Usman bin Yahya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox person | honorific_prefix = Habib | name = Uthman bin Yahya | honorific_suffix = | image = Habib-utsman-bin-yahya.jpg | image_siz...'
 
k Membatalkan 1 suntingan oleh Adityo Mughni Ilmi (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa (twinkle)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(23 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 15:
| resting_place = [[Kelurahan Pondok Bambu|Pondok Bambu]]
| nationality =
| other_names = Habib Usman bin [[Yahya Ba’alawi|Yahya]]
| education =
| occupation = [[Ulama]], [[Mufti]]
Baris 38:
| spouse =
| children =
| parents = Abdullah bin Aqil bin Umar bin [[Yahya Ba’alawi|Yahya]] (ayah)<br/>Aminah(ibu)
| relatives =
| awards =
Baris 45:
}}
 
'''Usman bin [[Yahya Ba’alawi|Yahya]]''', '''Utsman ibn [[Yahya Ba’alawi|Yahya]]''' atau '''Othman bin [[Yahya Ba’alawi|Yahya]]''' ({{lang-ar-at|عثمان بن يحيى | ‘Uthmān bin Yahyā}}; {{IPA-ar|ʕuθma:n bin jɑħjɑ:}} nama lengkap: ({{lang-ar-at|سيدالحبيب عثمان بن عبد الله بن عقيل بن يحيى العلوي| Sayyid ‘Uthmān ibn ‘Abdallāh ibn ‘Aqīl ibn Yaḥyā al-‘Alawī}}) ; 1822 [[Masehi]]/17 [[Rabi' al-awwal]] 1238 [[Hijriyah]] - 1913 M/21 [[Safar]] 1331 H) adalah seorang ulama Islam yang menjabat sebagai [[Mufti Agung]] [[Sejarah Jakarta|Batavia]] pada abad ke=-19 di [[Hindia Belanda]].
 
==Sejarah==
[[Habib]] UthmanUsman bin Yahya was lahir di [[Pekojan, Tambora, Jakarta Barat|Pekojan]], [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] pada 1822 [[Masehi]] (17 [[Rabiul awal]] 1238 [[Hijriyah]]). UthmanUsman berasal dari keluarga [[Alawiyyin|Ba 'Alawi sada]] dengan ayahnya adalah [[Sayyid]] Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya. Ibunya adalah Aminah, seorang putri dari ulama besar [[Sheikh Mesir Abdurahman Al-Misri]].<ref>{{cite book| url= | title=Ulama Pembawa Islam Di Indonesia Dan Sekitarnya|series=Seri Buku Sejarah Islam|volume=4|first=Muhammad |last=Syamsu As|edition=2|publisher=Lentera|year=1996|isbn=978-9798880162}}</ref>
 
==Kontroversi==
[[Habib]] Usman bin Abdullah bin Aqil bin Yahya Ba’alawi belajar agama di Ḥaḍramaut. Ia dibawa kembali ke Nusantara oleh Belanda untuk membantu pemerintah kolonial serta diangkat oleh penjajah belanda menjadi ''adviseur of honorair'' sampai meninggalnya. Ia pun mendapatkan bintang Salib Singa Belanda (''Nederlandsch Liew'') dan bekerja mendampingi Snouck Hurgronje sebagai penasehat pemerintah kolonial untuk urusan pribumi dan Arab yang kelak menjadi Kantor Penasehat urusan pribumi (''Het Kantoor voor Inlandsche Zaken'').<ref>Aqib Suminto, ''Politik Islam Hindia Belanda'', 102,159,160 </ref>
 
Selain menjadi ''adviseur of honorair'', ia juga menjabat sebagai mufti Batavia dan aktif dalam karya tulis keagamaan. [[Habib]] Usman telah menjadi bagian dari elemen pemerintah penjajah kolonial yang sering dimintai pertimbangan dan saran oleh Snouck Hurgronje dalam memberi masukan dan saran kepada pemerintah penjajah kolonial yang akhirnya menjadi sebuah kebijakan di Hindia Belanda. [[Habib]] Usman memberikan pertimbangan-pertimbangan khusus yang berbeda dari keadaan yang terjadi pada masyarakat pribumi pada umumnya.<ref>{{Cite web|last=Athoillah|first=Ahmad|title=Kritik Sayid Utsman bin Yahya terhadap Ideologi Jihad dalam Gerakan Sosial Islam Pada Abad 19 dan 20|url=https://media.neliti.com/media/publications/220896-kritik-sayid-utsman-bin-yahya-terhadap-i.pdf|publisher=Refleksi|location=UGM Yogyakarta|page=574|publication-date=Oktober 2013|edition=Volume 13, Nomor 5}}</ref>
 
Sejumlah kontroversi menyelimuti [[Habib]] Usman. Bagi pemerintah penjajah kolonial ia merupakan sosok yang sangat dicintainya karena kontribusinya yang cukup besar bagi pemerintah penjajah kolonial. Namun sebaliknya bagi pejuang pribumi, [[Habib]] Usman dianggap sebagai pengkhianat. Diantara kebijakan kontroversi [[Habib]] Usman sebagai mufti Batavia saat itu, ia mengeluarkan fatwa haram dengan menyebutnya ''ghurur'' atas perjuangan pribumi melawan penjajah kolonial; perjuangan jamaah ''thoriqoh'' melawan penjajah di Banten. Fatwa [[Habib]] Usman dan surat [[Habib]] Usman kepada penjajah kolonial yang meminta untuk menghukum pejuang pribumi, membuat sejumlah tokoh-tokoh pejuang pribumi dihukum mati, termasuk sejumlah murid Syeikh KH. Abdul Karim. <ref>{{cite news|last=Noupal|first=Dr. Muhammad|date=|title=Kontroversi Tentang Sayyid Utsman Bin Yahya (1822-1914) Sebagai Penasehat Snouck Hurgronje|publisher=AICIS XII}}</ref>.<ref>{{cite news|last=Athoillah|first=Ahmad|title=Kritik Sayid Utsman bin Yahya terhadap Ideologi Jihad dalam Gerakan Sosial Islam Pada Abad 19 dan 20}}</ref>
 
Kematian sejumlah ulama Nusantara ini dinilai oleh penjajah merupakan kesuksesan Habib Usman bin Yahya dalam mengabdi terhadap penjajah Belanda, melalui fatwa dan laporan-laporannya kepada pemerintah kolonial. Oleh karena itu, mufti Batavia ini mendapat penghargaan dari pemerintah kolonial penjajah berupa lambang emas dengan simbol salib.
 
==Referensi==
Baris 54 ⟶ 63:
{{Islam di Indonesia}}
 
[[CategoryKategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Kematian 1913]]
[[Kategori:Bin Yahya]]