Salafiyah: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(29 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Sunni}}
'''Salafiyah''' ({{lang-ar|السلفية|translit=as-Salafīyyah}}
Istilah Salafi dibuat oleh [[Ibnu Taimiyah]] pada abad ke-8 Hijriyah, dan [[Muhammad bin Abdul Wahhab]] menghidupkan kembali istilah ini di wilayah [[Najd]] pada abad ke-12 H, yang menjadikan Salafi sebagai sebuah gerakan reformasi yang didirikan oleh salah satu perwakilan paling terkemuka di era modern.<ref name="عربي 21">[https://arabi21.com/story/800126/%D8%B9%D9%84%D9%89-%D9%85%D8%A7%D8%B0%D8%A7-%D9%8A%D8%AA%D9%86%D8%A7%D8%B2%D8%B9-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%81%D9%8A%D9%88%D9%86-%D9%88%D9%85%D9%86-%D9%8A%D9%85%D8%AB%D9%84-%D8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%81%D9%8A%D8%A9-%D9%85%D9%86%D9%87%D9%85 مقال على ماذا يتنازع السلفيون .. ومن يمثل السلفية منهم؟] موقع عربي 21 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171216044417/http://arabi21.com/story/800126/على-ماذا-يتنازع-السلفيون-ومن-يمثل-السلفية-منهم |date=16 ديسمبر 2017}}</ref><ref>{{cite book |last=Botobekov |first=Uran |year=2021 |chapter=How Central Asian Salafi-Jihadi Groups are Exploiting the Covid-19 Pandemic: New Opportunities and Challenges |editor-last=Käsehage |editor-first=Nina |title=Religious Fundamentalism in the Age of Pandemic |series=Religionswissenschaft |volume=21 |location=[[Bielefeld]] |publisher=Transcript Verlag |doi=10.14361/9783839454855-005 |doi-access=free |pages=107–148 |isbn=978-3-8376-5485-1}}</ref>
Doktrin Salafi didasarkan pada melihat kembali ke tahun-tahun awal agama Islam untuk memahami bagaimana Muslim kontemporer harus mempraktikkan iman mereka.<ref>{{Cite book |url=https://books.google.com/books?id=-EdvBAAAQBAJ&q=Salafist+doctrine&pg=PT73 |title=Religious Ideology and the Roots of the Global Jihad: Salafi Jihadism and International Order |last=Turner |first=J. |date=26 August 2014 |publisher=Springer |isbn=9781137409577 |language=en}}</ref> Salafi menolak inovasi agama atau [[bid'ah]] dan mendukung penerapan [[syariat]] (hukum Islam).<ref name="Economist27Jun15">{{cite news|date=27 June 2015|title=Salafism: Politics and the puritanical|url=https://www.economist.com/news/middle-east-and-africa/21656189-islams-most-conservative-adherents-are-finding-politics-hard-it-beats|work=[[The Economist]]|access-date=29 June 2015}}</ref> Dalam [[Politik Islam|pendekatannya terhadap politik]], gerakan Salafiyah kadang-kadang dibagi oleh akademisi dan jurnalis Barat menjadi tiga kategori: kelompok terbesar adalah kaum puritan (atau pendiam), yang menghindari politik; kelompok terbesar kedua adalah para [[Islamisme|aktivis]], yang mempertahankan keterlibatan reguler dalam politik; dan kelompok ketiga adalah para [[Jihadisme salafi|jihadis]], yang membentuk minoritas dan menganjurkan perjuangan bersenjata untuk memulihkan gerakan Islam awal.<ref name=Economist27Jun15/> Dalam masalah hukum, Muslim Salafi terbagi antara mereka yang
Di era kontemporer, Salafisme mengacu pada sekelompok gerakan [[Tajdid|pembaruan]] dan [[Islah|reformasi]] Sunni yang berbeda dan tetap menjadi tren signifikan dalam pemikiran Islam selama lebih dari satu abad.<ref>{{Cite book|last=E. Campo|first=Juan|title=Encyclopedia of Islam|url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0000camp|publisher=Infobase Publishing|year=2009|isbn=978-0-8160-5454-1|location=132 West 31st Street, New York, NY 10001|pages=[https://archive.org/details/encyclopediaofis0000camp/page/601 601]|quote="Salafism (Arabic: al-Salafiyya) Salafism refers to a cluster of different Sunni renewal and reform movements and ideologies in contemporary Islam"}}</ref><ref>{{Cite book|title=The Oxford Handbook of Islam and Politics|publisher=Oxford University Press|year=2013|isbn=978-0-19-539589-1|editor-last=L. Esposito, El-Din Shahin|editor-first=John, Emad|location=198 Madison Avenue, New York, NY 10016|pages=38|quote="Salafism, in its varying guises, has been an important trend in Islamic thought for more than a century."