Chaerul Saleh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(30 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = <!-- Kolom ini hanya untuk gelar kenegaraan/kehormatan (bukan gelar akademis/profesi) -->
|honorific-prefix =
| name = {{PAGENAME}}
| image = ChairulSaleh.jpg
| caption = ChairulChaerul Saleh
| office = Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Indonesia
| order = Ke-1
| term_start = 1960
| term_end = 1966
| president = [[Soekarno]]
| predecessor = Tidak''Jabatan AdaDibentuk''
| successor = [[Abdul Harris Nasution]]
| office2 = [[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] & [[Daftar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia|Pertambangan Indonesia]]
| order2 =
| term_start2 = 10 Juli 1959
| term_end2 = 27 Agustus 1964
| president2 = [[Soekarno]]
| predecessor2 = [[SuhartoSoeharto Sastrosoeyoso]]
| successor2 = [[Hadi Thayeb]]<br>Armunanto
| office3 = = Menteri Negara Urusan Veteran Indonesia
| order3 = ke-3
| term_start3 = 9 April 1957
| term_end3 = 6 Juli 1959
| president3 = [[Soekarno]]
| primeminister3 = [[Djoeanda Kartawidjaja]]
| predecessor3 = [[Dahlan Ibrahim]]
| successor3 = Sambas Atmadinata
| birth_date = {{birth date|1916|9|13}}
| birth_place = {{negara|Belanda}} = [[Sawahlunto]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1967|2|8|1916|9|13}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| party = {{ubl|[[Partai Nasional Indonesia]]|[[Partai Murba]]}}
| spouse = Yohana Siti Menara Saidah
| children =
| father = Achmad Saleh
|parents =
| mother = Zubaidah binti Ahmad Marzuki
| relations = Achmad Saleh (ayah)<br>Zubaidah binti Ahmad Marzuki (ibu)<br> = [[Lanjumin Dt. Tumangguang]] (mertua)
| residence =
| alma_mater = =
|occupation = [[Politisi]]
|religion occupation = [[IslamPolitisi]]
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
|rank = [[Berkas:Pdu_jendtni_staf.png|25px]] [[Jenderal]] [[TNI]] (Kehormatan)
|branch rank = [[BerkasFile:Insignia of the Indonesian22-TNI Army-GEN.svg|25px]] [[TNIJenderal]] Angkatan Darat[[TNI]] (Kehormatan)
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| battles = {{Tree list}}
[[Perang Kemerdekaan Indonesia]]
}}
 
[[JendralJenderal]] [[TNI]] ([[DaftarPangkat istilahkehormatan|HOR]]) militer([[Anumerta]]) Tentara[[Doktor|Dr.]] Nasional[[Honoris Indonesia#HCausa|HOR(H.C.)]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Chaerul Saleh''' gelar '''Datuk Paduko Rajo''' ({{lahirmati|[[Sawahlunto]], [[SumatraSumatera Barat]]|13|9|1916|[[Jakarta]]|8|2|1967}})<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1977/05/07/PT/mbm.19770507.PT74582.id.html "Tak setuju perintis terima uang"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170404020323/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1977/05/07/PT/mbm.19770507.PT74582.id.html |date=2017-04-04 }}, [[Tempointeraktif]], [[7 Mei]] [[1977]].</ref> adalah seorang pejuang dan tokoh [[politik Indonesia]] yang pernah menjabat sebagai [[Wakil Perdana Menteri Indonesia|wakil perdana menteri]], [[menteri]], dan ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara|MPRS]] dari tahun [[1957]] sampai [[1966]]. Ia juga mengajukan ide [[negara kepulauan]] dengan batas teritorial 12 [[mil laut]] yang di­sahkan pada 13 Desember 1957. Atas jasa-jasanya, Chaerul dianugerahi gelar kehormatan [[Jenderal]] [[TNI]].
 
