkOM9nhw&__tn__=EH-R]
 
==== Oktober 2018 ====
 
* '''10-11 Oktober 2018,''' Haedar Nashir, [[Abdul Mu'ti]] dan Ketua Umum PP 'Aisyiyah [[Siti Noordjannah Djohantini]] menghadiri ''VI Congress of the Leaders of World & Traditional Religions'' yang diselenggarakan di [[Kazakhstan|Kazakhsztan]].[https://web.facebook.com/photo/?fbid=282469419053641&set=pcb.282469499053633&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZWZOYGSeIXYefT6qS92Qfg4DLjv31uCrMS90LumCH6tIFO3SZGBKBdDE8kNk8K1sB2z4-36-4te2akyNVH84sNqF78fWBAh2qe78Qc9Gd4lybxx2FXgygs9XaT-8C3vuqtEVWUse14ud1cvARBtqjcXsshLCxXAzBGoj30lHMCt3ebbgHOf7THx2ezcGa_dWD8&__tn__=*bH-R]
* '''14 Oktober 2018,''' Muhammadiyah bersilaturahim dengan [[Refat Chubarov]], Ketua [[Majelis Rakyat Tartar Crimea]]. Refat menyampaikan bahwa telah terjadi intimidasi terhadap muslim Crimea, seperti pembatasan dalam menjalankan ibadah. Bukan hanya itu, mereka juga distigma bahwa muslim Crimea merupakan muslim yang keras dan radikal. Sehingga terjadi pengucilan terhadap mereka. Masalah ini telah berbuntut panjang dan menyalakan semangat perjuangan. Hingga sekarang, masih ada 14 organisasi Islam yang masih memperjuangkan Crimea untuk tetap integral dengan wilayah [[Ukraina]] pasca referandum Crimea yang digelar pada tahun 2014 silam, oleh Majelis Umum Persyarikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam kesempatan itu, Refat berharap Indonesia dan Muhammadiyah bisa menyuarakan aspirasi mereka ke mata dunia. Mereka percaya dengan Indonesia karena telah berpengalaman dalam menangani permasalahan dunia Islam serta berhasil melakukan resolusi konflik. Muhammadiyah telah menerima saran dan juga keinginan muslim Crimea untuk dikembalikan pada wilayah Ukraina. Dan berjanji akan menyampaikan masalah yang terjadi kepada pemerintah Indonesia. Muhammadiyah siap membantu anak-anak muslim di sana untuk mendapatkan beasiswa belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang ada di Indonesia.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/283597105607539/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVOtt2tofXUHz6Vosm6I8Vihk7PC_W46HzVbhxWqMJ4K0o5MAn7ALH9avMSxcYAf91XddxmiiEmHyUGeezcRDJ2tLxS6W9qSNfVxJQI7Pjk6kwtnn_ea6eOTjAbfYr_OP9A_OsgD9XpI7YD-_Ov2CFpj41L2zsFiIFLxncDD-f_YqO1lwtcRF_Rjp3n_8Cng70&__tn__=EH-R]
* '''19 Oktober 2018,''' Muhammadiyah silaturahim dengan Walikota dan Wakil Walikota [[Castelfranco in Miscano|Castlefranco]].[https://web.facebook.com/photo/?fbid=285118275455422&set=pcb.285118328788750&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVzCBikOrpKnV-ZHFIQMsbA_2IaAV3N9_i-ucyPsIRneQM-uXiItrNUDnJIe1no22Sakot7SypVJuaVdB5JTxOidl1cC3hCe-1g1enQqNwrVFkMryDYJF2Fyg6qIN6jBfCVL7TPdkxdM6kAmzsRrAiw38pt54c80YHiK-uHhmogtz-tut5_EjF8NBvTehIy6EE&__tn__=*bH-R]
 
* '''22 Oktober 2018,''' terjadi Kasus pembakaran bendera bertuliskan lafadz ''Laa Ilaaha Illa Allah'' di Garut menimbulkan reaksi penentangan cukup meluas di tanah air. Beragam pandangan disertai sejumlah aksi bermunculan di daerah. Pro dan kontra pun terjadi di ruang publik. Muhammadiyah sungguh prihatin atas masalah ini dan tidak ingin persoalan ini terus meluas menjadi masalah nasional yang menyebabkan retak di tubuh bangsa. Muhammadiyah percaya umat Islam maupun seluruh masyarakat Indonesia tetap mampu menjaga keutuhan nasional. Muhammadiyah menghimbau agar seluruh umat Islam dan warga bangsa dapat menahan diri dengan tetap bersikap tenang dan tidak berlebihan dalam menghadapi masalah yang sensitif ini. Dan menghimbau kepada warga dan seluruh jajaran di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah agar tidak melakukan aksi-aksi massa dalam merespons masalah pembakaran bendera tersebut. Sebaiknya ikut serta dalam menciptakan suasana tenang, damai, dan kebersamaan untuk terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa. Seraya tetap giat dalam usaha-usaha membimmbing, memberdayakan, dan memajukan masyarakat. Termasuk terus aktif dalam memobilisasi dana dan kerelawanan untuk penangunggalangan bencana dan pasca bencana di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/287135141920402/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZWLiBHplBcjDSo4wjEHKE4RHfJrPMo9aDS9uYeTp9bYFuE5MKQtipct3ziC4BiQkKUION7AF4Jc2h56fxga6fL-gBH4aQ3x-aifJNKvtjvGRG6qsZTOi1vPvZksYPYytTFLREFjWDbSqb7nR56MeJfyaco7nl4ddqBUpnz8TDxFYfifKvX26GKG8REvO0sFlyk&__tn__=EH-R]
 