}}</ref> Salafiyah kontemporer terbentuk sebagai gerakan revivalis di seluruh [[Dunia Muslim]] selama akhir abad ke-19 dalam konteks [[Imperialisme Eropa]].<ref>{{Cite book|last=Mahmood|first=Saba|title=Politics of piety: The Islamic Revival and the Feminist Subject|url=https://archive.org/details/politicsofpietyi00mahm_2|publisher=Princeton University Press|year=2012|isbn=9780691149806|pages=[https://archive.org/details/politicsofpietyi00mahm_2/page/61 61]|chapter=Chapter 2: Topography of the Piety movement|quote="The Salafi movement emerged at the end of the nineteenth century and the beginning of the twentieth in the context of European intellectual and political dominance in the Muslim World"}}</ref><ref>{{Cite book|last=E. Curtis|first=Edward|title=Encyclopedia of Muslim-American History|publisher=Infobase Publishing|year=2010|isbn=9781438130408|pages=499|language=English|quote="Salafi Muslims: As a social movement within Sunni Islam, Salafi Muslims ARE a global revivalism movement"}}</ref>
Baris 12:
Kata salafiyah diambil dari kata "''[[Salaf]]''" adalah kependekan dari "''{{unicode|Salaf al-Ṣhāliḥ}}''" ([[Bahasa Arab|Arab]]: السلف الصالح), yang berarti "pendahulu yang sholih". Dalam terminologi Islam secara umum, digunakan untuk menunjuk kepada tiga generasi terbaik umat muslim yaitu [[Sahabat Nabi|sahabat]], ''[[tabi'in]]'', ''[[tabi'ut tabi'in]]''. Ketiga generasi inilah dianggap sebagai contoh terbaik dalam menjalankan syariat Islam.<ref>{{Cite web|title=مقال|url=https://www.ikhwanonline.com/article/12913|website=www.ikhwanonline.com|language=ar|access-date=2022-08-13}}</ref><ref name="صوت السلف2">[http://www.salafvoice.com/article.php?a=3405 الجذور التاريخية لظهور مصطلح السلفية] علاء بكر-صوت السلف، كتبه/ 27 Juni 2009 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131108230645/http://www.salafvoice.com/article.php?a=3405 |date=08 November 2013}}</ref><ref>{{Cite book|last1=Meijer|first1=Roel|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|last2=Lacroix|first2=Stéphane |publisher=Oxford University Press|year=2013|isbn=978-0-19-933343-1|location=New York|pages=38|chapter=Between Revolution and Apoliticism: On the Nature of Salafi thought and Action}}</ref>
== Penggunaan istilah
Kata salafi sering dihubungkan dengan [[Wahhabisme]] (bagi sebagian besar pengikutnya, nama Wahabi ini dianggap menghina; mereka lebih memilih istilah Salafisme), sehingga dua istilah ini sering dipandang sebagai [[sinonim]].<ref>{{Cite web |url=http://atheism.about.com/library/glossary/islam/bldef_salafiyya.htm |title=Salinan arsip |access-date=2012-08-04 |archive-date=2012-09-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120929085504/http://atheism.about.com/library/glossary/islam/bldef_salafiyya.htm |dead-url=yes }}</ref> Biasanya, penganutnya dari gerakan salafy menjelaskan dirinya sebagai
Pokok ajaran dari ideologi dasar ''salafi'' adalah bahwa Islam telah sempurna dan selesai pada waktu masa [[Muhammad]] dan para sahabatnya, oleh karena itu tidak diperbolehkan adanya inovasi atau tambahan serta pengurangan dalam syariat Islam karena pengaruh adat dan budaya. Paham ideologi Salafi berusaha untuk menghidupkan kembali praktik Islam yang sesuai dengan agama Muhammad pertama kali berdakwah.<ref>[http://islamicweb.com/beliefs/creed/taymiyah.htm Sheikh al-Islam Ibn Taymiyah - One of the best Muslim scholars<!-- Bot generated title -->].</ref>
Baris 20:
Salafisme juga telah digambarkan sebagai sebuah versi sederhana dan pengetahuan Islam. Penganutnya mengikuti beberapa perintah dan praktik yang hanya sesuai dengan petunjuk Muhammad.<ref>''The Idea of Pakistan'', By Stephen P. Cohen ISBN 0-8157-1502-1 - Page 183.</ref>
Pada zaman modern, kata salafy memiliki dua definisi yang kadang-kadang berbeda. Yang pertama, digunakan oleh akademisi dan sejarawan, merujuk pada "aliran pemikiran yang muncul pada paruh kedua abad ke-19 sebagai reaksi atas penyebaran ide-ide dari Eropa," dan "orang-orang yang mencoba memurnikan kembali ajaran yang telah dibawa
Penggunaan "yang cukup berbeda" kedua yang lebih disenangi oleh para salafy kontemporer secara sepihak, mendefinisikan seorang salafi sebagai Muslim yang mengikuti "perintah kitab suci ... secara literal, tradisional" dan bukannya "penafsiran yang tampak tak berbatas" dari "salafi" awal. Para Salafi ini melihat ke [[Ibnu Taimiyah]], bukan ke figur abad ke-19 [[Muhammad Abduh]], [[Jamaluddin Al-Afghani|
==
Menurut [[Bernard Haykel]], "kedekatan temporal terhadap sunnah Muhammad dikaitkan dengan bentuk Islam yang paling benar" di antara kelompok Sunni.<ref>{{cite book|last=Haykel|first=Bernard|year=2009|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-15420-8|editor-last=Meijer|editor-first=Roel|page=34|chapter=Chapter 1: On the Nature of Salafi Thought and Action}}</ref>
Pemikiran Salafi mencari re-orientasi [[Fiqih]] (yurisprudensi Islam) jauh dari [[Taqlid]] (ketaatan pada preseden hukum Madhhab tertentu) dan langsung kembali ke [[Muhammad|Nabi]], [[Sahabat Nabi|Sahabat]]nya dan [[Salafus Shalih]]. Pengembalian yang lebih disukai ke jalan murni Nabi disebut ''"[[Ittiba']]"'' (mengikuti Nabi dengan langsung merujuk pada Kitab Suci).<ref>{{Cite journal|last=ElMasry|first=Shadee|year=2010|title=The Salafis in America|url=http://dx.doi.org/10.1080/13602004.2010.494072|journal=Journal of Muslim Minority Affairs|location=Koninklijke Brill NV, Leiden|publisher=Routledge Publishers|volume=56|pages=219–220|doi=10.1080/13602004.2010.494072|s2cid=144096423|via=tandfonline}}</ref> Dalam pendekatan hukum, Salafi terbagi antara mereka yang, atas nama penilaian hukum independen ([[ijtihad]]), menolak kepatuhan yang ketat ([[taqlid]]) terhadap empat madzhab ([[madzahib]]) dan lainnya yang tetap setia pada ini.<ref name="al-Yaqoubi" /><ref>{{Cite journal|last=Hamdeh|first=Emad|date=9 June 2017|title=Qurʾān and Sunna or the Madhhabs?: A Salafi Polemic Against Islamic Legal Tradition|journal=Islamic Law and Society|language=en|volume=24|issue=3|pages=211–253|doi=10.1163/15685195-00240A01|issn=1568-5195|url=https://commons.erau.edu/publication/1480}}</ref><ref>''The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought,'' p. 484</ref>▼
Salafi adalah gerakan pembaharu agama dan sosial yang pertama dan banyak terlibat dalam menciptakan dan mereproduksi bentuk otoritas dan identitas tertentu, baik secara pribadi maupun komunal. Mereka mendefinisikan proyek reformis pertama [mereka] terutama melalui prinsip-prinsip akidah. Yang lebih penting lagi, metodologinya yang dikenal sebagai '''manhaj salaf''' adalah seperangkat hukum-hukum serta bentuk sosial-politik.<ref>{{Cite book|last=Haykel|first=Bernard|year=2009|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-15420-8|editor-last=Meijer|editor-first=Roel|pages=34–35|chapter=Chapter 1: On the Nature of Salafi Thought and Action|quote="Salafis are first and foremost religious and social reformers who are engaged in creating and reproducing particular forms of authority and identity, both personal and communal. Indeed, Salafis are determined to create a distinct Muslim subjectivity, one with profound social and political implications.It is important to understand Salafis as constituting a group that defines its reformist project first and foremost through credal tenets (i.e., a theology).Also important, though secondary, for their self-definition are certain legal teachings as well as forms of sociability and politics. I hope to show in this study that Salafism is a term that is heuristically useful because it is a marker of a distinctive form of engagement with the world, and one that is identifiable as such to many Muslims"}}</ref>