== Kehidupan awal ==
 
=== Masa kecil ===
Chaerul lahir pada 13 September 1916 di [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]], [[SumatraSumatera Barat]].<ref>{{Cite web|last=Nisa|first=Amirul|date=13 Desember 2022|title=Profil 4 Tokoh Golongan Muda yang Terlibat Peristiwa Rengasdengklok - Bobo|url=https://bobo.grid.id/read/083612058/profil-4-tokoh-golongan-muda-yang-terlibat-peristiwa-rengasdengklok|website=bobo.grid.id|language=id|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Ia merupakan anak tunggal dari seorang [[dokter]] bernama Achmad Saleh yang pernah dicalonkan menjadi anggota [[Volksraad]] dan Zubaidah binti Ahmad Marzuki.<ref name=":0">{{Cite web|last=Satyadarma|date=6 November 2021|title=Chaerul Saleh, Pahlawan Bangsa yang Mati dalam Penjara|url=https://koransulindo.com/chaerul-saleh-pahlawan-bangsa-yang-mati-dalam-penjara/|website=Koran Sulindo|language=id-ID|access-date=24 Desember 2022}}</ref> Pada usia dua tahun, orang tuanya bercerai dan ia dibawa pulang oleh sang ibu ke [[Lubuak Jantan, Lintau Buo Utara, Tanah Datar|Lubuk Jantan]], [[Lintau Buo, Tanah Datar|Lintau, Tanah Datar]]. Karena ibunya sakit, Chaerul diasuh oleh pamannya yang bernama Sulaeman Raja Mudo hingga berumur empat tahun.<ref>{{Cite book|last=Soewito|first=Irna Hanny Nastoeti Hadi|date=1993|url=https://books.google.co.id/books?id=KKiKAAAAMAAJ&pg=PA214&dq=Chaerul+Saleh+anak+Achmad+Saleh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwifhL7UkZP8AhVYHbcAHZwUC18Q6AF6BAgHEAI|title=Chairul Saleh, tokoh kontroversial|location=Jakarta|publisher=Tim Penulis|pages=22|language=id|url-status=live}}</ref> Sesudah itu, ayahnya membawa Chaerul ke [[Kota Medan|Medan]] dan menyekolahkannya di sekolah rakyat.<ref name=":1">{{Cite web|last=|first=|date=20 April 2012|title=Politisi Murba, Jenderal Kehormatan|url=https://tokoh.id/biografi/1-ensiklopedi/politisi-murba-jenderal-kehormatan-tni-ad/|website=Tokoh Id|language=en-US|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Setelah ayahnya berpindah tugas ke [[Bukittinggi]], ia melanjutkan sekolahnya di [[Europeesche Lagere School]] (ELS) yang ada di sana dan akhirnya lulus pada 1931.<ref>{{Cite book|last=Abidin|first=Mas'oed|date=2005|url=https://books.google.co.id/books?id=VJFuAAAAMAAJ&q=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&dq=Chaerul+saleh+ELS+bukit+tinggi+1931&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiv6M6LqpT8AhVpSWwGHUstDXAQ6AF6BAgJEAI|title=Ensiklopedi Minangkabau|publisher=Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau|isbn=978-979-3797-23-6|pages=109|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Tamat ELS, Ia masuk ke ''[[Hoogere Burgerschool]]'' (HBS) Bagian B di Medan dan diasuh oleh Suwis.{{Sfn|Soewito|1992|p=8}} Selama sekolah di Medan, ia sering pulang ke Bukittinggi yang juga mempertemukannya dengan Yohana Siti Menara Saidah, putri [[Lanjumin Dt. Tumangguang]] yang kelak menjadi istrinya. Karena Yohana, Chaerul pindah ke [[Batavia]].<ref name=":0" /> Chaerul hanya bersekolah selama tiga tahun di sini dan melanjutkan sekolah di [[Koning Willem III School te Batavia]] pada umur 18 tahun.<ref name=":3">{{Cite web|last=Ningsih|first=Widya Lestari|date=14 Desember 2022|title=Chaerul Saleh, Pejuang Kemerdekaan yang Mati Tanpa Kejelasan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/14/235500879/chaerul-saleh-pejuang-kemerdekaan-yang-mati-tanpa-kejelasan|website=|publisher=Kompas|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Selama di Koning, Chaerul menjadi ketua dari sebuah [[organisasi]] yang beranggotakan orang Indonesia saja bernama Oesaha Kita.{{Sfn|Soewito|1992|p=13}} Berikutnya, ia melanjutkan pendidikan di [[Rechtshoogeschool te Batavia]] (RHS) pada 1937 sampai 1942.<ref name=":0" />
 
=== Aktivisme ===
Saat masih menjadi mahasiswa, Chaerul merupakan penggemar dari [[Mohammad Yamin]]. Bahkan, ia pernah mengajak temannya, [[Zainal Sabaruddin Nasution]] mengunjungi Jalan Pejambon yang menjadi lokasi gedung [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Kementerian Luar Negeri]] pada saat ini untuk mendengarkan pidato dari Yamin saat menghadiri sidang Volksraad. Chaerul juga pernah diundang untuk mengunjungi rumah Yamin bersama Sabaruddin, Suyono Siegfried, [[Astrawinata|Achmad Astrawinata]] dan [[Soepeno]] di Pecenongan, [[Sawah Besar, Jakarta Pusat|Sawah Besar]]. Mereka berdiskusi tentang para pribumi yang didiskriminasi, kemerdekaan serta masalah politik. Akibat perisitiwa inii, sebuah surat dari RHS terbit dan memberitahukan agar para mahasiswa untuk tidak mengikuti kegiatan politik dan hanya harus fokus dengan kegiatan akademik mereka.{{Sfn|Soewito|1992|p=13}}
 
