Suku Mentawai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
MSDunggu (bicara | kontrib)
menambahkan pranala
kata berulang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|popplace = [[Kepulauan Mentawai]]
|langs = [[Bahasa Mentawai]]
|rels = Arat[[Kristen]] Sabulungan(Mayoritas), [[Islam]], Kristen[[Arat Sabulungan]]
|related = [[Sakuddei]], [[Nias]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Als kippen uitgedoste Mentawai mannen tijdens een dans in een dorp aan een rivier op Siberoet TMnr 60043043.jpg|jmpl|200px|Tarian oleh pria Mentawai yang menggambarkan ayam. Foto:KITLV (diambil sebelum 1940).]]
'''Suku Mentawai''' adalah penghuni asli [[Kepulauan Mentawai]]. Sebagaimana [[suku Nias]] dan [[suku Enggano]], mereka adalah pendukung budaya [[Proto-Melayu]] yang menetap di Kepulauan [[Nusantara]] sebelah barat. Daerah hunian warga [[Mentawa|Mentawai]], selain di Mentawai juga di Pulau [[Pagai Utara]] dan [[Pagai Selatan]]. Suku ini dikenal sebagai peramu dan ketika pertama kali dipelajari belum mengenal bercocok tanam. Tradisi yang khas adalah penggunaan tato di sekujur tubuh, yang terkait dengan peran dan status sosial penggunanya. Kebudayaan tato Mentawai, yang dikenal dengan nama ''titi'' disebutkan hampir punah. ''Titi'' masih dilestarikan di Pulau Siberut meski di beberapa pulau yang ada di Kepulauan Mentawai, SumatraSumatera Barat, sudah jarang dijumpai. <ref>{{Cite web|title=Tato Mentawai Hampir Punah - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13280384/tato-mentawai-hampir-punah|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
 
== Sejarah ==
'''Mentawai''' (juga dikenal sebagai '''Mentawei''' dan '''Mentawi''') adalah penduduk asli [[Kepulauan Mentawai]], sekitar 100 mil dari provinsi [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Mereka menjalani gaya hidup [[pemburu-pengumpul]] [[nomaden|semi-nomaden]] di lingkungan pesisir dan [[hutan hujan]] di pulau-pulau tersebut.
 
== Demografi ==
Baris 31:
''Artikel utama :'' [[Bahasa Mentawai]]
 
Bahasa Mentawai dituturkan di Desa Monganpoula, Kecamatan [[Siberut Utara, Kepulauan Mentawai|Siberut Utara]]; Desa Maileppet, [[Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Siberut Selatan]]; dan Desa Sioban, [[Pulau Sipora|Kecamatan Sipora]], dan Desa Makalo, [[Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai|Kecamatan Pagai Selatan]], Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi SumatraSumatera Barat.
 
Bahasa Mentawai terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Siberut Utara, (2) dialek Siberut Selatan,dan (3) dialek Sipora Pagai. Dialek Siberut Utara dituturkan di Desa Monganpoula, Kecamatan Siberut Utara. Dialek Siberut Selatan dituturkan di Desa Maileppet, Kecamatan Siberut Selatan. Dialek Sipora Pagai dituturkan di Desa Sioban, Kecamatan Sipora, dan Desa Makalo, Kecamatan Pagai Selatan. Dialek Sipora-Pagai merupakan dialek standar karena sebaran geografisnya paling luas dan paling banyak jumlah penuturnya serta berada di pusat pemerintahan kabupaten.
Baris 42:
=== Sistem kekerabatan ===
Sebuah uma dapat dihuni oleh sekitar 5- 10 keluarga inti , bahkan ada yang sampai 20 keluarga. Keluarga-keluarga ini menempati sebuah uma berdasarkan garis keturunan dari ayah (patrilineal). Dengan demikian sebuah uma merupakan kesatuan keluarga luas patrilineal. Kelompok kekerabatan yang para anggotanya merasa berasal dari satu keturunan patrilineal disebut muntogat. Satu kesatu muntogat memiliki sebuah ''uma'' tertentu yang dijadikan pusat aktivitas para anggotanya.<ref name=":0" />
 
