Suspiria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
pranala templat yang dipindah | t=147 su=1 in=8 at=1 -- only 9 edits left of totally 11 possible edits | er/or=01/11(!!!) | clean up (1) : tab&trailspc & {{Literal translation}}-(ci=2,1x)->{{Terjemahan harfiah}} & {{Lit}}-(ci=2,0x)->{{Terjemahan harfiah}} | " {{literal trans" -> " {{Terjemahan ha" |
Tag: halaman dengan galat kutipan |
||
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{penjelasan singkat|Film tahun 2018 yang disutradarai oleh Luca Guadagnino}}
{{Infobox film
Baris 17 ⟶ 16:
}}
| screenplay = David Kajganich
| based on = {{Based on|''
| starring = {{Plainlist|<!---DO NOT change per official website billing order and poster billing--->
* [[Dakota Johnson]]
Baris 50 ⟶ 49:
}}
| released = {{Film date|2018|9|1|[[Festival Film Internasional Venesia ke-75|Venesia]]|2018|10|26|Amerika Serikat|2019|1|1|Italia}}
| runtime = 152 minutes<ref>{{cite web|url=http://www.labiennale.org/en/cinema/2018/lineup/venezia-75-competition/suspiria|title=Suspiria|website=[[Venice International Film Festival]] 2018|archive-url=
| country = {{Plainlist|
* United States
Baris 129 ⟶ 128:
Michael O'Sullivan dari ''[[The Washington Post]]'' mengaitkan tema keibuan dalam film ini (dicirikan dengan ketidakpuasannya karena "dikunyah seperti burung nasar yang mengoyak bangkai yang dimangsanya") dengan [[nasionalisme etnis]], walaupun dia menyatakan bahwa "tiada subteks di manapun jua".<ref name=osullivan>{{cite web|work=[[The Washington Post]]|last=O'Sullivan|first=Michael|url=https://www.washingtonpost.com/goingoutguide/movies/suspiria-is-a-beautiful-mess-and-stars-tilda-swinton-in-three-roles-and-dont-ask-us-what-it-means/2018/10/31/2b34dd7c-d7cf-11e8-83a2-d1c3da28d6b6_story.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20181101025148/https://www.washingtonpost.com/goingoutguide/movies/suspiria-is-a-beautiful-mess-and-stars-tilda-swinton-in-three-roles-and-dont-ask-us-what-it-means/2018/10/31/2b34dd7c-d7cf-11e8-83a2-d1c3da28d6b6_story.html|archive-date=November 1, 2018|title='Suspiria' is a beautiful mess and stars Tilda Swinton in three roles and don't ask us what it means|date=October 31, 2018}}</ref> Julia Bloom yang menulis untuk ''[[The New York Times]]'' menekankan sentimen serupa, menulis bahwa ketika film ini "bergembira dengan pemaparan keseraman yang mengerikan dan melibatkan banyak darah... film ini juga menggali dinamika kelompok yang sepenuhnya beranggotakan perempuan, menyentuh isu-isu kekuasaan, manipulasi, keibuan dan hal-hal mengerikan yang dapat dilakukan wanita kepada wanita lainnya dan mereka sendiri."<ref name=then/>
Matt Goldberg dari ''[[Collider]]'' menafsirkan tema keibuan sebagai tema inti film ini, yang disarikan dari catatannya mengenai sipir hanay berpura-pura menjadi ibu kepada siswa, [tetapi] mereka sebetulnya hanya memanfaatkan siswi-siswi untuk kepentingan mereka."<ref name=goldberg>{{cite web|work=[[Collider (website)|Collider]]|last=Goldberg|first=Matt|url=http://collider.com/suspiria-ending-explained/|title=Suspiria Ending Explained: Let's Talk about That Bonkers Conclusion|date=November 2, 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20181103054331/http://collider.com/suspiria-ending-explained/|archive-date=November 3, 2018}}</ref> Puan Blanc yang hampir dipenggal dengan tangan Ibu Markos ketika dia menolak untuk memulai hari Sabat menunjukkan bahwa Blanc dan Markos tidak berbagi nilai-nilai yang sama, dan bahwa Blanc telah membentuk hubungan kekerabatan yang tulus dengan Susie.<ref name=goldberg/> Hannah Ewens dari ''[[Vice Media|Vice]]'' mencatat: "Dengan kekuatan sekumpulan wanita dipindahkan ke Susie, tidak mungkin untuk mengatakan tempat bakatnya berakhir dan pengaruh para ibu dimulai. Ibu tidak seharusnya memiliki favorit, tetapi jauh di lubuk hati mereka sering melakukannya, dan Puan Blanc adalah Susie dari saat audisi."<ref name=ewens>{{cite web|work=[[Vice Media|Vice]]|title=The 'Suspiria' Remake Recognizes the Terrifying Power of Mothers|last=Ewens|first=Hannah|url=https://www.vice.com/en_us/article/bj4k3m/the-suspiria-remake-recognizes-the-terrifying-power-of-mothers|date=October 24, 2018|archive-url=
=== Penyalahgunaan kekuasaan dan rasa bersalah kepada negara ===
Baris 155 ⟶ 154:
| footer = Awalnya Luca Guadagnino (kiri) menawarkan film yang dibuat ulang dari film berjudul sama karya Dario Argento (tengah) ini kepada [[David Gordon Green]] (kanan) pada 2007. Setelah David menolak tawaran Luca, Luca mengambil alih proyek ini dengan penulis skenario baru oleh [[David Kajganich]].
