Suku Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib)
→‎Sastra dan filsafat: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Taylorbot (bicara | kontrib)
perbaikan panggilan templat salah: "Cat main" -> "Main" | t=583 su=53 in=68 at=53 -- only 20 edits left of totally 74 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
 
(29 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox ethnic group
|group=Suku Jawa
|native_name={{small|ꦠꦶꦪꦁ​​ꦗꦮꦶꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ, ''Tiyang Jawi''<br>ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ, ''Wong Jawa''}}
|image=<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Illustration of Raden Wijaya.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Illustration of Hayam Wuruk.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Illustration of Gajah Mada.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van Diponegoro TMnr 157432.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
Baris 33:
<td>[[Berkas:Ki Hajar Dewantara.jpg|60x80px]]</td>
<td>[[Berkas:Presiden Sukarno.jpg|60x80px]]</td>
</tr>
<tr>
<td><small><div style="line-height:1em">[[Kartini]]</small></td>
Baris 77:
</tr>
</table>
|population = ± '''118120.000.000''' (seluruh dunia)
|region1 = '''[[Indonesia]]''' ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]])
|pop1 = '''95.217.022'''
Baris 89:
|region5 = {{nbsp|7}}[[Lampung]]
|pop5 = 4.856.924
|region6 = {{nbsp|7}}[[SumatraSumatera Utara]]
|pop6 = 4.319.719
|region7 = {{nbsp|7}}[[DKI Jakarta]]
Baris 95:
|region8 = {{nbsp|7}}[[Yogyakarta]]
|pop8 = 3.331.355
|region9 = {{nbsp|7}}[[SumatraSumatera Selatan]]
|pop9 = 2.037.715
|region10 = {{nbsp|7}}[[Banten]]
Baris 125:
|region23 = {{nbsp|7}}[[Sulawesi Tengah]]
|pop23 = 221.001
|region24 = {{nbsp|7}}[[SumatraSumatera Barat]]
|pop24 = 217.096
|region25 = {{nbsp|7}}[[Sulawesi Tenggara]]
Baris 159:
|pop38 = '''4.000'''
|langs=[[bahasa Jawa|Jawa]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Melayu|Melayu]] <small>(dituturkan oleh komunitas yang berdomisili di [[Malaysia]] dan [[Singapura]])</small>, [[bahasa Belanda|Belanda]] <small>(hanya digunakan oleh yang tinggal di [[Belanda]] dan [[Suriname]])</small>
|rels=Mayoritas <br>[[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam Sunni]]<br>Minoritas<br>[[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kristen]] ([[Protestan]], [[Katolik]])<br>[[File:Kejawen png.png|17px|]] [[Kejawen]]<br>[[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]]<br>[[Berkas:Dharma Wheel (2).svg|18px]] [[Buddha]]<br>[[File:Yin yang.svg|18px|]] [[Konghucu]]
|related=[[suku Osing|Osing]], [[Ajaran Samin|Samin]], [[Suku Tengger|Tengger]], [[suku Sunda|Sunda]], [[suku Madura|Madura]], [[suku bawean|Bawean]],
[[suku Bali|Bali]]
}}
'''Suku Jawa''' ({{lang-jv|ꦠꦶꦪꦁ​​ꦗꦮꦶꦠꦶꦪꦁꦗꦮꦶ|Tiyang Jawi}} ([[krama]]); {{lang-jv|ꦮꦺꦴꦁꦗꦮ|Wong Jawa}} ([[ngoko]])<ref>{{Cite book|last=Harjawiyana|first=Haryana|author2=Theodorus Supriya|title=Kamus unggah-ungguh basa Jawa|publisher=Kanisius|year=2001|pages=185|url=https://books.google.com/books?id=-NOupFY-YTAC&pg=PA185|isbn=978-979-672-991-3}}</ref> adalah suku bangsa [[Bangsa Austronesia|Austronesia]] terbesar di [[Indonesia]] yang berasal dari [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]], dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Pada tahun 2010, setidaknya 40,22% penduduk Indonesia merupakan etnis [[Jawa]].<ref>{{cite book|last=|first=|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|title=Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape|date=|year=2003|url=https://archive.org/details/indonesiaspopula0000sury|access-date=}}</ref> Selain itu, suku Jawa ada pula yang berada di negara [[Kaledonia Baru]] dan [[Suriname]], karena pada masa [[kolonial Belanda]] suku ini dibawa ke sana sebagai pekerja. Saat ini, suku Jawa di Suriname menjadi salah satu minoritas di sana dan dikenal sebagai [[Jawa Suriname]]. Ada juga sejumlah besar suku Jawa di sebagian besar [[provinsi di Indonesia]], [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Arab Saudi]], dan [[Belanda]].
 