Selama menjadi pelajar di RHS, Chaerul bergabung dengan [[Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia]] dan dalam waktu singkat menjadi sekretaris{{Sfn|Soewito|1992|p=14}}. Pada 1939, ia pun terpilih menjadi ketua <ref>{{Cite book|last=Rahman|first=Momon Abdul|last2=Darmansyah|last3=Wardoyo|first3=Kusumo|last4=Winarti|first4=Siti Sugi|date=2006|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/24323/1/PERGERAKAN%20MAHASISWA%20PADA%20MASA%20HINDIA%20BELANDA.pdf|title=Pergerakan Mahasiswa Pada Masa Hindia Belanda|location=Jakarta|publisher=Museum Sumpah Pemuda|pages=58|url-status=live}}</ref> Chaerul melakukan perubahan yang radikal untuk organisasinya. Pada masa jabatannya, ia menyelenggarakan ''Studenten Kamp'', menginisiasi ''Club Huisclubhuis'' (balai pertemuan), dan mengatur penerbitan media cetak ''Indonesia Raya'' sebagai organ PPPI. Di ''Indonesia Raya'', Chaerul menerbitkan artikelnya berjudul "''Verbrokkelingen"'' (bahasa Indonesia: "Tercerai-berai") yang membahas kurang eratnya hubungan antarpartai politik sehingga tidak mampu melaksankan tugasnya sebagai partai politik.{{Sfn|Soewito|1992|p=14}} Chaerul bersama anggota PPPI lainnya menolak [[Petisi Soetardjo]].<ref name=":2">{{Cite web|last=Mukthi|first=M.F.|date=28 Oktober 2020|title=Penggalan Akhir Kiprah PPPI|url=https://historia.id/politik/articles/penggalan-akhir-kiprah-pppi-DrRL8|website=Historia|language=id-ID|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Petisi itu menyebut bahwa Indonesia diajukan untuk memiliki pemerintahan otonom kepada Ratu [[Wilhelmina dari Belanda]], tetapi akhirnya ditolak dengan alasan pemerintah Indonesia dinilai belum matang untuk melakukan pemerintahan sendiri.<ref>{{Cite web|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=12 Agutus 2021|editor-last=Nibras Nada|editor-first=Nailufar|title=Petisi Sutardjo: Latar Belakang, Isi, Reaksi, dan Penolakan Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/12/150000279/petisi-sutardjo-latar-belakang-isi-reaksi-dan-penolakan?page=all|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Petisi ini mengajukan pemerintahan otonom untuk Indonesia, tetapi tetap dalam [[Kerajaan Belanda]] layaknya [[dominion]]. Adapun Chaerul menginginkan Indonesia sebagai negara merdeka.<ref name=":2" />
 
Chairul menjadi perwakilan PPPI dalam rapat [[Gabungan Politik Indonesia]] (GAPI) pada 1940. GAPI mengusulkan Indonesia berparlemen dengan anggota yang berasal dari Indonesia dan pemerintah bertanggung jawab terhadap parlemen.<ref>{{Cite web|last=Gama Prabowo|first=Prabowo|date=22 Desember 2020|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica|title=Sejarah Gabungan Politik Indonesia (GAPI)|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/22/134319269/sejarah-gabungan-politik-indonesia-gapi|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=25 Desember 2022}}</ref> Untuk memperjuangkan ini, pada rapat tersebut, delegasi PPPI yang dipimpin Chaerul mengajukan mosi: bila usul Indonesia Berparlemen ditolak oleh Pemerintah Hindia Belanda, maka para anggota partai politik yang tergabung dalam GAPI akan keluar meninggalkan jabatannya sebagai pegawai Hindia Belanda. Namun, mosi itu ditolak oleh GAPI dan berakhir kepada utusan PPPI yang meninggalkan ruang rapat, tetapi masih menjadi bagian Kongres Rakyat Indonesia.{{Sfn|Rahman|Darmansyah|Wardoyo|Winarti|Misman|p=58}}
 
Pada waktu [[Bataviase Studenten Corps]] ingin mengajukan sebuah pernyataan setia terhadap Pemerintah Hindia Belanda pada saat Kerajaan Belanda berperang melawan Jerman, Italia, Jepang pada [[Perang Dunia II]]. Mereka mengajak Unitas Studisorum Indonesiensis, Indonesisch Verbond van Studeerenden, Christen Studenten Vereeniging, Roman Catholic Students Association Saint Bellarminus, Studenten Islam Studieclub, TASHOH, dan PPPI. Satu-satunya oganisasi yang menolak ajakan ini adalah PPPI. Chaerul bersama Soepeno dan Astrawinata yang keduanya menjadi wakil ketua menyatakan tujuannya adalah kemerdekaan Indonesia dan perang yang terjadi tidak ada hubungannya dengan tujuan yang ingin mereka capai.{{Sfn|Rahman|Darmansyah|Wardoyo|Winarti|Misman|p=58}} Pada 1940, masih dalam masa kepemimpinan Chaerul, mereka menyewa ''club huisclubhuis'' (balai pertemuan) di Jalan Laan Kadiman No. 9 yang sekarang menjadi [[Jalan Gunung Sahari (Jakarta)|Jalan Gunung Sahari]].{{Sfn|Soewito|1992|p=15}}
 
== Masa penjajahan Jepang ==
Pada awal pergantian kekuasaan antara Belanda dan Jepang, pimpinan PPPI berniat melakukan penyambutan terhadap tentara Jepang di Jakarta sekaligus pernyataan syukur atas kalahnya Belanda kepada Jepang sehingga berakhirnya kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Rencana ini dibicarakan pada 13 Maret 1942, dalam rapat anggota luar biasa di ''club huisclubhuis'' yang telah pindah ke Gang Kernolong No. 11, [[Kramat, Senen, Jakarta Pusat|Kramat]], sejak awal tahun. Rencana ini mendapat penolakan pada rapat oleh Rusmali, [[Soedarisman Poerwokoesoemo]] dan [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] karena mereka menganggap Jepang dan Belanda memiliki cara politik yang sama. Walaupun mendapat penolakan, rencana ini tetap dilaksanakan oleh Chaerul, Soepeno dan Astrawinata. Pada 15 Maret 1942, mereka berangkat bersama dengan 200 orang menuju Hotel Des GalerihGaleries melalui Simpang Harmoni dengan membawa bendera [[Bendera Indonesia|merah putih]] untuk menyambut kedatangan Jepang.{{Sfn|Soewito|1992|p=18}} Akan tetapi, dugaan Rusmali, Poerwokoesoemo dan Hanifah ternyata benar. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 21 Maret 1942, Jepang mengeluarkan keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik.<ref>{{Cite book|last=Syarifuddin|date=2022|url=https://books.google.co.id/books?id=lT5ZEAAAQBAJ&pg=PA23&dq=21+Maret+1942+surat+keputusan+organisasi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwij6qu0w5f8AhUJTmwGHe_8DCoQ6AF6BAgIEAI|title=Bahan Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia VI|location=Palembang|publisher=Bening Media Publishing|pages=23|language=id|url-status=live}}</ref> SeiiringSeiring surat keputusan inilah, PPPI akhirnya bubar di bawah kepemimpinan Chaerul sebagai ketua terakhir. {{Sfn|Rahman|Darmansyah|Wardoyo|Winarti|Misman|p=61}}
 