}}
Sebuah pembuatan ulang ''
Pada September 2015, di Festival Film Venice ke-72, Guadagnino mengumumkan rencana untuk mengarahkan "remake" dari Suspiria dengan empat aktor utama filmnya A Bigger Splash (2015), yang telah ditayangkan perdana di festival tersebut. [29] Guadagnino mengungkapkan bahwa versinya akan ditetapkan di Berlin sekitar tahun 1977 (tahun di mana film aslinya dirilis), dan akan berfokus secara tematis pada "kekuatan keibuan yang tak kenal kompromi". [30] Guadagnino sejak itu mengatakan secara eksplisit bahwa film itu bukan remake, tetapi sebaliknya merupakan "penghormatan" terhadap "emosi yang kuat" yang dia rasakan ketika pertama kali menonton film aslinya: [31] "Aku sangat ketakutan, tetapi seperti biasa dengan sesuatu itu menakutkan Anda, saya benar-benar tertarik. Saya pikir proses bagaimana film itu mempengaruhi jiwa saya mungkin belum berhenti, yang merupakan sesuatu yang sering terjadi ketika Anda bertemu dengan sebuah karya seni yang serius seperti Suspiria. Saya pikir film I dengan cara tertentu, [mewakili] beberapa lapisan pengasuhan [saya], menonton film untuk pertama kalinya dan memikirkannya dan terobsesi dengannya. "[9] Guadagnino kemudian menyatakan, pada tahun 2018, bahwa ia merasa Suspiria adalah "film paling pribadinya" hingga saat ini. [20] Film ini adalah produksi bersama antara Amerika Serikat dan Italia. [32]
Baris 168 ⟶ 167:
=== Pemilihan pemeran ===
[[Berkas:Black Mass PC 12 (21463914341) (cropped).jpg|jmpl|upright=.8|kiri|Dakota yang menjadi peran utama dalam film ini sebelumnya pernah membintangi film Luca berjudul ''[[A Bigger Splash (2015 film)|A Bigger Splash]]'' (2015).]]
Pada 23 November 2015, Guadagnino mengonfirmasi<ref>{{cite web|url=http://darumaview.it/2015/11/a-bigger-splash-abbiamo-incontrato-il-regista-luca-guadagnino-0110490.php|title=A Bigger Splash – Abbiamo incontrato il regista Luca Guadagnino|work=Daruma View|language=it|date=November 23, 2015|deadurl=yes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160304085244/http://darumaview.it/2015/11/a-bigger-splash-abbiamo-incontrato-il-regista-luca-guadagnino-0110490.php|archivedate=March 4, 2016|last=Rizzo|first=Federica}}</ref> bahwa [[Tilda Swinton]] dan [[Dakota Johnson]] telah ditunjuk sebagai pemeran dalam film ini dan mengumumkan pengambilan gambar sudah dijadwalkan dimulai pada Agustus 2016, dengan tanggal penayangan direncanakan pada 2017.<ref>{{cite web|url= http://velvetcinema.it/2015/11/23/suspiria-luca-guadagnino-dakota-johnson-e-tilda-swinton-sono-nel-cast/|author=Editorial Staff|title=Suspiria, Luca Guadagnino: "Dakota Johnson e Tilda Swinton sono nel cast"|work=Velvet Cinema|language=it|date=November 23, 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20180612163000/https://velvetcinema.it/2015/11/23/suspiria-luca-guadagnino-dakota-johnson-e-tilda-swinton-sono-nel-cast/|archive-date=June 12, 2018}}</ref><ref name="hooton">{{cite news|url=https://www.independent.co.uk/arts-entertainment/films/news/suspiria-remake-tilda-swinton-and-dakota-johnson-to-re-team-for-luca-guadagnino-s-dario-argento-a7344016.html|work=[[The