Mayoritas orang Jawa adalah umat Islam, dengan beberapa minoritas yaitu Kristen, Kejawen, Hindu, dan Buddha. Meskipun demikian, peradaban orang Jawa telah dipengaruhi oleh lebih dari seribu tahun interaksi antara budaya [[Kejawen]] dan [[Hindu]]-[[Buddha]], dan pengaruh ini masih terlihat dalam sejarah, budaya, tradisi, dan bentuk kesenian Jawa. Dengan populasi global yang cukup besar, suku Jawa menjadi kelompok etnis terbesar keempatkelima di antara umat Islam/etnis mayoritas Islam di seluruh dunia, setelah [[Orang Arab|bangsa Arab]],<ref>Margaret Kleffner Nydell [https://books.google.com/books?id=ZNoiieefqAcC&printsec Understanding Arabs: A Guide For Modern Times], Intercultural Press, 2005, {{ISBN|1931930252}}, hlm. xxiii, 14</ref> [[suku Bengali|Bengali]],<ref>sekitar 152 juta umat Muslim Bengali di [[Bangladesh]] dan 36,4 juta umat Muslim Bengali di [[Republik India]] (perkiraan [[CIA World Factbook|CIA Factbook]] 2014, angka pada pertumbuhan populasi yang pesat); sekitar 10 juta orang Bangladesh di Timur Tengah, 1 juta orang Bengali di Pakistan, 5 juta orang Bangladesh-Inggris.</ref> dan, [[suku Punjab|PunjabPunjabi]].<ref>{{cite book|last=Gandhi|first=Rajmohan|title=Punjab: A History from Aurangzeb to Mountbatten|year=2013|page=1|publisher=Aleph Book Company|location=New Delhi, India, Urbana, Illinois|isbn=978-93-83064-41-0}}</ref>, dan [[Orang Turki|bangsa Turki]]. Suku Jawa memiliki beberapa sub-suku, yakni [[Orang Banyumasan|Banyumasan]], [[Suku Cirebon|Cirebon]], [[Suku Osing|Osing]], [[Ajaran Samin|Samin]], [[Suku Tengger|Tengger]], [[Orang Jawa Merauke|Jawa Merauke]], dan [[AjaranOrang SaminJawa Suriname|SaminJawa Suriname]].<ref>https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/suku-bangsa-di-pulau-jawa</ref>
 
== Sejarah ==
{{See also|Babad Tanah Jawi}}
Seperti kebanyakan kelompok etnis Indonesia yang lain, termasuk [[Suku Sunda|masyarakat Sunda]], masyarakat Jawa merupakan [[Suku bangsa Austronesia|bangsa Austronesia]] yang leluhurnya diperkirakan berasal dari [[Taiwan]] dan bermigrasi melalui [[Filipina]]<ref name="spiller">{{Cite book|last=Spiller|first=Henry|title=Gamelan music of Indonesia|publisher=Taylor & Francis|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=2L2Z2nYd_QsC|isbn=978-0-415-96067-0}}</ref> untuk mencapai [[pulau Jawa]] antara tahun 1500 SM hingga 1000 SM.<ref>Taylor (2003), hlm. 7.</ref> Namun, menurut studi genetik yang terbaru, masyarakat Jawa bersama dengan masyarakat Sunda dan [[Suku Bali|Bali]] memiliki rasio [[penanda genetik]] yang hampir sama antara genetik [[Suku bangsa Austronesia|bangsa Austronesia]] dan [[Suku bangsa Austroasiatik|Austroasiatik]].<ref>{{Cite news|title=Pemetaan Genetika Manusia Indonesia|work=[[Kompas.com]]|url=http://assets.kompas.com/data/photo/2015/10/12/1113035menyusuri-jejak-leluhur780x390.JPG|language=Indonesian|access-date=5 September 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20160223131403/http://assets.kompas.com/data/photo/2015/10/12/1113035menyusuri-jejak-leluhur780x390.JPG|archive-date=23 Februari 2016|url-status=dead}}</ref>
 
Masyarakat Jawa adalah perpaduan antara orang Austroasiatik berbaur / interbreeding dengan orang Austronesia yang datang kemudian. Setelah interaksi yang cukup lama dengan orang Austronesia masyarakat awal yang mendiami Pulau Jawa mulai mengadopsi bahasa Austronesia sebagai bahasa utama, sehingga mereka memiliki sekitar 20–30% gen Austronesia dan 50-60% gen Austroasiatik.
 
Perpaduan genetik masyarakat di Jawa juga sangat kompleks, baik itu masyarakat pesisir maupun di daerah pegunungan. Bentuk wajah masyarakat Jawa juga dominan dipengaruhi oleh Orang Austroasiatik (Seperti Orang Kamboja dan Vietnam bagian selatan).
 