=== Angkatan Baru Indonesia ===
[[Berkas:Gedung_Joang_45.jpg|ka|jmpl|250x250px|Gedung Joang 45]]
Namun pergerakannya tidak langsung berhenti, dia menjadi anggota dari Jawatan Propaganda Jepang atau yang dikenal dengan nama [[Sendenbu]].<ref>{{Cite web|last=Nurjanah|first=Rina|date=15 Agustus 2017|editor-last=Kusumadewi|editor-first=Anggi|title=Menuju Merdeka: Sebaran dan Gerakan Pemuda Radikal di Menteng|url=https://kumparan.com/kumparannews/menuju-merdeka-sebaran-dan-gerakan-pemuda-radikal-di-menteng|website=kumparan|language=id-ID|access-date=26 Desember 2022}}</ref> Dia menjabat sebagai penasihat (''sanyo'') untuk [[Barisan Pelopor]] di bawah kepemimpinan Soekarno.{{Sfn|Soewito|1992|p=19}} Selama bekerja untuk Jepang, Chaerul dipercaya juga memimpin kursus yang bernama Angkatan Baru Indonesia bersama Sukarni. Kursus inilah yang menjadi cikal bakal dari [[Asrama Angkatan Baroe Indonesia]] atau Asrama Menteng 31. {{Sfn|Soewito|1992|p=19-20}} Lokasi asrama berada di Jalan Menteng No. 31, [[Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat|Kebon Sirih]], [[Menteng]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]] yang menjadi bekas dari Hotel Schomper yang dimiliki oleh L.C. Schomper yang diambil paksa oleh pemerintah Jepang setelah kekalahan Hindia Belanda. Saat ini, gedung Asrama ini digunakan sebagai [[Gedung Joang '45|Gedung Joang 45]].<ref>{{Cite web|last=Walid|first=Wildan Ibnu|date=18 Februari 2019|editor-last=Pradewo|editor-first=Bintang|title=Gedung Menteng 31, Saksi Bisu Perjalanan Pemuda Indonesia|url=https://www.jawapos.com/jpg-today/18/02/2019/gedung-menteng-31-saksi-bisu-perjalanan-pemuda-indonesia/|website=JawaPos.com|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref>
 
Asrama ini didirikan oleh [[Hitoshi Shimizu]] dan disponsori oleh Sendenbu yang awalnya diperuntukkan untuk mendidik pengetahuan politik pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang. Akan tetapi, kesempatan ini dimanfaatkan Chaerul dan rekan-rekannya untuk memberikan pendidikan tentang semangat [[nasionalisme]]. Anggota dari Asrama ini terdiri dari 50-60 orang setiap angkatannya.<ref>{{Cite web|last=Maulana|first=Doni|date=18 April 2018|title=Angkatan Baru Indonesia, Asrama|url=https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/encyclopedia/blog/2018/04/Angkatan-Baru-Indonesia-Asrama|website=|publisher=Dinas Kebudayaan Jakarta|language=en-US|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Pada awalnya mereka menyusun susunan kepemimpinan asrama yang terdiri dari [[Soekarni]] sebagai ketua, Chairul sebagai wakil ketua, [[A.M. Hanafi]] sebagai sekretaris, dan Ismail Wijaya sebagai bendahara. Para pemberi materi untuk kegiatan di asrama ini terdiri dari Soekarno, [[Mohammad Hatta]], [[Sunario Sastrowardoyo]], [[Mohammad Yamin]], dan [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifoeddin]].<ref>{{Cite web|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=20 Mei 2022|title=Asrama Angkatan Baru Indonesia atau Asrama Menteng 31|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/05/20/160000579/asrama-angkatan-baru-indonesia-atau-asrama-menteng-31|website=|publisher=KOMPAS|language=id|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Selain tokoh Indonesia, beberapa tokoh dari Jepang juga memberikan materi pembelajaran seperti Bakki yang mengajarkan [[geopolitik]], Makatani mengajar [[Bahasa Jepang]], serta Shimizu mengajar pengetahuan umum.<ref>{{Cite book|last=Kurniadi|first=H. Eddy|date=1987|url=https://books.google.co.id/books?id=fTLaAAAAMAAJ&q=Bakki+geopolitik&dq=Bakki+geopolitik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwicuOyF-5n8AhURmOYKHY9lDQYQ6AF6BAgJEAI|title=Peranan pemuda dalam pembangunan politik di Indonesia: analistis studi berdasarkan pendekatan sejarah dan sosio kultural|publisher=Angkasa|isbn=978-979-404-240-3|pages=94|language=id|url-status=live}}</ref> Pada pertengahan 1943., asrama ini pun dibubarkan karena dianggap membahayakan Jepang akibat terlalu mengedepankan nasionalisme.<ref>{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|date=2013|url=https://books.google.co.id/books?id=eYdKDwAAQBAJ&pg=PA8&dq=Angkatan+baru+dibubarkan+1943&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjG2uqTp5r8AhWsTmwGHX3wAy0Q6AF6BAgHEAI|title=Konflik Bersejarah - Ensiklopedi Pendudukan Jepang di Indonesia|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-602-02-2872-3|pages=8|language=id|url-status=live}}</ref>
 
