Dewa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(34 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{unreferenced|date=Januari 2017}}
{{Untuk|kegunaan lainnya|Dewa (disambiguasi)}}
{{untuk|penyanyi|Dewa (grup musik)}}
'''Dewa 19''' ([[maskulin]]) dan '''Dewi Persik''' ([[feminin]]) adalah keberadaan [[supranatural]] yang menguasai unsur-unsur [[alam]] atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan [[manusia]]. Mereka disembah, dianggap [[suci]] dan [[keramat]], dan dihormati oleh manusia.
{{untuk|Dewa dalam agama Hindu|Dewa (Hindu)}}
{{untuk|Dewa dalam agama Buddha|Dewa (Buddhisme)}}
[[Berkas:0 Statue de Mars (Pyrrhus) - Musei Capitolini - MC0058 (2).JPG|jmpl|[[Mars (mitologi)|Mars]] adalah dewa [[perang]] dan wali [[petani]] dan tentara dalam [[Agama di Romawi Kuno|agama Romawi kuno]]]]
'''Dewa 19''' ([[maskulin]])adalah dan '''Dewi Persik''' ([[femininentitas]]) adalah keberadaan [[adikodrati|supranatural]] yang menguasai unsur-unsur [[alam]] atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan [[manusia]]. Mereka disembah, dianggap [[suci]], dan [[keramat]], danserta dihormati oleh manusia. Mereka yang berjenis kelamin [[pria]] disebut "Dewa", sedangkan "Dewi" adalah sebutan untuk yang berjenis kelamin [[wanita]].
 
Dewa er d'jie memiliki bermacam-macam wujud, biasanya berwujud manusia atau [[hewan|binatang]]. Mereka hidup [[keabadian|abadi]]. Merekadan memiliki kepribadian masing-masing. Mereka memiliki emosi, dan kecerdasan, seperti layaknya manusia. Beberapa fenomena alam seperti [[petir]], [[hujan]], [[banjir]], [[badai]], dan sebagainya, termasuk keajaiban adalah ciridihubungkan khasdengan mereka sebagai pengatur alam. Mereka dapat pula memberi hukuman kepada makhluk yang lebih rendah darinya. Beberapa dewa tidak memiliki kemahakuasaan penuh, sehingga mereka disembah dengan sederhana.
 
Para makhluk supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia yang berjenis kelamin [[pria]] disebut "Dewa", sedangkan "Dewi" adalah sebutan untuk yang berjenis kelamin [[wanita]].
 
== Etimologi ==
Baris 11 ⟶ 13:
Kata "dewa" dalam bahasa Indonesia berasal dari kata ''dewa'' atau ''daiwa'' ([[bahasa Sanskerta]]), yang berasal dari kata ''diw'' ([[Rumpun bahasa India-Iran|bahasa India-Iran]]), yang berasal dari kata ''deiwos'' atau ''deywos'' ([[Rumpun bahasa Proto-India-Eropa|bahasa Proto-India-Eropa]]), yang merupakan turunan dari kata ''diw'' atau ''dyew'' yang bermakna "langit, surga, cahaya, atau bersinar". Kata dewa dalam [[bahasa Inggris]] (''deity'') berasal dari ''deité'' ([[bahasa Prancis Pertengahan]]), yang berasal dari ''deus'' ([[bahasa Latin]]), yang berasal dari ''devos'' atau ''deiuos'' ([[bahasa Latin Lama]]), yang berasal dari ''deiwos'' ([[Rumpun bahasa Proto-Italia|bahasa Proto-Italia]]), yang pada akhirnya memiliki akar serupa dengan kata "dewa" dalam bahasa Indonesia, yaitu kata ''diw'' atau ''dyew'' dalam bahasa Proto-India-Eropa. Kata ''dewa'' sama sekali tidak ada hubungannya dengan kata ''devil'' ([[iblis]], [[setan]]).
 