Independent]]|title=Suspiria remake: Tilda Swinton and Dakota Johnson to re-team for Luca Guadagnino's Argento horror|date=October 4, 2016|last=Hooton|first=Christopher|archive-url=https://web.archive.org/web/20161229100855/https://www.independent.co.uk/arts-entertainment/films/news/suspiria-remake-tilda-swinton-and-dakota-johnson-to-re-team-for-luca-guadagnino-s-dario-argento-a7344016.html|archive-date=December 29, 2016}}</ref> Johnson diminta untuk berperan sebagai Susie Bannion saat pengambilan gambar film ''[[A Bigger Splash (2015 film)|A Bigger Splash]]'' (2015).<ref name=crazy>{{cite web|work=[[W (
Sebagaimana Dakota yang membintangi film ''A Bigger Splash'', Tilda, yang juga kawan dan orang yang sering bekerja sama dengan Luca, diminta memerankan tiga peran sekaligus, yaitu Puan Blanc (koreografer utama akademi), Helena Markos (sipir panti jompo), dan Dr. Josef Klemperer, psikolog yang terlibat dalam masalah sekumpulan wanita. Untuk memerankan Josef, Tilda ditulis dalam kredit sebagai "[[#Lutz Ebersdorf|Lutz Ebersdorf]]".<ref name=clean/> Swinton menyatakan bahwa dia mencontohkan penggambaran Puan Blanc berdasarkan [[Martha Graham]] dan [[Pina Bausch]], yang ia rasakan terwujud dalam "bentuk yang Puan Blanc potong — siluetnya, kaki telanjangnya yang menghunjam tanah, koreografi yang pas dari hubungannya dengan rokok setelah merokok."<ref name=then/>
Pada Oktober 2016, [[Chloë Grace Moretz]] memerankan Patricia Hingle, seorang siswi yang hilang dari akademi, manakala [[Mia Goth]] memerankan Sara, penari akademi yang lain.<ref name="hooton" /><ref>{{cite web|url=http://www.vanityfair.com/hollywood/2016/10/suspiria-remake-tilda-swinton-chloe-grace-moretz|work=[[Vanity Fair (
Artis lainnya yang juga membintang film ini di antaranya [[Sylvie Testud]], [[Angela Winkler]], [[Fabrizia Sacchi]],<ref name="mn">{{cite web|url=http://www.indiewire.com/2016/10/suspiria-remake-chloe-grace-moretz-tilda-swinton-dakota-johnson-1201732882/|work=[[IndieWire]]|title='Suspiria' Remake: Chloë Grace Moretz to Star in Luca Guadagnino's Update Alongside Tilda Swinton and Dakota Johnson|last=Nordine|first=Michael|date=October 3, 2016|archive-url=https://web.archive.org/web/20161221102301/https://www.indiewire.com/2016/10/suspiria-remake-chloe-grace-moretz-tilda-swinton-dakota-johnson-1201732882/|archive-date=December 21, 2016}}</ref><ref>{{cite magazine|work=[[Vogue Italia]]|title=Voglio una vita fluida|date=September 26, 2018|language=Italian|author=Cappa, Marina|url=https://www.pressreader.com/italy/vanity-fair-italy/20180926/281758450213686|via=[[PressReader]]}} {{closed access}}</ref> dan [[Renée Soutendijk]], semuanya berperan sebagai ibu pengawas akademi.<ref>{{cite web|url=https://www.nrc.nl/nieuws/2018/09/02/suspiria-is-een-matriarchale-nachtmerrie-a1615019|work=[[NRC Handelsblad]]|title=Heksenfilm 'Suspiria' is een matriarchale nachtmerrie|date=September 2, 2018|last=Van Zwol|first=Coen|archive-url=
==== Lutz Ebersdorf ====
[[Berkas:Tilda Swinton (28636791585).jpg|upright=.9|ka|jmpl|Swinton yang memerankan Josef Klemperer disebut sebagai Lutz Ebersdorf di kredit film.]]
