Museum Ali Hasjmy: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Museum menggunakan HotCat
menambahkan pranala dalam ke artikel daftar
 
(25 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Ali Hasyimi, Gubernur Atjeh.jpg|jmpl|Ali Hasyimi, Gubernur Aceh (1957–1964)]]
'''Museum Ali Hasyimy''' atau '''Museum Ali Hasjmy''' adalah museum yang belokasi di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], tepatnya di Jalan Sudirman nomor 28. Museum ini diresmikan pada 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, [[Emil Salim]].<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/museum-ali-hasyimy-aceh/|title=Museum Ali Hasyimy Aceh|date=2018-02-06|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-14}}</ref>
'''Museum Ali Hasjmy''' atau '''Museum Ali Hasyimi''' adalah museum yang terletak di [[Kota Banda Aceh|Banda Aceh]], tepatnya di Jalan Sudirman nomor 28, dalam kompleks [[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]], Kecamatan Jaya Baru, Aceh 23232, Indonesia<ref name=":2" />. Nama tempat ini diambil dari nama wartawan era penjajahan Jepang yang kemudian menjadi akademisi yakni, [https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Ali_Hasjmy Prof. Ali Hasjmy] (nama lahir: Muhammad Ali Hasyim) alias Al Hariry, Asmara Hakiki, Aria Hadiningsun, dan [[Ali Hasyimi|Ali Hasyimy,]] yang juga sempat menjabat sebagai Gubernur Aceh.<ref>{{Cite web|title=Ali Hasyimi, dari Sastrawan sampai Gubernur Aceh|url=https://kumparan.com/mltazam/ali-hasyimi-dari-sastrawan-sampai-gubernur-aceh-22C2o1SUPZS|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2024-05-18}}</ref> Ali Hasyimi adalah tokoh yang dianggap memiliki kontribusi dalam sejarah dan perkembangan Aceh, baik dalam bidang jurnalistik maupun pemerintahan. Selama masa penjajahan Jepang, ia dikenal sebagai seorang wartawan berpengaruh, memperjuangkan informasi yang ia anggap benar dan penting bagi masyarakat Aceh.
 
Setelah kemerdekaan Indonesia, Ali Hasyimi melanjutkan pengabdiannya dengan menjabat sebagai Gubernur Aceh. Nama Museum Ali Hasjmi didedikasikan untuk mengabadikan warisannya sebagai seorang intelektual, pemimpin, dan pejuang melalui sejumlah sumbangan buku serta arsip bersejarah. Museum ini berfungsi sebagai penghormatan atas kontribusi Ali Hasyimi dan sebagai sarana bagi generasi mendatang untuk mempelajari serta memahami sejarah dan budaya Aceh.<ref>{{Cite web|title=Ali Hasjmy - Ensiklopedia|url=https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Ali_Hasjmy|website=esi.kemdikbud.go.id|access-date=2024-05-18}}</ref> Museum ini diresmikan pada tanggal 15 Januari 1991 oleh Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup, [[Emil Salim]].<ref>{{Cite web|date=2018-02-06|title=Museum Ali Hasyimy Aceh|url=https://situsbudaya.id/museum-ali-hasyimy-aceh/|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-03-14}}{{Pranala mati|date=Mei 2021|bot=InternetArchiveBot|fix-attempted=yes}}</ref>. Museum Ali Hasjmy terdiri dari empat ruangan<ref name=":2">{{Cite web|date=1991-01-15|title=Museum Ali Hasjmy|url=https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-ali-hasjmy/|website=museum.co.id|language=|access-date=2024-06-03}}</ref> utama yang masing-masing memiliki koleksi dan tema yang berbeda.
 
== Ruangan dan koleksi ==
Museum Ali Hasjmy terbagi dalam empat ruangan:
 
=== Ruangan Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang ===
* Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang yang berisi kitab-kitab dan buku dari berbagai disiplin ilmu baik agama, sastra dan sejarah, termasuk buku-buku dari awal abad ke 20.
Ruangan Khutubkhanah Tgk Chik Kutakarang menampilkan beragam koleksi kitab dan [[buku]] dari berbagai disiplin ilmu. Di sini, pengunjung dapat menemukan literatur yang mencakup bidang agama, sastra, dan sejarah, memberikan wawasan yang luas tentang pengetahuan dan kebudayaan yang berkembang di Aceh. Koleksi ini tidak hanya mencakup buku-buku modern tetapi juga termasuk buku-buku dari awal abad ke-20. Keberadaan koleksi ini mencerminkan kekayaan intelektual dan warisan literatur yang dimiliki oleh masyarakat Aceh sejak tahun 1900-an, hingga sekarang ruangan ini menjadi sumber pengetahuan bagi para peneliti, pelajar, dan masyarakat umum yang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Aceh.<ref name=":0">{{Cite web|date=1991-01-15|title=Museum Ali Hasjmy|url=https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-ali-hasjmy/|website=museum.co.id|language=en-US|access-date=2024-05-18}}</ref>
* Selanjutnya adalah ruangan Warisan Budaya Nenek Puteh yang berisikan benda budaya dari Aceh seperti pakaian adat Aceh, benda-benda keramik masa silam dan juga senjata-senjata khas Aceh. Di ruangan tersebut juga ada pedang milik [[Habib Mustafa]], pahlawan Aceh yang meninggal saat melawan Belanda di [[Bakongan, Aceh Selatan|Bakongan]], [[Kabupaten Aceh Selatan|Aceh Selatan]], tahun 1926.
 
