Munarman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 5 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
→cleanup: - fixed infobox |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox officeholder
| honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/keagamaan/profesi) -->
| honorific_suffix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
| office = Ketua Badan Pengurus [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia]] | nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
| citizenship = <!-- Jika kebangsaan berbeda dengan kewarganegaraan -->
| spouse = {{Marriage|Ana Noviana|1996}}<br>{{Marriage|Lily Sofia|2008}}
}}
{{seri Front Pembela Islam}}
[[Haji (gelar)|H.]] '''Munarman''', [[Sarjana Hukum|S.H.]] ({{lahirmati|[[Palembang]], [[
== Kehidupan pribadi ==
Munarman lahir dan besar di [[Kota Palembang|Palembang]] dan merupakan anak ke enam dari 11 bersaudara. Munarman adalah anak dari H. Hamid. Munarman, seorang pensiunan guru [[Sekolah Rakyat]], dengan pasangannya Ny. Nurjanah (Ibunya).<ref name="Poskota">{{id}} [http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=39361&ik=6 Harian Poskota Online: Munarman Diminta Istri Serahkan Diri]</ref><ref name="Sumut">{{Cite web|title=Rangkaian Klakson|url=https://ototecno.com/2022/08/02/rangkaian-klakson-dengan-dan-tanpa-relay/}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada tahun 1996 Munarman menikah dengan Ana Noviana dan menetap di Palembang.<ref name="Sumut"/><ref name="Hidayat">[http://majalah.hidayatullah.com/?p=1545 Majalah Hidayatullah: Ana Noviana: Ketegaran Seorang Istri ‘Panglima’. Edisi Oktober 2008]</ref> Dari pernikahan ini Munarman dikaruniai tiga anak yaitu Rio Mohammad Alfarez, Rinaldo Mohammad Montazeri dan yang terakhir lahir pada bulan September 2008 dimana Munarman keluar penjara selama enam jam untuk menengok setelah kelahirannya.<ref name="Hidayat"/><ref name=detik7>[http://news.detik.com/read/2008/09/12/102912/1004967/10/munarman-diberi-waktu-6-jam-jenguk-bayinya Detik.com: Munarman Diberi Waktu 6 Jam Jenguk Bayinya]</ref> Munarman dan keluarganya hidup terpisah dengan pertemuan teratur pada akhir pekan hingga kepindahannya ke Jakarta pada tahun 2000, sebelumnya keluarganya tinggal bersama keluarga Munarman di Palembang.<ref name="Hidayat"/> Keluarganya kemudian ikut pindah ke Jakarta saat anak-anaknya mulai masuk [[TK]].<ref name="Sumut"/><ref name="Hidayat"/>
Orang tua Munarman mengaku tidak melakukan banyak komunikasi semenjak Munarman sibuk dengan pekerjaannya di Jakarta, walaupun mengakui bahwa pernah berkunjung ke Jakarta.<ref name="Sumut"/> Informasi mengenai Munarman didapatkan oleh keluarganya via siaran [[TV]].<ref name="Sumut"/>
Baris 52:
Pada bulan Juni 2006 Munarman menyatakan akan melawan apabila dipecat sebagai Ketua Dewan Pengurus YLBHI Indonesia dan berjanji tidak akan mundur.<ref name=DetikNews>[http://news.detik.com/read/2006/04/06/213342/572258/10/munarman-ancam-lawan-bila-dipecat-dari-ylbhi DetikNews.com: Munarman Ancam Lawan Bila Dipecat dari YLBHI]. Dipublikasikan 06 April 2006</ref> Alasan pemecatannya adalah karena pemikiran dan sikapnya yang radikal, ia menolak Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sistem demokrasi Indonesia, dengan keterlibatannya sebagai tokoh [[Hizbut Tahir Indonesia]] (HTI).
Selain itu, juga atas pernyataannya
Pada wawancaranya dengan Eramuslim.com di bulan Juni 2006 Munarman mensinyalir [[Amerika Serikat]] dan sekutunya menggunakan LSM yang didanai pihak asing untuk membubarkan FPI, MMI dan HTI.<ref name="eramuslim">{{id}} [http://www.eramuslim.com/berita/bincang/munarman-sh-soal-pembubaran-ormas-islam-saya-tahu-persis-siapa-yang-menyuarakan-ini.htm#.Uc1WNevDreI Eramuslim.com: Munarman SHI Sttoal Pembubaran Ormas Islam, Saya Tahu Persis Siapa Yang Menyuarakan]</ref> Ia pun membandingkan FPI dengan GAM.<ref name="eramuslim"/> Menurut Munarman jargon yang digunakan adalah "kebhinnekaan", "Pancasila", "pluralisme" dan umat Islam harus bersatu merapatkan barisan mempersiapkan diri menghadapi ancaman-ancaman dari kelompok sekuler.<ref name="eramuslim"/>
|