Soesilo Toer: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Templat dengan kontrol karakter Unicode) |
|||
(20 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
| name = Soesilo Toer
| image =
| alt =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date and age|1937|2|17}}
| birth_place = [[Blora]], [[Jawa Tengah]]
| death_date =
| death_place =
| residence = Jalan Pramoedya Ananta Toer (ex Jalan Sumbawa) No. 40, Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah
| nationality = [[Hindia Belanda]]
| other_names =
|known_for = Adik [[Pramoedya Ananta Toer]] dan mendirikan [[Perpustakaan Pataba]].▼
| employer = [[Perpustakaan Pataba]]
|occupation = Pengurus perpustakaan▼
▲| known_for = Adik [[Pramoedya Ananta Toer]] dan mendirikan [[Perpustakaan Pataba]].
| notable_works = Dunia Samin, Republik Jalan Ketiga, Anak Bungsu, Serigala, Pentalogi Pram
| Spouse = *{{marriage|Suciati Atmo|1962}}
*{{marriage|Wiwiek|1979}}
*{{marriage|Suratiyen|1989}}
| children = 1
| mother = Oemi Saidah
| father = Mastoer
| awards = Novel Terbaik Prasidatama 2018
| education = [[Akademi Keuangan Bogor]]
[[Universitas Persahabatan Rakyat Rusia]]
[[Plekhanov Russian University of Economics]]
| years_active = 1950-sekarang
}}
'''Soesilo Toer''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|17|2|1937}}) merupakan adik dari sastrawan Indonesia [[Pramoedya Ananta Toer]]. Selain dikenal sebagai lulusan doktor universitas di [[Uni Soviet]], dia juga mengurusi [[Perpustakaan Pataba]], di rumah masa kecil Pramoedya. Pada usia tuanya, dia masih aktif mengurusi dunia perbukuan.
Sehari-hari hidup dari menjual buku, menulis, penyunting, memulung, memelihara ayam dan kambing meskipun ia punya gelar doktoral dan mengelola perpustakaan yang terkenal sampai ke luar negeri.
Soesilo
== Masa kecil ==
Soesilo lahir di [[Blora]] pada tanggal 17 Februari 1937. Rumah masa kecilnya ada di [[Jetis, Blora, Blora|Jetis]], [[Blora, Blora|Kecamatan Blora]], [[Kabupaten Blora]]. Ayahnya bernama Mastoer, yang kemudian mengubah namanya menjadi Toer saja karena menurutnya Mas berbau feodal, seorang guru dan aktivis [[Boedi Oetomo]] dan ibunya bernama Siti Saidah.<ref name=kom2/> Ia lahir sebagai anak ke-7 dari 9 bersaudara.<ref name=kom1/> Di usia yang 4 tahun, ibunya meninggal dunia.<ref name=kom2>{{cite news |url=https://regional.kompas.com/read/2018/06/05/10033231/kisah-soesilo-toer-mengenang-pramoedya-ananta-toer-cinta-tanah-air-dan-islam?page=all |title=Kisah Soesilo Toer Mengenang Pramoedya Ananta Toer, Cinta Tanah Air dan Islam Tulen (3) |author=Nugroho, Puthut Dwi Putranto |editor=Damanik, Caroline |
|editor=Damanik, Caroline |
== Masa dewasa ==
Menginjak masa dewasa, ia berkuliah di [[Universitas Indonesia]] jurusan Ekonomi dan pindah ke Akademi Keuangan Bogor.<ref name=unesa>{{cite web |url=https://www.unesa.ac.id/soesilo-toer-sosok-sastrawan-yang-fenomenal |title=Soesilo Toer Sosok Sastrawan yang Fenomenal |publisher=[[Universitas Negeri Surabaya]] |date=17 Februari 2018 |accessdate=7 Juli 2018}}</ref> Ia ke
Lulus kuliah, ia bekerja sebagai pegawai pada sebuah perusahaan [[asuransi]] yang dinasionalisasi karena tuntutan buruh. Seketika, hidupnya pun mengingkat, dan ia menjadi sejahtera, tidak melarat. Walau begitu, ia tidak menyukainya karena menurutnya, "membosankan, setiap hari hanya dipenuhi angka-angka. Kantornya berisik oleh suara mesin hitung, mesin bagi, mesin tulis, mesin bagi, dan mesin kali".<ref name="kom1" />
Selama 11 tahun di Rusia, == Pulang ke Indonesia ==
Pada tahun 1973, pada masa pemerintahan [[Soeharto]],
Pada tahun 1980, [[Pramoedya Berstatus sebagai eks-tapol [[Orde Baru]] menyebabkan kehidupan Soesilo
== Kehidupan masa tua ==
=== Memulung dan pekerjaan lain ===