==== November 2018 ====
 
* '''19 November 2018,''' Peresmian Masjid Ki Bagus Hadikusumo dan peletakan batu pertama pembangunan gedung tower 15 lantai Universitas Muhammadiyah Lamongan.[https://web.facebook.com/photo/?fbid=296286764338573&set=pcb.296286907671892&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUH7bCO1D7xaWaHSY2CpbSyrL86aY1daariBw7TC8eJxvE7e-AmPOT17WIejfJ1apv0Kft7tPzgkfyNWzU7QEG5ROrp058StAQ9fn_dhrpddKDfJ2y_Raa6wOVtoc0bq3A03mXFB9WxIxPgz21S3S-g1XABg_lyHkxAkU80gyXeyA&__tn__=*bH-R]
 
==== Desember 2018 ====
 
* '''19 Desember 2018,''' Banyaknya pemberitaan media massa nasional maupun internasional tentang kekerasan yang dialami oleh masyarakat Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Muhammadiyah menyampaikan pernyataan sikap [https://pwmu.co/wp-content/uploads/2018/12/FB_IMG_1545261339972.jpg 526/PER/I.0/I/2018 tertanggal 19/12/18 tentang Kekerasan terhadap Muslim Uighur]
 
==== Juli 2019 ====
 
* '''12 Juli 2019,''' Muhammadiyah lawatan ke Negeri Perlis Malaysia, dalam rangka membahas pendirian universitas di Malaysia. Dalam kesempatan itu, bertemu dan diterima oleh Istri Raja Muda Perlis di istana.⁣ Melalui kunjungan ini terbangun kerja sama dengan pemerintah Negeri Perlis dalam bidang pendidikan dan dakwah. Dan membangun landasan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Perlis.⁣[https://web.facebook.com/photo/?fbid=400736210560294&set=pcb.400736373893611&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUl0GaSeWYuYldNuiGwG_gIohA1QvF976YPKt3NbAe78aAPq9MUb2keRcM6tz1G8YPc6bcn-lfh0lIqvWGSwG4y869vIoWmBhFOfAW9lPbv0_iLBR86UFivcqlSwdoollmHnvAMUB9l7QLcDbIkuJFxyAXzvj0zlXd2lm1zyaf2g5gV9g7YPMnOR8H4v8zBl-4&__tn__=*bH-R]
* '''18 Juli 2019,''' Muhammadiyah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara PP Muhammadiyah dengan [[Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia|Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) RI. Kerjasama ini diharapkan akan menghasilkan Lembaga Pusat Kajian Anti Korupsi di setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia yang akan melaksanakan program jangka panjang dalam menjaga budaya anti korupsi dan melakukan kajian dan pemantauan terhadap pelaksanaan pembangunan yang bersih dari praktek dan perilaku korupsi di Indonesia.[https://web.facebook.com/photo/?fbid=404083766892205&set=pcb.404083823558866&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUzRpqJYNLLngChsN7wSopA66tBOBJsq6zE3jIjGlYyzeCV9U_mcgKc174FBlKTP1OvZFniu3Ud74OZdBWB8Y0OJdmXsv5bJR4NXaPBu5xC1GZYwy0mzO_Jhe5xqLf3ADr1ExmoCbjnj2XyErCrjMClSWl4Y7Cq1LXpYzYyUBIaFHPIF_vd9GYNLl1zLiTBHRo&__tn__=*bH-R]
* '''22 Juli 2019,''' Muhammadiyah menerima kunjungan persahabatan Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, [[Masafumi Ishii]].⁣ Pertemuan ini membahas perluasan dan pengembangan kerjasama yang selama ini telah terjalin. Terutama kerjasama dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Selain itu, kerjasama dalam program pemberdayaan masyarakat dan ekonomi juga akan dilakukan.[https://web.facebook.com/photo/?fbid=405733156727266&set=pcb.405733206727261&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVIBCZPFzU5McSS41EB1uQ_Qj-z6Izy0ywikxSZ4ZDsIELJC2bJPR-WVnCuDc2lUwBk0JRvKjSvfPnXWxPwZOeocsLIUL8u33sVXIl7IZtSBPszQn4O5cX24R2Cihgh5yibnsPQuzoMkpt7IdKxXCol9gH3onl_ntgWA2gRmBrz0MHHDGQQcdOMqClpQVLNOdA&__tn__=*bH-R]
* '''24 Juli 2019,''' Muhammadiyah menerima Gus Sholah bersama Istri di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta. Pertemuan ini dalam rangka konferensi pers pembuatan film [[Jejak Langkah Dua Ulama]], [[Ahmad Dahlan|KH Ahmad Dahlan]] dan [[Muhammad Hasyim Asy'ari|KH Hasyim Asyari]] yang digagas oleh LSBO PP Muhammadiyah bersama [[Pondok Pesantren Tebuireng]].[https://web.facebook.com/photo/?fbid=406754643291784&set=pcb.406754816625100&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZWLBDJ6HviugFG1yYSNUw0sUX0h1nN4cfdlcMYbkvfK2evonsK9wpnitQ6_DyiOQEl665OoJ--yEguNqZaI2nO6rXu-WSl7ywW9KwY_NmLxNRNkXyoAfvE7z2JyyjdeWp_MtQNkM3esXN9nzs7RsFMKlXOoArgRSiJywYRC04tbUgMdd_Lf3YHrwk7Hq8D9hdY&__tn__=*bH-R]
 
