Masjid Agung Syuhada Pelaihari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.3) (bot Menambah: jv:Masjid Agung Syuhada Pelaihari |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Masjid di Kabupaten Tanah Laut menggunakan HotCat |
||
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{coord|-3.7993528173349347|114.76434630990569|display=title}}
'''Masjid Agung Syuhada''' adalah sebuah [[masjid]] besar dan tertua di Kabupaten [[Kabupaten Tanah Laut|Tanah Laut]], [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]], dan menjadi kebanggaan masyarakat [[Pelaihari]].<ref>[http://nasional.inilah.com/read/detail/1764980/jejak-perjuangan-di-masjid-agung-syuhada-pelaihari Jejak Perjuangan di Masjid Agung Syuhada Pelaihari]. inilah.com. Diakses pada 20 Juni 2012</ref>▼
{{Infobox lokasi}}
== Sejarah ==▼
Dulu di Kampung Pelaihari, berdiri sebuah wadah peribadatan yang tidak diketahui kapan dibangunnya. Tempat itu terletak di tepi danau di Jalan Pusaka Pelaihari. Berkonstruksi kayu ulin, papan, dan beatap sirap berukuran 7x7 meter. Wadah peribadatan yang dikenal dengan nama masjid itulah para pejuang pergerakan kebangsaan, sering berkumpul. Bukan saja untuk ibadah, tapi juga mengatur strategi perjuangan.▼
▲'''Masjid Agung Syuhada''' adalah sebuah [[masjid]] besar dan tertua di Kabupaten [[Kabupaten Tanah Laut|Tanah Laut]], [[Kalimantan Selatan]], [[Indonesia]], dan menjadi kebanggaan masyarakat [[Pelaihari]].<ref>[http://nasional.inilah.com/read/detail/1764980/jejak-perjuangan-di-masjid-agung-syuhada-pelaihari Jejak Perjuangan di Masjid Agung Syuhada Pelaihari] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161013075104/http://nasional.inilah.com/read/detail/1764980/jejak-perjuangan-di-masjid-agung-syuhada-pelaihari |date=2016-10-13 }}. inilah.com. Diakses pada 20 Juni 2012</ref><ref name=":0">{{Cite web|last=M. Syaifuddin|first=Syahifuddin|date=11 April 2022|title=Sejarah Masjid Agung Syuhada Pelaihari|url=https://radarbanjarmasin.jawapos.com/tahulah-pian/1973147850/sejarah-masjid-agung-syuhada-pelaihari|website=Radar Banjarmasin|access-date=19 Mei 2024}}</ref>
Pemerintah Belanda tak pernah curiga di dalam bangunan itu ada perjuangan rakyat Pelaihari bermula. Hingga beberapa kali pecah perang, masjid itu tak pernah terbuka kedoknya sebagai tempat pengaturan serangan ke benteng Belanda.▼
▲== Sejarah ==
Menurut Sekretaris Umum Masjid Agung Syuhada Pelaihari, Khamarulzaman, di pasca kemerdekaan, peran masjid sedikit berubah. Hanya melayani jamaahnya beribadah. Namun seiring pertambahan penduduk, Masjid Agung Syuhada tak lagi mampu menampung jamaah.▼
▲Dulu di Kampung Pelaihari, berdiri sebuah wadah peribadatan sederhana yang tidak diketahui kapan dibangunnya. Tempat itu terletak di tepi danau di Jalan Pusaka Pelaihari. Berkonstruksi kayu ulin, papan, dan
▲Pemerintah Belanda tak pernah curiga di dalam bangunan itu ada perjuangan rakyat Pelaihari bermula. Hingga beberapa kali pecah perang, masjid itu tak pernah terbuka kedoknya sebagai tempat pengaturan serangan ke benteng Belanda.<ref name=":0" />
