Ubedilah Badrun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 20873700 oleh 182.2.39.102 (bicara)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 116.206.8.22 (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(22 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{BLP unsourcedsources|date=JanuariDesember 2022}}
'''Ubedilah Badrun''', S.Pd., M.Si. ({{lahirmati|[[Sendang, Karangampel, Indramayu|Desa Sendang]], [[Karangampel, Indramayu|Kecamatan Karangampel]], [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]]|15|3|1972}}) adalah akademisi, analis sosial politik, dan aktivis gerakan mahasiswa dan pendiri [[FKSMJ]] 1996, sebuah organisasi pergerakan mahasiswa yang kemudian menjadi motor penting gerakan [[reformasi]] 1998. Oleh para aktivis Jakarta ia dijuluki sebagai ''Idiolog'' FKSMJ. Berbeda dengan tokoh aktivis lainnya yang memilih masuk ke [[partai politik]] dan masuk menjadi anggota [[DPR]], ia lebih memilih jalan hening untuk menjadi guru, membentuk karakter anak bangsa dan menggeluti dunia tulis menulis.
 
== Riwayat Hidup ==
== Pendidikan dan Aktivitas Internasional ==
Ubedilah Badrun lahir di [[Sendang, Karangampel, Indramayu|Desa Sendang]], [[Karangampel, Indramayu|Kecamatan Karangampel]], [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]], [[15 Maret]] [[1972]]. Pernah mengikuti kuliah di beberapa perguruan tinggi antara lain di [[Ma’had Alhikmah]] Jakarta (1994-1995), [[STF Driyarkara]] Jakarta mengambil program ''Extension Course'' (1995-1997) dan menyelesaikan S1 di FPIPS IKIP Jakarta ([[Universitas Negeri Jakarta]] / [[UNJ]]) lulus tahun 1998. Tahun 2003 menyelesaikan S2 di Program Pascasarjana Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) [[Universitas Indonesia]] (UI). Di Jepang aktif mengikuti seminar ''Japan Education Forum'' (JEF II) tahun 2005 dan ''Japan Education Forum'' (JEF III) tahun 2006. Selain itu juga pernah menjadi ''leader'' di kegiatan ''Yoron Adventure School'' yang diselenggarakan oleh ''International Youth Association of Japan'' pada tahun 2005 dan mengikuti kegiatan ''Indonesia and Togo Homestay of Friendship''- ''Program of International Exchange 2006'' yang diselenggarakan oleh ''Togo Town International Association'' [[Jepang]] pada tahun 2006.
 