Walaupun Tilda berperan Dr. Josef Klemperer, tetapi dalam film berikut materi promosi film, Josef diperankan oleh seorang aktor bernama Lutz Ebersdorf. Pembuat film menyatakan bahwa Lutz adalah psikoanalis asli hingga sebulan setelah penayangan perdana film.<ref name=clean>{{cite web|work=[[Vanity Fair (
Menulis untuk ''[[Vanity Fair (
=== Pengambilan gambar ===
Baris 192 ⟶ 191:
==== Pengambilan gambar utama ====
[[Pengambilan gambar utama]] dimulai di Grand Hotel Campo dei Fiori di Varese pada October 31, 2016.<ref>{{cite tweet|user=foundasonfilm|last=Foundas|first=Scott|number=793135703253217280|title=Happy Halloween from Day 1 of Luca Guadagnino's SUSPIRIA. Coming from @AmazonStudios, Frenesy Film + @MythologyEnt.|date=October 31, 2016|archive-url=
Kondisi pembuatan film di Grand Hotel Campo dei Fiori digambarkan sebagai tidak nyaman oleh para pemain dan kru, [9] karena film ini diambil pada bulan-bulan musim dingin dan hotel tersebut dipanaskan secara tidak efisien dengan pemanas ruang bensin. [67] Hotel, yang telah ditinggalkan selama beberapa dekade, telah dihiasi dengan menara seluler di atap; [9] Guadagnino mengingat "sinyal konstan yang datang dari antena yang membuat kita semua sangat lemah dan lelah," sementara Johnson menyatakan "di sana adalah listrik yang berdenyut di seluruh gedung, dan semua orang saling mengejutkan. "[68] Dia secara retrospektif berkomentar bahwa proses pembuatan film" sangat mengacaukan saya sehingga saya harus menjalani terapi ". [68] Dia kemudian memperluas pernyataan ini, mengatakan bahwa proses pembuatan film "tidak traumatis" dan sebagai gantinya "yang paling menyenangkan dan paling menggembirakan dan paling menyenangkan yang bisa terjadi ... [tetapi] ketika Anda kadang-kadang bekerja dengan subjek gelap masalah, itu bisa tinggal bersama Anda dan kemudian berbicara dengan seseorang yang sangat baik tentang hal itu setelah itu adalah cara yang sangat baik untuk pindah dari proyek. "[69] Harper, yang bekerja pada film ini hanya beberapa hari tetapi hadir selama beberapa bagian tentang pemotretan, menyamakan lokal dengan "rumah berhantu ... Itu dingin dan gelap dan menakutkan ... yang agak sesuai, tetapi bukan kondisi pengambilan gambar yang ideal." [49] Asisten direktur produksi pertama kali mematahkan kakinya lebih awal. ke dalam pemotretan setelah jatuh di salah satu set. [41]
Baris 201 ⟶ 200:
| direction = vertical
| align = left
| image1 =
| caption1 =
| image2 = Dakota_Johnson_and_Mia_Goth_-_Suspiria_screenshot.jpg
Baris 207 ⟶ 206:
| footer = Where Argento's film {{small|(top)}} utilized lavish colors, Guadagnino opted for a muted, "winter-ish" appearance devoid of primary colors.
}}
Seperti film aslinya, ''Suspiria'' direkam dalam [[gulungan film]] [[film 35 mm|35mm]].<ref name=ebert>{{cite web|url=https://www.rogerebert.com/festivals-and-awards/venice-film-festival-2018-suspiria-peterloo-the-ballad-of-buster-scruggs-non-fiction|title=Venice Film Festival 2018: Suspiria, Peterloo, The Ballad of Buster Scruggs|last=Kenny|first=Glenn|work=[[RogerEbert.com]]|date=September 1, 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20180903112320/https://www.rogerebert.com/festivals-and-awards/venice-film-festival-2018-suspiria-peterloo-the-ballad-of-buster-scruggs-non-fiction|archive-date=September 3, 2018}}</ref> Penata sinematografi [[Sayombhu Mukdeeprom]], yang sebelumnya terlibat dalam film sebelumnya karya Luca ''[[Call Me by Your Name (film)|Call Me by Your Name]]'' (2017),<ref>{{cite web|work=[[IndieWire]]|url=https://www.indiewire.com/2017/11/call-me-by-your-name-cinematography-italy-summer-rain-sayombhu-mukdeeprom-luca-guadagnino-1201897763/|title=‘Call Me by Your Name' Looks So Incredible You'd Never Guess It Was Shot During a Historic Rainstorm|last=O'Falt|first=Chris|date=November 15, 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20171220133051/https://www.indiewire.com/2017/11/call-me-by-your-name-cinematography-italy-summer-rain-sayombhu-mukdeeprom-luca-guadagnino-1201897763/|archive-date=December 20, 2017}}</ref> merekam film ini secara eksklusif dengan Kodak Vision3 500T 5219, tanpa saringan perbaikan.<ref name=asc>{{cite journal|url=https://ascmag.com/articles/suspiria-season-of-the-witch|work=[[American Cinematographer]]|issn=0002-7928|date=November 28, 2018|archive-url=
Berbeda dengan aslinya, film Guadagnino tidak menggunakan warna primer. [73] Dia menggambarkan penampilan film itu sebagai "musim dingin-ish, jahat, dan benar-benar gelap." [74] Menurut Guadagnino, keputusan untuk tidak menggunakan warna-warna primer dibuat sesuai dengan pengaturan suram film di tengah-tengah Jerman pada "ambang sipil" perang ". [9] Alih-alih menggunakan warna mewah seperti yang dilakukan Argento dalam film aslinya, Guadagnino menyatakan dia dan Mukdeeprom "pergi untuk mengambil yang berbeda. Dario Argento dan mari kita hadapi itu, Luciano Tovoli, DP yang luar biasa, mereka memutuskan untuk mencari cara decoding yang sangat ekspresionistik horor, yang dimulai dari karya Mario Bava Cara mereka membuat warna-warna itu - tidak hanya gel sederhana di depan lampu, mereka menggunakan beludru dan mereka benar-benar memahat cahaya - [yang] telah mempengaruhi pembuat film begitu lama Saya pikir semua yang bisa dikatakan melalui gaya itu telah dikatakan. "[9]
Baris 215 ⟶ 214:
=== Koreografi ===
[[Berkas:Bundesarchiv B 145 Bild-P047334, Berlin, Mary Wigman-Studio.jpg|jmpl|upright=1|ka|Expressionist dancer [[Mary Wigman]] {{small|(pictured here in 1959, bottom, second-left)}} served as an influence on the film's dance sequences.]]
