Assalamualaikum: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
tambah konten
 
(109 revisi perantara oleh 72 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{islam}}
[[File:assalamu-aleykum.svg|250px|thumb|Assalamualaikum dalam kaligrafi bahasa Arab.]]
'''Assalamu alaikum''' (<big><big>السلام عليكم</big></big> ''as-salāmu `alaykum'') merupakan [[salam]] dalam [[Bahasa Arab]], dan digunakan oleh kultur [[Muslim]]. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, yang dapat merekatkan Ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Untuk yang mengucapkan salam, hukumnya adalah Sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya.
'''Assalamualaikum''' ({{lang-ar|ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ}} ''{{transl|ar|ʾas-salāmu ʿalaykum}}'') merupakan [[salam]] dalam [[Bahasa Arab]], dan digunakan oleh kultur [[Muslim]] yang berarti secara bahasa "''Peace be upon you''"<ref>{{Cite web|date=2018-03-01|title=Assalamu Alaikum - What Does This Friendly Greeting Mean?|url=https://www.dictionary.com/e/slang/assalamu-alaikum/|website=Dictionary.com|language=en-US|access-date=2024-06-12}}</ref> atau [[Damai]] untuk mu. berasal dari ''salām'' (سَلَام, atau damai). Frasa lengkapnya adalah ''{{transl|ar|ʾas-salāmu ʿalaykum wa-raḥmatu -llāhi wa-barakātuh{{smallsup|ū}}}}'' ({{rtl-lang|ar|ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ}}). Salam ini termasuk dalam [[sunnah]] Nabi Islam [[Muhammad]]. Untuk yang mengucapkan salam, hukumnya adalah Sunnah.<ref>{{cite book|last=Masyhuri|first='Abdul 'Aziz|url=http://books.google.co.id/books?id=7zTCvClP9zcC&lpg=PA105&dq=masjid%20banjarmasin&pg=PA106#v=onepage&q=masjid%20banjarmasin&f=false|title=Masalah keagamaan: hasil muktamar dan munas ulama Nahdhatul Ulama kesatu-1928 s/d ketiga puluh, 2000|publisher=Agromedia Pustaka, 2004|isbn=9793762098|pages=106}}ISBN 978-979-3762-09-8</ref> Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya dengan [[Wa'alaikumussalam]].
 
Salam ini juga digunakan oleh [[budaya|kultur]] [[Kristen]] di [[Timur Tengah]] yang mempunyai arti <code>“kedamaian dan kesejahteraan”</code> bagi yang mengucapkan salam dan penerima salam tersebut. Salam ini sama dengan salam ''[[shalom aleichem]]'' dalam [[bahasa Ibrani]].
 
di [[Timur Tengah]] yang mempunyai arti kedamaian dan kesejahteraan bagi yang mengucapkan salam dan penerima salam tersebut. Salam ini sama dengan salam ''[[shalom aleichem]]'' dalam [[bahasa Ibrani]].
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hasyr Ayat 23:
Dialah [[Allah]], tidak ada ''ilaah'' (sesembahan) yang layak kecuali Dia, Maha Rajadiraja, yang Maha Suci, Maha Sejahtera, Maha Mengaruniai rasa aman, Maha Memelihara, Maha Perkasa, Maha Kuasa, Maha Memiliki segala keagungan. Maha Suci Allah dari segala yang mereka persekutukan.
 
Didalam ayat ini, ''As-Salaam'' (Maha Sejahtera) adalah satu dari Nama-nama Agung Allah SWT. Kini, Kita akan mencoba untuk memahami arti, keutamaan dan penggunaan kata Salam.
 
Sebelum terbitnya fajar Islam, orang Arab biasa menggunakan ungkapan-ungkapan yang lain, seperti Hayakallah yang artinya semoga Allah menjagamu tetap hidup, kemudian Islam memperkenalkan ungkapan Assalamu ‘alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa. [[Ibnu Al-Arabi]] didalam kitabnya ''Al-Ahkamul Qur’an'' mengatakan bahwa Salam adalah salah satu ciri-ciri Allah SWT dan berarti "Semoga Allah menjadi Pelindungmu".
 
== Makna ==
# Salam bukan sekadar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang diwujudkan dalam bentuk [[doa]] pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
# Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada [[Allah]]. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah.
# Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, "Aku berdoa semoga kamu sejahtera." Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan (perlakuannya), lidah (lisannya), dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga diri Anda.
 