=== Angkatan Pemuda ===
Pada pertengahan 1944, Pemerintah Jepang membentuk organisasi pemuda yang dikenal dengan nama Angkatan Pemuda. Dua tokoh yang menjadi bagian organisasi ini adalah Sukarni dan Chaerul.<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|date=2009|url=https://books.google.co.id/books?id=4t95DwAAQBAJ&pg=PA120&dq=angkatan+muda+Chaerul+Saleh+1944&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi9x_rHrJr8AhWzSWwGHYPDAOkQ6AF6BAgBEAI|title=The Encyclopedia of Indonesia in the Pacific War: In cooperation with the Netherlands Institute for War Documentation|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-19017-7|editor-last=Sato|editor-first=Shigeru|pages=120|language=en|chapter=Nationalist activities during Japanese period|url-status=live}}</ref> Bersama Angkatan Muda, Chaerul dan rekan-rekannya mengadakan kongres Pemuda pada tanggal 16 Mei 1945 hingga 18 Mei 1945 di [[Villa Isola]]. Kongres ini merupakan hasil prakarsa dari Djamal Ali, Hamid dan M. Tahir yang bertujuan untuk mendiskusikan penurunan kekuatan militer Jepang di [[Asia-Pasifik|Asia Pasifik]].<ref>{{Cite web|last=Putri|first=Risa Herdahita|date=26 Januari 2020|title=Villa Isola, dari Vila Mewah hingga Sunda Empire|url=https://historia.id/kultur/articles/villa-isola-dari-vila-mewah-hingga-sunda-empire-P1R5E|website=|publisher=Historia|language=id-ID|access-date=27 Desember 2022}}</ref> Kongres ini diikuti lebih dari 100 pemuda yang berasal dari beragam daerah di [[Jawa|Pulau Jawa]]. [[Raden Mas Bambang Soeprapto Dipokoesoemo]], [[S. Karna]], [[Ibnu Parna]], Rochyati, [[Sutiah]] dan Marthadi yang berasal dari [[Kota Semarang|Semarang]] sebagai perwakilan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), S.W. Lagiono, Poerwokoesumo, [[Mantoro Tirtonegoro]], Adi Sumarto dan Asrar dari Gerakan Pemuda Republik Indonesia yang berasal dari [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]. Lalu, Jamal Ali, [[Soerjono]] atau yang lebih dikenal sebagai Pak Kasur, Koswara yang berasal dari Bandung. Selain Bandung, [[Jawa Barat]] juga mengikutsertakan pemuda dari [[Kota Cirebon|Cirebon]], yaitu Derajat dan [[Kusaeri]] dari [[Kota Sukabumi|Sukabumi]]. Perwakilan Jawa Timur diwakilkan oleh [[Soemarsono]] dari Surabaya sebagai bagian dari Pemuda Republik Indonesia dan dari Kediri yang diwakili oleh Handoko. Selaku pusat kepemimpinan Angkatan Pemuda, Jakarta mengirimkan peserta yang terdiri dari [[Zus Ratulangi]], [[Anas Ma'ruf]], [[D.N. Aidit|Aidit]], Chaerul, [[Kusnandar]] dan [[Sidik Kertapati]]. Selain utusan daerah, turut hadir [[Anwar Tjokroaminoto]], [[Harsono Tjokroaminoto]], [[Darwis Thaib]] serta mahasiswa dari [[Ika Dai Gako]].{{Sfn|Soewito|1992|p=23}}
 
Konferensi ini menjadi konferensi pertama yang menyanyikan lagu [[Indonesia Raya]], tanpa harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang [[Kimigayo]] serta pengibaran bendera merah putih berkibar tanpa mengibarkan [[Bendera Jepang|Hinomaru]] secara bersamaan hoho dengan merah putih.<ref>{{Cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoenoed|last2=Notosusanto|first2=Nugroho|date=1984|url=https://books.google.co.id/books?id=P05IAAAAMAAJ&pg=PA74&dq=Kongres+Pemuda+Seluruh+Jawa+16+mei+1945&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjmpPnHwZr8AhVjTmwGHdXiAFoQ6AF6BAgFEAI|title=Sejarah nasional Indonesia|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|volume=VI|pages=75|language=id|url-status=live}}</ref> Setelah 3 hari konferensi, konferensi ini pun menghasilkan dua resolusi:<ref>{{Cite web|date=16 Mei 2021|title=16 Mei 1945, Kongres Pemuda Seluruh Jawa|url=https://rekayorek.id/amp/16-mei-1945-kongres-pemuda-seluruh-jawa/|website=Rek Ayo Rek|language=id|access-date=28 Desember 2022}}</ref>
 
# Semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan di bawah satu pimpinan nasional.
Baris 89 ⟶ 93:
Pada sidang [[Chuo Sangi-In|Chuo Sangi In]] ke VII, muncul usulan untuk pembentukan organisasi yang bertujuan mengikutsertakan pemuda. Gerakan ini disebut dengan Gerakan Rakyat Baroe yang rencananya akan dibentuk pada bulan Juli 1945.{{Sfn|Daradjadi|Ilham|2021|p=96}} Kemudian, pada tanggal 2 Juli 1945, Gerakan Rakyat Baru yang mengikutsertakan Chaerul, Sukarni, Diah, Hadi , Harsono, Wikana, Sudiro, Supeno, [[Adam Malik]] , [[S.K. Trimurti]], [[Sutomo]] dan [[Pandu Kartawiguna]] setelah disetujui oleh yang baru, Letnan Jenderal Y. Nagano sebagai Saikō Shikikan yang baru. Gerakan tersebut terdiri dari 80 orang yang berasal dari beragam latar belakang, yaitu Indonesia, Jepang, Tionghoa, Arab dan peranakan Eropa.{{Sfn|Poesponegoro|Notosusanto|1984|p=76}}
 
Penolakan Chaerul Saleh terus berlanjut dalam sidang Gerakan Rakyat Baru pada tanggal 16 Juli di gedung Chuo Sangi In di Pejambon saat mebahas bentuk kenegaraan. Golongan pemuda ingin mencantumkan kata - kata “ Republik Indonesia ” , di dalam Anggaran dasar, tapi usul ini ditolak oleh golongan tua, yaitu Soekarno, Hatta, [[Subardjo Surosarojo|Subarjo]], Yamin dan [[Abikoesno Tjokrosoejoso|Abikusno]]. Sebagai bentuk protes, para pemuda secara demonstratif meninggal kan sidang satu per satu setelah menyampaikan alasan penolakan mereka yang dimulai oleh Adam Malik. Chaerul pun turut menyampaikan aspirasinya dengan berkata " <blockquote>“Pemuda-pemuda menghendaki Negara Republik Kesatuan dan ingin merdeka sekarang juga! Siapa merintangi perjuangan kami, adalah penghalang dan pengkhianat!”. </blockquote>Di tengah konflik, pihak jepangJepang mendatangi Soekarno dengan membisikkan sesuatu. Kemudian Soekarno mengatakan bahwa berdasarkan perintah [[Tokyo]], bentuk kenegaraan tidak boleh dibicarakans elama sidang sehingga pembicaraan bentuk kenegaraan ditangguhkan. Sebagai respons kemarahan ini, para pemuda meninggakan ruangan, yaitu Chaerul, B.M. Diah , Trimurti dan pemuda lainnya, kecuali Bung Tomo dan [[Moewardi]]. {{Sfn|Soewito|1992|p=26}} Pada tanggal 28 Juli 1945, Gerakan Rakyat Baru secara resmi dibentuk dengan turut serta menggabungkan [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (1945)|Partai Masyumi]] dan Jawa Hokokai. Meskipun, di dalam gerakan ini, para pemuda tidak menjabat di posisi yang telah disediakan sebagai bentuk penolakan.<ref>{{Cite book|last=Taufiq|first=Fery|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=E6A9EAAAQBAJ&pg=PT34&dq=Gerakan+rakyat+Baroe+28+Juli+1945&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjK187bwp78AhWOTWwGHS_jAuQQ6AF6BAgLEAI|title=PEKIK TAKBIR BUNG TOMO Perjalanan Hidup, Kisah Cinta & Perjuangannya|publisher=Araska Publisher|isbn=978-623-7537-74-8|pages=35|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Ia juga menjadi panitia [[Seinendan]] dan anggota Angkatan Muda Indonesia. Kemudian ia berbalik arah menjadi anti-Jepang dan ikut membentuk Barisan Banteng serta menjadi anggota [[Putera]] pimpinan [[Soekarno]], [[Hatta]], [[Ki Hajar Dewantoro]] dan [[Mas Mansyur|Kyai Haji Mas Mansyur]].<ref name=":1" />
 