Tidak seperti film aslinya yang berlatarkan di akademi balet dan menampilkan tarian di layar yang jumlahnya bisa dihitung jari,<ref name=desire>{{cite web|work=[[Garage Magazine]]|title='Suspiria' Director Luca Guadagnino on His 'Tetralogy of Desire'|last=Guiducci|first=Mark|date=October 18, 2018|url=https://garage.vice.com/en_us/article/mb4xpn/suspiria-director-luca-guadagnino-on-his-tetralogy-of-desire|archive-url=https://web.archive.org/web/20181028060158/https://garage.vice.com/en_us/article/mb4xpn/suspiria-director-luca-guadagnino-on-his-tetralogy-of-desire|archive-date=October 28, 2018}}</ref> film ini memanfaatkan tarian sebagai alur kunci. Sejalan dengan zaman yang menjadi latar film ini, [[tarian kontemporer]] adalah pengaruh utama pada gaya tarian yang ditampilkan di dalam film. David Kajganich berkomentar bahwa penari [[tarian ekspresionis|ekspresionis]] Jerman [[Mary Wigman]] dan [[Pina Bausch]] memiliki pengaruh yang kuat pada pada konseptualisasi rutinitas tari David. Selain menulis skenario, David mempekerjakan [[koreografi|koreografer]] dan penari bernama [[Sasha Waltz]] untuk mendapatkan wawasan yang lebih jauh tentang pekerjaan ini.<ref name=dance>{{cite web|work=[[Vanity Fair (
Damien Jalet membuat koreografi urutan tarian rumit dalam film. [75] Guadagnino mempekerjakannya setelah melihat pertunjukan langsung Les Médusées Jalet (lit. "Si penyihir"), di Louvre. [36] Kebetulan, Jalet mendapat inspirasi dari Argentina, Suspiria, ketika koreografi Les Médusées. [36] Jalet kemudian menggunakan Les Médusées sebagai dasar untuk urutan tarian klimaks enam menit film yang disebut «volk». [75] Untuk adegan sabat terakhir, Jalet berkata: "Kami ingin beralih dari sesuatu yang cukup teknis, matematis, dengan rasa keanggunan tertentu ke sesuatu di mana tubuh menjadi lebih liar dan semakin terdistorsi," komentar Jalet. "Adegan menggambarkan sesuatu yang sangat kacau, tetapi saya merasa kami perlu membuat sesuatu yang masih sangat ritual. "[76] Tarian Indonesia juga berfungsi sebagai titik referensi untuk urutan, [76] yang menampilkan gerakan-gerakan yang" staccato, dengan berhenti keras dan mulai, dan lengan gaya yang sama-sama intim — di saat-saat ketika para penari saling berpegangan satu sama lain — dan sangat linier. "[75]
Baris 226 ⟶ 225:
Penyanyi Radiohead Thom Yorke menyusun skor, soundtrack film fitur pertamanya. Ini menampilkan London Contemporary Orchestra dan Choir dan putra Yorke, Noah pada drum. [82] Dia awalnya menolak tawaran itu, tetapi menerima setelah berbulan-bulan permintaan dari Guadagnino. [83] Sebagian besar skor diselesaikan sebelum syuting film, yang memberi Guadagnino kesempatan untuk memainkan skor musik pada set selama pembuatan film. [27]
Yorke mengutip ilham dari soundtrack Blade Runner 1982, [84] artis-artis musique concre seperti Pierre Henry, [83] artis elektronik modern seperti James Holden, [83] dan musik dari pengaturan film Berlin 1977, seperti krautrock. [85] ] Dia berkata: "Ada cara pengulangan dalam musik yang dapat
== Penayangan ==
Dalam promosi film, sebuah adegan ditayangkan selama pertemuan makan siang [[CinemaCon]] 2018 di [[Las Vegas|Las Vegas, Nevada]] pada April 2018.<ref>{{cite news|work=[[The Burlington Free Press]]|location=Burlington, Vermont|p=A5|url=https://www.newspapers.com/clip/24673860/the_burlington_free_press/|title=CinemaCon shows diversity, musicals coming to theaters|date=May 5, 2018|via=Newspapers.com|author=Bahr, Lindsay}} {{open access}}</ref> Dilaporkan rekaman tersebut terasa sangat kuat sehingga membuat trauma mereka yang hadir.<ref>{{cite news|url=https://www.esquire.com/entertainment/movies/a21068561/suspiria-teaser-trailer/|title=Early Footage From 'Suspiria' Is So Demented, It Traumatized Audiences|date=June 4, 2018|work=[[Esquire (