==== Agustus 2019 ====
 
* '''14 Agustus 2019,''' Muhammadiyah berdiskusi dengan Mas [[Eross Candra]] tentang aransemen musik lagu Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Graha Suara Muhammadiyah. Kemudian menyambut tamu dari Jombang, Kiai Solahuddin Wahid atau Gus Solah yang bersilaturahim ke rumah. Membincangkan dinamika keumatan dan kebangsaan.
 
==== September 2019 ====
 
* '''15-16 September 2019,''' Haedar Nashir menghadiri dan menyampaikan speech dalam International Meeting ''"Peace With No Borders: Religions and Cultures in Dialogue"'' di Madrid. Forum yang dihadiri perwakilan pemuka agama di dunia ini diinisiasi oleh Community of Sant'Egidio.⁣⁣⁣⁣ Melalui forum ini Muhammadiyah mendorong aktualisasi nilai-nilai moral universal tentang hidup damai bagi semua tanpa dikskirminasi dan kekerasan. Selain itu juga dibtuhkan perluasan gerakan sosial-keagamaan yang mewujudkan nilai-nilai perdamaian dan hidup bersama tanpa diskriminasi sebagai praktik dan contoh hidup beragama dalam masyarakat.⁣⁣ Penting juga mewujudkan nilai-nilai perdamaian dan hidup tanpa diskriminasi sebagai etika sosial dan budaya dalam kehidupan masyarakat yang membentuk etika global, serta mendorong setiap negara dan pemerintahan untuk memperkuat komitmen pada penegakkan hak asasi manusia, antara lain menjamin setiap orang untuk memperoleh perlakuan yang adil dan damai tanpa diskriminasi dan kekerasan dalam segala bentuk masyarakat.⁣ Hadir dalam forum tersebut [[Din Syamsuddin|Prof Din Syamsuddin]], [[Noordjannah Djohantini]], dan [[Abdul Mu’ti]].[https://web.facebook.com/photo/?fbid=436208703679711&set=pcb.436208870346361&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZXHUcsTkS-zPXCrdnvailsLwLotNwvUYZgbiRGCqKgkPYwp3U8dVSRmWqmD_8ekdQnmEymgDgJXFnJOgf9KnxASdrCBK9zeDWsLfD0mC5MWWCvYGOI0NvaQsuwsJ0bperig7B-AunWVnOUr5idSpX1DYpgjdjr0C5uSOExF43pDuc9Xi6gnQLjr9NJQ0J72OBg&__tn__=*bH-R]
* '''19 September 2019,''' Diterima Grand Mufti Republik Lebanon, [[Sheikh Abdul Latif Derian]] di Gedung Fatwa Lebanon. Pertemuan ini membahas kerjasama untuk memperkuat hubungan persaudaraan antara Muhammadiyah dengan [[Darul Fatwa Lebanon]] melalui amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Selain itu juga mengundang Sheikh Abdul Latif untuk menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke 48 yang akan digelar pada Juli tahun 2020 di Surakarta.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/437490620218186/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZXLLNi2aU3tDMFhSOmbcIkLCuOguUVg8vXCdpjTnOTiLm1hgtVU6O2OhUlCdLqfEl3hKslf705q0SGqP1lKPedzw6DPs6pmGcHa9sTQCiS1P4yTfHcBn4e2nXoZWQuCFwii8Zv4ejw8WP8c3XqjycwCkWWE8Q86u6cvNWnaTu_SlVMIamrF7kGbO0RwcEPmjpQ&__tn__=EH-R]
* '''25 September 2019,''' Menyikapi aksi mahasiswa Indonesia di Jakarta dan sejumlah daerah, PP Muhammadiyah menghargai aksi mahasiswa Indonesia yang secara murni memperjuangkan aspirasi rakyat berkaitan dengan Undang-Undang KPK hasil revisi dan sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang kontroversial seperti RUU KUHP, Pertanahan, Minerba, dan lain-lain sebagai wujud panggilan nurani kecendekiaan selaku insan kampus. Karenanya aksi tersebut harus betul-betul dijaga agar tetap pada tujuan semula dan berjalan dengan