== Masa kemerdekaan Indonesia ==
== Detik-detik proklamasi ==
=== Proklamasi kemerdekaan ===
Pada masa-masa sebelum proklamasi, rumah Chaerul di Jalan Pegangsaan Barat menjadi lokasi pertemuan para pemuda untuk berdiskusi tentang perjuangan kemerdekaan. Untuk menghindari kecurigaan Jepang, tempat tersebut disamarkan jadi tempat latihan silat. Bahkan, mereka mengundang 2 pelatih silat untuk memperkuat penyamaran ini. Kemudian, pada tanggal 12 Juli 1945, Chaerul terpilih sebagai ketua [[Komite Van Aksi|Comite Van Actie]]. Semenjak jadi ketua, dia sering merencanakan situasi dan siasat untuk merebut kuasa Jepang.<ref>{{Cite book|last=Sarumpaet|first=Riris|date=2010|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/8380/1/SERI%20PENGENALAN%20TOKOH%20SEKITAR%20PROKLAMASI%20KEKERDEKAAN.pdf|title=Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|isbn=978-979-95807-2-6|pages=42-43|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu dengan pengumuman oleh [[Clement Attlee]] dan [[Harry S. Truman|Harry S Truman]] bahwa Jepang melakukan [[Menyerahnya Jepang|kapitulasi]] yang diikuti pidato oleh Hirohito yang menyatakan " bahwa Jepang mengakhiri perlawanan".<ref>{{Cite book|date=1995|url=https://books.google.co.id/books?id=uPidw7VcZ34C&pg=RA4-PA55&dq=pppi+club+huis&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiwr4awjZf8AhWcTmwGHbDpC3kQ6AF6BAgCEAI|title=Dharmasena|publisher=Dharmasena|pages=12|language=id|url-status=live}}</ref> Setelah pengumuman tersebut pada jam pukul 10 pagi, kelompok pemuda melakukan rapat di [[Taman Ismail Marzuki]] yang merupakan sebuah kebun binatang saat itu. Mereka mencapai beberapa keputusan penting: {{Sfn|Soewito|1992|p=28}}
 
# Pemuda siap berjuang sampai titik darah penghabisan.
Baris 102 ⟶ 107:
# Siap menjalani latihan secara intensif untuk membela tanah air.
 
Langkah lanjutan yang dilakukan oleh para pemuda adalah mengadakan rapat di sebuah ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta yang sekarang menjadi [[Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia]] pada tanggal 15 Agustus 1945 di jam 8 malam. Rapat ini menghasilkan beberapa keputusan yang dipimpin oleh Chaerul :
 
# Mendesak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan hari itu juga.
Baris 112 ⟶ 117:
Chaerul merupakan salah satu tokoh penting dibalik [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. Bersama [[Sukarni]], [[Wikana]], dan pemuda lainnya dari Menteng 31, ia menculik [[Soekarno]] dan [[Hatta]] dalam [[Peristiwa Rengasdengklok]]. Mereka menuntut agar kedua tokoh ini segera membacakan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Pada tahun 1946, Chaerul bergabung dengan Persatuan Perjuangan pimpinan [[Tan Malaka]]. Kelompok ini menuntut kemerdekaan 100% dan berdiri sebagai pihak oposisi pemerintah. Oleh karenanya pada tanggal 17 Maret 1946, beberapa tokoh kelompok ini ditangkap termasuk diantaranya Chaerul. Pada tanggal 6 Juli 1948, Tan Malaka mendirikan Gerakan Rakyat Revolusioner dan menunjuk Chaerul Saleh sebagai sekretaris pergerakan.
 
Setelah kematian Tan Malaka, Chaerul bersama [[Adam Malik]] dan Sukarni berhimpun di dalam [[Partai Murba]]. Tahun 1950, Chaerul memimpin Laskar Rakyat di [[Jawa Barat]] untuk menentang hasil [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB). Ia kemudian ditangkap oleh [[Abdul Haris Nasution]] dan dibuang ke [[Jerman]]. Disana ia kemudian melanjutkan studinya ke Fakultas Hukum [[Universitas Bonn]] dan mendirikan [[Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman|Perhimpunan Pelajar Indonesia]] (PPI)di Jerman.<ref>http://www.harianhaluan.com{{Cite [http://www.harianhaluan.com/index.php?optionweb|last=com_content&viewShofwan|first=article&idImam|date=20550:chairul2013-saleh01-si-bengal-dari-lubuk-jantan&catid20|title=41:kultur&Itemid=193 ChaerulChairul Saleh: Si Bengal dariDari Lubuk Jantan]|url=https://issuu.com/haluan/docs/hln200113|website=issuu.com|language=en|access-date=2024-06-10}}</ref>
 
=== PemerintahanPartisipasi dalam pemerintahan ===
[[File:Chairul Saleh at Djuanda Cabinet, Mimbar Penerangan April 1957 p208.jpg|jmpl|150px|Chaerul Saleh sebagai Menteri Negara Urusan Veteran, 1957]]
Pada bulan Desember 1956 sepulangnya dari Jerman, Chaerul ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi Wakil Ketua Umum Legiun Veteran RI. Satu tahun kemudian, ia masuk [[Kabinet Djuanda]] dan menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Veteran. Chaerul dikenal sebagai tokoh sosialis yang cemerlang. Karena kepandaiannya itu ia beberapa kali menjadi orang kepercayaan Presiden [[Soekarno]], dan sebagai penyeimbang tokoh-tokoh [[PKI]] di kabinet. Pada tahun 1959, ia ditunjuk sebagai Menteri Muda Perindustrian Dasar dan Pertambangan pada [[Kabinet Kerja I]]. Di kabinet berikutnya, [[Kabinet Kerja II]] dan [[Kabinet Kerja III]] Chaerul menjadi Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Pada tahun 1960 hingga 1966, ia juga menjabat sebagai [[Daftar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]].
 
