Hokkien Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Anak Deli (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
| nativename = 棉蘭福建話<br>{{transl|nan|Mî-lân Hok-kiàn-oā}} {{font|size=70%|([[Pe̍h-ōe-jī|POJ]])}}
| states = [[Indonesia]]
| region = [[Medan]], [[Pematangsiantar]], [[Kisaran]], [[Rantau Prapat]], [[Tebing Tinggi]], [[Tanjungbalai]], [[Binjai]], [[Jakarta]] dan kota-kota sekitar di [[Sumatera Utara]].
| ethnicity = SukuOrang Hokkien, KaumTionghoa PeranakanMedan Babanyonyapada Medanumumnya.
| fam1 = Sinitik
| fam2 = Min
| fam3 = [[Bahasa Min Selatan]]
| fam4 = Cuan-Ciang
| fam5 = Ciangciu[[Dialek Zhangzhou]]
| fam6 = Dialek Haiteng
| fam7 = [[Hokkien Penang]]
| isoexception = Dialek
| lingua = 79-AAA-jek
| contoh_terjemahan = Saya suka makan kue Angku, tapi tidak suka yang berisi kacang hijau. Saya lebih suka yang berisi kacang tanah. KalauKalaupun tidak ada, yang berisi kelapa campurbercampur gula Batak (merah) punjuga lezat.
}}
 
'''Hokkien Medan''' adalah variasi lokal dari [[Bahasa Hokkien]] yang dipakai antara [[Tionghoa|kaum Tionghoa]] di [[Kota Medan|Medan]], [[Sumatera Utara]], [[Indonesia]]. Bahasa tersebut merupakan [[Basantara|lingua franca]] di kota Medan dan juga kota-kota sekitar [[Sumatera Utara]]. Hokkien Medan juga digunakan oleh komunitas perantau asal Medan seperti di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Hokkien Medan Hokkiendianggap adalahsebagai subdialek dari [[Dialek Zhangzhou|Hokkien Ciangciu (漳州)]], khususnya [[:en:Haicheng,_Fujian|subdialek Haiteng (海澄)]] .namun Hokkiensudah Medan meminjam cukupmenyerap banyak kata serapaan dari [[dialekbahasa Tiociu]], [[Suku Melayu Deli|Melayu Deli]] dan [[Bahasa Indonesia]].
 
Hokkien Medan pada umumnya adalah dialek lisan, yang diturunkan secara lisan dan jarang ditulis dalam ortografi [[:en:Written_Hokkien|Hokkien sastra]]. Terlebih lagi, rezim Orde Baru menerapkan penekanan dan melarang [[Aksara Han|aksara Tionghoa]] dan [[Budaya Tionghoa|tradisi Tionghoa]] di muka umum.<ref>Suryadinata, L. (1976). Indonesian Policies toward the Chinese Minority under the New Order. ''Asian Survey'', ''16''(8), 770–787. <nowiki>https://doi.org/10.2307/2643578</nowiki></ref> Walaupun demikian, sejalan berkembangnya [[media sosial]], Hokkien Medan sering ditulis dengan [[Ejaan yang Disempurnakan|Ejaan Yang Disempurnakan]], dan mengabaikan tanda nada sekaligus.<ref>{{Cite web|title=KUMPULAN KALIMAT DENGAN BAHASA HOKKIEN|url=https://belajarhokkienmedan.blogspot.com/2017/10/kumpulan-kalimat-dengan-bahasa-hokkien.html|access-date=2023-10-13}}</ref>
 