damai, tertib, taat aturan, dan tidak menjadi anarkis. Kepada aparat kepolisian dan keamanan hendaknya menjalankan tugas sebagaimana mestinya dan tidak melakukan tindakan-tindakan represif atau kekerasan dalam bentuk apapun sehingga semakin tercipta suasana yang kondusif. Para pejabat negara dan elite bangsa hendaknya mengedepankan sikap yang positif dan seksama serta tidak melontarkan opini-opini atau pendapat yang dapat memanaskan suasana. Pemerintah dan DPR telah menunjukkan langkah yang tepat dengan menunda pembahasan RUU yang kontroversial tersebut sebagai bentuk kepekaan terhadap aspirasi rakyat. Khusus kepada DPR-RI hendaknya penundaan sejumlah RUU tersebut bukanlah sekadar prosesnya tetapi harus menyangkut perubahan substansi atau isi agar benar-benar sejalan dengan aspirasi terbesar masyarakat serta mempertimbangkan kepentingan utama bangsa. Kepada masyarakat luas dan semua pihak hendaknya menahan diri dan tetap menjaga suasana kehidupan kebangsaan yang aman, damai. Media sosial hendaknya dijadikan sarana interaksi hidup damai dan keluhuran akal budi sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia yang relijius dan berkeadaban luhur, serta tidak dijadikan media menyebarkan hoaks dan segala bentuk provokasi yang dapat merugikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di negeri tercinta ini.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/440358403264741/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUyQUhBLugCfAdKB75VJrfWqIqeTlx-7-0_5cGma7sJO86rC20unjbmP5pOBaomT7VNuwn7TnSXsxRykzoxd3uVat7CIuSUUoepjHlJSROjGMPliZK_X9wFdnZJ-VP0JrfEn9DSdlx6KehVfnKg04Fhi6JvtSwFtUi5d34sBFF-GWNSkUroc_9oHLR6151x3Z0&__tn__=EH-R]
* '''26 September 2019,''' Pimpinan Pusat Muhammadiyah berdukacita dan sangat menyesalkan atas meninggalnya kader IMM, Randi dalam aksi mahasiswa di Kendari. Kejadian tersebut harus diusut dan ditindak secara hukum dengan tegas dan berat karena menyangkut nyawa anak manusia dan warga negara yang mestinya dilindungi. Kejadian yang tidak diharapkan ini harus diusut tuntas dan diselesaikan secara hukum dengan tegas dan seadil-adilnya. Peristiwa ini menjadi perhatian dan keprihatinan semua pihak, agar aksi mahasiswa dan gerakan demonstransi harus ditangani dengan sebaik-baiknya dan tidak boleh ada kekerasan dalam bentuk apa pun, apalagi yang menyangkut anak bangsa. PP Muhammadiyah melakukan langkah-langkah yang diperlukan ke berbagai pihak. Termasuk berkomunikasi dan mendesak pihak kepolisian Republik Indonesia untuk mengusut tuntas dan dilakukan investigasi yang objektif, serta diambil langkah hukum yang tegas dan seadil-adilnya secara terbuka atas peristiwa tersebut.⁣⁣ Semua jajaran di lingkungan Persyarikatan harus tetap terkonsolidasi dengan baik, menjaga suasana tenang dan kondusif, merekat kebersamaan, serta tidak mengambil sikap atau langkah sendiri-sendiri dengan tetap mengikuti garis kebijakan Pimpinan Pusat.⁣⁣[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/441482486485666/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZW0oqrUWzV7qYGtoVVmi2tIOLnwd6jV1U0Q0gJtm3GN_VXcSEU2YYm31Z9ku84kYAhYAN9IVzuet5fRIlfGbluFxEqkNnGduK90siHLGvUSilvbeKJBfEV_xTvYxZFqfTQQpMTCGTGJJhZ6J-wzOi1RPmUoKi02VHWUh46RDqbpisXtkmUTusS7j5kHA8jskpY&__tn__=EH-R]
'''Oktober 2019'''
 