Kemungkinan mengapa masyarakat yang mendiami pulau Jawa awal mula mulai mengadopsi Bahasa Austronesia adalah menyesuaikan diri di dalam globalisasi, perdagangan maupun pertukaran budaya dan teknologi di masanya, yang kemungkinan para penutur Bahasa Austronesia mempunyai pengaruh yang sangat besar pada masa itu.
 
{{multiple image
| align = center
| direction = horizontal
| total_width = 480
| header = Perahu-perahu Jawa
| image1 = Samudra Raksa dari depan, dengan layar terkembang seperti sayap angsa.jpg
| image2 = Prahu pulled on land, Central Java RV-A440-bb-30.jpg
| image3 = Aparejos de un barco Material gráfico bdh0000185513 BN 5643.jpg
| caption1 = [[Samudra Raksa]], rekonstruksi tahun 2003 dari kapal [[Borobudur]] abad ke-9.
| caption2 = Sebuah perahu cadik dari Jawa Tengah, antara tahun 1924 dan 1932.
| caption3 = Gambaran penampang sebuah perahu cadik, antara 1863 dan 1900.
}}
 
=== Kerajaan Jawa Kuno ===
Baris 234 ⟶ 253:
 
=== Stratifikasi sosial ===
{{artikel|Priyayi}}
Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar [[antropologi]] [[Amerika Serikat|Amerika]] yang ternama, [[Clifford Geertz]], pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum [[santri]], [[abangan]], dan [[priyayi]]. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama [[Islam]] yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum priyayi adalah kaum bangsawan.<ref>{{cite book|last=McDonald|first=Hamish|title=Suharto's Indonesia|url=https://archive.org/details/suhartoindonesia0000mcdo|publisher=Fontana|year=1980|location=Melbourne|pages=[https://archive.org/details/suhartoindonesia0000mcdo/page/9 9]–10|isbn=0-00-635721-0}}</ref> Tetapi pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-[[pribumi]] seperti orang keturunan [[Bangsa Arab|Arab]], [[Tionghoa]], dan [[India]].
 
Baris 262 ⟶ 282:
 
=== Seni ===
{{Artikel utamaMain|Seni Tradisional Jawa}}
Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan [[wayang]]. Repertoar cerita wayang atau [[lakon]] sebagian besar berdasarkan [[wiracarita]] [[Ramayana]] dan [[Mahabharata]]. Selain pengaruh India, pengaruh [[Islam]] dan [[Dunia Barat]] ada pula. Seni [[batik]] dan [[keris]] adalah dua bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik [[gamelan]] yang juga dijumpai di [[Suku Bali|Bali]] memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan tradisi Jawa.
 
Baris 272 ⟶ 292:
 
=== Pedagang-pelaut ===
{{multiple image
[[Berkas:Een Javaansch Matroos.jpg|jmpl|Lukisan seorang pelaut Jawa.]]
| align = right
| total_width = 300
| image1 = Een Javaansch Matroos.jpg
| alt1 = Pelaut Jawa
| caption1 = Lukisan seorang pelaut Jawa, 1855
| image2 = A Merchant of Java from Voyages and travels into Brazil and the East-Indies, 1640-1649.jpg
| alt2 = Pedagang Jawa
| caption2 = Cetakan kayu dari seorang pedagang Jawa, 1640–1649
}}
 
Para pedagang dan pelaut Jawa sudah sering melakukan pelayaran di lautan antara India dan Tiongkok pada awal abad ke-1.<ref name=":0">{{Cite book|title=The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times|last=Dick-Read|first=Robert|publisher=Thurlton|year=2005|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{Rp|31-35}} [[Kapal Borobudur]] dari [[Dinasti Syailendra|dinasti Sailendra]] Jawa membawa pelaut dan pemukim Nusantara ke [[Madagaskar]] dan Afrika Barat pada abad ke-8,<ref>{{Cite journal|last=Beale|first=Philip|date=April 2006|title=From Indonesia to Africa: Borobudur Ship Expedition|url=|journal=Ziff Journal|volume=|pages=22|via=http://www.swahiliweb.net/ziff_journal_3_files/ziff2006-04.pdf}}</ref>{{Rp|31-35}}<ref name=":02">{{Cite journal|last=Dick-Read|first=Robert|date=Juli 2006|title=Indonesia and Africa: questioning the origins of some of Africa's most famous icons|journal=The Journal for Transdisciplinary Research in Southern Africa|volume=2|issue=1|pages=23–45|doi=10.4102/td.v2i1.307|doi-access=free}}</ref>{{rp|41}} tetapi ada kemungkinan bahwa mereka sudah berada di sana pada awal 500 SM.<ref>Blench, “The Ethnographic Evidence for Long-distance Contacts”, p. 432.</ref><ref>I. W. Ardika & P. Bellwood, “Sembiran: The Beginnings of Indian Contact with Bali”, ''Antiquity'' 65 (1991): 221–32. See also I. W. Ardika, P. Bellwood, I. M. Sutaba & K. C. Yuliati, “Sembiran and the First Indian Contacts with Bali: An Update”, ''Antiquity'' 71(1997): 193–95.</ref>
 