''Suspiria'' memulai penayangan internasional perdananya di [[Festival Film Internasional Venesia ke-75]] pada 1 September 2018.<ref>{{cite web|url=https://deadline.com/2018/07/venice-film-festival-2018-lineup-full-list-1202433056/|title=Venice Film Festival Lineup: Welles, Coen Brothers, Cuaron, Greengrass, More – Live|website=[[Deadline Hollywood]]|first=Nancy|last=Tartaglione|date=July 25, 2018|archive-url=https://web.archive.org/web/20180809033408/https://deadline.com/2018/07/venice-film-festival-2018-lineup-full-list-1202433056/|archive-date=August 9, 2018}}</ref><ref>{{cite news|work=[[Los Angeles Times]]|title=Strong lineup boosts Venice|p=A7|author=Chang, Justin|date=July 26, 2018|url=https://www.newspapers.com/clip/24673824/the_los_angeles_times/|via=Newspapers.com}} {{open access}}</ref> Film ini [[penayangan terbatas|ditayangkan secara terbatas]] di [[Los Angeles]] dan [[Kota New York|New York]] pada 26 Oktober 2018.<ref name=mythology/> Luca menggelar sesi tanya jawab eksklusif selama penayangan film pada akhir pekan di Los Angeles.<ref name=roar/> Penayangan terbatas dimulai dari malam [[Halloween]] di pelbagai kota-kota di Amerika Serikat, termasuk [[Dallas]],<ref>{{cite web|url=https://www.suspiria.movie/tickets/|work=Suspiria.movie|title=Suspiria: Get Tickets: Dallas, TX|archive-date=
=== Media rumah ===
Baris 237 ⟶ 236:
== Penerimaan ==
Respons kritis terhadap Suspiria terutama terpolarisasi pada rilisnya. [6] [7] [108] Peter Travers dari Rolling Stone menekankan bahwa "polarisasi" berfungsi sebagai "kata yang terlalu jinak" untuk menggambarkan reaksi terhadap film tersebut. [7] Pada ulasan aggregator Rotten Tomatoes, film ini memiliki peringkat persetujuan 63% berdasarkan 258 ulasan, dengan peringkat rata-rata 6,7
"Guadagnino, yang mengatakan dia ingin membuat kembali Suspiria sejak pertama kali melihatnya lebih dari 30 tahun yang lalu, menandakan penghormatan dan keseriusannya dengan meninggalkannya dengan segala cara yang dapat dibayangkan - secara visual, sonik, dramatis, emosional,"
Baris 243 ⟶ 242:
Mengomentari unsur-unsur horor film, Andrew Whalen dari Newsweek menganggapnya "pengalaman yang kuat dan menakutkan bahkan sebelum itu mengungkapkan dirinya bukan hanya eksplorasi artistik estetika horor." Ia juga membandingkan horor tubuh dalam film itu dengan karya David Cronenberg. [20] Seperti Whalen, Kristen Kim dari The Nation mengamati unsur-unsur yang serupa, dan menulis bahwa dibutuhkan "kengerian tubuh orisinal ke tingkat baru yang tidak sedap dipandang. Jika darah mengalir cukup indah di Suspiria lama, air seni di sini yang menetes ke bawah kaki seorang wanita." balerina yang berkerut menyakitkan. "[112] Menulis di Variety, Owen Gleiberman membandingkan unsur-unsur visual tertentu dari film itu dengan The Exorcist (1973) dan merangkumnya sebagai" film horor matriarkal yang berdarah tapi angkuh ", meskipun ia mencatat bahwa film tersebut akan memiliki mendapat manfaat dari lebih banyak kejutan. [113] The Boston Globe's Ty Burr menggambarkan film terakhir sebagai "Lovecraftian" tetapi menyimpulkan bahwa "sebagian besar tertinggal adalah rasa tajam telah mengalami sesuatu yang gaya tetapi tidak memuaskan." [114]
Justin Chang dari Los Angeles Times merasa bahwa penataan kembali sihir adalah "sangat tidak masuk akal" dan menyimpulkan: "Pada saat finant phagasmagorical tiba, Anda dibanjiri dengan darah dan jeroan, ya, tetapi juga sesuatu yang bahkan lebih meresahkan - tiba-tiba terjadi desakan dari Perasaan, melankolis yang dalam, sangat kuat. Ini adalah transfigurasi film yang paling mengejutkan, dan mengembalikan kita ke tema primordial keibuan. "[111] Anthony Lane dari The New Yorker menulis ulasan yang bagus tentang film itu, menyimpulkan:" The pertama kali saya melihat Guadagnino's Suspiria, saya keluar cukup banyak tertutupi oleh gore, dan dikacaukan oleh kejenuhan cerita. Dapatkah percikan menjadi begitu besar sehingga menenggelamkan indera? Bagaimana film itu berdampingan? Kedua kalinya, saya mengikuti aliran, dan menemukan bahwa itu bukan teror, atau jijik, tetapi kesedihan yang tak terduga. "[115] David Ehrlich, yang memberi film A-, berkomentar di IndieWire bahwa" Suspiria adalah film yang langka dan tidak terkekang kegilaan, dan meninggalkan sca Pesan singkat yang ditulis dengan rasa sakit dan darah: Masa depan akan menjadi mimpi buruk jika kita tidak bisa bertanggung jawab atas masa lalu. "[116] Majalah Slant, Greg Cwik memuji sinematografi, tetapi menyatakan kekecewaannya karena apa yang dia rasakan kurang kohesi.