* '''15 Oktober 2019,''' Duta Besar Amerika Serikat untuk Republik Indonesia, [[Joseph R. Donovan Jr.|H.E Joseph R Donovan Jr]] bersilaturahim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah.⁣ Dalam pertemuan persahabatan ini. Bercerita mengenai toleransi dan perdamaian, Donovan mengatakan bahwa Muhammadiyah contoh yang paling tepat bagi dunia dalam kerja mempromosikan nilai-nilai toleransi dan perdamaian.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.273061606661089/452486392051942/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVxkCBppyTOF5eE1vgpy8h_WD91CJiQ-JDppM_COHGXXaz_RVKdYl2sRT4Wy3v5alvYNT4Mras02eHxql8SjKNIGu1l6kWdRKI0TISadf4TDjKot4Q-cNscwH-ZwRxGwS_3Mg0C4T8z8KX6Eg1l9YLYNxGgRV7sC-OaABHSpiAeWeWwFb41ueQVuLMuVNhbpSE&__tn__=EH-R]
 
==== Desember 2019 ====
 
* 16 Desember 2019, [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR RI]] meminta masukan dan saran terkait rencana amandemen terbatas UUD 1945, Muhammadiyah setuju jika amandemen terbatas UUD 1945 sebagai penguatan Garis Besar Halauan Negara (GBHN), namun harus mengutamakan pengkajian yang mendalam dan tidak tergesa-gesa.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/498193280814586/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUNAYUzAISusYiHnqhCE5q84KZhzzraiLcuCu23lGJ2twDKEdJH4BYkBat9f_PtgdSvIVqI8S15rJDLS86gCPbrqDUkAYeqELxA-CfikGW97GECFUc8y0CZcNO3bC-1R2_GZTGpLj5zy1--gutNCdKNgPx3pzgEo1M_dzIvAHVdBkilRLQDEF5L-6mQc5jNIXQ&__tn__=EH-R]
 
==== '''Januari 2020''' ====
 
* '''7 Januari 2020''', meresmikan gedung Fakultas Kedokteran UHAMKA.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.273061606661089/514605649173349/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZWrqHg5rOC7rLs8YVFLYuCBKoU829qfRTOFi3OUKxu4HK35gJgTXxJ5TYUosPqB3oSfYHrZ7GhnvUb_2cM1V4s2y-4IMI3YGNhke8n6JDAc2VN6E2Gdr5XTkZzb7GCe-pxy_rW4YzquviKoaFxZ4rHWp4pUMvg7fvx0T-FtFyB83iOFDBBJGei99rsVLB2I9_I&__tn__=EH-R]
* '''11 Januari 2020''', meresmikan gedung Zam-Zam RSI Muhammadiyah Tegal. ⁣⁣[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/518637908770123/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUP8bR--xxG6zygCFT6bAiSeGTU9g67l8_uugYJjKFj5XJM7SSREGKWsYSpJyE8VCuHhaHhAyOvrVz5doW4zzDqD8STzjfd_Pek6SC3VvRa6X488NMqRtul-Zqh-ZLgZd3-xflQsMQgrmBDw79sT1vZ1se7iQV2B2uWPOo5N0rjRcbwaZsxDhwb2prLRzx6CpM&__tn__=EH-R]
* '''15 Januari 2020''', Meresmikan gedung Abu Bakar SD Al Kautsar, meresmikan Masjid Al Hidayah, dan meletakan batu pertama pembangunan asrama SPEAM Putra di Pasuruan.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/521084035192177/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUcbp3vjZzUkHGMsdPTLwhvVoSNYogG67vSI7yLdhydMBR656USZfaKNVKKcs7zDUrOPYS6_XmxT1FaBfjftUiV5BOtRt2_boZyMVPBGapYiIEb2eQdjtHlIY9Gc6fno3rSIRHDlAglAYkfY-4CyVAMDBT5X-trzd0_YRMZsgo_gsZLyLRkwMY5QiqS3g2SBQM&__tn__=EH-R]
* '''16 Januari 2020''', Menerima silaturahim Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.211692209464696/522559508377963/?__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZUdcgAeefbKTk2EhjwB3KnDmYsGyyXr9DUn4hjk7wagGt84k--py-fAtRyeT4x1IeeYvhWEZSJDD3SJAt8pJejdUTgo56POeYDyUD3YgfJu7IhsGS9-S-xg9tKkdNexvdRqeXxEbW9zcC28_xMwfBKTrMdoeoiDMVwRr0wUZmy0MuEBrcgocNeYQ5STHMfwx9Y&__tn__=EH-R]
* '''19 Januari 2020''', meresmikan Gedung Dakwah Muhammadiyah Banyumas dan juga pencanangan nama jalan KH Ahmad Dahlan yang terletak di kabupaten Banyumas, berdekatan dengan gedung kampus utama Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).⁣⁣⁣[https://web.facebook.com/photo/?fbid=523861288247785&set=pcb.523861368247777&__cft__&#x5B;0&#x5D;=AZVS2LmRAa27X6GRXZL31dwi8TUbcEvXeHW_RRQnVoPaHBl5ezfVNQn5ESZ7EU1esL0BEDAnasWN2bH_tCtFgS-MTriOnhibrMx5FELFc_MKf1x3wiDnT5H_E2gmmlv3UsAGvs_j6DLiLpaOj1jtHgGoCcsvUfyHfUciAIJBUDYkokrIgibsnoRYpHpQMMQAbzM&__tn__=*bH-R]
* '''29 Januari 2020''', meresmikan gedung KH Ahmad Dahlan RS Muhammadiyah Ponorogo.[https://web.facebook.com/HaedarNs/photos/a.273061606661089/530096540957593/?locale=id_ID]
 
