Pasar Legi Songgolangit: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Kunci baru untuk Kategori:Pasar di Kabupaten Ponorogo: "legi" menggunakan HotCat |
|||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pasar Legi Songgolangit''' adalah nama pasar besar utama kota Ponorogo yang terletak di [[Ponorogo, Ponorogo|Kecamatan Ponorogo, Ponorogo]]. Walaupun terletak di dekat pusat kota Ponorogo, pasar ini merupakan pusat utama kegiatan jual beli masyarakat Ponorogo dan sekitarnya. Para pedagang dari beberapa daerah seperti Madiun, Pacitan, dan Trenggalek juga sering melakukan kegiatan jual beli di pasar ini.
== Sejarah Pasar Legi Songgolangit ==
Dulu pasar ini bernama Pasar Legi saja. Di masa Ponorogo lama, ada beberapa besar yang tersebar di area Ponorogo. Pasar Pon di kota lama yang sekarang termasuk dalam wilayah [[Babadan, Ponorogo|Kecamatan Babadan]], Pasar Pahing di [[Balong, Ponorogo|Kecamatan Balong]], Pasar Wage di [[Jetis, Ponorogo|Kecamatan Jetis]], Pasar Kliwon di [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]], [[Kauman, Ponorogo|Kecamatan Kauman]], dan Pasar Legi di Mernung kota tengah, sampai saat ini.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&id=cK1kAAAAMAAJ&dq=pasar+legi+ponorogo&focus=searchwithinvolume&q=pasar+legi|title=Babad Majapahit|last=Purwadi|date=2005|publisher=Media Abadi|isbn=9789793525488|language=id}}</ref>
Kota Ponorogo tidak memiliki stasiun kereta,
Berdasarkan sejarah modern sampai pada awal tahun 2000-an pasar ini masih bernama Pasa Legi, yang merupakan salah satu nama hari dalam sistem penanggalan Jawa. Namanya beralih menjadi Pasar Legi Songgolangit setelah mengalami kebakaran pada tahun 2002. Kejadian kebakaran itu berlangsung saat bulan Ramadan. Saat itu pasar terbakar habis. Pasca kebakaran pasar ini direnovasi total sehingga jauh berbeda dengan kondisi awalnya.
Bangunan pasar ini sekarang sudah cukup modern jika dibandingkan
Pasar Legi Songgolangit kembali mengalami kebakaran pada Mei 2017 dengan kurang lebih 500-an kios terbakar. Walaupun tidak sebesar kebakaran yang sebelumnya, tetapi kerugian yang diderita juga tidak sedikit. Sama seperti pada kebakaran sebelumnya, kebakaran Pasar Legi Songgolangit juga terjadi pada bulan Ramadhan.
== Legenda Dewi Songgolangit dan Asal-Usul Reog Ponorogo ==
Nama Dewi Songgolangit memiliki arti menyangga langit. Sehingga diartikan bahwa jika mendekati Dewi Songgolangit sama halnya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Dewi Songgolangit digambarkan sebagai putri kerajaan yang rupawan serta memiliki budi pekerti yang terpuji. Hal ini membuat banyak pangeran dan bangsawan berhasrat untuk menjadikannya istri. Salah satunya adalah Klonosewandono, yaitu salah satu pangeran dari Kerajaan Bantarangin (salah satu kerajaan di dekat daerah Ponorogo), yang ingin mempersunting Dewi Songgolangit.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=ZnYeAgAAQBAJ&pg=PA40&dq=dewi+songgo+langit&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjjiZyoxoHYAhUKto8KHVvSDJ4Q6AEINjAD#v=onepage&q=dewi%20songgo%20langit&f=false|title=The Gay Archipelago: Sexuality and Nation in Indonesia|last=Boellstorff|first=Tom|date=2005-10-17|publisher=Princeton University Press|isbn=9781400844050|language=en}}</ref> Disebutkan bahwa Dewi Songgolangit memberikan syarat bahwa dia mau menikah dengan Prabu Klonosewandono dengan sebuah syarat. Syarat ini didapatkan Sang Dewi dengan memohon petunjuk dari Sang Hyang Widhi dengan bersemedi. Syarat itu adalah Dewi menginginkan sebuah pertunjukan yang belum pernah ada sebelumnya, sehingga pada akhirnya Prabu Klonosewandono berhasil mendapatkan hati Dewi Songgolangit dengan mempertontonkan kesenian baru dan hewan berkepala dua sesuai syarat yang telah diucapkannya.
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
[[Kategori:Pasar di
[[Kategori:Ponorogo, Ponorogo]]
|