Pada masa tuanya dia bekerja sebagai pemulung untuk melanjutkan hobi yang ia mulai sejak kecil,<ref name=tempo/><ref name=okezone1/> biasanya bergerak memunguti sampah bernilai jual mulai sehabis
Selain memulung, ia juga menjual [[ayam]] dan [[kambing]], masih memiliki penerbitan yang bernama Pataba Press,<ref name=okezone1/> dan masih aktif menulis
Soesilo Toer juga aktif mengisi berbagai acara di berbagai universitas maupun komunitas seperti [[Universitas Negeri Surabaya]], [[Universitas Airlangga]], [[Universitas Negeri Semarang]], [[Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro,]] [[Universitas Ahmad Dahlan]], [[Universitas Tanjungpura]], [[Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar|Universitas Islam Negeri Alaudddn Makassar]], [[Universitas Nasional Malaysia|Universitas National Malaysia]], [[Universitas Telkom]], [[Universitas Islam Negeri Walisongo]], [[Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati|Universitas Islam Negeri Sunan Gunung]], [[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya|Universitas Islam Negeri Sunan Ampel]], [[Universitas Islam Nusantara]], [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Brawijaya]], [[Universitas Negeri Malang]], [[Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang|Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim]], [[Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta|Universitas Islam Negeri Raden Mas Sahid]], [[Universitas Padjadjaran|Universitas Padjajaran]], [[Universitas Muria Kudus]], [[Universitas Islam Nahdlatul Ulama|Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara]], [[Universitas Jember]], [[Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember]], Universitas Yudharta Pasuruan, dsb.
=== Perpustakaan Pataba ===
{{main|Perpustakaan Pataba}}
Perpustakaan Pataba diresmikan tepat pada 30 April 2006, hari
Perpustakaan Pataba terkenal sampai luar daerah, — bahkan luar negeri. Perpustakaan ini menjadi rujukan bagi para penulis, mahasiswa, dan para peneliti luar negeri untuk mencari rujukan sastra. Dari [[Amerika]], [[Prancis]], [[Bulgaria]], [[Jerman]], dan termasuk negara-negara Asia.<ref name=okezone1/>
==
Pada tahun 2015, dua orang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) Visian Pramudika dan Diana Noviana, yang mengikuti Eagle Award Documentary Contest yang diselenggarakan oleh [[MetroTV|Metro TV]], membuat film yang mengangkat tema tentang [[Soesilo Toer]], dengan judul film Tinta Perajut Bangsa<ref>{{Cite web|last=humas|date=2015-08-28|title=Mahasiswa Unnes Meraih Beasiswa Eagle Award Documentary Competition|url=https://unnes.ac.id/mahasiswa-unnes-meraih-beasiswa-eagle-award-documentary-competition/|website=Universitas Negeri Semarang|language=id-ID|access-date=2024-05-20}}</ref> dan berhasil memenangkan Kategori Film Favorit Pemirsa.<ref>{{Cite web|last=Hens|first=Henry|date=2015-11-16|title=Hanung Bramantyo-Christine Hakim Pilih Film Dokumenter Terbaik|url=https://www.fimela.com/entertainment/read/2366911/hanung-bramantyo-christine-hakim-pilih-film-dokumenter-terbaik|website=fimela.com|language=id|access-date=2024-05-20}}</ref>
▲Soesilo memiliki istri bernama Suratiyem dan seorang anak bernama Benee Santoso. Benee sendiri dibanggakannya karena ia salah satu dari sekitar 50 anak dari cucu Mastoer yang menekuni bidang tulis-menulis. Ia menguasai bahasa Jawa, Rusia, [[bahasa Inggris|Inggris]], [[bahasa Belanda|Belanda]], dan [[bahasa Jerman|Jerman]]. Dan, ia menyebut dirinya sendiri [[diglosia]], karena menguasai beberapa bahasa.<ref name=tempo/><ref name=kom1/>
Pada tahun 2018, novel [[Soesilo Toer]] yang berjudul ''Dunia Samin'' mendapatkan hadiah Prasidatama dari Balai Bahasa Jawa Tengah untuk kategori Novel Terbaik. Pada tahun ini pula Bupati Blora [[Djoko Nugroho]] memberikan hadiah kepada [[Soesilo Toer]] sebagai Mentor kepada Para Penulis Muda.