Baris 283 ⟶ 313:
Penelitian pada tahun 2016 menunjukkan bahwa orang Malagasi menunjukkan hubungan genetik dengan berbagai kelompok etnis Nusantara, terutama dari Kalimantan bagian selatan.<ref>{{Cite journal|last=Kusuma|first=Pradiptajati|last2=Brucato|first2=Nicolas|last3=Cox|first3=Murray P.|last4=Pierron|first4=Denis|last5=Razafindrazaka|first5=Harilanto|last6=Adelaar|first6=Alexander|last7=Sudoyo|first7=Herawati|last8=Letellier|first8=Thierry|last9=Ricaut|first9=François-Xavier|date=2016-05-18|title=Contrasting Linguistic and Genetic Origins of the Asian Source Populations of Malagasy|url=http://dx.doi.org/10.1038/srep26066|journal=Scientific Reports|volume=6|issue=1|doi=10.1038/srep26066|issn=2045-2322}}</ref> Bagian dari [[bahasa Malagasi]] bersumber dari [[Bahasa Maanyan|bahasa Ma'anyan]] dengan kata pinjaman dari bahasa [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], dengan semua modifikasi linguistik lokal melalui bahasa Jawa atau Melayu.<ref name="A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar">{{cite journal|author=Murray P. Cox|author2=Michael G. Nelson|author3=Meryanne K. Tumonggor|author4=François-X. Ricaut|author5=Herawati Sudoyo|date=2012|title=A small cohort of Island Southeast Asian women founded Madagascar|journal=Proceedings of the Royal Society B|volume=279|issue=1739|pages=2761–8|doi=10.1098/rspb.2012.0012|pmc=3367776|pmid=22438500}}</ref> Orang Ma'anyan dan Dayak bukanlah seorang pelaut dan merupakan penggarap sawah kering sedangkan sebagian orang Malagasi adalah petani sawah basah, sehingga kemungkinan besar mereka dibawa oleh orang Jawa dan Melayu dalam armada dagangnya, sebagai buruh atau budak.<ref name=":122" />{{rp|114-115}} Budaya Jawa sepertinya juga mempengaruhi strata sosial di Madagaskar, gelar [[Malagasi]] "[[andriana]]" mungkin berasal dari gelar kebangsawanan Jawa kuno "Rahadyan" (''Ra-hady-an''), "hady" yang berarti "pejabat tinggi" atau "tuan".<ref name="Adelaar">{{cite book | last = Adelaar | first = K.A. | year = 2006 | title = The Indonesian migrations to Madagascar: Making sense of the multidisciplinary evidence | publisher = in Adelaar, Austronesian diaspora and the ethnogenesis of people in Indonesian Archipelago, LIPI PRESS | url = http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | access-date = 2008-05-19 | archive-url = https://web.archive.org/web/20091122232505/http://www.santafe.edu/events/workshops/images/6/6d/IndonesianMigrations.pdf | archive-date = 2009-11-22 | url-status = dead }}</ref>
 