Meskipun [[Muhammad bin Abdul Wahhab]] secara pribadi menolak praktik Taqlid, ulama Wahhabi dan Salafi lebih memilih mengikuti madzhab [[Hambali]] dan umumnya mengizinkan Taqlid mengikuti Fatwa (pendapat hukum hukum) dan mendorong mengikuti mazhab.<ref>{{Cite book|last=H. Warren|first=David|title=Rivals in the Gulf|publisher=Routledge: Taylor & Francis|year=2021|isbn=978-0-367-28062-8|location=Abingdon, Oxon|pages=5|quote="While Wahhab personally rejected the practice of adhering (taqlīd) to a particular legal school, the Wahhabi ʿulamāʾ who follow his thought do, in effect, practice a taqlīd of the Hanbali school.."}}</ref> Sementara mereka secara doktrinal mengutuk Taqlid dan menganjurkan Ijtihad, secara historis praktik hukum Wahhabisme sebagian besar didasarkan dalam batas-batas sekolah Hambali, sampai saat ini. Penolakan doktrin Taqlid oleh Salafi akan menyebabkan munculnya ulama Salafisme terkemuka seperti [[Sa'ad bin Atiq]], [[Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di]], [[Ibnu Utsaimin]], [[Ibnu Baz]], dan yang lainnya; yang akan menyimpang secara signifikan dari hukum Hambali .<ref name="al-Yaqoubi" /><ref>{{Cite book|last=Lacroix|first=Stéphane |title=Awakening Islam: The Politics of Religious Dissent in Contemporary Saudi Arabia |url=https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr|publisher=Harvard University Press|year=2011|isbn=978-0-674-04964-2 |location=Cambridge, Massachusetts, London, England|pages=[https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr/page/83 83]–84|chapter=Chapter 3: Resistance to Sahwa Ascendancy}}</ref><ref name="muslimmatters.org">{{cite web|last=Qadhi|first=Dr. Yasir|date=22 April 2014|title=On Salafi Islam|url=https://muslimmatters.org/2014/04/22/on-salafi-islam-dr-yasir-qadhi/|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20170117190311/https://muslimmatters.org/2014/04/22/on-salafi-islam-dr-yasir-qadhi/|archive-date=17 January 2017|website=Muslimmatters}}</ref><ref>{{Cite book|last=Meijer|first=Roel|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement |publisher=Oxford University Press|year=2014|isbn=978-0-19-933343-1|location=New York|pages=43, 61–62, 63 |chapter=Between Revolution and Apoliticism: Nasir al-Din al-Albani and his Impact on the Shaping of Contemporary Salafism}}</ref><ref>{{Cite book|last=Gauvain|first=Richard|title=Salafi Ritual Purity: In the Presence of God|publisher=[[Routledge]]|year=2013|isbn= 978-0-7103-1356-0 |location=New York|pages=8, 293}}</ref>▼
Dakwah salafi adalah [[Minhaj|manhaj]], bukan [[mazhab]] [[fikih]], sebagaimana masyarakat awam mengira. Salafi dapat berasal dari mazhab [[Mazhab Maliki|Maliki]], [[Mazhab Syafi'i|Syafii]], [[Mazhab Hanbali|Hanbali]], [[Mazhab Hanafi|Hanafi]], atau [[Mazhab Zhahiri|Zhahiri]]. Secara akidah, Salafi banyak merujuk kepada pemikiran dari mazhab Hanbali.<ref>{{Cite journal|last=Ardiansyah|first=Ardiansyah|date=2013|title=PENGARUH MADZHAB HAMBALI DAN PEMIKIRAN IBNU TAIMIYAH DALAM PAHAM SALAFI|url=http://repository.uinsu.ac.id/198/4/artikel.pdf|journal=Analytica Islamica|volume=15|issue=2|pages=267-283}}</ref> Pengikut-pengikut manhaj ini mengeklaim dirinya sebagai ''[[Sunni Islam|Ahlussunnah wal-Jama'ah]]'' dan juga [[Ahli Hadis]].