Masjid Keramat Banua Halat: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Masjid Al-Mukarromah''' atau yang lebih dikenal dengan nama '''Masjid Keramat Banua Halat''' adalah masjid tua yang berada di desa Banua Halat Kiri, [[Tapin Utara, Tap...' |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Masjid di Kabupaten Tapin menggunakan HotCat |
||
(31 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious building
| infobox_width = 260px
|image=Masjid Al-Mukarromah, Tapin.jpg
|caption=
|building_name=Masjid Banua Halat
|location={{flagicon|Indonesia}} [[Kabupaten Tapin|Tapin]], [[Indonesia]]
|province=[[Kalimantan Selatan]]
|district=[[Tapin Utara, Tapin|Tapin Utara]]
|geo=
|religious_affiliation=[[Islam]] – [[Sunni]]
|website=
|architect=
|architecture_type=Masjid
|architecture_style=Banjar
|year_completed=[[1840]]
|construction_cost=
|capacity=
|length=
|width=
|dome_quantity=
|dome_height_outer=
|dome_dia_outer=
|minaret_quantity=
|minaret_height=
|materials=Ulin
}}
'''Masjid Banua Halat''' adalah salah satu masjid tertua di [[Kalimantan Selatan]] yang berada di desa [[Banua Halat Kiri, Tapin Utara, Tapin|Banua Halat Kiri]], Kecamatan [[Tapin Utara, Tapin|Tapin Utara]], [[Kabupaten Tapin]]. Masjid ini berjarak sekitar 120 km dari ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, [[Banjarmasin]].
== Sejarah ==
Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai Datu Ujung. Datu Ujung ini memiliki kehebatan yang masih dikenal sampai sekarang, yaitu tiang miring. Tiang ini menjadi salah satu tiang utama di masjid tersebut.▼
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 4.jpg|jmpl|Tampak depan Masjid Keramat Banua Halat]]
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat.jpg|jmpl|Masjid Keramat Banua Halat]]
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 2.jpg|jmpl|Bentuk atap lancip merupakan ciri khas dari Masjid bersejarah di Kalimantan Selatan]]
[[Berkas:Masjid Keramat Banua Halat 3.jpg|jmpl|Bagian atap Masjid Keramat Banua Halat]]
▲Tidak diketahui pasti kapan [[masjid]] ini dibangun. Menurut sejarah, masjid yang dikeramatkan tersebut dibangun H. Syafrullah atau yang dikenal orang terdahulu sebagai Datu Ujung (dalam versi lain ada yang juga menyebutkan kalau [[masjid]] ini didirikan oleh Haji Mungani Salingnata pada tahun [[1840]]). Datu Ujung ini memiliki kehebatan yang masih dikenal sampai sekarang, yaitu ''tiang miring''. Tiang ini menjadi salah satu tiang utama di masjid tersebut.
Setelah masjid selesai
▲“Saat pembangunan masjid tersebut tiang-tiang masjid dicari Datu Ujung ke Desa Batung Kecamatan Piani. Menurut sejarah pula, tiang-tiang itu hanya ditendang Datu Ujung dengan kesaktiannya hingga bisa dihanyutkan ke sungai dan sampai di depan Masjid Keramat yang berada di pinggiran Sungai Tapin,” urai Yahya.
== Mengeluarkan minyak ==
▲Setelah masjid selesai, lanjutnya, warga mengadakan selamatan. “Saat selamatan itu ternyata ikan untuk di makan warga kurang, lalu Datu Ujung berpesan kepada warga tolong jangan makan dulu tunggu sampai aku datang. Aku mau mengambil ikan dulu ke Negara (HSS). Warga pun tidak percaya, mengingat jarak antara Banua Halat dengan Negara sangat jauh, mustahil kalau harus menunggu Datu Ujung kembali dalam waktu singkat. Walhasil warga pun makan duluan, saat itulah Datu Ujung muncul dengan membawa banyak ikan,” beber Yahya.
Di salah satu tiang masjid, terdapat sebuah tiang yang mengeluarkan minyak. Tidak diketahui pasti kapan minyak itu keluar dan sebabnya. Banyak pengunjung masjid yang takjub akan hal itu. Bahkan mereka berebut mengelus sebuah tiang berminyak itu dengan kapas, tisu hingga lembaran uang kertas. Berbagai niat dan permintaan pun mereka utarakan saat mengusap tiang itu.<ref name="Masjid Keramat"/>
== Sempat dibakar ==
▲Dilanjutkan Yahya, melihat warga yang tidak mengindahkan pesannya tersebut, membuat Datu Ujung jadi marah hingga dia menghentakkan kakinya ke tanah hingga menimbulkan bekas tanah yang miring. Hingga sekarang, bekas pijakan tanah tersebut yang berada di di bagian pojok kanan masjid masih membekas.
