Pasar Tanah Abang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
 
(22 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batavia Pasar Tanah Abang TMnr 10014914.jpg|thumbjmpl|300px|Pasar Tanah Abang pada tahun [[1900]]-an]]'''Pasar Tanah Abang''' atau '''Pasar Sabtu''' dibangun oleh [[Yustinus Vinck]]<ref>Prapansyah, Aditya (2021) ''[http://repository.ub.ac.id/185125/1/Aditya%20Prapansyah.pdf Mambangkiak Batang Tarandam: Strategi Dagang Masyarakat Etnis Minangkabau Di Pasar Tanah Abang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210504055156/http://repository.ub.ac.id/185125/1/Aditya%20Prapansyah.pdf |date=2021-05-04 }}.'' Universitas Brawijaya.</ref> pada [[30 Agustus]] [[1735]]. [[Yustinus Vinck]] mendirikan Pasar Tanah Abang Pasar atas izin dari Gubernur Jenderal [[Abraham PatraminiPatras]]. Izin yang diberikan saat itu untuk Pasar Tanah Abang adalah untuk berjualan tekstil serta barang kelontong dan hanya buka setiap hari [[Sabtu]]. Oleh karena itu, pasar ini disebut Pasar Sabtu. Pasar ini mampu menyaingi [[Pasar Senen]] (Welter Vreden) yang sudah lebih dulu maju.
 
Pada tahun [[1740]] terjadi [[Geger Pecinan|Peristiwa ChineezenmoordGeger Pecinan]], yaitu pembantaian orang-orang ChinaTionghoa, perusakan harta benda, termasuk Pasar Tanah Abang diporak-porandakandiporakporandakan dan dibakar. Pada tahun [[1881]], Pasar Tanah Abang kembali dibangun dan yang tadinya dibuka pada hari [[Sabtu]], ditambah hari [[Rabu]], sehingga Pasar Tanah Abang dibuka 2 kali seminggu. Bangunan Pasar pada mulanya sangat sederhana ,terdiri dari dinding bambu dan papan serta atap rumbia dari 229 papan dan 139 petak bambu. Pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga akhir abad ke-19 dan bagian lantainya mulai dikeraskan dengan pondasi adukan. Pada tahun [[1913]], Pasar Tanah Abang kembali diperbaiki. Pada tahun [[1926]] pemerintah [[Batavia]] membongkar Pasar Tanah Abang dan diganti bangunan permanen berupa tiga los panjang dari tembok dan papan serta beratap genteng, dengan kantor pasarnya berada di atas bangunan pasar mirip kandang burung. Pelataran parkir di depan pasar menjadi tempat parkir kuda-kuda penarik delman dan gerobak. Di situ tersedia kobakan air yang cukup besar, dan di seberang jalan ada toko yang khusus menjual dedak makanan kuda. Beberapa puluh meter dari toko dedak ada sebuah gang yang dikenal sebagai Gang Madat, tempat lokalisasi para pemadat.
Pada zaman pendudukan Jepang, pasar ini hampir tidak berfungsi, dan menjadi tempat para gelandangan.
 
Pasar Tanah Abang semakin berkembang setelah dibangunnya [[Stasiun Tanah Abang]]. DitempatDi tempat tersebut mulai dibangun tempat-tempat seperti [[Masjid Al Makmur]] dan [[Klenteng Hok Tek Tjen Sien]] yang keduanya seusia dengan Pasar Tanah Abang. Pada tahun [[1973]], Pasar Tanah Abang diremajakan, diganti dengan 4 bangunan berlantai empat, dan sudah mengalami dua kali kebakaran, pertama tanggal [[30 Desember]] [[1978]], Blok A di lantai tiga dan kedua menimpa Blok B tanggal [[13 Agustus]] [[1979]]. Pada tahun [[1975]] tercatat kiosnya ada 4.351 buah dengan 3.016 pedagang.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
* [http://sweaterpolos.com/artikel-kaos/sejarah-pasar-tanah-abang-pusat-grosir-kaos-dulu-dan-sekarang]
*
 
{{Batavia}}
{{Lokasi wisata Daerah Khusus Ibukota Jakarta}}
 
[[Kategori:Pasar di Jakarta|Tanah Abang]]
[[Kategori:Kota Administrasi Jakarta Pusat]]
{{Jakarta-stub}}