Panjang dan langkah film ini dicatat oleh beberapa kritikus yang memiliki berbagai pendapat: David Rooney dari The Hollywood Reporter mengkritik film tersebut karena "tidak perlu ditarik keluar" dengan "terlalu banyak perubahan diskursif untuk membangun banyak ketegangan," [118] sementara Peter Bradshaw dari The Guardian menggambarkannya sebagai "lebih merupakan tesis MA dari pada pembuatan ulang ... dengan tekad kelas atas dan menengah, dengan lapisan baru makna sejarah yang tak terpisahkan ditambahkan." [119] Manohla Dargis dari The New York Times mengkritik mondar-mandir dan runtime, menulis: " Ketika jam pertama Suspiria berjalan ke detik dan seterusnya (film berjalan 152 menit), itu tumbuh semakin buncit dan lebih kosong.Tidak seperti Argento, yang tampaknya puas untuk memberikan dongeng yang diperbarui secara mengerikan dalam 90 menit atau lebih, Guadagnino terus mencari-cari makna, yang mungkin menjelaskan mengapa ia terus menambahkan lebih banyak barang, lebih banyak kekacauan, lebih banyak tarian. "[120] Kritikus Telegraph, Robbie Collin, memuji film itu karena menjadi" pembakar lambat, "menghadiahkannya lima lima dan menyatakan bahwa ia menganggapnya film yang lebih baik daripada aslinya. [121] Chris Klimek dari NPR secara bergantian menganggap film itu "pengalaman yang membingungkan dan sering menghukum ... hanya mengikuti alur ceritanya, meskipun langkahnya licik, pada akhirnya melelahkan." [122] William Bibbiani dari IGN menggemakan sentimen ini, merangkum film ini sebagai "sebuah latihan intelektual yang menarik, terlalu ambisius untuk diabaikan tetapi terlalu sombong untuk dinikmati." [123] Travers mengakui bahwa "jangkauan Guadagnino jauh melebihi genggamannya," tetapi menyimpulkan: "menontonnya menggali kejahatan untuk menemukan kebenaran yang menyedihkan adalah sesuatu Anda tidak akan mau ketinggalan. "[7]
Banyak kritikus mengomentari tema sejarah Jerman dan Holocaust. [A] Brian Truitt dari USA Today menulis bahwa subteks dan subplot "terikat untuk mengasingkan beberapa," tetapi bahwa "mereka yang memiliki kecenderungan untuk gelombang baru horor psikologis dan penghormatan yang sehat terhadap perkemahan film-B akan menyukai hal ini pada tarian terakhir yang gila, "[6] sementara Stephanie Zacharek of Time mengkritik latar belakang politik sebagai" lapisan tambahan dari kerumitan yang tidak perlu. "[124] Sentimen ini diulangi oleh Richard Brody, menulis untuk The New Yorker, yang merasa bahwa para pembuat film "menyemir Holocaust ke dalam film dengan dorongan susah payah ... Film ini tidak ada yang mengatakan tentang sejarah wanita, politik feminis, kekerasan sipil, Holocaust, Perang Dingin
Mengomentari kinerja para pemeran, Kim Selling dan Joule Zelman dari The Stranger memuji peran Swinton, tetapi menganggap Johnson salah pilih peran sebagai Susie, [125] sementara Chang mencatat kinerja Swinton sebagai "salah satu yang lebih terkendali". [111 ] Michael O'Sullivan dari The Washington Post secara bergantian menganggap kinerja Swinton sebagai "tour-de-force". [12] Klimek memuji kinerja semua yang terlibat, [122] sementara Ehrlich menemukan kinerja Johnson "sangat tidak bertobat". [116] Truitt mencatat bahwa Johnson "menavigasi [perannya] dengan anggun, dan ... menangkap fisik yang tepat dalam berbagai tarian modern yang membuat film ini memiliki bobot primordial dan energi seksual." [6] Sandy Schaefer dari Screen Rant menggambarkan Johnson kinerja sebagai "menarik" dan Goth sebagai "sama kuatnya". [126]
