Sejarah teh di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Desy Cristalia (bicara | kontrib)
#1lib1ref
YessPraca (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 11:
Teh kering olahan dari Jawa tercatat pertama kali diterima di [[Amsterdam]] tahun 1835.<ref name="Setya"/> Setahun berikutnya, dilakukan swastanisasi perkebunan teh.
 
Teh jenis ''assamica'' mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh [[R.E. Kerkhoven]] di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi [[Pusat Penelitian Teh dan Kina]]. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh ''sinensis'' diganti dengan teh ''assamica'', dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.<ref name="Setya"/>
 
<!--
Baris 85:
* 1846 Kebun teh di seluruh Jawa kira-kira 4.500 bau (3.193 hektar).
* 1858 450 orang dikerahkan untuk penanaman kopi, 300.000 orang untuk menanam tebu, 110.000 orang menanam nila.
* 1832-1867 Saldo Untung ([[Batig slot]]) pemerintah Belanda mencapai 967 juta [[Gulden]].
 
== 1870 -1910 ==
Baris 96:
* 1880 Kebun Rakyat (Cibadak dan Cicurug).
* 1893 Luas Kebun Rakyat 300 ha.
* 1870-1900 Zaman [[Liberalisme]] (masuknya Modal Barat).
* 1900-1914 Pemerintah Hindia Belanda mencari bentuk pemerintahan yang mensejajarkan Barat dan Timur dan mendudukkan keduanya dalam satu kesatuan politik. Perubahan ini dilatarbelakangi oleh keinginan merdeka dari rakyat.
* 1901 Terjadi bencana hama pada tumbuhan tebu dan kopi.
Baris 112:
* 1923 Terjadi pemogokan pegawai kereta api.
* 1925 Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh pemerintah yang mencakup:
*# [[desentralisasi]],
*# perubahan pemerintahan,
*# perbaikan kesehatan rakyat dan emigrasi,
*# perbaikan pertanian dan peternakan, serta
*# pembangunan [[irigasi]] dan lalu lintas
 
Menjelang PD II - Perdagangan teh memberikan keuntungan besar bagi kas negeri pemerintah kolonial (berkantor di Amsterdam dan Roterdam).-Terdapat 324 perusahaan (259 perusahaan di Jawa Barat atau 78%)