Bakas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 33:
''Python brongersmai'' dibedakan dari kedua kerabat terdekatnya (yaitu ''[[Python curtus|P. curtus]]'' dan ''[[Python breitensteini]]'') dari [[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|perisai ventralnya]] yang berjumlah 167 atau lebih; [[Sisik ular#Sisik-sisik kepala|perisai supralabialnya]] yang (sebagian daripadanya) langsung bersinggungan dengan sisi bawah [[mata]] (pada kedua jenis yang lain diantarai oleh [[Sisik ular#Sisik-sisik kepala|sisik-sisik subokular]]); serta [[Sisik ular#Sisik-sisik kepala|perisai supraokularnya]] yang berjumlah dua buah (pada kedua jenis yang lain satu buah). Warna tubuh ''P. brongersmai'' umumnya didominasi warna merah atau merah tua, sementara dua yang lain kehitaman atau paling-paling cokelat dan cokelat samak.<ref name=keogh/> Karena warnanya itulah ular ini mendapatkan namanya: ular sawah darah atau sanca darah (''blood python'').
 
Ular yang bertubuh pendek gemuk, panjang tubuh hingga 300 [[sentimeter|cm]];<ref name=dav>{{aut|David, P and G. Vogel.}} 1996. ''The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history.'': 40-1. Frankfurt: Edition Chimaira. ISBN 3-930612-08-9</ref><ref name=lim>{{aut|Lim, F.L.K., & M.T.M. Lee}}. 1990. ''Fascinating Snakes of South-East Asia: an introduction'': 27. Kuala Lumpur:Tropical Press.</ref> akan tetapi informasi dari tangkapan di alam di [[SumatraSumatera Utara]] memperoleh panjang rata-rata SVL (''snout-vent length'', panjang dari moncong hingga [[anus]]) hanya sekitar 132,4&nbsp;cm untuk hewan jantan (dari total tangkapan 1.037 ekor ular jantan dewasa), dan sekitar 143,9&nbsp;cm untuk hewan betina (dari 732 ekor betina dewasa).<ref name=shine>{{aut|Shine R., Ambariyanto, PS. Harlow, & Mumpuni}}. 1999. "Ecological attributes of two commercially-harvested python species in northern Sumatra". ''Journal of Herpetology'' [http://www.jstor.org/discover/10.2307/1565722?uid=3738224 '''33''': 249–57.]</ref> Kepala dan ekornya kecil, kontras dengan ukuran tubuhnya yang gemuk.<ref name=twee>{{aut|Tweedie, M.W.F.}} 1983. ''The Snakes of Malaya'': 32-3. Singapore: The Singapore National Printers.</ref> Spesimen terbesar yang diperiksa Brongersma, dengan panjang total 1.640 [[milimeter|mm]], memiliki ekor sepanjang 120&nbsp;mm (7,3% dari panjang total).<ref name=brong/>
 
=== Pola warna ===
Baris 44:
Sisi atas badan (dorsal) berwarna gelap, dengan bercak-bercak memanjang yang lebih pucat di sekitar tulang belakang ([[vertebrae]]). Sering pula pola ini disertai dengan serangkaian bercak berwarna hitam atau kehitaman di atas dasar yang lebih terang di sisi lateral tubuh. Sisi atas ekor berwarna gelap, dan sisi bawahnya terang; dengan pola-pola variasi warna serupa dengan di tubuhnya.<ref name=keogh/>
 
Pada penelitiannya atas ular-ular bakas yang ditangkap di SumatraSumatera Utara, Shine et al. (1998) mengelompokkan pola warna ini menjadi empat atas dasar warna yang dominan di bagian punggung: cokelat, jingga, kuning, dan merah. Dari empat kelompok warna ini, merah adalah yang paling banyak didapat (1.334 individu); diikuti kuning (538), cokelat (112), dan jingga (79). Keempat kelompok warna ini ternyata berbeda nyata pada sebagian besar aspek yang diteliti, termasuk ukuran tubuh, proporsi tubuh, nisbah kelamin, kelimpahan spasial, tipe mangsa, frekuensi makan, cadangan energi, jumlah [[parasit]], dan banyaknya telur. Akan tetapi tidak terbukti adanya perbedaan genetik di antara keempat kelompok tersebut, dan keempat kelompok itu dapat saling berkawin (''interbreeding'') secara bebas, serta menghasilkan telur-telur yang subur, yang menetas menjadi individu-individu yang kelak dapat berbeda warna.<ref>{{aut|Shine R., Ambariyanto, PS. Harlow, & Mumpuni}}. 1998. "Ecological divergence among sympatric colour morphs in blood pythons, ''Python brongersmai''". ''Oecologia'' '''116''': 113-9. [http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs004420050569#page-1 (petikan)]</ref>
 
== Agihan dan ekologi ==
Baris 56:
 
== Manfaat dan kepercayaan ==
Ular bakas banyak diburu orang. Ular-ular yang muda diperdagangkan sebagai [[hewan timangan]]. Kulitnya berkualitas baik dan berharga tinggi, sehingga terutama di SumatraSumatera Utara<ref name=shine/> ular ini ditangkapi untuk diolah kulitnya. Orang-orang tertentu juga menggemari dagingnya, sehingga di perkebunan-perkebunan kelapa sawit ular ini juga dikenal sebagai 'ular sayur'.
 
Pada masa lalu, ada kepercayaan di antara suku bangsa [[Melayu]] dan [[Tionghoa]] di Pulau Bangka bahwa ular bakas atau ular tepek (Sabek Kutok) ini bisa menyebabkan penyakit [[kusta]].<ref name=brong/>
 
== Etimologi ==