* Khasanah [[Ali Hasyimi|Ali Hasyimy]] yang memperkenalkan sosok beliau sepanjang hidupnya. Di sana tersimpan rapi dokumen-dokumen pribadi semasa sekolah maupun saat menjadi gubernur dan Menteri Dalam Negeri Indonesia (1964 – 1966).
=== Ruangan Warisan Budaya Nenek Puteh ===
* Ruangan yang terakhir adalah Tekonologi Tradisonal Aceh yang menyimpan hasil produksi kerajinan rakyat Aceh.
Menampilkan beragam benda budaya Aceh yang kaya akan nilai sejarah dan estetika. Di sini, pengunjung dapat melihat koleksi pakaian adat Aceh yang indah dan penuh warna, mencerminkan keunikan dan keragaman tradisi pakaian masyarakat Aceh. Selain itu, terdapat pula keramik kuno yang menunjukkan keterampilan dan seni kerajinan tangan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tak hanya itu, ruangan ini juga memamerkan senjata tradisional Aceh, yang menunjukan perjuangan rakyat Aceh dalam mempertahankan wilayahnya. Salah satu benda berharga dalam koleksi ini adalah pedang milik Habib Mustafa, seorang pahlawan Aceh yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda pada tahun 1926.<ref name=":0" />
 
=== Ruangan Khasanah Ali Hasyimi ===
Menampilkan kehidupan Ali Hasyimi melalui koleksi dokumen pribadinya, yang mencakup masa sekolahnya hingga periode jabatannya sebagai gubernur dan Menteri Dalam Negeri Indonesia (1964–1966). Koleksi ini menyediakan berbagai dokumen yang menggambarkan perjalanan pendidikan dan karier Ali Hasyimi, termasuk catatan, surat, dan berbagai artefak yang terkait dengan peranannya dalam pemerintahan. Ruangan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang kontribusi dan peran Ali Hasyimi dalam sejarah Aceh dan Indonesia, disertai dengan berbagai bukti tertulis yang mengilustrasikan dedikasinya dalam berbagai bidang.<ref name=":0" />
 
=== Ruangan Teknologi Tradisional Aceh ===
[[Berkas:Peralatan tradisional 3.jpg|kiri|jmpl|Ilustrasi Peralatan Tradisional]]
Menampilkan hasil kerajinan rakyat Aceh, memperlihatkan teknologi dan keahlian tradisional yang diwariskan turun-temurun. Koleksi ini mencakup berbagai artefak yang menunjukkan keterampilan tangan dan inovasi teknis masyarakat Aceh dalam menghasilkan barang-barang fungsional dan dekoratif. Melalui pameran ini, pengunjung dapat melihat proses dan teknik yang digunakan dalam pembuatan kerajinan, serta memahami bagaimana tradisi dan pengetahuan ini dipertahankan dan ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ruangan ini memberikan wawasan tentang cara hidup dan kreativitas masyarakat Aceh dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.<ref name=":0" />
 
Di ruangan ini pengunjung dapat melihat teumpeun pande meuh dan teumpeun pande beusoe yang menunjukkan cara masyarakat Aceh dulu dalam menempa emas, perak, dan suasa menjadi perhiasan, serta proses pembuatan rencong dan senjata tajam lainnya. Selain dua subruangan mini tradisional tersebut, terdapat juga teumpeun untuk menenun kain sutera dengan motif khas Aceh.<ref name=":1">{{Cite web|last=Admin|date=2018-07-21|title=Menilik Museum Ali Hasjmy, Lokasi Pameran Literatur PKA VII|url=https://disbudpar.acehprov.go.id/menilik-museum-ali-hasjmy-lokasi-pameran-literatur-pka-vii/|website=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh|language=en-US|access-date=2024-05-18}}</ref>
 
Secara lebih visual, di ruangan ini diperlihatkan teknik tradisional yang digunakan oleh masyarakat Aceh zaman dahulu dalam menempa perak, emas, dan suasa menjadi berbagai perhiasan. Selain itu, ruangan ini juga memperlihatkan proses pembuatan rencong dan senjata tajam lainnya, memberikan gambaran tentang keahlian dan metode yang digunakan dalam pembuatan senjata tradisional Aceh. Koleksi ini menunjukkan keterampilan dan teknologi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, serta pentingnya kerajinan logam dalam budaya Aceh.<ref name=":1" />
 
== Lihat pula ==
 
* [[Daftar museum di Aceh]]
* [[Daftar museum di Indonesia]]
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
<br />
 
[[Kategori:Museum]]
[[Kategori:Museum di Sumatra]]
[[Kategori:Museum di Indonesia]]
[[Kategori:Museum di Aceh]]