==== Maret 2020 ====
 
* '''16 Maret 2020''', Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan prihatin atas wabah Covid-19 yang oleh ''World Health Organization'' (WHO) dinyatakan sebagai pandemi yang menjadi masalah global. Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyatakan wabah Covid-19 sebagai bencana non-alam. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan wabah tersebut sebagai kejadian luar biasa yang harus segera dilakukan pencegahan dan tindakan secara sungguh-sungguh, masif, dan terkoordinasi dengan baik. Muhammadiyah mendorong agar pemerintah melibatkan semua pihak untuk bekerjasama dan bersinergi dengan disertai langkah sosialisasi dan kebijakan yang terbuka dan komprehensif. [https://covid19.muhammadiyah.id/maklumat-pimpinan-pusat-muhammadiyah-terakit-wabah-covid-19/]
* '''14 Mei 2020''', Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan Tuntunan Salat Idulfitri Dalam Kondisi Darurat Pandemi Covid-19. [https://covid19.muhammadiyah.id/edaran-pimpinan-pusat-muhammadiyah-tentang-tuntunan-salat-idulfitri-dalam-kondisi-darurat-pandemi-covid-19/] 4 Juni 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan Tuntunan dan Panduan Menghadapi Pandemi dan Dampak Covid-19.[https://covid19.muhammadiyah.id/edaran-pp-muhammadiyah-tentang-tuntunan-dan-panduan-menghadapi-pandemi-dan-dampak-covid-19/]
 
==== Juni 2020 ====
 
* '''7 Juni 2020''', Sehubungan dengan akan dimulainya Tahun Pelajaran Baru 2020/2021, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah menginstruksikan agar Majelis Dikdasmen PWM/PDM/PCM untuk melakukan persiapan Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah sesuai Pedoman Penyelenggaraan Sekolah/Madrasah/Pesantren Muhammadiyah pada masa pandemi COVID-19.[https://covid19.muhammadiyah.id/surat-edaran-dan-pedoman-penyelenggaraan-pendidikan-sekolah-madrasah-pesantren-muhammadiyah/]
 
==== '''Juni 2020''' ====
 
* '''24 Juni 2020''', PP Muhammadiyah menyampaikan Tuntunan Ibadah Puasa Arafah, Iduladha, Kurban dan Protokol Ibadah Kurban pada Masa Pandemi Covid-19. [https://covid19.muhammadiyah.id/edaran-iduladha-pandemicovid19/]
 
==== '''September 2020''' ====
Berdasarkan kajian Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) pada 12 September 2020, Pandemi Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum menunjukkan penurunan, sebaliknya terdapat eskalasi penularan yang melaju. [https://covid19.muhammadiyah.id/surat-edaran-mccc-01/]
 
Merujuk pada pandangan Majelis Tarjih dan Tajdid bahwa situasi kehidupan masih berada dalam darurat Covid-19 yang meniscayakan mencegah kerusakan atau mafsadat didahulukan daripada mementingkan kemaslahatan.
 
Maka 14 September 2020, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan Edaran Tentang Pembelajaran/Perkuliahan di Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Pendidikan dalam Kondisi Darurat Covid-19.[https://covid19.muhammadiyah.id/edaran-pp-muhammadiyah-08/]
 
Setelah memasuki bulan  ke-10 pandemi Covid-19 berdasarkan kondisi darurat  yang  telah  ditetapkan  oleh  Pemerintah  pada  bulan  April  2020  melalui  Keputusan Presiden  Nomor  12  Tahun  2020  tentang  Penetapan  Bencana  Non  Alam  Penyebaran  Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional.
 