 
Bila membandingkan Hokkien Medan dengan dialek Hokkien yang digunakan di negara lain seperti Malaysia dan Singapura, Hokkien medan kurang lebih dapat dimengerti. Bagaimanapula, Hokkien Medan paling serupa dengan [[:en:Penang_Hokkien|Hokkien Penang]]. Sebegitu miripnya kedua dialek tersebut sehingga sangat sulit bagi kaum awam membedakannya, kecuali bila pengguna Hokkien medan tidak banyak mencampur kata serapan Melayu Deli dan Bahasa Indonesia dalam penuturannya.
==Kemiripan dengan Hokkien Penang ==
Bila membandingkan Hokkien Medan dengan dialek Hokkien yang digunakan di negara lain seperti Malaysia dan Singapura, Hokkien medan kurang lebih dapat dimengerti. BagaimanapulaBagaimanapun juga, Hokkien Medan paling serupamirip dengan [[:en:Penang_Hokkien|Hokkien Penang]]. Sebegitu miripnya kedua dialek tersebut sehingga sangat sulit bagi kaum awam membedakannya, kecuali bila pengguna Hokkien medan tidak banyak mencampur kata serapan Melayu Deli dan Bahasa Indonesia dalam penuturannya.
 
== Sejarah ==
Asal muasal penutur Hokkien medan secara linguistik dapat ditelusur balik ke [[:en:Penang_Hokkien|Hokkien Penang]]<ref>{{Citation|title=2. Penang and the Big Five in Regional Context|date=2015-12-31|url=http://dx.doi.org/10.1355/9789814515030-008|work=Penang Chinese Commerce in the 19th Century|pages=14–46|access-date=2023-10-13|publisher=ISEAS Publishing}}</ref> dan [[Kedah]].<ref>{{Cite journal|last=Wilson|first=H. E.|last2=Khoo|first2=Gilbert|last3=Lo|first3=Dorothy|date=1980|title=Asian Transformation. A History of South-East, South and East Asia.|url=http://dx.doi.org/10.2307/2757476|journal=Pacific Affairs|volume=53|issue=2|pages=306|doi=10.2307/2757476|issn=0030-851X}}</ref> Petanda awal datangnya Tionghoa ke Medan terbukti dalam penemuan arkeologi di [[Pulau Kampai]]<ref>{{Cite journal|last=Dussubieux|first=Laure|last2=Soedewo|first2=Ery|date=2018|title=The glass beads of Kampai Island, Sumatra|url=http://link.springer.com/10.1007/s12520-016-0438-5|journal=Archaeological and Anthropological Sciences|language=en|volume=10|issue=5|pages=1129–1139|doi=10.1007/s12520-016-0438-5|issn=1866-9557}}</ref> and [[Museum Situs Kota China|Kota China]]<ref>{{Cite journal|last=McKinnon|first=E. E.|date=1977|title=Research at Kota Cina, a Sung-Yüan period trading site in East Sumatra|url=https://www.persee.fr/doc/arch_0044-8613_1977_num_14_1_1355|journal=Archipel|volume=14|issue=1|pages=19–32|doi=10.3406/arch.1977.1355}}</ref>, menunjukkan kehadiran pedagang Tionghoa sedini abad ke-12 masehi. Ketika [[:en:John_Anderson_(diplomatic_writer)|John Anderson]] dikirim untuk misi diplomatis ke pesisir timur Sumatera pada tahun 1823, ia mencatat adanya orang Tionghoa dalam jumlah sangat kecil di tanah Deli,<ref>{{Cite book|last=Anderson|first=John|year=1826|title=Mission to the east coast of Sumatra, in 1823, under the direction of the Government of Prince of Wales Island|location=United Kingdom|publisher=Edinburgh : Blackwood ; London : Cadell.|pages=296}}</ref> dan sekitar 50 sampai 100 orang Tionghoa di Asahan.<ref>Anderson, John (1826). ''Mission to the east coast of Sumatra, in 1823, under the direction of the Government of Prince of Wales Island''. United Kingdom: Edinburgh : Blackwood ; London : Cadell. p.&nbsp;318</ref> Perdagangan antara pesisir timur Sumatera dengan [[Pulau Pinang|Penang]] dan [[Melaka]] sudah terjalin dan berkembang pada masa itu.
 