[[Ibnu Al-Arabi]] di dalam Ahkamul Quran mengatakan:
Ungkapan Islami ini lebih berbobot dibandingkan dengan ungkapan-ungkapan kasih-sayang yang digunakan oleh bangsa-bangsa lain. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan-alasan berikut ini.
{{quotation|Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.}}
 
Dalam sebuah [[hadis]] disebutkan:
# Salam bukan sekedar ungkapan kasih-sayang, tetapi memberikan juga alasan dan logika kasih-sayang yang di wujudkan dalam bentuk doa pengharapan agar anda selamat dari segala macam duka-derita. Tidak seperti kebiasaan orang Arab yang mendoakan untuk tetap hidup, tetapi Salam mendoakan agar hidup dengan penuh kebaikan.
{{quotation|[[Muslim]] sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya{{butuh rujukan}}}}
# Salam mengingatkan kita bahwa kita semua bergantung kepada [[Allah]] SWT. Tak satupun makhluk yang bisa mencelakai atau memberikan manfaat kepada siapapun juga tanpa perkenan Allah SWT.
# Perhatikanlah bahwa ketika seseorang mengatakan kepada anda, "Aku berdoa semoga kamu sejahtera." Maka ia menyatakan dan berjanji bahwa anda aman dari tangan(perlakuan)-nya, lidah(lisan)-nya, dan ia akan menghormati hak hidup, kehormatan, dan harga-diri anda.
 
Jika kita memahami [[hadis]] ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat [[Muslim]]. Karena itu [[Muhammad]] sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan dia menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama di antara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
[[Ibnu Al-Arabi]] didalam Ahkamul Qur’an mengatakan:
 
{{cquote|Tahukah kamu arti Salam? Orang yang mengucapkan Salam itu memberikan pernyataan bahwa ‘kamu tidak terancam dan aman sepenuhnya dari diriku.’}}
 
Kesimpulannya bahwa Salam berarti:
* Mengingat (''[[dzikr]]'') [[Allah]] SWT,
* Pengingat diri,
* Ungkapan kasih sayang antar sesama [[Muslim]],
* Doa yang istimewa, dan
* Pernyataan atau pemberitahuan bahwa ‘anda aman dari bahaya tangan dan lidahku’
 
Dalam sebuah ''[[Hadits]]'' dikatakan:
 
{{cquote|[[Muslim]] sejati adalah bahwa dia tidak membahayakan setiap Muslim yang lain dengan lidahnya dan tangannya}}
 
Jika kita memahami ''[[Hadits]]'' ini saja, sudahlah cukup untuk memperbaiki semua umat [[Muslim]]. Karena itu [[Muhammad]] sangat menekankan penyebaran pengucapan Salam antar sesama Muslim dan beliau menyebutnya sebagai perbuatan baik yang paling utama diantara perbuatan-perbuatan baik yang anda kerjakan.
Ada beberapa Sabda Muhammad yang menjelaskan pentingnya ucapan salam antar seluruh Muslim.
 
{{Kutipan|Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA{{ra}} bahwa Rasulullah SAW{{saw}} bersabda: "Kamu tidak dapat memasuki [[Surga]] kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantaradi antara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal." (|author=[[Imam Muslim|Muslim]])}}
 
