Chaerul Saleh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Detik-detik proklamasi: Menambah Konten |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(36 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
| name = {{PAGENAME}}
| image = ChairulSaleh.jpg
| caption =
| office = Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Indonesia
| order = Ke-1
| term_start = 1960
| term_end = 1966
| president = [[Soekarno]]
| predecessor =
| successor = [[Abdul Harris Nasution]]
| office2 = [[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] & [[Daftar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia|Pertambangan Indonesia]]
| order2 =
| term_start2 = 10 Juli 1959
| term_end2 = 27 Agustus 1964
| president2 = [[Soekarno]]
| predecessor2 = [[
| successor2 = [[Hadi Thayeb]]<br>Armunanto
| office3
| order3 = ke-3
| term_start3 = 9 April 1957
| term_end3 = 6 Juli 1959
| president3 = [[Soekarno]]
| primeminister3 = [[Djoeanda Kartawidjaja]]
| predecessor3 = [[Dahlan Ibrahim]]
| successor3 = Sambas Atmadinata
| birth_date = {{birth date|1916|9|13}}
| birth_place
| death_date = {{death date and age|1967|2|8|1916|9|13}}
| death_place = [[Jakarta]],
| party = {{ubl|[[Partai Nasional Indonesia]]|[[Partai Murba]]}}
| spouse = Yohana Siti Menara Saidah
| children =
| father = Achmad Saleh
| mother = Zubaidah binti Ahmad Marzuki
| relations
| residence =
| alma_mater
|
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| allegiance =
|
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| battles = {{Tree list}}
[[Perang Kemerdekaan Indonesia]]
}}
[[Jendral]] [[TNI]] [[HOR]] '''Chaerul Saleh''' gelar '''Datuk Paduko Rajo''' ({{lahirmati|[[Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]]|13|9|1916|[[Jakarta]]|8|2|1967}})<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1977/05/07/PT/mbm.19770507.PT74582.id.html "Tak setuju perintis terima uang"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170404020323/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1977/05/07/PT/mbm.19770507.PT74582.id.html |date=2017-04-04 }}, [[Tempointeraktif]], [[7 Mei]] [[1977]].</ref> adalah seorang pejuang dan tokoh politik Indonesia yang pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri, dan ketua MPRS dari tahun [[1957]] sampai [[1966]]. Ia juga mengajukan ide negara kepulauan dengan batas teritorial 12 mil laut yang disahkan pada 13 Desember 1957. Atas jasa-jasanya, Chaerul dianugerahi gelar kehormatan [[Jenderal]] [[TNI]].▼
▲[[
== Masa awal kehidupan ==▼
Chaerul lahir pada tanggal 13 September 1916 di [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]], [[Sumatra Barat]].<ref>{{Cite web|last=Nisa|first=Amirul|date=13 Desember 2022|title=Profil 4 Tokoh Golongan Muda yang Terlibat Peristiwa Rengasdengklok - Bobo|url=https://bobo.grid.id/read/083612058/profil-4-tokoh-golongan-muda-yang-terlibat-peristiwa-rengasdengklok|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Dia merupakan anak tunggal dari seorang dokter bernama Achmad Saleh yang pernah dicalonkan menjadi anggota [[Volksraad]] dan Zubaidah binti Ahmad Marzuki.