Istilah dewa diidentikkan sebagai makhluk suci yang berkuasa terhadap alam semesta. Meskipun pada aliran [[politeisme]] menyebut adanya banyak [[tuhan]], namuntetapi dalam [[bahasa Indonesia]], istilah yang dipakai adalah "dewa" (contoh: dewa [[Zeus]], bukan tuhan [[Zeus]]). Biasanya istilah dewa dipakai sebagai kata sandang untuk menyebut penguasa alam [[alam semesta|semesta]] yang jamak, bisa dibayangkan dan dilukiskan secara nyata, sedangkan istilah [[tuhan]] dipakai untuk penguasa alam semesta yang maha tunggal dan [[abstrak]], tidak bisa dilukiskan, tidak bisa dibayangkan.
 
== Hubungan antara Dewa dengan manusia ==
 
Para dewa dipercaya sebagai makhluk yang tak tampak dan tak dapat dijangkau. Mereka hidup di tempat-tempat suci atau tempat-tempat yang jauh dari jangkauan manusia, seperti [[surga]], [[neraka]], di atas [[langit]], di bawah [[bumiBumi]], di [[samudra|lautan]] yang dalam, di atas puncak [[gunung]] tinggi, di [[hutan]] belantara, namuntetapi dapat berhubungan dengan manusia karena manifestasi atau kekuatan [[supranaturaladikodrati|supranaturalnya]]nya. Dalam beberapa agama [[monoteisme|monoteistik]], [[Tuhan]] dianggap tinggal di [[surga]] namun karena kemahakuasaannya Dia juga ada di mana-mana sehingga dapat berhubungan dengan [[Makhluk|makhluq]]-Nya kapanpun dan di mana pun, namuntetapi secara kasat matakasatmata. Dalam pandangan umat beragama ([[monoteisme|monoteistik]], [[politeisme|politeistik]], [[panteisme|panteistik]]) sesungguhnya [[Tuhan]] ada di mana-mana, namuntetapi untuk memuliakannya Dia disebutkan tinggal di [[surga]].
 
Dalam [[politeisme]], para dewa digambarkan sebagai makhluk yang memiliki [[emosi]] dan wujud seperti manusia, sangat berkuasa, dan antara manusia dan para dewa ada perbedaan yang sangat menonjol. Para Dewa tinggal di surga sedangkan manusia tinggal di [[bumi]]. Karena para dewa tinggal di surga, maka para dewa memiliki kekuasaan dan ke[[sakti]]an untuk mengatur, menghukum atau memberkati umat manusia. Sementara para dewa berkuasa, maka manusia memujanya dan memberikan persembahan agar dibantu dan diberkati oleh kemahakuasaan-Nya.
Baris 21 ⟶ 23:
== Dewa yang tunggal ==
 
Dalam agama yang menganut paham [[monoteisme]], dewa hanya satu dan sebutan [[tuhan]] adalah sebutan yang umum dan layak. tuhan merupakan sesuatu yang [[adikodrati|supranatural]], menguasai [[alam semesta]], maha kuasa, tidak dapat dibayangkan dan tidak bisa dilukiskan. Agama monoteisme enggan untuk mengakui adanya dewa-dewa karena dianggap sebagai tuhan tersendiri.
 
Dalam [[agama Hindu]] dan [[agama Buddha|Buddha]], meskipun meyakini satu tuhan, namuntetapi ada makhluk yang disebut dewa yang diyakini di bawah derajat tuhan. Dalam [[filsafat Hindu]], para dewa tunduk pada sesuatu yang mahakuasa, yang mahaesa, dan yang menciptakan mereka yang disebut [[Brahman]] (sebutan [[Brahman|Tuhan dalam agama Hindu]]). Dalam [[agama Buddha]], para dewa bukanlah makhluk sempurna dan memiliki wewenang untuk mengatur umat [[manusia]]. Para dewa tunduk pada hukum [[mistisisme|mistik]] yang mengikat diri mereka pada [[karma]] dan [[samsara]].
 