Pada tahun 2019, [[Soesilo Toer]] diundang ke acara Hitam Putih [[Trans7|Trans 7]] yang dibawakan oleh [[Deddy Corbuzier]] setelah berita tentang hobinya sebagai pemulung diangkat ulang oleh Jawa Pos Radar Kudus dan viral. Setelah itu, beberapa media massa elektronik juga membuat film dokumenter tentang Soesilo Toer seperti Kumparan, Asumsi, Beginu, Espos Indonesia, Kompas.com, Jateng Pos TV, TVRI Jawa Tengah, dll.
Pada tahun 2023, [[Soesilo Toer]] mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Sastra dan Penulis Aktif hingga Lansia dari Jawa Pos Radar Kudus dalam acara yang diselenggarakan di [[Kabupaten Rembang|Rembang]].
Pada tahun 2024, buku anak-anak [[Soesilo Toer]] berjudul ''Komponis Kecil'' yang mengangkat kisah tentang [[Idris Sardi]] masuk dalam Rekomendasi Buku Sastra Masuk Kurikulum untuk SD/MI yang diluncurkan oleh Mendikbudristek, [[Nadiem Makarim]]. Program tersebut dikuratori oleh [[Abidah El Khalieqy|Abidah El-Khalieqy]], [[Dewi Kharisma Michellia]], [[Eka Kurniawan]], Felix K Nesi, [[Oka Rusmini]], [[M. Aan Mansyur|M Aan Mansyur]], [[Mahfud Ikhwan]], Martin Suryajaya, [[Okky Madasari]], Ramayda Akmal, [[Reda Gaudiamo]], [[Saras Dewi]], [[Triyanto Triwikromo]], [[Zen Hae]], Agustinus Prih Adiartanto, Iin Indriyati, dan Sekar Ayu Adhaningrum.
== Karya-karyanya ==
Di bawah ini merupakan karya-karya Soesilo Toer:<ref name="tempo" />
* ''Suka Duka si Pandir'' (novel, 1963)
* ''Komponis Ketjil dan Tjerita-tjerita Lain'' (Kumpulan cerita anak-anak, 1963)
Baris 83 ⟶ 114:
* ''Kritik Sekitar Hari Pendidikan Nasional dan Pendidikan Nasional'' (esai pendidikan, 2019)
* ''Raja Gembul'' (cerita anak-anak, 2020)
*''Dari Blora ke Siberia'' (
*''Perjuangan Sebuah Lembaga Pendidikan'' (sejarah, pendidikan, 2022)
*''[[:en:Autobiographies of Maxim Gorky|Masa Kecil]]'' (novel terjemahan, 2022)
*''Antologi Cerpen Dunia'' (kumpulan cerpen terjemahan, 2022)
== Rujukan ==
{{reflist}}
[[Kategori:Akademikus Indonesia]]
|