 
== Marga ==
Masyarakat suku Mentawai juga memiliki marga, sebagai identitas nama keluarga yang dipakai di belakang nama setiap masyarakat Mentawai.
Marga-marga yang terdapat pada masyarakat suku Mentawai, memiliki lebih 50 marga<ref>{{Cite web|title=Proto Malayan: Marga Suku Mentawai|url=http://protomalayans.blogspot.com/2012/05/marga-suku-mentawai.html|website=Proto Malayan|access-date=2023-07-10}}</ref>:
 
'''A'''
 
* Anakalang
 
'''B'''
 
* Berisigep
 
'''G'''
 
* Galet
* Gougou
 
'''K'''
 
* Kainde
* Kasirebbeb
 
'''L'''
 
* Laggaiku
* Leleu
 
'''M'''
 
* Malakopa
* Melei
 
'''O'''
 
* Oinan
 
'''P'''
 
* Paabanan
* Panandean
* Pangetuat
* Pasowbaliok
* Purorogat
 
'''S'''
 
* Sababalat
* Sabaggalet
* Sabajou
* Sabebegen
* Sabelau
* Sabola
* Sadodolu
* Saerejen
* Sagalak
* Sagoilok
* Sagugurat
* Saguntung
* Sagurug
* Sagurung
* Sagurung
* Saguruwjuw
* Saibuma
* Sailokoat
* Sakailoat
* Sakeletuk
* Sakerebau
* Sakerengan
* Sakeru
* Sakoan
* Sakobou
* Sakoikoi
* Sakukuret
* Sakulok
* Salabi
* Salabok
* Salaisek
* Salakkomak
* Salamanang
* Salamao
* Saleilei
* Saleleu
* Saleleubaja
* Salimu
* Samairapkoat
* Samalinggai
* Samalobak
* Samaloisa
* Samangilailai
* Sambentiro
* Samongilailai
* Sanene
* Sangaimang
* Saogo
* Sapalakkai
* Sapeai
* Sapelege
* Sapojai
* Sarogdok
* Saroro
* Sasaleji
* Satoinong
* Satoko
* Satoleuru
* Saumanuk
* Saumatgerat
* Saurei
* Seminora
* Sikaraja
* Sikatsila
* Sikerey
* Silainge
* Simakoklo
* Simasingin
* Sipatiti
* Siribaru
* Siribere
* Siriottoi
* Siriparang
* Siriratei
* Sirirui
* Sirisagu
* Sirisokut
* Siritoitet
* Siritubui
 
'''T'''
 
* Taileleu
* Talopulei
* Tasirileuleu
* Tasirleleu
* Tatebburuk
* Tateuteu
* Tatubeket
* Tetubekket
 
== Mata pencaharian hidup ==
Makan pokok orang Mentawai adalah sagu dan ikan. Sagu mereka peroleh dari hutan rawa-rawa yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka. Kini mereka juga sudah mengenal beras sebagai makanan sehari-hari. Salah satu makanan khas orang Mentawai yang selalu ada, terutama dalam upacara atau pesta adat, adalah daging babi. Mereka juga berladang dengan cara membuka hutan dengan cara membuka hutan dengan cara membuka hutan, dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana. Tanaman yang ditanam umumnya juga dijadikan makanan sehari-hari, seperti keladi dan ubi jalar. Mereka juga biasa memakan buah-buah yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka, misalnya durian, pisang, pepaya, dsb. Pekerjaan lainnya adalah berburu binatang di hutan dan menangkap ikan di sungai, rawa-rawa, atau laut. Daerah ini juga menghasilkan hasil hutan yang diperdagangkan sampai ke luar daerah Mentawai, misalnya kayu, damar, dan rotan. Hasil perdagangan lainnya adalah cengkeh dan kopra. Kebutuhan sehari-hari lainnya biasanya mereka dapatkan melalui hubungan perdagangan dengan orang luar, terutama dari [[kota Padang]].<ref name=":0" />
 
== Referensi ==