<ref name=":0">{{Cite web|last=Satyadarma|date=6 November 2021|title=Chaerul Saleh, Pahlawan Bangsa yang Mati dalam Penjara|url=https://koransulindo.com/chaerul-saleh-pahlawan-bangsa-yang-mati-dalam-penjara/|website=Koran Sulindo|language=id-ID|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Pada usia dua tahun, orang tuanya bercerai dan ia dibawa pulang oleh ibunya ke [[Lubuak Jantan, Lintau Buo Utara, Tanah Datar|Lubuk Jantan]], [[Lintau Buo, Tanah Datar|Lintau, Tanah Datar]]. Karena ibunya sakit, Chaerul diasuh oleh pamannya yang bernama Sulaeman Raja Mudo hingga berumur empat tahun. <ref>{{Cite book|last=Soewito|first=Irna Hanny Nastoeti Hadi|date=1993|url=https://books.google.co.id/books?id=KKiKAAAAMAAJ&pg=PA214&dq=Chaerul+Saleh+anak+Achmad+Saleh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwifhL7UkZP8AhVYHbcAHZwUC18Q6AF6BAgHEAI|title=Chairul Saleh, tokoh kontroversial|location=Jakarta|publisher=Tim Penulis|pages=22|language=id|url-status=live}}</ref>Di usia empat tahun, ayahnya membawa Chaerul ke [[Kota Medan|Medan]] dan menyekolahkannya di sebuah sekolah rakyat di sana.<ref name=":1">{{Cite web|last=|first=|date=20 April 2012|title=Politisi Murba, Jenderal Kehormatan|url=https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/politisi-murba-jenderal-kehormatan-tni-ad/|website=Tokoh Id|language=en-US|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Setelah ayahnya berpindah tugas ke Bukittinggi, ia melanjutkan sekolahnya di [[Europeesche Lagere School]] yang ada di sana dan akhirnya lulus pada tahun 1931.<ref>{{Cite book|last=Abidin|first=Mas'oed|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&dq=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiv6M6LqpT8AhVpSWwGHUstDXAQ6AF6BAgJEAI|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|pages=109|language=id|url-status=live}}</ref>▼
Setelah lulus dari ELS, Ia kemudian melanjutkan sekolahnya ke ''[[Hoogere Burgerschool]]'' (HBS) -Bagian B di Medan dan diasuh oleh Suwis.{{Sfn|Soewito|1992|p=8}} Selama sekolah di Medan, dia sering pulang ke Bukittingi yang juga mempertemukannya dengan Yohana Siti Menara Saidah putri [[Lanjumin Dt. Tumangguang]] yang akan menjadi istrinya nanti. Karena Yohana, Chaerul pindah ke Batavia<ref name=":0" /> Chaerul hanya bersekolah selama tiga tahun di sini dan melanjutkan sekolah di [[Koning Willem III School te Batavia]] di umur 18 tahun.<ref>{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=14 Desember 2022|title=Chaerul Saleh, Pejuang Kemerdekaan yang Mati Tanpa Kejelasan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/14/235500879/chaerul-saleh-pejuang-kemerdekaan-yang-mati-tanpa-kejelasan|website=|publisher=Kompas|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Selama di Koning, Chaerul menjadi ketua dari sebuah organisasi yang beranggotakan orang Indonesia saja bernama Oesaha Kita.{{Sfn|Soewito|1992|p=13}} Kemudian dia melanjutkan pendidikannya di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] pada tahun 1937 sampai 1942. <ref name=":0" />▼
▲Chaerul lahir pada
▲
Saat masih menjadi mahasiswa, Chaerul merupakan penggemar dari [[Mohammad Yamin]]. Bahkan, dia pernah mengajak temannya, [[Zainal Sabaruddin Nasution]] mengunjungi Jalan Pejambon yang menjadi lokasi gedung [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Kementerian Luar Negeri]] pada saat ini untuk mendengarkan pidato dari Yamin saat menghadiri sidang Volksraad. Chaerul juga pernah diundang untuk mengunjungi rumah Yamin bersama Sabaruddin, Suyono Siegfried, [[Astrawinata|Achmad Astrawinata]] dan [[Soepeno]] di Pecenongan, [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Sawah Besar]]. Mereka berdiskusi tentang para pribumi yang didiskriminasi, kemerdekaan serta masalah politik. Akibat perisitiwa inii, sebuah surat dari [[Rechtshoogeschool te Batavia]] terbit dan memberitahukan agar para mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan politik dan hanya harus fokus dengan kegiatan akademik mereka. {{Sfn|Soewito|1992|p=13}} ▼