Dipelopori beberapa tokoh masyarakat, mereka membentuk panitia yang dibagi dalam dua kelompok kerja.Pertama bidang fatwa, yang terdiri H Mansur, H Jafri, H Abdul Gani, H Matran, H Ramli, H Anang Syukri, H Abdul Hamid, dan H Asmail. Mereka ini bertugas member fatwa hukum berdasarkan syariat▼
▲Menurut Sekretaris Umum Masjid Agung Syuhada Pelaihari, Khamarulzaman, di pasca kemerdekaan, peran masjid sedikit berubah. Hanya melayani jamaahnya beribadah. Namun seiring pertambahan penduduk, Masjid Agung Syuhada tak lagi mampu menampung jamaah. Warga pun bergotong royong. Bahu membahu membangun Masjid Agung Syuhada. Menurut catatan-catatan lama, masjid pertama dibangun tahun 1935.<ref name=":0" />
▲Dipelopori beberapa tokoh masyarakat, mereka membentuk panitia yang dibagi dalam dua kelompok kerja.Pertama bidang fatwa, yang terdiri H Mansur, H Jafri, H Abdul Gani, H Matran, H Ramli, H Anang Syukri, H Abdul Hamid, dan H Asmail. Mereka ini bertugas member fatwa hukum berdasarkan syariat Islam. Selain itu, dibentuk panitia kedua yang memberi motivasi masyarakat berwakaf dan infaq dan mereka lebih dikenal membidangi dana dan pengerahan massa secara massal, di antaranya Sidik, H Abdussyukur, H Khali, H Aanang Tuah, H Bakeri, H Hasim, H Abul Kadir, Hasbullah dan H Nunci.<ref name=":0" />
Selama pembangunan masjid, sebagaimana kisah masjid bersejarah lain di Kalsel, Masjid Agung Syuhada Pelaihari pun punya riwayat menarik. Misalnya, ketika mendatangkan empat sokoguru dari Kampung Jilatan dengan panjang 40 meter berdiameter 50 cm. Perjalanan dari Jilatan menuju Pelaihari ditempuh dengan menarik secara massal oleh warga Pelaihari.
Mereka dibantu masyarakat desa yang dilalui seperti Desa [[Jilatan, Batu Ampar, Tanah Laut|Jilatan]], [[Tajau Pecah, Batu Ampar, Tanah Laut|Tajau Pecah]], [[Tampang, Pelaihari, Tanah Laut|Tampang]], dan [[Sarang Halang, Pelaihari, Tanah Laut|Sarang Halang]]. Urusan makan dan minum, warga desa yang dilewati yang menyediakan.
Hingga sekitar tahun 2000, masjid ini berkembang menjadi lebih modern dengan tambahan luas tanah dan pembangunan tempat wudhu terpisah antara laki-laki dan perempuan. Ketidaksesuaian bangunan juga sempat terjadi, hingga mengalami pembongkaran pada bagian tempat wudhu yang telah dibangun.
== Arsitektur ==
Dari arsitektur bangunan, Masjid Agung Syuhada agaknya terpengaruh [[Masjid Agung Demak]], terutama bentuk atap 3 rangkapnya. Di masjid ini juga terdapat tiga kubah di atas mihrab, teras depan dan kubah di atas atap bangunan.
Penamaan Masjid Syuhada diambil dari masa perjuangan. Pada periode Panitia Pembanguan Masjid diketuai H Abdulah Sani tahun 2000, masjid ini pernah
Walau begitu, kini Masjid Agung Syuhada Pelaihari tetap semarak. Terlebih sejak digelar pengajian rutin oleh KH Ahmad Bakeri. Masjid tua ini semakin ramai jamaah. Ruang induk hingga plasa masjid selalu penuh jamaah
== Referensi ==
Baris 29 ⟶ 30:
{{Masjid di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Agung Syuhada Pelaihari}}
[[Kategori:Masjid di Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Kabupaten Tanah Laut]]
[[Kategori:Masjid di Kabupaten Tanah Laut]]
|