Kondisi  pandemi  di  Indonesia  pada  Januari 2021 terus menunjukkan peningkatan kasus positif. Pada kurun waktu 6–13  Januari 2021 dilaporkan bahwa terdapat penambahan kasus di atas 8.000 per hari. Bahkan pada tanggal 8, 9,12  dan  13  Januari  2021  penambahan  kasus  terkonfirmasi  positif  harian  lebih  dari  10.000 dengan puncak kasus tertinggi pada tanggal 13  Januari 2021 sebanyak 11.278  kasus  konfirmasi positif.  Ini  merupakan  periode  dengan  penambahan  kasus  positif  harian  tertinggi  selama pandemi  Covid-19  sejak  2  Maret  2020.  Akumulasi  kasus  positif  Covid-19  di  Indonesia  pada tanggal  13  Januari  2021  mencapai  858.043  dan  akumulasi  angka  kematian  akibat  Covid-19 mencapai 24.951 jiwa.
 
Pemerintah  menerapkan  kebijakan  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat (PPKM)  di  Jawa  dan  Bali  pada  tanggal  11–25  Januari  2021  yang  disampaikan  oleh  Menteri Koordinator  Bidang  Perekonomian  sekaligus  Ketua  Komite  Penanganan  Covid-19  dan Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (KPC-PEN),  Airlangga  Hartarto,  dalam  konferensi  pers  Rabu (6/1/2021). Pelaksanaan kebijakan tersebut berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 kepada seluruh kepala daerah di Jawa dan Bali.
 
Kebijakan  tersebut  diberlakukan  seiring  dengan  Kondisi  pandemi  yang  masih  membutuhkan  kewaspadaan  tinggi  tersebut  berpengaruh  pada tingginya tingkat keterisian rumah sakit (bed occupation rate) untuk Intensive Care Unit (ICU) dan ruang isolasi yang sudah mencapai lebih dari 90%. Demikian juga angka kematian tenaga kesehatan  di  Indonesia  yang  memprihatinkan.  Hingga  akhir  Desember  2020,  Ikatan  Dokter Indonesia (IDI) melaporkan bahwa  ada 504 petugas medis dan kesehatan  yang  wafat dengan rincian  237  dokter,  15  dokter  gigi,  171  perawat,  64  bidan,  7  apoteker,  dan  10  tenaga laboratorium medik.
 
==== Muktamar 2015 – 2020 (Diperpanjang sampai 2022) ====
Menanggapi itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menginstruksikan segenap warga, pimpinan, dan kader Muhammadiyah perlu memberikan keteladanan dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Pembatasan kegiatan di lingkungan Persyarikatan, Melaksanakan secara daring segala kegiatan  Persyarikatan,  majelis,  lembaga,  dan  ortom  selama  PPKM  dilaksanakan, Sedapat  mungkin  dilaksanakan  di  rumah  masing-masing, Menahan  diri  agar  tidak  keluar  rumah, tidak  menerima  tamu,  dan  tetap  mematuhi  protokol  kesehatan. [https://covid19.muhammadiyah.id/edaran-pp-muhammadiyah-08/]
Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Syawal 1436 H bertepatan dengan 3-7 Agustus 2015 M bertempat di Kota Makassar mengesahkan hasil pemilihan Anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 - 2020 sebanyak 13 orang dari hasil pemilihan 39 calon yang diajukan oleh Tanwir, sesuai urutan perolehan suara, sebagai berikut:
{| class="wikitable"
|+Perolehan Suara Muktamar Muhammadiyah
!No
!Nama
!Suara
|-
|1
|[[Haedar Nashir|Dr. H. Haedar Nashir, M.Si]]
|1947
|-
|2
|[[Yunahar Ilyas|Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.]]
|1928
|-
|3
|[[Dahlan Rais|Drs. H. A. Dahlan Rais, M.Hum.]]
|1827
|-
|4
|[[M. Busyro Muqoddas|Dr. H. M. Busyro Muqoddas, SH., M.Hum.]]
|1811
|-
|5
|[[Abdul Mu’ti|Dr. H. Abdul Mu`ti, M.Ed.]]
|1802
|-
|6
|[[Anwar Abbas|Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag.]]
|1436
|-
|7
|[[Muhadjir Effendy|Prof. Dr. H. Muhadjir Effendy, M.A.P.]]
|1279
|-
|8
|[[Syafiq A. Mughni|Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni.]]
|1198
|-
|9
|[[Dadang Rukhiyana|Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si.]]
|1146
|-
|10
|Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd.
|1051
|-
|11
|[[Agung Danarto|Dr. H. Agung Danarto, M.Ag.]]
|1049
|-
|12
|[[Goodwill Zubir|Drs. H. M. Goodwill Zubir]]
|1085
|-
|13
|[[Hajriyanto Y. Thohari|Drs. H. Hajriyanto Y. Thohari, M.A.]]
|968
|}
Kemudian menetapkan [[Haedar Nashir|Dr. H. Haedar Nashir, M.Si]]. sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 – 2020, dan Mengumumkan [[Abdul Mu’ti|Dr. H. Abdul Mu`ti, M.Ed]]. sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 – 2020.
 