Selama era Majapahit, hampir semua komoditas dari Asia ditemukan di Jawa.<ref name=":1" />{{Rp|233–234, 239–240}} Ini dikarenakan perdagangan laut ekstensif yang dilakukan oleh kerajaan Majapahit yang menggunakan berbagai jenis kapal, terutamanya [[Djong (kapal)|jong]], untuk berdagang ke tempat-tempat yang jauh.<ref name=":1">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|267-29356–60, 286–291}} Orang Eropa pada awal abad ke-16 menyebutkan tempat dan rute yang dikunjungi pedagang Jawa, yang meliputi Maluku, Timor, Banda, Sumatra, Melaka, Cina, Tenasserim, Pegu, Benggala, Pulicat, Koromandel, Malabar, Cambay (Khambat), dan Aden. Dari catatan penulis lain, dapat diketahui bahwa ada juga yang pergi ke Maladewa, Calicut ([[Kozhikode]]), Oman, Aden, dan Laut Merah.<ref name=":92">Stanley, Henry Edward John (1866). ''[[iarchive:descriptionofcoa00barbrich/page/190/mode/2up|A Description of the Coast of East Africa and Malabar in the Beginning of the Sixteenth Century by Duarte Barbosa]]''. The Hakluyt Society.</ref>{{rp|191-193}}<ref name=":172">Manguin, Pierre-Yves (1993). 'The Vanishing Jong: Insular Southeast Asian Fleets in Trade and War (Fifteenth to Seventeenth Centuries)', dalam Anthony Reid (ed.), ''[[iarchive:southeast-asia-in-the-early-modern-era-trade-power-and-belief/page/n105/mode/2up|Southeast Asia in the Early Modern Era]]'' (Ithaca: Cornell University Press), hlm. 197-213.</ref>{{rp|199}} Ma Huan (penerjemah Cheng Ho) yang mengunjungi Jawa pada tahun 1413, menyatakan bahwa pelabuhan di Jawa memperdagangkan barang dan menawarkan layanan yang lebih banyak dan lebih lengkap daripada pelabuhan lain di Asia Tenggara.<ref name=":1" />{{Rp|233-234, 239-241}} Juga pada era Majapahit penjelajahan orang-orang Nusantara mencapai prestasi terbesarnya: Ludovico di Varthema (1470–1517), dalam bukunya ''Itinerario de Ludouico de Varthema Bolognese'' menyatakan bahwa orang Jawa Selatan berlayar ke "negeri jauh di selatan" hingga mereka tiba di sebuah pulau di mana satu hari hanya berlangsung selama empat jam dan "lebih dingin daripada di bagian dunia mana pun". Penelitian modern telah menentukan bahwa tempat tersebut terletak setidaknya 900 mil laut (1666&nbsp;km) selatan dari titik paling selatan [[Tasmania]].<ref name=":2">{{Cite book|title=The travels of Ludovico di Varthema in Egypt, Syria, Arabia Deserta and Arabia Felix, in Persia, India, and Ethiopia, A.D. 1503 to 1508|last=Jones|first=John Winter|publisher=Hakluyt Society|year=1863|isbn=|location=|pages=}}</ref>{{rp|248-251}} Ketika [[Afonso de Albuquerque]] menaklukkan Malaka (1511), orang Portugis mendapatkan sebuah peta dari seorang mualim Jawa, yang juga menampilkan bagian dari [[benua Amerika]]. Mengenai peta itu, Albuquerque berkata:<ref name=":5">Carta IX, 1 April 1512. Dalam Pato, Raymundo Antonio de Bulhão (1884). ''[https://archive.org/details/cartasdeaffonso03albugoog/page/n98/mode/2up?q Cartas de Affonso de Albuquerque, Seguidas de Documentos que as Elucidam tomo I]'' (pp. 29–65). Lisboa: Typographia da Academia Real das Sciencas. hlm. 64.</ref><ref name=":05">{{Cite journal|last=Olshin|first=Benjamin B.|date=1996|title=A sixteenth century Portuguese report concerning an early Javanese world map|url=http://dx.doi.org/10.1590/s0104-59701996000400005|journal=História, Ciências, Saúde-Manguinhos|volume=2|issue=3|pages=97–104|doi=10.1590/s0104-59701996000400005|issn=0104-5970|url=https://www.scielo.br/j/hcsm/a/HtNK8HhmxkbycBDLzbp4SWH/?format=pdf&lang=en |archive-url=https://archive.org/details/portuguese-report-early-javanese-map |archive-date=19 Oktober 2023}}</ref>{{rp|98-99}}<blockquote>... peta besar seorang mualim Jawa, yang berisi [[Tanjung Harapan]], [[Portugal]] dan tanah [[Brazil]], [[Laut Merah]] dan [[Teluk Persia|Laut Persia]], Kepulauan Cengkih, navigasi orang Cina dan Gore, dengan garis rhumb dan rute langsung yang bisa ditempuh oleh kapal, dan dataran gigir (''hinterland''), dan bagaimana kerajaan berbatasan satu sama lain. Bagiku, Tuan, ini adalah hal terbaik yang pernah saya lihat, dan Yang Mulia akan sangat senang melihatnya memiliki nama-nama dalam tulisan Jawa, tetapi saya punya seorang Jawa yang bisa membaca dan menulis, saya mengirimkan karya ini kepada Yang Mulia, yang ditelusuri Francisco Rodrigues dari yang lain, di mana Yang Mulia dapat benar-benar melihat di mana [[Tionghoa|orang Cina]] dan [[Suku Ryukyu|Gore]] ([[Jepang]]) datang, dan tentu saja kapal Anda harus pergi ke Kepulauan Cengkih, dan di mana tambang emas ada, dan pulau Jawa dan Banda, asal [[pala]] dan fuli pala, dan tanah raja Siam, dan juga akhir dari navigasi orang Cina, arah yang dilaluinya, dan bagaimana mereka tidak bernavigasi lebih jauh.<br>
— Surat Albuquerque untuk raja Manuel I dari Portugal, 1 April 1512.</blockquote>
 