=== Pendidikan dan Aktivitas Internasional ===
== Kuliah, Aktivitas Organisasi, dan Gerakan Reformasi 1998 ==
Ubedilah Badrun lahir di [[Sendang, Karangampel, Indramayu|Desa Sendang]], [[Karangampel, Indramayu|Kecamatan Karangampel]], [[Kabupaten Indramayu]], [[Jawa Barat]], [[15 Maret]] [[1972]]. Pernah mengikuti kuliah di beberapa perguruan tinggi antara lain di [[Ma’had Alhikmah]] Jakarta (1994-1995), [[STF Driyarkara]] Jakarta mengambil program ''Extension Course'' (1995-1997) dan menyelesaikan S1 di FPIPS IKIP Jakarta ([[Universitas Negeri Jakarta]] / [[UNJ]]) lulus tahun 1998. TahunPada tahun 2003 menyelesaikan S2 di Program Pascasarjana Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) [[Universitas Indonesia]] (UI). Di Jepang aktif mengikuti seminar ''Japan Education Forum'' (JEF II) tahun 2005 dan ''Japan Education Forum'' (JEF III) tahun 2006. Selain itu juga pernah menjadi ''leader'' di kegiatan ''Yoron Adventure School'' yang diselenggarakan oleh ''International Youth Association of Japan'' pada tahun 2005 dan mengikuti kegiatan ''Indonesia and Togo Homestay of Friendship''- ''Program of International Exchange 2006'' yang diselenggarakan oleh ''Togo Town International Association'' [[Jepang]] pada tahun 2006.
Semasa kuliah pernah terpilih sebagai mahasiswa berprestasi utama (I) IKIP [[Jakarta]] tahun 1995 dan memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi dari [[Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] RI. Pada tahun yang sama terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa IKIP Jakarta (kini UNJ). Tahun 1995-1996 aktif membidani lahirnya [[FKSMJ]] (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) hingga terpilih sebagai Presidium FKSMJ tahun 1996, sebuah organisasi yang menjadi salah satu motor penting gerakan mahasiswa 1998. Selain itu, aktif juga di Lembaga Dakwah Kampus sejak 1993. Tahun 1995 pernah diciduk mabes [[POLRI]] saat menjadi pimpinan simpul gerakan demonstrasi menuntut [[Harmoko]] diadili dan [[Golkar]] dibubarkan di depan gedung [[Kejaksaan Agung]]. Pada [[26 Desember]] [[1997]], ia memimpin demonstrasi menolak pencalonan kembali [[Soeharto]] sebagai [[Presiden RI]]. Pada [[6 Maret]] [[1998]], ia pernah mengingatkan [[Bacharuddin Jusuf Habibie|B.J.Habibie]] melalui tabloid Xpose bahwa jika Habibie mau menjadi [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] maka ia akan menjadi tumbal karena [[Soeharto]] akan jatuh sebagai Presiden, dan pada gilirannya Habibie yang akan menggantikan Soeharto juga akan jatuh karena kondisi bangsa yang rusaknya terlalu sistemik [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/03/04/0058.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060917223740/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/03/04/0058.html |date=2006-09-17 }}. Di organisasi mahasiswa ekstra kampus, pernah aktif di HMI MPO sebagai Ketua Umum [[HMI MPO]] Cabang Jakarta tahun 1997-1998 dan Ketua Umum HMI MPO badan koordinasi (Badko) Jawa bagian barat tahun 1998-1999. Sehari sebelum pendudukan [[gedung DPR/MPR]], ia memimpin rapat strategi gerakan [[reformasi]] (Ubedilah menyebutnya gerakan reformasi total untuk menggantikan istilah revolusi) bersama para aktivis FKSMJ dan FKMIJ hingga keputusan pendudukan gedung DPR/MPR itu final. Kemudian, bersama kelompok gerakan mahasiswa lainnya (FKSMJ dan [[FORKOT]]), di pagi buta pada tanggal [[18 Mei]] 1998 ia memimpin ratusan massa HMI MPO demontrasi menduduki gedung DPR/MPR hingga jatuhnya Soeharto pada [[21 Mei]] 1998. Pada tahun 1999 masih aktif memimpin demonstrasi menolak [[Pemilu 1999]], melakukan aksi bubarkan Golkar, dan mengusung dibentuknya [[Dewan Presidium Nasional]] (DPN). Sebuah lembaga transisional yang bertugas memimpin pemerintahan transisi, mengadili Soeharto beserta kroninya, dan mengadakan pemilu untuk memilih pemerintahan definitif. Gagasan yang muncul pasca jatuhnya Soeharto ini telah memiliki kemenangan moral bahwa mengubah Indonesia memang harus total tidak setengah-setengah, namun gagasan ini kini tertelan waktu seiring terjadinya perubahan politik hasil [[Pemilu 2004]].
 