=== Aktivisme ===
▲Saat masih menjadi mahasiswa, Chaerul merupakan penggemar dari [[Mohammad Yamin]]. Bahkan,
Pada waktu [[Bataviase Studenten Corps]] ingin mengajukan sebuah pernyataan setia terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada saat
== Masa penjajahan Jepang ==
Pada awal pergantian kekuasaan antara Belanda dan Jepang, pimpinan PPPI berniat melakukan penyambutan terhadap tentara
=== Angkatan Baru Indonesia ===
[[Berkas:Gedung_Joang_45.jpg|ka|jmpl|250x250px|Gedung Joang 45]]
Namun pergerakannya tidak langsung berhenti, dia menjadi anggota dari Jawatan Propaganda Jepang atau yang dikenal dengan nama [[Sendenbu]].<ref>{{Cite web|last=Nurjanah|first=Rina|date=15 Agustus 2017|editor-last=Kusumadewi|editor-first=Anggi|title=Menuju Merdeka: Sebaran dan Gerakan Pemuda Radikal di Menteng|url=https://kumparan.com/kumparannews/menuju-merdeka-sebaran-dan-gerakan-pemuda-radikal-di-menteng|website=kumparan|language=id-ID|access-date=26 Desember 2022}}</ref> Dia menjabat sebagai penasihat (''sanyo'') untuk [[Barisan Pelopor]] di bawah kepemimpinan Soekarno.{{Sfn|Soewito|1992|p=19}} Selama bekerja untuk Jepang, Chaerul dipercaya juga memimpin kursus yang bernama Angkatan Baru Indonesia bersama Sukarni. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal dari [[Asrama Angkatan Baroe Indonesia]] atau Asrama Menteng 31. {{Sfn|Soewito|1992|p=19-20}} Lokasi asrama berada di Jalan Menteng No. 31,
Asrama ini didirikan oleh [[Hitoshi Shimizu]] dan disponsori oleh Sendenbu yang awalnya diperuntukkan untuk mendidik pengetahuan politik pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Akan tetapi, kesempatan ini dimanfaatkan Chaerul dan rekan-rekannya untuk memberikan pendidikan tentang semangat [[nasionalisme]]. Anggota dari Asrama ini terdiri dari 50-60 orang setiap angkatannya.<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=18 April 2018|title=Angkatan Baru Indonesia, Asrama|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Angkatan-Baru-Indonesia-Asrama|website=|publisher=Dinas Kebudayaan Jakarta|language=en-US|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Pada awalnya mereka menyusun susunan kepemimpinan asrama yang terdiri dari [[Soekarni]] sebagai ketua, Chairul sebagai wakil ketua, [[A.M. Hanafi]] sebagai sekretaris, dan Ismail Wijaya sebagai bendahara. Para pemberi materi untuk kegiatan di asrama ini terdiri dari Soekarno, [[Mohammad Hatta]], [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Mohammad Yamin]], dan [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifoeddin]].<ref>{{Cite web|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=20 Mei 2022|title=Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/20/160000579/asrama-angkatan-baru-indonesia-atau-asrama-menteng-31|website=|publisher=KOMPAS|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Selain tokoh Indonesia, beberapa tokoh dari Jepang juga memberikan materi pembelajaran seperti Bakki yang mengajarkan [[geopolitik]], Makatani mengajar [[Bahasa Jepang]], serta Shimizu mengajar pengetahuan umum.<ref>{{Cite book|last=Kurniadi|first=H. Eddy|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=fTLaAAAAMAAJ&q=Bakki+geopolitik&dq=Bakki+geopolitik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwicuOyF-5n8AhURmOYKHY9lDQYQ6AF6BAgJEAI|title=Peranan pemuda dalam pembangunan politik di Indonesia: analistis studi berdasarkan pendekatan sejarah dan sosio kultural|publisher=Angkasa|isbn=978-979-404-240-3|pages=94|language=id|url-status=live}}</ref> Pada pertengahan 1943