Baris 301 ⟶ 331:
Orang Jawa dikenal memproduksi kapal besar yang disebut [[K'un-lun po]] (kapal ''po'' orang K'un-lun). Kapal-kapal ini telah melintasi lautan antara India dan Tiongkok pada abad ke-2, membawa hingga 1000 orang bersama 250–1000 ton kargo. Ciri-ciri kapal ini adalah berukuran besar (panjang lebih dari 50–60 m), memiliki papan berlapis, tidak bercadik, dipasang dengan banyak tiang dan layar, layar berupa layar tanja, dan memiliki teknik pengikat papan berupa ikatan dengan serat tumbuh-tumbuhan.<ref name=":0" />{{rp|41}}<ref name=":02" />{{rp|27-28}}<ref name=":6">{{Cite journal|last=Manguin|first=Pierre-Yves|date=September 1980|year=|title=The Southeast Asian Ship: An Historical Approach|url=https://archive.org/details/the-southeast-asian-ship-an-historical-approach|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=11|issue=|pages=266-276|doi=|via=}}</ref>{{Rp|275}}<ref name=":24">Manguin, Pierre-Yves (1993). [[iarchive:manguin-1993-trading-ships-of-south-china-sea|Trading Ships of the South China Sea]]. ''Journal of the Economic and Social History of the Orient''. '''36''' (3): 253-280.</ref>{{rp|262}}<ref name=":11">{{Cite journal|last=Christie|first=Anthony|date=1957|title=An Obscure Passage from the "Periplus: ΚΟΛΑΝΔΙΟϕΩΝΤΑ ΤΑ ΜΕΓΙΣΤΑ"|url=https://archive.org/details/Kolandiaphonta-ta-Megista|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London|volume=19|issue=|pages=345-353|doi=|via=}}</ref>{{rp|347}}
 
Kegiatan perdagangan dan perbudakan Jawa di Afrika menyebabkan pengaruh yang kuat pada pembuatan perahu di Madagaskar dan pantai Afrika Timur. Hal ini ditunjukkan dengan adanya cadik dan ''oculi'' (hiasan mata) pada perahu-perahu Afrika.<ref>{{Cite book|last=Hornell|first=James|date=|year=1946|url=https://archive.org/details/watertransportor0000horn/page/n5/mode/2up?q=|title=Water Transport: Origins & Early Evolution|location=Newton Abbot|publisher=David & Charles|oclc=250356881}}</ref>{{rp|253-288}}<ref name=":16">{{Cite book|last=Dick-Read|first=Robert|year=2005|title=The Phantom Voyagers: Evidence of Indonesian Settlement in Africa in Ancient Times|location=|publisher=Thurlton|isbn=|pages=}}</ref>{{rp|94}}<ref name=":31">{{Cite book|last=Dick-Read|first=Robert|date=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=Ud19pmI1DzoC|title=Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika|publisher=PT Mizan Publika|isbn=9789794335062|url-status=live}}</ref>{{rp|156}}
 