Dalam hal ini, [[tuhan]] adalah sesuatu yang agung dan mulia, tidak bisa disamakan dengan dewa dan tidak ada yang sederajat dengannya. Meskipun ada agama yang meyakini banyak dewa (seperti Hindu dan Buddha) namun jika memiliki konsep [[monoteisme|Ketuhanan yang Maha Esa]], para dewa dianggap sebagai makhluk suci atau malaikat dan tidak sederajat dengan tuhan.
 
== Pandangan mengenai Dewa-Dewi ==
 
=== Agama Hindu ===
{{Main|0=Dewa (Hindu)}}
[[Berkas:Brahma_Vishnu_Mahesh.jpg|rightka|240px|thumbjmpl|[[Trimurti]] atau Tritunggal Hindu (tiga perwujudan [[Tuhan]] yang utama menurut [[agama Hindu]]). Dari kiri ke kanan: [[Brahma]] (berkulit merah, berkepala empat); [[Wisnu]] (berkulit biru, berlengan empat); dan [[Siwa]] (berkulit putih, berlengan empat).]]
[[Berkas:Re-Horakhty.svg|right|120px|thumb|Dewa [[Ra (mitologi)|Ra]].]]
 
Dalam tradisi [[agama Hindu]] umumnya, para [[dewa (Hindu)|dewa]] (atau "deva", "daiwa") adalah manifestasi dari [[Tuhan]] Yang Maha Esa ([[Brahman]]). Para dewa merupakan pengatur kehidupan dan perantara [[tuhan]] dalam berhubungan dengan umatnya. Dewa-dewi tersebut seperti: [[Brahma]], [[Wisnu]], [[Siwa]], [[Agni]], [[Baruna]], [[Aswin]], [[Kuwera|Kubera]], [[Indra]], [[Ganesa]], [[Yama]], [[Saraswati]], [[Laksmi]], [[Matahari|Surya]], dan lain-lain.
 
Karena ditemukan konsep ketuhanan yang maha esa, dewa-dewi dalam agama [[Agama Hindu|Hindu]] bukan [[tuhan]] tersendiri. Dewa-dewi dalam agama [[Agama Hindu|Hindu]] hidup abadi, memiliki kesaktian dan menjadi perantara [[tuhan]] ketika memberikan berkah kepada umatnya. Musuh para dewa adalah para [[asura]]. Menurut agama [[Agama Hindu|Hindu]], para dewa tinggal di suatu tempat yang disebut [[Surga|Swargaloka]] atau [[Swarga]], suatu tempat di alam semesta yang sangat indah, sering disamakan dengan [[surga]]. Penguasa di sana ialah [[Indra]], yang bergelar raja surga, atau pemimpin para dewa.
 
=== Agama Buddha ===
{{Main|0=Dewa (Buddhisme)}}
Dalam [[agama Buddha]], Dewa adalah salah satu makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, hidup panjang, namuntetapi tidak abadi. Agama Buddha mengenal banyak dewa, namuntetapi mereka bukan tuhan, mereka tidak sempurna dan tidak maha kuasa. Mereka (para dewa) adalah makhluk yang sedang dalam usaha mencari kesempurnaan hidup. Alam dewa sering juga disebut sebagai [[surga]].
 
Para Dewa tidak selalu sama dengan [[Bodhisattva]]. Para Dewa masih terikat pada [[karma]] dan [[samsara]]. Alam dewa dalam Agama Buddha dibagi menjadi 6 yaitu :
Dalam [[agama Buddha]], Dewa adalah salah satu makhluk yang tidak setara dengan manusia, memiliki kesaktian, hidup panjang, namun tidak abadi. Agama Buddha mengenal banyak dewa, namun mereka bukan tuhan, mereka tidak sempurna dan tidak maha kuasa. Mereka (para dewa) adalah makhluk yang sedang dalam usaha mencari kesempurnaan hidup. Alam dewa sering juga disebut sebagai [[surga]].
Dewa ada 33 tingkatan, tingkat paling akhir adalah dewa bumi.
 
