Pollotarianisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Putri Naomi (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
|||
Baris 8:
|[[pola makan nabati]]
}}|belowstyle=background:#20B2AA;;}}
'''Pollotarianisme''' merupakan praktik [[Diet (nutrisi)|pola makan]] [[semi vegetarian]] yang memasukkan menu unggas sebagai satu-satunya sumber daging ke dalam menu makan hariannya. Mereka yang menekuni pola makan ini masih bisa mendapatkan asupan daging yang berasal dari ayam, bebek, hingga kalkun dalam jumlah sedang sebagai pengganti [[daging merah]] seperti [[sapi]], kambing, dan domba.<ref>{{Cite web|date=2019-08-09|title=Diet Pollotarian: Protokol, Manfaat, dan Efek Samping|url=https://doktersehat.com/gaya-hidup/seputar-tips-diet/pollotarian-diet/|website=Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - DokterSehat|language=en-US|access-date=2022-10-22}}</ref> Selain unggas, pola makan ini sebagian besar berkisar pada konsumsi makanan [[Tumbuhan|nabati]], seperti [[sayur]]an, [[Buah|buah-buahan]], [[serealia utuh]], [[buah geluk]] atau kacang pohon, [[biji-bijian]], dan lemak sehat. Mereka juga mengonsumsi [[telur]] tetapi tidak selalu mengonsumsi produk turunan dari susu.<ref name=":0">{{Cite web|last=Vecchiarelli|first=Samantha|date=2021-06-13|title=Check Out These Exciting New Products from Our Place -|url=https://holrmagazine.com/check-out-these-exciting-new-products-from-our-place/|language=en|access-date=2022-10-22}}</ref>
== Sumber makanan ==
Beberapa bahan makanan yang memungkinkan untuk dikonsumsi pada pola makan pollotarian di antaranya adalah serealia utuh dan produknya ([[kinoa]], [[haver]], [[milet]], ''[[farro]]''), buah-buahan ([[apel]], [[anggur]], [[pisang]], [[beri]], [[pir]]), Sayuran ([[brokoli]], [[Bayam jepang|bayam]], [[cucurbita]], [[kentang]] ), kacang-kacangan ([[Lens culinaris|miju-miju]], [[kacang arab]] ''black bean'', [[kacang jogo]] ), kacang pohon, ''nut butter'', dan biji-bijian ([[biji labu]], [[mentega almond]], [[kacang kenari]]), unggas ([[Ayam peliharaan|daging ayam]], [[kalkun]], [[bebek]]), makanan berprotein nabati ([[tahu]], ''pea protein'', ''[[seitan]]'' ), lemak sehat ([[alpukat]], [[minyak zaitun]], [[kelapa]], [[minyak kelapa]]), dan produk ''non-dairy'' ([[sari kacang almond]], [[yoghurt]] kelapa, [[santan]]).<ref name=":1">{{Cite web|date=2019-08-05|title=What Is a Pollotarian Diet? Benefits, Food Lists, and More|url=https://www.healthline.com/nutrition/pollotarian|website=Healthline|language=en|access-date=2022-10-22}}</ref>
Kata ''pollo'' dalam pollotarian merupakan akar kata dari [[bahasa Spanyol]] dan [[Bahasa Italia|Italia]] yang memiliki arti [[Ayam peliharaan|ayam ternak]] (''chicken''). Untuk beberapa alasan, Pollotarian merupakan pola makan bagi orang-orang yang ingin memulai langkah kecil menuju [[Vegetarisme|vegetarian]], atau karena peduli akan dampak kesehatan dan lingkungan dari mengonsumsi daging merah.<ref>{{Cite web|last=Erickson|first=Agnes|date=2021-02-12|title=The Truth About The Pollotarian Diet|url=https://www.healthdigest.com/333049/the-truth-about-the-pollotarian-diet/|website=Health Digest|language=en-US|access-date=2022-10-22}}</ref> Sebuah studi menunjukkan bahwa produksi daging sapi mengeluarkan sekitar 500% lebih banyak [[gas rumah kaca]], membutuhkan 2800% lebih banyak lahan dan 1100% lebih banyak air daripada hewan ternak lainnya.<ref name=":0" />
== Manfaat ==