Jenis kapal besar lain yang dibangun orang Jawa adalah jong, yang baru dicatat pada prasasti berbahasa [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa kuno]] dari abad ke-9 M.<ref name=":133">{{Cite book|last=Reid|first=Anthony|date=|year=2000|url=https://archive.org/details/charting-the-shape-of-early-modern-southeast-asia|title=Charting the Shape of Early Modern Southeast Asia|location=|publisher=Silkworm Books|isbn=9747551063|pages=|url-status=live}}</ref>{{rp|60}} Meskipun karakteristiknya mungkin serupa, ia memiliki beberapa perbedaan dari po yaitu menggunakan pasak kayu untuk menyambung papan dan memiliki rasio penumpang terhadap bobot mati sebesar dua kalinya. Pada zaman Majapahit, sebuah jong biasanya membawa 600–700 orang dengan bobot mati 1200–1400 ton, dan memiliki LOD (panjang dek) sekitar 69,26–72,55 m dan LOA (panjang keseluruhan) sekitar 76,18–79,81 m. Yang terbesar, membawa 1000 orang dengan bobot mati 2000 ton, adalah sekitar 80,51 m LOD-nya dan 88,56 m LOA-nya.<ref>{{Cite journal|last=Averoes|first=Muhammad|date=2022|title=Re-Estimating the Size of Javanese Jong Ship|journal=HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah|volume=5|issue=1|pages=57-64|url=https://archive.org/details/size-of-javanese-jong}}</ref> Jong dibangun terutama di dua pusat pembuatan kapal utama di sekitar Jawa: Di pantai utara Jawa, di sekitar Cirebon dan Rembang-Demak (di [[selat Muria]] yang memisahkan [[gunung Muria]] dengan pulau Jawa), dan juga di pesisir Selatan Kalimantan, terutama di Banjarmasin dan pulau-pulau sekitarnya.<ref name=":10" />{{rp|377}} Tempat ini sama-sama memiliki hutan jati, tetapi galangan kapal di [[Kalimantan]] tetap mendatangkan kayu jati dari Jawa, sedangkan Kalimantan sendiri menjadi pemasok kayu ulin.<ref name=":202">{{Cite book|last=Rouffaer|first=G.P.|date=|year=1915|url=|title=De eerste schipvaart der Nederlanders naar Oost-Indië onder Cornelis de Houtman Vol. I|location=Den Haag|publisher='S-Gravenhage M. Nijhoff|isbn=|page=|pages=|url-status=live}}</ref>{{rp|132}} [[Pegu]] (sekarang Bago), yang merupakan pelabuhan besar pada abad ke-16, juga memproduksi jong, oleh orang Jawa yang menetap di sana.<ref name=":04">{{Cite book|last=Cortesão|first=Armando|year=1944|url=https://archive.org/details/McGillLibrary-136388-15666|title=The Suma oriental of Tomé Pires : an account of the East, from the Red Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512-1515 ; and, the book of Francisco Rodrigues, rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack and maps, written and drawn in the East before 1515 volume II|location=London|publisher=The Hakluyt Society|isbn=|pages=|url-status=live}} {{PD-notice}}</ref>{{Rp|250}}
Baris 318 ⟶ 348:
Berkas:Archipel Asiatique Malaisie - Armes Offensives et Étendard.jpg|Berbagai keris dan senjata galah Jawa.
Berkas:More Javanese weapons including lances, istinggar, and senapan.jpg|Senjata Jawa: Tombak, istinggar dan senapan, dan model meriam di pedatinya.
Berkas:Cet-bang Majapahit.jpg|Meriam Cetbang Majapahit, dari [[Metropolitan Museum of Art]], yang diperkirakan berasal dari tahun 1470–1478. Meriam tersebut memiliki lambang [[Surya Majapahit]].
</gallery>
|}
Baris 332 ⟶ 362:
Kota Gede terkenal dengan kerajinan perak dan kerajinan tangan yang berbahan perak.<ref>{{Citation|author1=Tadié, J|author2=Guillaud, Dominique (ed.)|author3=Seysset, M. (ed.)|author4=Walter, Annie (ed.)|title=Kota Gede : le devenir identitaire d'un quartier périphérique historique de Yogyakarta (Indonésie); Le voyage inachevé... à Joël Bonnemaison|date=1998|publisher=ORSTOM|url=http://trove.nla.gov.au/work/30808913|access-date=20 April 2012}}</ref>
 
Orang Jawa membuat beberapa jenis [[baju zirah]] seperti [[karambalangan]], [[kawaca]], [[siping-siping]], dan [[Baju rantai|waju rante]]. Mereka juga membuat helm baja yang disebut rukuh. Namun,Baju merekazirah mungkin hanya populer didigunakan kalanganoleh prajurit berpangkat tinggi dan pasukan terlatih/bergaji, dengan [[tentara permanen]] (''standing army'') yang digaji sebanyak 30.000 orang sudah ada pada era Singhasari dan Majapahit (1222 hingga 1527 M), karenapertama sebagiankali besardisebutkan dalam catatan Tiongkok ''[[Zhu Fan Zhi]]'' tahun 1225 M. Sebagian tentara Jawa biasanya terdiri dari petani wajib militerpungutan yang bertempur dengan telanjang dada.<ref name=":1" />{{rp|320-321}}<ref name=":15">{{cite thesis|last=Jákl|first=Jiří|date=2014|title=Literary Representations of War and Warfare in Old Javanese Kakawin Poetry|type=|publisher=The University of Queensland|degree=PhD}}</ref>{{rp|75-80}}<ref name=":13">{{Cite book|last=Oktorino|first=Nino|year=2020|title=Hikayat Majapahit - Kebangkitan dan Keruntuhan Kerajaan Terbesar di Nusantara|location=Jakarta|publisher=Elex Media Komputindo|isbn=978-623-00-1741-4}}</ref>{{Rp|111–113}}<ref name=":022">{{Cite book|last1=Miksic|first1=John N.|last2=Goh|first2=Geok Yian|date=2017|title=Ancient Southeast Asia|location=London|publisher=Routledge}}</ref>{{Rp|467}}<ref>{{Cite web|last=Yang|first=Shao-yun|date=15 June 2020|title=A Chinese Gazetteer of Foreign Lands: A new translation of Part 1 of the Zhufan zhi 諸蕃志 (1225)|url=https://storymaps.arcgis.com/stories/39bce63e4e0642d3abce6c24db470760|website=Storymaps|access-date=19 October 2023}}</ref>
 