=== Angkatan Pemuda ===
Pada pertengahan 1944, Pemerintah Jepang membentuk organisasi pemuda yang dikenal dengan nama Angkatan Pemuda. Dua tokoh yang menjadi bagian organisasi ini adalah Sukarni dan Chaerul.<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=4t95DwAAQBAJ&pg=PA120&dq=angkatan+muda+Chaerul+Saleh+1944&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi9x_rHrJr8AhWzSWwGHYPDAOkQ6AF6BAgBEAI|title=The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War: In cooperation with the Netherlands Institute for War Documentation|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-19017-7|editor-last=Sato|editor-first=Shigeru|pages=120|language=en|chapter=Nationalist activities during Japanese period|url-status=live}}</ref> Bersama Angkatan Muda, Chaerul dan rekan-rekannya mengadakan kongres Pemuda pada tanggal 16 Mei 1945 hingga 18 Mei 1945 di [[Villa Isola]]. Kongres ini merupakan hasil prakarsa dari Djamal Ali, Hamid dan M. Tahir yang bertujuan untuk mendiskusikan penurunan kekuatan militer Jepang di [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]].<ref>{{Cite web|last=Putri|first=Risa Herdahita|date=26 Januari 2020|title=Villa Isola, dari Vila Mewah hingga Sunda Empire|url=https://historia.id/kultur/articles/villa-isola-dari-vila-mewah-hingga-sunda-empire-P1R5E|website=|publisher=Historia|language=id-ID|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Kongres ini diikuti lebih dari 100 pemuda yang berasal dari beragam daerah di [[Jawa|Pulau Jawa]]. [[Raden Mas Bambang Soeprapto Dipokoesoemo]], [[S. Karna]], [[Ibnu Parna]], Rochyati, [[Sutiah]] dan Marthadi yang berasal dari [[Kota Semarang|Semarang]] sebagai perwakilan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), S.W. Lagiono, Poerwokoesumo, [[Mantoro Tirtonegoro]], Adi Sumarto dan Asrar dari Gerakan Pemuda Republik Indonesia yang berasal dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Lalu, Jamal Ali, [[Soerjono]] atau yang lebih dikenal sebagai Pak Kasur, Koswara yang berasal dari Bandung. Selain Bandung, [[Jawa Barat]] juga mengikutsertakan pemuda dari [[Kota Cirebon|Cirebon]], yaitu Derajat dan [[Kusaeri]] dari [[Kota Sukabumi|Sukabumi]].
Konferensi ini menjadi konferensi pertama yang menyanyikan lagu [[Indonesia Raya]], tanpa harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang [[Kimigayo]] serta pengibaran bendera merah putih berkibar tanpa mengibarkan [[Bendera Jepang|Hinomaru]] secara bersamaan hoho dengan merah putih.<ref>{{Cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoenoed|last2=Notosusanto|first2=Nugroho|date=1984|url=https://books.google.co.id/books?id=P05IAAAAMAAJ&pg=PA74&dq=Kongres+Pemuda+Seluruh+Jawa+16+mei+1945&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjmpPnHwZr8AhVjTmwGHdXiAFoQ6AF6BAgFEAI|title=Sejarah nasional Indonesia|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|volume=VI|pages=75|language=id|url-status=live}}</ref> Setelah 3 hari konferensi, konferensi ini pun menghasilkan dua resolusi:<ref>{{Cite web|date=16 Mei 2021|title=16 Mei 1945, Kongres Pemuda Seluruh Jawa|url=https://rekayorek.id/amp/16-mei-1945-kongres-pemuda-seluruh-jawa/|website=Rek Ayo Rek|language=id|access-date=28 Desember 2022}}</ref>
# Semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan di bawah satu pimpinan nasional.
Baris 81 ⟶ 84:
Akan tetapi, dikarenakan usaha mewujudukan kemerdekaan ini masih ada campur tangan Jepang, maka muncullah penolakan dari Chaerul, Sukarni dan Harsono. Sebagai bentuk penolakan ini, mereka merencakan konferensi lanjutan. Konferensi lanjutan dilaksanakan di gedung [[Hokokai|Jawa Hokokai]] yang berlokasi di Jalan Gambir Selatan No.6, [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada saat itu, ada 49 oramg yang berkumpul pada konferensi ini.<ref>{{Cite book|last=Ilham|first=Osa Kurniawan|last2=Daradjadi|date=21 April 2021|url=https://books.google.co.id/books?id=5VUrEAAAQBAJ&pg=PA95&dq=3+Juni+1945+Chaerul+Saleh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjDsaa_uJz8AhUlT2wGHWQHDKcQ6AF6BAgOEAI|title=Pejambon 1945: Konsensus Agung Para Peletak Fondasi Bangsa|location=Jakarta|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-623-00-2017-9|pages=94|language=id|url-status=live}}</ref> Dari 49 orang yang hadir, dipilihlah Panitia Sementara Angkatan Baru yang terdiri dari 10 orang, yaitu [[B.M. Diah|B.M Diah]], Sukarni, [[Soediro]], [[Syarief Thayeb]], Harsono, [[Wikana]], Chaerul, P. Gultom, Supeno dan [[Asmara Hadi]]. B.M Dia terpilih menjadi ketua di antara panitia sementara ini.<ref>{{Cite book|last=Djamaluddin|first=Dasman|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=j-VNDwAAQBAJ&pg=PA15&dq=Catatan+B.M.+Diah:+Peran+%25E2%2580%259CPivotal%25E2%2580%259D+Pemuda+Seputar+Lahirnya+Proklamasi+17-8-%25E2%2580%259945&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjjqOiAkZ38AhUjS3wKHRz4DJUQ6AF6BAgIEAI|title=Catatan B.M. Diah: Peran “Pivotal” Pemuda Seputar Lahirnya Proklamasi 17-8-’45|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-602-433-568-7|pages=112|language=id|url-status=live}}</ref> Pada tanggal 8 Juni 1945, Panitia sementara ini bertemu dengan Sukarno dan mengatakan bahwa gerakan terasa lambat dan disarankan untuk mengambi keputusan secepatnya terkait nasib Indonesia.{{Sfn|Daradjadi|Ilham|2021|p=95}}
# mencapai persatuan kompak di antara seluruh golongan masya rakat Indonesia.
Baris 90 ⟶ 93:
Pada sidang [[Chuo Sangi-In|Chuo Sangi In]] ke VII, muncul usulan untuk pembentukan organisasi yang bertujuan mengikutsertakan pemuda. Gerakan ini disebut dengan Gerakan Rakyat Baroe yang rencananya akan dibentuk pada bulan Juli 1945.{{Sfn|Daradjadi|Ilham|2021|p=96}} Kemudian, pada tanggal 2 Juli 1945, Gerakan Rakyat Baru yang mengikutsertakan Chaerul, Sukarni, Diah, Hadi , Harsono, Wikana, Sudiro, Supeno, [[Adam Malik]] , [[S.K. Trimurti]], [[Sutomo]] dan [[Pandu Kartawiguna]] setelah disetujui oleh yang baru, Letnan Jenderal Y. Nagano sebagai Saikō Shikikan yang baru. Gerakan tersebut terdiri dari 80 orang yang berasal dari beragam latar belakang, yaitu Indonesia, Jepang, Tionghoa, Arab dan peranakan Eropa.{{Sfn|Poesponegoro|Notosusanto|1984|p=76}}
Penolakan Chaerul Saleh terus berlanjut dalam sidang Gerakan Rakyat Baru pada tanggal 16 Juli di gedung Chuo Sangi In di Pejambon saat mebahas bentuk kenegaraan. Golongan pemuda ingin mencantumkan kata - kata “ Republik Indonesia ” , di dalam Anggaran dasar, tapi usul ini ditolak oleh golongan tua, yaitu Soekarno, Hatta, [[Subardjo Surosarojo|Subarjo]], Yamin dan [[Abikoesno Tjokrosoejoso|Abikusno]]. Sebagai bentuk protes, para pemuda secara demonstratif meninggal kan sidang satu
Ia juga menjadi
== Masa kemerdekaan Indonesia ==
=== Proklamasi kemerdekaan ===
Pada masa-masa sebelum proklamasi, rumah Chaerul di Jalan Pegangsaan Barat menjadi lokasi pertemuan para pemuda untuk berdiskusi tentang perjuangan kemerdekaan. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, tempat tersebut disamarkan jadi tempat latihan silat. Bahkan, mereka mengundang 2 pelatih silat untuk memperkuat penyamaran ini. Kemudian, pada tanggal 12 Juli 1945, Chaerul terpilih sebagai ketua [[Komite Van Aksi|Comite Van Actie]]. Semenjak jadi ketua, dia sering merencanakan situasi dan siasat untuk merebut kuasa Jepang.<ref>{{Cite book|last=Sarumpaet|first=Riris|date=2010|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/8380/1/SERI%20PENGENALAN%20TOKOH%20SEKITAR%20PROKLAMASI%20KEKERDEKAAN.pdf|title=Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|isbn=978-979-95807-2-6|pages=42-43|language=id|url-status=live}}</ref>
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu dengan pengumuman oleh [[Clement Attlee]] dan [[Harry S. Truman|Harry S Truman]] bahwa Jepang melakukan [[Menyerahnya Jepang|kapitulasi]] yang diikuti pidato oleh Hirohito yang menyatakan " bahwa Jepang mengakhiri perlawanan".