=== Kuliah, Aktivitas Organisasi, dan Gerakan Reformasi 1998 ===
Semasa kuliah pernah terpilih sebagai mahasiswa berprestasi utama (I) IKIP [[Jakarta]] tahun 1995 dan memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi dari [[Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]] RI. Pada tahun yang sama terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa IKIP Jakarta (kini UNJ). Tahun 1995-1996 aktif membidani lahirnya [[FKSMJ]] (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) hingga terpilih sebagai Presidium FKSMJ tahun 1996, sebuah organisasi yang menjadi salah satu motor penting gerakan mahasiswa 1998. Selain itu, Ia aktif juga di Lembaga Dakwah Kampus sejak 1993. TahunKegiatan aktivis lainnya adalah pada tahun 1995 pernah diciduk mabes [[POLRI]] saat menjadi pimpinan simpul gerakan demonstrasi menuntut [[Harmoko]] diadili dan [[Golkar]] dibubarkan di depan gedung [[Kejaksaan Agung]]. Pada [[26 Desember]] [[1997]], ia memimpin demonstrasi menolak pencalonan kembali [[Soeharto]] sebagai [[Presiden RI]]. Pada [[6 Maret]] [[1998]], ia pernah mengingatkan [[Bacharuddin Jusuf Habibie|B.J.Habibie]] melalui tabloid Xpose bahwa jika Habibie mau menjadi [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] maka ia akan menjadi tumbal karena [[Soeharto]] akan jatuh sebagai Presiden, dan pada gilirannya Habibie yang akan menggantikan Soeharto juga akan jatuh karena kondisi bangsa yang rusaknya terlalu sistemik [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/03/04/0058.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060917223740/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1998/03/04/0058.html |date=2006-09-17 }}. Di organisasi mahasiswa ekstra kampus, pernah aktif di HMI MPO sebagai Ketua Umum [[HMI MPO]] Cabang Jakarta tahun 1997-1998 dan Ketua Umum HMI MPO badan koordinasi (Badko) Jawa bagian barat tahun 1998-1999. Sehari sebelum pendudukan [[gedung DPR/MPR]], ia memimpin rapat strategi gerakan [[reformasi]] (Ubedilah menyebutnya gerakan reformasi total untuk menggantikan istilah revolusi) bersama para aktivis FKSMJ dan FKMIJ hingga keputusan pendudukan gedung DPR/MPR itu final. Kemudian, bersama kelompok gerakan mahasiswa lainnya (FKSMJ dan [[FORKOT]]), di pagi buta pada tanggal [[18 Mei]] 1998 ia memimpin ratusan massa HMI MPO demontrasi menduduki gedung DPR/MPR hingga jatuhnya Soeharto pada [[21 Mei]] 1998. Pada tahun 1999 masih aktif memimpin demonstrasi menolak [[Pemilu 1999]], melakukan aksi bubarkan Golkar, dan mengusung dibentuknya [[Dewan Presidium Nasional]] (DPN). Sebuah lembaga transisional yang bertugas memimpin pemerintahan transisi, mengadili Soeharto beserta kroninya, dan mengadakan pemilu untuk memilih pemerintahan definitif. Gagasan yang muncul pasca jatuhnya Soeharto ini telah memiliki kemenangan moral bahwa mengubah Indonesia memang harus total tidak setengah-setengah, namun gagasan ini kini tertelan waktu seiring terjadinya perubahan politik hasil [[Pemilu 2004]].
 
Di organisasi mahasiswa ekstra kampus, pernah aktif di HMI MPO sebagai Ketua Umum [[HMI MPO]] Cabang Jakarta tahun 1997-1998 dan Ketua Umum HMI MPO badan koordinasi (Badko) Jawa bagian barat tahun 1998-1999. Sehari sebelum pendudukan [[gedung DPR/MPR]], ia memimpin rapat strategi gerakan [[reformasi]] (Ubedilah menyebutnya gerakan reformasi total untuk menggantikan istilah revolusi) bersama para aktivis FKSMJ dan FKMIJ hingga keputusan pendudukan gedung DPR/MPR itu final. Kemudian, bersama kelompok gerakan mahasiswa lainnya (FKSMJ dan [[FORKOT]]), di pagi buta pada tanggal [[18 Mei]] 1998 ia memimpin ratusan massa HMI MPO demontrasi menduduki gedung DPR/MPR hingga jatuhnya Soeharto pada [[21 Mei]] 1998. Pada tahun 1999 masih aktif memimpin demonstrasi menolak [[Pemilu 1999]], melakukan aksi bubarkan Golkar, dan mengusung dibentuknya [[Dewan Presidium Nasional]] (DPN). Sebuah lembaga transisional yang bertugas memimpin pemerintahan transisi, mengadili Soeharto beserta kroninya, dan mengadakan pemilu untuk memilih pemerintahan definitif. Gagasan yang muncul pasca jatuhnya Soeharto ini telah memiliki kemenangan moral bahwa mengubah Indonesia memang harus total tidak setengah-setengah, namun gagasan ini kini tertelan waktu seiring terjadinya perubahan politik hasil [[Pemilu 2004]].
 