Para Dewa tidak selalu sama dengan [[Bodhisattva]]. Para Dewa masih terikat pada [[karma]] dan [[samsara]]. Alam dewa dalam Agama Buddha dibagi menjadi 6 yaitu :
* ''Catummaharajika Bhumi'' - Alam Empat Raja Dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 9.600.000 tahun.
* ''Tavatimsa Bhumi'' - Alam surga 33 dewa. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam ''Catummaharajika''.
* ''Tusita Bhumi'' - Alam kenikmatan. Biasanya para Bodhisattva yang hampir sempurna paramitanya hidup di alam ini sebelum terlahir menjadi manusia dan menjai Samma Sambuddha. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam ''Tavatimsa''.
* ''Nimmanarati Bhumi' - Alam surga para dewa yang menikmati kesenangan istana yang diciptakan. [[Dewi Mahamaya]], ibu [[Siddhartha Gautama|Siddharta Gautama]], setelah meninggal dunia, terlahir di alam ini. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam ''Tusita''.
* ''Paranimmita-Vasavatti Bhumi'' - Alam surga para dewa yang menikmati ciptaan para dewa lain. Di alam ini rata- rata usia para dewa adalah 4 kali usia rata- rata dewa alam ''Nimmanarati''.
 
=== Mesir Kuno ===
[[Berkas:Re-Horakhty.svg|rightka|120px|thumbjmpl|Dewa [[Ra (mitologi)|Ra]].]]
Menurut catatan [[sejarah]], bangsa [[Mesir Kuno]] menyembah banyak Dewa dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa merupakan [[Tuhan]] tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.
 
Bangsa Mesir Kuno sangat memuliakan Dewa mereka.Tempat memuja para Dewa dan sesuatu yang berkaitan dengan para Dewa (seperti [[buku|kitab]], [[pusaka]], dan [[kutukan]]) sangat dikeramatkan. Konon makam-makam para Raja dan kuil-kuil Mesir dilindungi Dewa dan mengandung suatu kutukan bagi orang yang berniat jahat. Pada zaman Mesir Kuno, Dewa yang banyak dipuja dan dianggap sebagai Dewa tertinggi adalah Dewa matahari, [[Ra (mitologi)|Ra]] (Amon-Ra). Ia merupakan Dewa yang banyak disembah di daratan Mesir. Kuil [[Abu Simbel]] didirikan untuk memujanya. Setelah itu, Dewa yang banyak dipuja adalah [[Osiris]], Dewa kehidupan alam, penguasa akhirat. Selain itu, juga ada [[Anubis]], Dewa kegelapan
 
=== Mitologi Yunani ===
[[Berkas:Olympians.jpg|leftkiri|thumbjmpl|[[12 Dewa Olimpus]] dari [[Mitologi Yunani]].]]
Menurut [[mitologi Yunani]], para Dewa adalah makhluk yang lahir seperti manusia, namuntetapi memiliki kemahakuasaan untuk mengatur kehidupan manusia. Mereka mengatur aspek-aspek dalam kehidupan manusia. Mereka tidak pernah sakit dan hidup abadi. Setiap Dewa memiliki kemahakuasaan tersendiri sesuai dengan kepribadiannya.
 
Nenek moyang para Dewa adalah [[Khaos]]. Para [[Titan (mitologi)|Titan]] adalah anak [[Gaia]], keturunan [[Khaos]]. Para [[Titan (mitologi)]] melahirkan Dewa-Dewi Yunani, seperti [[Zeus]] putera [[Kronos]], yang selanjutnya [[Zeus]] melempar para [[Titan (mitologi)]] dan akhirnya ia bersama para Dewa yang lain menjadi makhluk yang berkuasa dan mengatur kehidupan manusia.
 