Saat ini tidak banyak [[penelitian]] yang dilakukan mengenai pola makan pollotarian secara khusus, teteapi potensi manfaat kesehatannya sebagian besar didasarkan pada pengurangan konsumsi daging merah dan [[daging olahan]]. Pollotarianisme juga memberikan manfaat yang serupa dengan yang ditawarkan oleh pola makan vegetarian karena juga menekankan pada makanan nabati.<ref name=":1" /> Sumber makanan ini juga seringnya tinggi serat dan rendah [[lemak jenuh]] sehingga dapat melindungi dari [[Diabetes melitus tipe 2|diabetes tipe 2]]. Satu studi kepada lebih dari 60.000 orang dewasa menemukan bahwa semi-vegetarian 1,5% lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki diabetes tipe 2, dibandingkan dengan non-vegetarian.<ref>{{Cite journal|last=Tonstad|first=Serena|last2=Butler|first2=Terry|last3=Yan|first3=Ru|last4=Fraser|first4=Gary E.|date=2009-05|title=Type of vegetarian diet, body weight, and prevalence of type 2 diabetes|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19351712/|journal=Diabetes Care|volume=32|issue=5|pages=791–796|doi=10.2337/dc08-1886|issn=1935-5548|pmc=2671114|pmid=19351712}}</ref>
Beberapa penelitian juga telah mengaitkan bahwa tingginya asupan daging merah terutama daging olahan dapat meningkatkan risiko terkena [[Sakit jantung|penyakit jantung]].<ref>{{Cite journal|last=Bernstein|first=Adam M.|last2=Sun|first2=Qi|last3=Hu|first3=Frank B.|last4=Stampfer|first4=Meir J.|last5=Manson|first5=JoAnn E.|last6=Willett|first6=Walter C.|date=2010-08-31|title=Major Dietary Protein Sources and the Risk of Coronary Heart Disease in Women|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2946797/|journal=Circulation|volume=122|issue=9|pages=5|doi=10.1161/CIRCULATIONAHA.109.915165|issn=0009-7322|pmc=2946797|pmid=20713902}}</ref> Sebaliknya, studi berbasis populasi menghubungkan asupan unggas dengan penurunan risiko penyakit jantung. Hubungan ini disebabkan oleh peningkatan asupan unggas yang mengakibatkan penurunan asupan daging merah.<ref>{{Cite journal|last=Takata|first=Yumie|last2=Shu|first2=Xiao-Ou|last3=Gao|first3=Yu-Tang|last4=Li|first4=Honglan|last5=Zhang|first5=Xianglan|last6=Gao|first6=Jing|last7=Cai|first7=Hui|last8=Yang|first8=Gong|last9=Xiang|first9=Yong-Bing|date=2013-02-22|title=Red Meat and Poultry Intakes and Risk of Total and Cause-Specific Mortality: Results from Cohort Studies of Chinese Adults in Shanghai|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3579947/|journal=PLoS ONE|volume=8|issue=2|pages=e56963|doi=10.1371/journal.pone.0056963|issn=1932-6203|pmc=3579947|pmid=23451121}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Park|first=Kyong|last2=Son|first2=Jakyung|last3=Jang|first3=Jiyoung|last4=Kang|first4=Ryungwoo|last5=Chung|first5=Hye-Kyung|last6=Lee|first6=Kyong Won|last7=Lee|first7=Seung-Min|last8=Lim|first8=Hyunjung|last9=Shin|first9=Min-Jeong|date=2017-05-15|title=Unprocessed Meat Consumption and Incident Cardiovascular Diseases in Korean Adults: The Korean Genome and Epidemiology Study (KoGES)|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5452228/|journal=Nutrients|volume=9|issue=5|pages=498|doi=10.3390/nu9050498|issn=2072-6643|pmc=5452228|pmid=28505126}}</ref> Selain risiko penyakit jantung, asupan daging merah yang tinggi terutama daging olahan, berkaitan dengan peningkatan risiko jenis kanker tertentu termasuk [[Kanker usus besar|kanker kolorektal]].<ref>{{Cite journal|last=Aykan|first=Nuri Faruk|date=2015-12-28|title=Red Meat and Colorectal Cancer|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4698595/|journal=Oncology Reviews|volume=9|issue=1|pages=288|doi=10.4081/oncol.2015.288|issn=1970-5565|pmc=4698595|pmid=26779313}}</ref>
|