== Catatan lain ==
Abdullah bin Amr RA mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apakah amalan terbaik dalam Islam?” Rasulullah SAW menjawab: Berilah makan orang-orang dan tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.” (Sahihain)
Jika kita hendak memasuki suatu rumah, -sebagaimana yang sudah kita ketahui, memang kita patut mengucap ''Assalamu alaikum''. Cuma saja, ditambah. Disebutkan dalam kitab ''[[Fath al-Bari]]'' karangan [[Ibnu Hajar al-Asqalani]], "Dan dikeluarkan oleh [[Bukhari]] dalam ''[[Adabul-Mufrad]]'' dan [[Ibnu Abi Syaibah]] dengan sanad hasan," hendaknya mengucap ''Assalamu alaikum wa 'ala 'ibadillahish-shalihin''.<ref name=qiblati>{{cite journal |title=Mengucapkan Salam saat Rumah Kosong |journal=Qiblati |volume=12 |issue=8(/9?) |pages=61{{spaced ndash}}62 |year=2014 |author={{aut|Al-Buhairi, Syekh Mamduh Farhan}}}}</ref> (Semoga Allah Memberi keselamatan kepada kita dan hamba-hambaNya yang saleh) bila di dalam rumah tiada seorangpun di dalamnya. Tapi, bilamana di rumah kosong bukan kepunyaan orang muslim, maka yang diucap adalah ''Assalamu 'ala man ittaba'al-huda'' (Semoga keselamatan diberi bagi kepada siapa yang dipetunjuki [oleh Allah]). Jika ada yang masuk ke rumah dan mengucapkan salam kepada para [[malaikat]], maka itu tidak masalah. Disebutkan dalam ''[[Adab asy-Syar'iyyah]]'', karangan [[Ibnu Muflih al-Hanbali]], "Siapa yang masuk ke dalam rumah kosong, patutlah bagi dirinya untuk mengucap salam kepada dirinya sendiri, para malaikat, dan menjawab salamnya sendiri."<ref name=qiblati/>
 
Salam kepada nabi
Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: ”Orang yang lebih dekat kepada Allah SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam.” (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)
Peace be upon Noah within the Worlds. Quran 37:79
 
Peace be upon Abraham. Quran 37:109
Abdullah bin Mas’ud RA meriwayatkan Bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Salam adalah salah satu Asma Allah SWT yang telah Allah turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan Allah. Jika jama’ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam.” (Musnad Al Bazar, Al Mu’jam Al Kabir oleh At Tabrani)
Peace be upon Elias.Quran 37:130
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam.”
Peace be upon Moses and Aaron Quran 37:120
Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisa Ayat 86:
Peace," a word from a Merciful Lord. Quran 36:58
 
== Referensi ==
Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan maka balaslah dengan penghormatan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
{{reflist}}
 
{{Authority control}}
Demikianlah Allah SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hathim. Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, seseorang datang dan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum.” Maka Rasulullah SAW pun membalas dengan ucapan “Wa’alaikum salaam wa rahmah” Orang kedua datang dengan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah” Maka Rasulullah membalas dengan, “Wa’alaikum salaam wa rahmatullah wabarakatuh” . Ketika orang ketiga datang dan mengucapkan “Assalaamu’alaikum wa rahmatullah wabarakatuhu.” Rasulullah SAW menjawab: ”Wa’alaika”.
 
Orang yang ketiga pun terperanjat dan bertanya, namun tetap dengan kerendah-hatian, “Wahai Rasulullah, ketika mereka mengucapkan Salam yang ringkas kepadamu, Engkau membalas dengan Salam yang lebih baik kalimatnya. Sedangkan aku memberi Salam yang lengkap kepadamu, aku terkejut Engkau membalasku dengan sangat singkat hanya dengan wa’alaika.” Rasulullah SAW menjawab, “Engkau sama sekali tidak menyisakan ruang bagiku untuk yang lebih baik. Karena itulah aku membalasmu dengan ucapan yang sama sebagaimana yang di jabarkan Allah didalam Al-Qur’an.”
 
Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa, membalas Salam dengan tiga frasa (anak kalimat) itu hukumnya Sunnah, yaitu cara yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kebijaksanaan membatasi Salam dengan tiga frasa ini karena Salam dimaksudkan sebagai komunikasi ringkas bukannya pembicaraan panjang.
 
Didalam ayat ini Allah SWT menggunakan kalimat obyektif tanpa menunjuk subyeknya. Dengan demikian Al-Qur’an mengajarkan etika membalas penghormatan. Disini secara tidak langsung kita diperintah untuk saling memberi salam. Tidak adanya subyek menunjukkan bahwa hal saling memberi salam adalah kebiasaan normal dan wajar yang selalu dilakukan oleh orang-orang beriman. Tentu saja yang mengawali mengucapkan salamlah yang lebih dekat kepada Allah SWT sebagaimana sudah dijelaskan diatas.
Hasan Basri menyimpulkan bahwa:
 