Menurut [[mitologi Yunani]], para Dewa tidak tinggal di surga, tetapi tinggal di [[Gunung Olimpus]]. Di sana mereka berkumpul dan dipimpin oleh [[Zeus]], raja para Dewa. Sebelum kedatangan agama Kristiani, penduduk Yunani menyembah para Dewa. Mereka membuatkan kuil khusus untuk masing-masing Dewa. Dewa-Dewi yang dipuja tersebut, misalnya: [[Zeus]], [[Hera]], [[Ares]], [[Poseidon]], [[Afrodit]], [[Demeter]], [[Apollo (mitologi)|Apollo]], [[Artemis]], [[Hermes]], [[dewi Athena (mitologi)|Athena]], [[Hefaistos]], [[Hades]], [[Helios]], dan lain-lain.
 
=== Mitologi Romawi ===
[[Mitologi Romawi]] hampir sama dengan mitologi Yunani, hanya saja nama dewanya menggunakan nama-nama [[Romawi Kuno|Romawi]]. Zeus disebut [[JupiterYupiter (mitologi)|Jupiter]], Hera disebut [[Yuno|Juno]], Ares disebut [[Mars (mitologi)|Mars]], Poseidon disebut [[Neptunus (mitologi)|Neptunus]], Afrodit disebut [[Venus (mitologi)|Venus]], Demeter disebut [[KeresKer]]es, Apollo disebut [[Kupido|Cupid]], Artemis disebut [[Diana]], Hermes disebut [[Merkurius (mitologi)|Merkurius]], Athena disebut [[Athena (mitologi)|Minerva]], Hefaistos disebut [[Gunung berapi|Vulkan]], Hades disebut [[Pluto (mitologi))|Pluto]], Helios disebut [[Sol]], [[Saturnus (mitologi)|Saturnus]], [[Uranus (mitologi)|Uranus]], [[Fortuna]], dan lain-lain.
 
=== Mitologi Nordik ===
[[Berkas:Idun and the Apples.jpg|rightka|240px|thumbjmpl|Dewa-Dewi Nordik hidup abadi dengan memakan buah apel dari [[Iðunn]] dan masih punya kesempatan hidup sampai [[RagnarokRagnarök (mitologi)|Ragnarok]] tiba.]]
 
Dalam [[mitologi Nordik]], para Dewa merupakan makhluk yang mahakuasa, seperti manusia namun hidup abadi. Mereka bersaudara, beristri dan memiliki anak. Para Dewa dibagi menjadi dua golongan, [[Æsir]] dan [[Vanir]]. Æsir adalah Dewa-Dewi langit, sedangkan Vanir adalah Dewa-Dewi bumi. Æsir tinggal di [[Asgard]] sedangkan Vanir tinggal di [[Vanaheimr]].
 
Menurut [[mitologi Nordik]], para Dewa tidak terkena penyakit dan tidak terkena dampak dari usia tua. Para Dewa hidup abadi meskipun dapat terbunuh dalam pertempuran. Para Dewa menjaga keabadiannya dengan memakan buah apel dari [[Iðunn]], Dewi kesuburan dan kemudaan. Para Dewa mampu bertahan hidup sampai [[RagnarokRagnarök (mitologi)|Ragnarok]] tiba.
 
== Lihat pula ==
{{wiktionary}}
* [[Dewi]]
* [[Dewa (Hindu)]], ajaran agama Hindu mengenai Dewa
* [[Dewata]]
Baris 79 ⟶ 82:
* [[Æsir]]
* [[Vanir]]
* [[12 Dewa Olimpus|12 Dewa Olympus]]
* [[Mitologi]]
* [[Tuhan]]
* [[Agama]]
 
{{Teisme}}
 
[[Kategori:Dewa| ]]