Palangka: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Situs arkeologi Sunda menggunakan HotCat |
perbaikan panggilan -- templat salah: "Cat main" -> "Main" | t=417 su=46 in=48 at=46 -- only 37 edits left of totally 84 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000 |
||
(22 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Palangka''' berarti tempat (wahana) yang suci menurut agama [[Kaharingan]] yang dianut oleh suku [[Dayak]]. Sedangkan dalam budaya [[Sunda]] dan [[Jawa]], Palangka berarti batu datar tempat penobatan raja, yang biasa disebut Palangka Sriman Sriwacana alias ''Watu Gilang'' atau ''Watu Gigilang.''<ref>https://www.kabar-banten.com/watu-gilang-di-banten-lama-tempat-penobatan/ Watu Gilang di Banten Lama Tempat Penobatan</ref><ref>https://news.detik.com/berita/2911806/mengintip-rupa-watu-gilang-singgasana-yang-akan-diduduki-gkr-mangkubumi Mengintip Rupa Watu Gilang, Singgasana yang akan Diduduki GKR Mangkubumi</ref>
== Palangka Raya ==
{{Main|Palangka Raya}}
Dengan dibentuknya Provinsi Kalimantan Tengah maka ditetapkan lokasinya di Pahandut. Guna mencari nama
Panitia terus bekerja keras untuk mencari nama bagi
Akhirnya, nama
Gubernur berpesan “sesuaikanlah nama ini dengan cita-cita dilahirkannya Kalimantan Tengah”, lalu diingatkan oleh Gubernur Milono seraya mengungkapkan
== Palangka Sriman Sriwacana ==
{{Main|Palangka Sriman Sriwacana}}
[[Berkas:Palangka Sriman Sriwacana (foto dokumen bogorheritage.net).jpg|jmpl|300px|ka|''"Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata."'' <br />
<br />
Artinya:<br />
<br />
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."]]
Berakhirnya zaman Pajajaran (1482 - 1579) ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana, tempat duduk kala seorang raja dinobatkan, dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa diboyong ke Banten karena tradisi politik waktu itu
Dalam Carita Parahiyangan diberitakan sebagai berikut:
"Sang Susuktunggal inyana nu nyieuna palangka Sriman Sriwacana Sri Baduga Maharajadiraja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran nu mikadatwan Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati, inyana Pakwan Sanghiyang Sri Ratu Dewata.
Artinya:
"Sang Susuktunggal ialah yang membuat tahta Sriman Sriwacana (untuk) Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran yang bersemayam di keraton Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati yaitu istana Sanghiyang Sri Ratu Dewata."
Kata
Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya ''watu gigilang''. Kata gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata sriman▼
== Sumber rujukan ==
▲Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya watu gigilang. Kata gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata sriman
{{reflist}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Kota
[[Kategori:Situs arkeologi Sunda]]
|