Tag: Suntingan perangkat selulerSuntingan peramban seluler
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
== Latar belakang ==
=== Konfrontasi Indonesia-Malaysia ===
{{utama|Konfrontasi Indonesia-Malaysia}}
Dari tahun 1963 hingga 1966, pemerintah Indonesia melakukan [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia|konfrontasi terhadap Malaysia]]. Konfrontasi yang didasari oleh penolakan pemerintah Indonesia terhadap pembentukan [[Federasi Malaysia]] ini melibatkan warga Tionghoa di Kalimantan bagian Utara, yang juga memiliki sikap sama dengan Indonesia, yakni menentang pendirian Federasi Malaysia yang didukung penuh oleh [[Inggris]]. Penolakan warga Tionghoa ini didasari oleh kekhawatiran akan terjadinya dominasi warga [[Melayu]] [[Semenanjung Malaya]] terhadap rakyat Kalimantan Utara, khususnya warga Tionghoa.
Dalam upayanya mengganyang [[Malaysia]], pemerintahan rezim [[Soekarno]] mengikutsertakan sebagian rakyat Kalimantan Utara yang juga menolak pembentukan Federasi tersebut. Soekarno menugaskan salah satu menterinya, [[Oei Tjoe Tat]], untuk menggalang kekuatan warga Tionghoa Kalimantan Utara yang anti-Malaysia guna mendukung konfrontasi melawan Malaysia dan Inggris. Hasilnya, hampir 900 orang Tionghoa Kalimantan Utara bersedia pindah ke daerah [[Kalimantan Barat]] untuk memperoleh pelatihan kemiliteran dan dipersenjatai oleh pemerintah Indonesia dan kemudian membentuk [[Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak]] (PGRS) dan [[Pasukan Rakyat Kalimantan Utara]] (Paraku) di bawah komando seorang perwira [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]] yang dekat dengan kelompok kiri, yakni [[Soepardjo|Brigadir Jenderal Supardjo]], yang ketika itu menjabat sebagai Panglima Komando Tempur IV Mandau.<ref name="berdikari"/>
PGRS/Paraku bahu-membahu bersama TNI dan para sukarelawan Indonesia lainnya menghadapi pasukan Malaysia yang dibantu bala tentara [[Gurkha]], Inggris, dan [[Australia]] sepanjang masa konfrontasi. Wilayah perbatasan antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Utara menjadi medan perjuangan pasukan PGRS/Paraku.
=== Pasca Gerakan 30 September ===
Meletusnya tragedi politik [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September/PKI]] (G30S/PKI) telah meniadakan peran politik Soekarno serta kekuatan politik kiri ([[komunis]]) selaku pendukung utama konfrontasi terhadap Malaysia, termasuk peran pasukan PGRS/Paraku. Pasca G30S/PKI, pemerintah rezim [[Orde Baru]] di bawah [[Soeharto]] melakukan upaya penumpasan terhadap seluruh kekuatan politik kiri (komunis) termasuk PGRS/Paraku yang didominasi etnis Tionghoa dan telah menyebabkan perubahan besar politik Indonesia.