=== Pembuatan Batik ===
Baris 360 ⟶ 390:
* [[Ahmad Zahid Hamidi|Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi]], Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia (2015–2018).
* [[Emha Ainun Nadjib]], Ulama, Budayawan, Seniman, Penulis, Pendidik, Psikolog, Konsultan kesehatan.
*[[Gatot Nurmantyo]], Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017).
* [[Hamengkubuwana IX]], Raja Kesultanan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-2 (1973-1978).
* [[Hasyim Asyari]], Pendiri Nahdlatul Ulama.
* [[Hidayat Nur Wahid]], Wakil Ketua MPR (2014–sekarang), Mantan Ketua MPR RI (2004–2009).
* [[Joko Widodo]], Presiden Republik Indonesia ke-7 (2014–sekarang), Mantan Gubernur DKI Jakarta, Mantan Wali kota Solo.
* [[Julius Darmaatmadja]], Uskup Agung Jakarta, Mantan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (2000–2006).
* [[Koentjaraningrat]], Antropolog
* [[Khofifah Indar Parawansa]], Gubernur Jawa Timur, Mantan Menteri Sosial, Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
*[[Kusbini]], Pencipta lagu "Bagimu Negeri".
* [[Listyo Sigit Prabowo]], Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak tanggal 27 Januari 2021 - sekarang.
* [[Mangkunegara I]], Pendiri [[Kadipaten Mangkunegaran]], Adipati pertama [[Mangkunegaran]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Margono Sukarjo]], Salah satu perintis pembedahan jantung di Indonesia.
* [[Martha Tilaar]], Pengusaha kosmetik (merk dagang [[Sariayu]]), Pendiri [[Martina Berto|PT Martina Berto Tbk]]
* [[Mohamad Roem]], Wakil Perdana Menteri Indonesia ([[1956]]–[[1957]]), Pemimpin delegasi [[Perjanjian Roem-Roijen]].
* [[Muhyiddin Yassin]], Perdana Menteri Malaysia.
* [[Mustofa Bisri]], Ulama, Sastrawan, Budayawan, Pendidik.
* [[Mutiara Djokosoetono]], Pendiri [[Blue Bird Group]]
* [[Nurcholish Madjid]], Cendekiawan, Budayawan.
* [[Pakubuwana VI]], Raja ke-5 [[Kesunanan Surakarta]], Tokoh dalam [[Perang Diponegoro]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Pakubuwana X]], Raja ke-9 [[Kesunanan Surakarta]], [[Pahlawan Nasional]]
* [[Pakubuwana XII]], Raja ke-11 [[Kesunanan Surakarta]], Salah satu delegasi [[KMB]]
* [[Paul Slamet Somohardjo]], Ketua Parlemen Suriname, Ketua Partai [[Pertjajah Luhur]] di [[Suriname]].
* [[Purnomo Yusgiantoro]], Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
* [[Kartini|R.A. Kartini]], Pahlawan Nasional.
* [[Saifullah Yusuf]], Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur.
* [[Sedyatmo]], Ilmuwan penemu konstruksi cakar Ayam.
* [[Soedirman]], Pahlawan Nasional.
* [[Soeharto]], Presiden Republik Indonesia ke-2 (1967–1998).
Baris 379 ⟶ 423:
* [[Sujiwo Tejo]], Penulis, Seniman, Sutradara.
* [[Sultan Agung Anyakrakusuma]], Sultan Mataram ke-3 (1613–1645), Pahlawan Nasional.
* [[Susi Pudjiastuti]], Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja (2014-2019) yang juga pengusaha pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.
* [[Susilo Bambang Yudhoyono]], Presiden Republik Indonesia ke-6 (2004–2014).
* [[Wage Rudolf Supratman]], Pencipta lagu "Indonesia Raya".
* [[Wahid Hasjim]], Pahlawan Nasional, Menteri Agama dan Menteri Negara dalam kabinet pertama Indonesia.
* [[Wak Doyok]], Penyanyi, Aktor [[Malaysia]].
* [[Warsito Taruno]], Ilmuwan penemu alat pembunuh sel kanker.
* [[Yos Sudarso]], Pahlawan Nasional Indonesia.
 
== Lihat pula ==