==== Muktamar 2020 – 2024 ====
Sehubungan  dengan  pelaksanaan  program  vaksinasi  dengan  ini  Pimpinan  Pusat Muhammadiyah  menyampaikan Tuntunan Vaksinasi untuk Pencegahan Covid-19. [https://covid19.muhammadiyah.id/pernyataan-vaksinasi/]
 
== Doktrin ==
Baris 352 ⟶ 437:
=== Kelembagaan ===
# '''Pimpinan Pusat''', Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di [[Yogyakarta]]. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibu kota [[Jakarta]].<ref>{{Cite web|url=http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-49-det-profil.html|title=Profil Muhammadiyah|access-date=2022-02-07|archive-date=2020-08-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200804040900/http://www.muhammadiyah.or.id/id/content-49-det-profil.html|dead-url=yes}}</ref> Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2010–2015 terdiri dari lima orang penasihat, seorang ketua umum yang dibantu dua belas orang ketua lainnya, seorang sekretaris umum dengan dua anggota, seorang bendahara umum dengan seorang anggotanya.
# '''Pimpinan Wilayah''', setingkat provinsi, terdapat 3335 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dari 38 Provinsi di seluruh wilayah Indonesia.
# '''Pimpinan Daerah''', setingkat kabupaten/kota, terdapat 475 Pimpinan Daerah Muhammadiyah dari 514 Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia.
# '''Pimpinan Cabang''', setingkat kecamatan, terdapat 3.947 Pimpinan Cabang Muhammadiyah dari 7.277 Kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
# '''Pimpinan Ranting''', setingkat pedesaanDesa/kelurahanKelurahan, terdapat 14.670 Pimpinan Ranting Muhammadiyah dari 83.763 Desa/dusunKelurahan di seluruh wilayah Indonesia.
# '''Pimpinan Cabang Istimewa''', untuk luar negeri, terdapat 30 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dari 195 Negara di seluruh Dunia.
 
=== Pembantu Pimpinan Persyarikatan ===
Baris 380 ⟶ 465:
#* Lembaga Seni Budaya (LSB)
#* Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) / Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
#* [[Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu)]]<ref>{{Cite web|date=2024-01-01|title=Muhammadiyah Aceh Beri Bantuan Kesehatan ke Pengungsi Rohingya - Acehkini.ID|url=https://acehkini.id/muhammadiyah-aceh-beri-bantuan-kesehatan-ke-pengungsi-rohingya/|language=id|access-date=2024-01-01}}</ref>
#* Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu)
#* Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP)
#* Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO)
Baris 391 ⟶ 476:
#*Biro Pengelolaan Keuangan (BPK)
#*Biro Komunikasi dan Pelayanan Umum (BKPU)
# Televisi Organisasi
#* [[tvMu]]
#* [[ADiTV]]
 
=== Organisasi otonom ===
Baris 476 ⟶ 564:
*# [[Sekolah luar biasa]] (SLB) Muhammadiyah berjumlah 71.
*# [[Taman kanak-kanak|TK]]/TPQ Muhammadiyah berjumlah 22.000.
*# [[Sekolah dasar|SD]]/[[Madrasah ibtidaiah|MI]] Muhammadiyah berjumlah 26042.766.
*# [[Sekolah menengah pertama|SMP]]/[[Madrasah sanawiah|MTs]] Muhammadiyah berjumlah 17721.826.
*# [[Sekolah menengah atas|SMA]]/[[Sekolah menengah kejuruan|SMK]]/[[Madrasah aliah|MA]] Muhammadiyah berjumlah 11431.407.
*# [[Pondok Pesantren]] Muhammadiyah berjumlah 440.
*# [[Daftar perguruan tinggi Muhammadiyah|Perguruan Tinggi Muhammadiyah]] berjumlah 173.
Baris 490 ⟶ 578:
*# Rehabilitasi Cacat 82.
* Sosial
*# Panti Asuhan 3841.012.
*# Panti Jompo 54.
*# Balai Kesejahteraan Sosial berjumlah 23.
Baris 532 ⟶ 620:
* [[Hizbul Wathan]]
* [[Daftar perguruan tinggi Muhammadiyah]]
* [[tvMu]]
* [[ADiTV]]
 
== Pranala luar ==
Baris 545 ⟶ 635:
[[Kategori:Muhammadiyah| ]]
[[Kategori:Organisasi Islam di Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi Islam]]
[[Kategori:Organisasi masyarakat]]
[[Kategori:Organisasi di Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1912 di Hindia Belanda]]