Masjid ini pernah dibakar oleh [[Kolonial Belanda|Belanda]]. Pada saat terbakar, hampir seluruh material bangunan masjid yang berada di tepian sungai itu ludes. Yang tersisa hanya satu tiang utama yang kini terus mengeluarkan minyak itu. Kemudian, pada tahun [[1862]] '''Masjid Al-Mukarromah''' dibangun kembali.<ref name="Masjid Keramat">[http://202.146.4.120/read/artikel/13688/wow-tiang-masjid-di-tapin-selalu-keluarkan-minyak Banjarmasin Post - Tiang Masjid di Tapin Selalu Keluarkan Minyak]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. ''Banjarmasin Post''. Diakses pada 16 April 2010</ref>
== Peristiwa unik ==
“Di tahun 1935, saat lantai masjid ditegel dan dalam tahap akhir, datang Ibu Zahra dari Balikpapan ke masjid. Baru saja masuk ke masjid, tiba-tiba saja Ibu Zahra dirasuki Datu Ujung dan berkata, tolong bekas kedudukanku jangan diratakan, sebab itu menjadi ciri khas masjid ini,” tutur Yahya mengisahkan.▼
▲
Tidak hanya itu, kata Yahya, Datu Ujung juga berpesan apabila ada orang yang berziarah ke masjid ini, biar tidak ketemu Datu tapi masih bisa melihat sebuah tiang kayu ulin masjid yang menjadi peninggalan yang dikeramatkan sampai sekarang.▼
▲Tidak hanya itu
Cerita lainnya, masjid ini memiliki tajau (bejana) besar sebanyak 3 buah yang berasal dari abad 10 – 11 dinasti Tsung. Namun sekarang tersisa 2, sebab salah satunya pecah. “Tajau ini pun dipercaya warga sebagai tempat memandikan bayi dan orang yang ingin sembuh dari suatu penyakit. Bahkan sudah banyak yang terbukti kebenarannya. Selain itu tajau dulunya hingga sekarang masih dipergunakan untuk berwudhu bagi para jamaah,” ujar Yahya.▼
▲Cerita lainnya, masjid ini memiliki tajau (bejana) besar sebanyak 3 buah yang berasal dari abad 10 – 11 dinasti Tsung. Namun sekarang tersisa 2, sebab salah satunya pecah.
Sementara itu, kisah yang pernah terjadi di masjid ini adalah saat masjid ini pernah kehilangan sebuah jam dinding kuno yang besar, dicuri si tangan panjang pada tahun 1975. “Sehari usai jam besar tersebut dicuri, keesokan harinya jam tersebut dikembalikan orang yang mengambilnya ke tempat semula, dan anehnya orang tersebut menjadi hilang ingatan alias gila hingga akhirnya meninggal dunia,” cetus Yahya.▼
▲Sementara itu, kisah yang pernah terjadi di masjid ini adalah saat masjid ini pernah kehilangan sebuah jam dinding kuno yang besar, dicuri si "tangan panjang" pada tahun [[1975]].
Hingga sekarang masjid ini masih dikeramatkan, setiap hari selalu ada saja peziarah yang datang dan membaca doa selamat di masjid ini. Bahkan, setiap datangnya mualidurrasul, di masjid ini digelar baayun anak massal yang pesertanya mencapai 700 orang, tidak hanya anak tapi orang dewasa juga.▼
▲Hingga sekarang masjid ini masih dikeramatkan, setiap hari selalu ada saja peziarah yang datang dan membaca doa selamat di masjid ini. Bahkan, setiap datangnya bulan mualidurrasul, di masjid ini digelar upacara adat [[baayun
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [http://www.mediaindonesia.com/read/2009/06/06/77625/55/9/Tiang-Berminyak-Daya-Tarik-Masjid-Al-Mukarromah Media Indonesia - Tiang Berminyak Daya Tarik Masjid Banua Halat Tapin]▼
* https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim/masjid-tua-banua-halat-atau-masjid-al-mukarramah/
▲* http://www.mediaindonesia.com/read/2009/06/06/77625/55/9/Tiang-Berminyak-Daya-Tarik-Masjid-Al-Mukarromah
{{Masjid di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Keramat Banua Halat}}
[[Kategori:Masjid di Indonesia]]▼
[[Kategori:Masjid di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Tapin]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Kalimantan Selatan]]
|