“ Mengawali mengucapkan salam sifatnya adalah sukarela, sedangkan membalasnya adalah kewajiban”
Disebutkan didalam Muwattha’ Imam Malik, diriwayatkan oleh Tufail bin Ubai bin Ka’ab bahwa, Abdullah bin Umar RA biasa pergi ke pasar hanya untuk memberi salam kepada orang-orang disana tanpa ada keperluan membeli atau menjual apapun. Ia benar-benar memahami arti penting mengawali mengucapkan salam.
Pada bagian kalimat terakhir Surat An-Nisa ayat 86, Allah SWT berfirman:
 
… Sesungguhnya Allah akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.
Disini, mendahului memberi salam dan membalasnya juga termasuk yang diperhitungkan. Maka kita hendaknya menyukai mendahului memberi salam. Sama halnya kita harus membalas salam demi menyenangkan Allah SWT dan menyuburkan kasih-sayang diantara kita semua.
 
Rasulullah SAW selanjutnya memberikan arahan memberi salam bahwa:
* Orang yang berkendaraan harus memberi salam kepada pejalan-kaki.
* Orang yang berjalan kaki memberi salam kepada yang duduk.
* Kelompok yang lebih sedikit memberi salam kepada kelompok yang lebih banyak jumlahnya.
* Yang meninggalkan tempat memberi salam kepada yang tinggal.
* Ketika pergi meninggalkan atau pulang ke rumah, ucapkanlah salam meski tak seorangpun ada di rumah (malaikat yang akan menjawab).
* Jika bertemu berulang-ulang maka ucapkan salam setiapkali bertemu.
Pengecualian kewajiban menjawab salam:
* Ketika sedang sholat. Membalas ucapan salam ketika sholat membatalkan sholatnya.
* Khatib, orang yang sedang membaca Al-Qur’an, atau seseorang yang sedang mengumandangkan Adzan atau Iqamah, atau sedang mengajarkan kitab-kitab Islam.
* Ketika sedang buang air atau berada di kamar mandi.
Selanjutnya, Allah SWT menerangkan keutamaan salam didalam surat Al-An’aam ayat 54:
 
Jika orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) datang kepadamu, ucapkanlah “Salaamun’alaikum (selamat-sejahtera bagimu)”, Tuhanmu telah menetapkan bagi diri-Nya kasih-sayang. (Yaitu) Bahwa barangsiapa berbuat kejahatan karena kejahilannya (tidak tahu/bodoh) kemudian ia bertaubat setelah itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 
Di ayat ini Allah SWT memerintah Nabi Muhammad SAW sehubungan dengan orang-orang beriman yang miskin, yang hampir semuanya menumpang tinggal di tempat para sahabat. Walaupun orang-orang kafir yang kaya meminta agar Rasulullah SAW mengusir para dhuafa’ itu supaya orang-orang kaya itu bisa bersama Rasulullah, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyambut para dhuafa’ Muslim itu dengan ‘Assalamu ‘alaikum’ pada sa’at kedatangan mereka. Hal ini mengandung dua arti: Pertama, menyampaikan penghormatan dari Allah SWT kepada mereka. Ini adalah kehormatan dan penghargaan yang tinggi bagi Muslim yang miskin dan tulus hati. Perlakuan ini menguatkan hati dan menambah semangat mereka. Arti ke-dua, menyampaikan sambutan yang baik yang pantas mereka terima, atas ijin Allah SWT, dengan nyaman, damai dan tenang, meskipun jika mereka membuat beberapa kesalahan.
 
Semoga Allah SWT menganugerahi kita kesanggupan untuk melaksanakan pengucapan salam dengan semangat islami yang lurus didalam hidup kita sehari-hari dan dengan melaksanakannya menumbuhkan kasih-sayang dan persatuan diantara kita. Amiin.
 
Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London) Translated by Ir. Gusti Noor Barliandjaja and Muhammad Arifin M.A. (Madinah)
 
[[Kategori:Ucapan Islami]]
[[Kategori:Bahasa Arab]]
[[Kategori:Kata dan frasa Arab]]
 
[[Kategori:Kata dan frasa salam]]
[[ar:السلام (إسلام)]]
[[da:Salam]]
[[de:Salam]]
[[en:As-Salamu Alaykum]]
[[ml:അസ്സലാമു അലൈക്കും]]
[[ms:Assalamu alaikum]]
[[nl:Salam]]
[[pl:Salam alejkum]]
[[pt:Salaam Aleikum]]
[[sv:Assalam Alaikum]]