Suku Mentawai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Nyilvoskt memindahkan halaman Etnis Mentawai ke Suku Mentawai dengan menimpa pengalihan lama
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
kata berulang
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 10:
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Als kippen uitgedoste Mentawai mannen tijdens een dans in een dorp aan een rivier op Siberoet TMnr 60043043.jpg|jmpl|200px|Tarian oleh pria Mentawai yang menggambarkan ayam. Foto:KITLV (diambil sebelum 1940).]]
'''Suku Mentawai''' adalah penghuni asli [[Kepulauan Mentawai]]. Sebagaimana [[suku Nias]] dan [[suku Enggano]], mereka adalah pendukung budaya [[Proto-Melayu]] yang menetap di Kepulauan [[Nusantara]] sebelah barat. Daerah hunian warga [[Mentawa|Mentawai]], selain di Mentawai juga di Pulau [[Pagai Utara]] dan [[Pagai Selatan]]. Suku ini dikenal sebagai peramu dan ketika pertama kali dipelajari belum mengenal bercocok tanam. Tradisi yang khas adalah penggunaan tato di sekujur tubuh, yang terkait dengan peran dan status sosial penggunanya. Kebudayaan tato Mentawai, yang dikenal dengan nama ''titi'' disebutkan hampir punah. ''Titi'' masih dilestarikan di Pulau Siberut meski di beberapa pulau yang ada di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, sudah jarang dijumpai. <ref>{{Cite web|title=Tato Mentawai Hampir Punah - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13280384/tato-mentawai-hampir-punah|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2023-04-17}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 182:
 
== Mata pencaharian hidup ==
Makan pokok orang Mentawai adalah sagu dan ikan. Sagu mereka peroleh dari hutan rawa-rawa yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka. Kini mereka juga sudah mengenal beras sebagai makanan sehari-hari. Salah satu makanan khas orang Mentawai yang selalu ada, terutama dalam upacara atau pesta adat, adalah daging babi. Mereka juga berladang dengan cara membuka hutan dengan cara membuka hutan dengan cara membuka hutan, dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana. Tanaman yang ditanam umumnya juga dijadikan makanan sehari-hari, seperti keladi dan ubi jalar. Mereka juga biasa memakan buah-buah yang banyak terdapat di sekitar tempat tinggal mereka, misalnya durian, pisang, pepaya, dsb. Pekerjaan lainnya adalah berburu binatang di hutan dan menangkap ikan di sungai, rawa-rawa, atau laut. Daerah ini juga menghasilkan hasil hutan yang diperdagangkan sampai ke luar daerah Mentawai, misalnya kayu, damar, dan rotan. Hasil perdagangan lainnya adalah cengkeh dan kopra. Kebutuhan sehari-hari lainnya biasanya mereka dapatkan melalui hubungan perdagangan dengan orang luar, terutama dari [[kota Padang]].<ref name=":0" />
 
== Referensi ==