# Pemuda siap berjuang sampai titik darah penghabisan.
Baris 103 ⟶ 107:
# Siap menjalani latihan secara intensif untuk membela tanah air.
Langkah lanjutan
# Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan hari itu juga.
Baris 113 ⟶ 117:
Chaerul merupakan salah satu tokoh penting dibalik [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. Bersama [[Sukarni]], [[Wikana]], dan pemuda lainnya dari Menteng 31, ia menculik [[Soekarno]] dan [[Hatta]] dalam [[Peristiwa Rengasdengklok]]. Mereka menuntut agar kedua tokoh ini segera membacakan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Pada tahun 1946, Chaerul bergabung dengan Persatuan Perjuangan pimpinan [[Tan Malaka]]. Kelompok ini menuntut kemerdekaan 100% dan berdiri sebagai pihak oposisi pemerintah. Oleh karenanya pada tanggal 17 Maret 1946, beberapa tokoh kelompok ini ditangkap termasuk diantaranya Chaerul. Pada tanggal 6 Juli 1948, Tan Malaka mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner dan menunjuk Chaerul Saleh sebagai sekretaris pergerakan.
Setelah kematian Tan Malaka, Chaerul bersama [[Adam Malik]] dan Sukarni berhimpun di dalam [[Partai Murba]]. Tahun 1950, Chaerul memimpin Laskar Rakyat di [[Jawa Barat]] untuk menentang hasil [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB). Ia kemudian ditangkap oleh [[Abdul Haris Nasution]] dan dibuang ke [[Jerman]]. Disana ia kemudian melanjutkan studinya ke Fakultas Hukum [[Universitas Bonn]] dan mendirikan [[Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman|Perhimpunan Pelajar Indonesia]]
===
[[File:Chairul Saleh at Djuanda Cabinet, Mimbar Penerangan April 1957 p208.jpg|jmpl|150px|Chaerul Saleh sebagai Menteri Negara Urusan Veteran, 1957]]
Pada bulan Desember 1956 sepulangnya dari Jerman, Chaerul ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi Wakil Ketua Umum Legiun Veteran RI. Satu tahun kemudian, ia masuk [[Kabinet Djuanda]] dan menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Veteran. Chaerul dikenal sebagai tokoh sosialis yang cemerlang. Karena kepandaiannya itu ia beberapa kali menjadi orang kepercayaan Presiden [[Soekarno]], dan sebagai penyeimbang tokoh-tokoh [[PKI]] di kabinet. Pada tahun 1959, ia ditunjuk sebagai Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pertambangan pada [[Kabinet Kerja I]]. Di kabinet berikutnya, [[Kabinet Kerja II]] dan [[Kabinet Kerja III]] Chaerul menjadi Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Pada tahun 1960 hingga 1966, ia juga menjabat sebagai [[Daftar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]].