Baris 279 ⟶ 278:
| Luca Guadagnino
| {{nom}}
|style="text-align:center;" | <ref>{{cite web|url=https://eiuc.org/news-events/latest-news/news-detail-page/queer-lion-award-to-jose-by-li-cheng.html|work=[[European Inter-University Centre for Human Rights and Democratisation]]|title=Queer Lion Award to "José" by Li Cheng|date=October 9, 2018|archive-url=
|-
| Premio Soundtrack Stars for Best Original Song
Baris 308 ⟶ 307:
| rowspan="2"| Thom Yorke
| {{Nominated}}
| style="text-align:center;"| <ref>{{citeweb|url=http://wafca.com/awards/|title=2018 WAFCA Awards Nominations|
|-
! scope="row" | [[Chicago Film Critics Association]]
| 8 Desember 2018
| {{Nominated}}
| style="text-align:center;"| <ref>{{cite web|url=https://consequenceofsound.net/2018/12/chicago-film-critics-association-2018-nominees/|work=[[Consequence of Sound]]|title=Chicago Film Critics Association announces 2018 nominees|author1=Suzanne-Mayer, Dominick|author2=Roffman, Michael|archive-url=
|-
! scope="row" | Los Angeles Online Film Critics Society
Baris 320 ⟶ 319:
| rowspan="2"| ''Suspiria''
| {{nom}}
| style="text-align:center;"| <ref>{{citeweb|url=http://laofcs.org/los-angeles-online-film-critics-society-announces-its-2nd-year-nominations/|author=Menzel, Scott|title=Los Angeles Online Film Critics Society Announces Its 2nd Year Nominations|date=December 3, 2018|archive-url=
|-
! scope="row" rowspan="6"| Indiana Film Journalists Association
Baris 326 ⟶ 325:
| Best Picture
| {{draw|Runner-up}}
| rowspan="6" align="center"| <ref>{{citeweb|url=http://indianafilmjournalists.com/|work=Indiana Film Journalists Association|title=IFJA 2018 Film Awards Eligible Films and Performances (as of 12/6/18)
|-
| Best Adapted Screenplay
Baris 358 ⟶ 357:
| "Suspirium" by Thom Yorke
| {{won}}
|style="text-align:center;"| <ref>{{citeweb|url=http://www.awardscircuit.com/2018/12/09/sunday-precursors-lafca-nyfco-new-mexico-all-announcing-check-back-for-updates/|title=Sunday Precursors: LAFCA, NYFCO, New Mexico, Toronto (And More) All Announcing – Check Back for Updates!|date=December 9, 2018|archive-date=2018-12-09|website=Awards Circuit|access-date=2018-12-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20181209211413/http://www.awardscircuit.com/2018/12/09/sunday-precursors-lafca-nyfco-new-mexico-all-announcing-check-back-for-updates/|dead-url=yes}}</ref>
|-
! scope="row" rowspan="2" | [[Seattle Film Critics Society]]
Baris 366 ⟶ 364:
| Giulia Piersanti
| {{pending}}
|scope="row" rowspan="2" style="text-align:center;"| <ref>{{citeweb|url=http://www.awardscircuit.com/2018/12/10/2018-seattle-film-critics-society-announces-nominations-for-best-in-film/|title=2018 Seattle Film Critics Society Nominations – ‘Paddington 2’ and ‘Roma’ Show Up Strong
|-
| Best Picture
Baris 376 ⟶ 374:
| Best Sci-Fi or Horror Movie
| {{pending}}
|scope="row" rowspan="2" style="text-align:center;"| <ref>{{citeweb|url=http://www.criticschoice.com/2018/12/announcing-nominees-24th-annual-critics-choice-awards/|title=Announcing the Nominees for the 24th Annual Critics’ Choice Awards|date=December 10, 2018|archive-date=
|-
| Best Hair and Makeup
Baris 394 ⟶ 392:
* {{Rotten Tomatoes|suspiria_2018}}
* {{Metacritic film|suspiria-2018}}
{{Luca Guadagnino}}
[[Kategori:Film Amerika Serikat tahun 2018]]
|