Bangkitnya [[Kabupaten Deli Serdang|Deli]] sebagai eksportir utama tembakau membawa influks [[Kuli]] Tionghoa dari [[Pulau Pinang|Penang]]. Pada tahun 19801880, Kuli Tionghoa di Sumatera Timur telah mencapai angka 53,806.<ref>Anthony Reid, An Indonesian Frontier: Acehnese & Other Histories of Sumatra (Singapore: Singapore University Press, 2005), p. 223.</ref> Pentingnya peran Penang bagi ekonomi Deli dan pengaruh kaum elit [[Orang Peranakan|Babanyonya]] Penang dan Lima [[Kongsi]] Besar tidak dapat dipungkiri. [https://overseaschineseinthebritishempire.blogspot.com/2011/12/cheah-choo-yew.html Cheah Choo Yew (1841-1931)] ialah salah satu pelopor dari [http://cheahkongsi.org/ Cheah Kongsi] yang berkelahiran [[Kabupaten Langkat|Langkat]], Sumatera Timur. [https://overseaschineseinthebritishempire.blogspot.com/2012/11/khoo-cheow-teong.html Khoo Cheow Teong] (1840-1916) ialah cicitnya [[Koh Lay Huan]] (Kapitan Cina Penang yang pertama) dan cucu dari Khoo Wat Seng (perintis [https://www.khookongsi.com.my/ Khoo Kongsi]). Ia menjabat sebagai Kapitan Cina di [[Kabupaten Asahan|Asahan]] selama 26 tahun. Saudagar ternama Penang [[Cheong Fatt Tze]] juga merupakan saudara sekampung dari Kapitan Cina Medan [[Tjong A Fie]] dan [[Tjong Yong Hian]], dan ketiganya memonopolisir berbagai komoditi utama di Sumatera Timur. Hubungan kebudayaan antara Penang dan Medan melampaui jarak. Kita dapat menemukan banyak kesamaan seperti tradisi pemujaan Datuk dan kuliner Peranakan yang sama.
 
Russel Jones, dalam artikelnya 'The Chiangchew Hokkiens, the true pioneers in Nanyang' mengambil upaya untuk memastikan kehadiran awal Hokkien [[Zhangzhou]], bukan hanya di [[Pulau Pinang|Penang]], tetapi juga di [[Melaka]], [[Batavia]] dan kepulauan sekitarnya. <ref>Jones, R. (2009). The Chiangchew Hokkiens, the True Pioneers in the Nanyang. ''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society'', ''82''(2 (297)), 46. <nowiki>http://www.jstor.org/stable/41493748</nowiki></ref> Terlebih lagi, kemiripan kata serapan bahasa Melayu (''batu, mana, binatang, tapi''), Hokkienisasi istilah Melayu ''(Lokun, Sukak'') dan juga dialek [[Kedah]] (''gatai'') dalam Hokkien Penang yang telah menjadi integral dalam kosakata Hokkien Medan membuktikan silsilah linguistik.
 
Medan Hokkien juga cukup dipengaruhi oleh [[Bahasa Tiochiu|dialek Tiociu]], oleh sebab kehadiran kuli [[Chaozhou|Tiociu]] yang dominan pada zaman emas tembakau. Peristiwa [[Invasi jepang ke malaya|invasi Jepang]], [[Revolusi Sosial Sumatra Timur|revolusi Sumatera Timur]] dan [[Orde Baru|rezim Orde Baru]] memupuskan kekerabatan lintas selat antara kedua kota. Sejak itu, kedua dialek tersebut bercabang dan berevolusi bersendiri, dimana Hokkien Penang lebih dipengaruhi oleh bahasa [[Bahasa Mandarin|Mandarin]] dan [[Bahasa Inggris|Inggris]], dan Hokkien Medan sangat dipengaruhi oleh [[Bahasa Indonesia]].
 
== Referensi ==
<references />
{{Tionghoa Indonesia}}
[[Kategori:Bahasa di Sumatera Utara]]
[[Kategori:Bahasa Hokkien]]
[[Kategori:Kota Medan]]