Sebagai orang kepercayaan Soekarno, Chaerul memiliki keberanian untuk menantang lawan-lawan politiknya. Tanggal 3 April 1961, Chaerul berkeliling
Tahun 1963 kariernya menanjak dan ia dipercaya sebagai Wakil Perdana Menteri III. Pada bulan April 1964, Chaerul terlibat dalam intrik kekuasaan. Ia mencoba untuk menduduki posisi Wakil Perdana Menteri I yang saat itu dijabat oleh [[Soebandrio]]. Perhitungannya adalah jika Soekarno lengser maka ia yang akan naik menjadi Perdana Menteri. Untuk menyingkirkan Soebandrio dari kedudukannya sebagai Menteri Luar Negeri, ia juga akan menyodorkan Adam Malik. Selain berusaha menggeser Soebandrio, ia juga membendung Hatta yang sewaktu-waktu bisa saja naik menjadi Wakil Perdana Menteri I. Untuk itu ia menginstruksikan [[Selo Soemardjan]] untuk membentuk organisasi intelijen yang mengkonsolidasi kedudukannya. Pada masa itu selain orang-orang Murba, Angkatan Darat dan PKI juga memposisikan dirinya sebagai pengganti Soekarno.<ref>Rosihan Anwar; Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik, 1961-1965; Yayasan Obor Indonesia; 2006</ref>
Baris 124 ⟶ 129:
Untuk menjatuhkan wibawa PKI di mata Soekarno, pada sidang kabinet di akhir tahun 1964 Chaerul mengeluarkan sebuah dokumen yang menyatakan PKI akan melakukan kudeta terhadap Presiden. Dokumen yang berjudul "Resume Program dan Kegiatan PKI Dewasa Ini" itu, menyatakan bahwa revolusi Agustus 1945 telah gagal. Dan PKI harus mengambil tindakan untuk merebut pimpinan revolusi. Pembahasan dokumen itu terus berlanjut ke pertemuan partai politik di [[Kota Bogor|Bogor]] tanggal 12 Desember 1964. Disitu pimpinan PKI [[DN Aidit]] menuduh Chaerul telah membuat berita bohong dan sebagai antek-Nekolim. Dari pertemuan itu kemudian terbit Deklarasi Bogor yang meminta partai-partai politik untuk tetap setia kepada pimpinan besar revolusi, Soekarno.<ref name="ReferenceA">Julius Pour, Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan & Petualang, Kompas, 2010</ref>
=== Penahanan ===
Dalam [[Gerakan 30 September]], semula nama Chaerul termasuk salah seorang tokoh yang akan diculik. Namun Aidit mencoret namanya karena pada tanggal 30 September Chaerul sedang berada di [[Beijing|Peking]], [[China]]. Tanggal 18 Maret 1966, Chaerul Saleh ditahan oleh [[Soeharto]] tanpa melalui proses peradilan. Ia dianggap sebagai menteri yang mendukung kebijakan Soekarno yang pro-komunis.<ref name="ReferenceA"/> Ia meninggal pada tanggal 8 Februari 1967 dengan status tahanan politik. Hingga sekarang tidak pernah ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai alasan penahanannya.▼
[[File:Chaerul Saleh, Warta Perdagangan 25 Mei 1965.png|jmpl|150px|Jenderal Tituler Chaerul Saleh sebagai Wakil Perdana Menteri III Republik Indonesia, 1965]]
▲Dalam [[Gerakan 30 September]], semula nama Chaerul termasuk salah seorang tokoh yang akan diculik. Namun Aidit mencoret namanya karena pada tanggal 30 September Chaerul sedang berada di [[Beijing|Peking]], [[China]]. Tanggal 18 Maret 1966, Chaerul Saleh ditahan oleh [[Soeharto]] tanpa melalui proses peradilan. Ia dianggap sebagai menteri yang mendukung kebijakan Soekarno yang pro-komunis.<ref name="ReferenceA"/> Ia meninggal pada tanggal 8 Februari 1967 dengan status tahanan politik. Hingga sekarang tidak pernah ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai alasan penahanannya.<ref name=":3" />
== Kehidupan pribadi ==
Pada awalnya, hubungan pernikahan Yohana dan Chaerul tidak mendapatkan restu dari orang tua Chaerul karena keluarga
== Karya ==
* Perlawanan Rakyat
== Penghargaan ==
* [[Berkas:PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Utama]] (17 Agustus 1961)<ref>{{Cite web|title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-01-20|archive-date=2022-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|dead-url=no}}</ref>
== Referensi ==
Baris 140 ⟶ 150:
{{s-off}}
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title=[[Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]]|years=
{{s-aft |after = [[Abdul Harris Nasution]]}}
|-
{{s-bef|before=F.J. Inkiwang|rows=2|as=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian]]}}
{{S-ttl|title=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] & [[Daftar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia|Pertambangan Indonesia]]|years=
{{s-aft|after = [[Hadi Thayeb]]|as=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] }}
|-
Baris 168 ⟶ 178:
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh korban pembersihan komunis Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
|