Sebagai orang kepercayaan Soekarno, Chaerul memiliki keberanian untuk menantang lawan-lawan politiknya. Tanggal 3 April 1961, Chaerul berkeliling SumatraSumatera Barat dan berpidato di muka umum. Ia menentang para pemimpin [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] seperti [[Natsir]] dan [[Syafruddin Prawiranegara]], yang dianggapnya menyetujui hasil KMB.
Tahun 1963 kariernya menanjak dan ia dipercaya sebagai Wakil Perdana Menteri III. Pada bulan April 1964, Chaerul terlibat dalam intrik kekuasaan. Ia mencoba untuk menduduki posisi Wakil Perdana Menteri I yang saat itu dijabat oleh [[Soebandrio]]. Perhitungannya adalah jika Soekarno lengser maka ia yang akan naik menjadi Perdana Menteri. Untuk menyingkirkan Soebandrio dari kedudukannya sebagai Menteri Luar Negeri, ia juga akan menyodorkan Adam Malik. Selain berusaha menggeser Soebandrio, ia juga membendung Hatta yang sewaktu-waktu bisa saja naik menjadi Wakil Perdana Menteri I. Untuk itu ia menginstruksikan [[Selo Soemardjan]] untuk membentuk organisasi intelijen yang mengkonsolidasi kedudukannya. Pada masa itu selain orang-orang Murba, Angkatan Darat dan PKI juga memposisikan dirinya sebagai pengganti Soekarno.<ref>Rosihan Anwar; Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan sebelum Prahara Politik, 1961-1965; Yayasan Obor Indonesia; 2006</ref>
Baris 123 ⟶ 129:
Untuk menjatuhkan wibawa PKI di mata Soekarno, pada sidang kabinet di akhir tahun 1964 Chaerul mengeluarkan sebuah dokumen yang menyatakan PKI akan melakukan kudeta terhadap Presiden. Dokumen yang berjudul "Resume Program dan Kegiatan PKI Dewasa Ini" itu, menyatakan bahwa revolusi Agustus 1945 telah gagal. Dan PKI harus mengambil tindakan untuk merebut pimpinan revolusi. Pembahasan dokumen itu terus berlanjut ke pertemuan partai politik di [[Kota Bogor|Bogor]] tanggal 12 Desember 1964. Disitu pimpinan PKI [[DN Aidit]] menuduh Chaerul telah membuat berita bohong dan sebagai antek-Nekolim. Dari pertemuan itu kemudian terbit Deklarasi Bogor yang meminta partai-partai politik untuk tetap setia kepada pimpinan besar revolusi, Soekarno.<ref name="ReferenceA">Julius Pour, Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan & Petualang, Kompas, 2010</ref>
 
=== Penahanan ===
Dalam [[Gerakan 30 September]], semula nama Chaerul termasuk salah seorang tokoh yang akan diculik. Namun Aidit mencoret namanya karena pada tanggal 30 September Chaerul sedang berada di [[Beijing|Peking]], [[China]]. Tanggal 18 Maret 1966, Chaerul Saleh ditahan oleh [[Soeharto]] tanpa melalui proses peradilan. Ia dianggap sebagai menteri yang mendukung kebijakan Soekarno yang pro-komunis.<ref name="ReferenceA"/> Ia meninggal pada tanggal 8 Februari 1967 dengan status tahanan politik. Hingga sekarang tidak pernah ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai alasan penahanannya.
[[File:Chaerul Saleh, Warta Perdagangan 25 Mei 1965.png|jmpl|150px|Jenderal Tituler Chaerul Saleh sebagai Wakil Perdana Menteri III Republik Indonesia, 1965]]
Dalam [[Gerakan 30 September]], semula nama Chaerul termasuk salah seorang tokoh yang akan diculik. Namun Aidit mencoret namanya karena pada tanggal 30 September Chaerul sedang berada di [[Beijing|Peking]], [[China]]. Tanggal 18 Maret 1966, Chaerul Saleh ditahan oleh [[Soeharto]] tanpa melalui proses peradilan. Ia dianggap sebagai menteri yang mendukung kebijakan Soekarno yang pro-komunis.<ref name="ReferenceA"/> Ia meninggal pada tanggal 8 Februari 1967 dengan status tahanan politik. Hingga sekarang tidak pernah ada penjelasan resmi dari pemerintah mengenai alasan penahanannya.<ref name=":3" />
 
== Kehidupan pribadi ==
Pada awalnya, hubungan pernikahan Yohana dan Chaerul tidak mendapatkan restu dari orang tua Chaerul karena keluarga yohanaYohana memiliki [[penyakit genetik]] dan merupakan anak dari Tumanggung yang mengalahkan ayahnya dalam pemilihan Voolksraad. Namun, pada akhirnya mereka berdua tetap menikah pada tahun 1940 di Jalan Kesehatan II /25.{{Sfn|Soewito|1992|p=16-17}}
 
== Karya ==
 
* Perlawanan Rakyat SumatraSumatera Barat terhadap Kolonialisme Belanda, 1962
 
== Penghargaan ==
* [[Berkas:PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Utama]] (17 Agustus 1961)<ref>{{Cite web|title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-01-20|archive-date=2022-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 139 ⟶ 150:
{{s-off}}
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title=[[Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]]|years=1960—19661960–1966}}
{{s-aft |after = [[Abdul Harris Nasution]]}}
|-
{{s-bef|before=F.J. Inkiwang|rows=2|as=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian]]}}
{{S-ttl|title=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] & [[Daftar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia|Pertambangan Indonesia]]|years=1959—19641959–1964|rows=2}}
{{s-aft|after = [[Hadi Thayeb]]|as=[[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian Dasar]] }}
|-
Baris 167 ⟶ 178:
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh korban pembersihan komunis Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]