== Aktivitas Mengajar dan Karya Tulisnya ==
Pernah mengajar di [[Labschool]] Jakarta (1997-2002) dan pernah menjadi ''vice principal'' di ''Tokyo Indonesian School'' (SRIT) sambil mendalami budaya dan politik Jepang hingga akhir tahun 2006. Sepulang dari Jepang, ia kini mengajar di Universitas Negeri Jakarta untuk mata kuliah Sosiologi Politik pada jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS).<ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_dosen/OTY4NURBRjQtMDE2My00NDdCLUEyRjItNjA2Mzc0Mjg3MDNB</ref> Beberapa karya tulisnya telah dipublikasikan di sejumlah media massa baik lokal maupun nasional. Karya tulisnya antara lain:

* ''Sufistik, Formaslistik dan Aksi Sosial'' ([[Harian Terbit]], 1995),
* ''Menduga Kemungkinan Suksesi Nasional 1998'' (dalam buku Perubahan Tanpa Gejolak?, [[Roch Basuki Mangunprojo]], 1997),
* ''Pendidikan Politik Yang Buruk'' ([[Kompas]], 2000),
* ''Kultur Universitas?'' ([[Transformasi-UNJ]], 2001),
* ''Membaca Kemungkinan Dua Presiden'' ([[Media Indonesia]], 2001),
* ''Bila Golkar Menang [[Pemilu 2004]]'' ([[Jawa Pos]], 2003),
* ''Di Balik Kemenangan Koizumi'' ([[www.hminews.com]], 2005),
* ''Mr.President: Mr.Cuek'' ([[www.kammi-jepang.net]], 2006), ''The American Policy towards Islamic World Should be Changed''([[www.hminews.com]], 2006), dan buku ''Radikalisasi Gerakan Mahasiswa: Kasus HMI MPO'' ([[Media Raushan Fekr]], Mei 2006). Selain itu, suami dari Hartini Nara dan ayah dari Qurrota A’yun Nisa (almarhumah), Sana Shabira Turfa, dan Hanna Aisha Adibah ini juga hobi menulis puisi, cerpen, dan berencana menerbitkan sebuah novel.
* ''The American Policy towards Islamic World Should be Changed'' ([[www.hminews.com]], 2006)
* ''Radikalisasi Gerakan Mahasiswa: Kasus HMI MPO'' ([[Media Raushan Fekr]], Mei 2006).
 
Selain itu, suami dari Hartini Nara dan ayah dari Qurrota A’yun Nisa (almarhumah), Sana Shabira Turfa, dan Hanna Aisha Adibah ini juga hobi menulis puisi, cerpen, dan berencana menerbitkan sebuah novel.
 
== Pranala luar ==
Baris 23 ⟶ 40:
 
[[Kategori:Kelahiran 1972]]
[[Kategori:TokohAkademikus dari IndramayuIndonesia]]
[[Kategori:Aktivis 98]]
[[Kategori:Alumni Universitas Negeri Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh HMI]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:AkademisiTokoh Indonesiadari Indramayu]]
[[Kategori:Aktivis 98]]
[[Kategori:Tokoh HMIIslam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]