<ref>{{Cite book|last=Asadullah al-Ghalib|first=Muhammad|year=2012|title=AHLE HADEETH MOVEMENT What and Why?|location=Kajla, Rajshahi, Bangladesh H.F.B. Publication: 35|publisher=Oxford University Press|isbn=978-984-33-4799-2|pages=625–643|quote="In different books of Hadeeth and in reliable books of Fiqh, the Ahle hadeeth have been described as Ahle hadeeth, Ashabul Hadeeth, Ahle Sunnah wal Jama‘at, Ahlul Athar, Ahlul Haq, Muhadditheen etc. As the followers of Salaf-i-Saleheen, they are also known as Salafi."}}</ref> Gerakan ini juga menganut teologi tradisionalis, yaitu mazhab akidah [[Atsariyah]].<ref>{{Cite book|last=Schmidtke|first=Sabine|year=2016|title=The Oxford Handbook of Islamic Theology|location=New York|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-969670-3|pages=625–643}}</ref>
Gerakan Salafi lainnya, bagaimanapun, percaya bahwa taqlid adalah melanggar hukum dan menantang otoritas sekolah hukum. Dalam perspektif mereka, sejak mazhab muncul setelah era [[Salafus Shalih]] (pendahulu yang saleh); orang-orang Muslim yang mengikuti madzhab tanpa langsung mencari dalil-dalil Kitab Suci akan menyimpang.<ref>{{Cite book|last=Olidort|first=Jacob|url=https://www.brookings.edu/wp-content/uploads/2016/07/Brookings-Analysis-Paper_Jacob-Olidort-Inside_Final_Web.pdf|title=The Politics of "Quietist Salafism"|publisher=Harvard University Press|year=2015|location=Cambridge, Massachusetts, London, England|pages=7, 8}}</ref><ref>{{Cite book|last=Cooke, B. Lawrence|first=Miriam, Bruce|title=Muslim Networks from Hajj to Hip Hop|publisher=The University of North Carolina Press|year=2005|isbn=0-8078-2923-4|location=London|pages=212–213|chapter=Chapter 10: The Salafi Movement}}</ref> Ini termasuk ulama gerakan [[Ahlul Hadits]], [[Muhammad Nashiruddin al-Albani]], Muḥammad Ḥayāt al-Sindhī, Ibn 'Amir al-Ṣanʿānī, al-Shawkānī, dan yang lainnya; yang sama sekali mengutuk taqlid (peniruan), menolak otoritas mazhab, dan mewajibkan umat Islam untuk mencari fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama yang hanya berdasarkan [[Al-Qur'an]] dan [[Hadis]]; tanpa melibatkan perantara.<ref name="muslimmatters.org"/><ref name="Bennett, p. 174">"From there he [Albani] learned to oppose taqlid in a madhab." Bennett, ''The Bloomsbury Companion to Islamic Studies'', p. 174. "Al-Albani had denounced Wahhabi attachment to the Hanbali school." Stephane Lacroix, George Holoch, ''Awakening Islam,'' p. 85</ref><ref>{{Cite book|last=Meijer|first=Roel|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|publisher=Oxford University Press|year=2014|isbn=978-0-19-933343-1|location=New York|pages=62–63|chapter=Between Revolution and Apoliticism: Nasir al-Din al-Albani and his Impact on the Shaping of Contemporary Salafism}}</ref> Ulama Ahl-i Hadits akan membedakan diri mereka dari Wahhabi yang mengikuti mazhab Hanbali sementara mereka menganggap diri mereka tidak mengikuti mazhab tertentu. Di era kontemporer, Albani dan murid-muridnya, khususnya, akan langsung mengkritik Wahhabi dalam masalah Taqlid. karena afinitas mereka terhadap mazhab Hanbali dan menyerukan regenerasi [[Wahhabisme]] yang dimurnikan dari unsur-unsur yang bertentangan dengan doktrin Salaf.<ref>{{Cite book|last=Krawietz, Tamer|first=Birgit, Georges|title=Islamic Theology, Philosophy and Law: Debating Ibn Taymiyya and Ibn Qayyim al-Jawziyya|publisher=Walter De Gruyter|year=2013|isbn=978-3-11-028534-5|location=Berlin, Germany|pages=165–166}}</ref>▼
Salafi sangat menekankan amalan sesuai hadis-hadis ''shahih'' dan ''hasan'' Nabi Islam [[Muhammad]], tidak hanya dalam ibadah ''mahdah'' seperti [[salat]], juga dalam ibadah ''gairu mahdah,'' serta setiap aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, banyak menggunakan tiga jari saat makan, minum air dalam tiga tegukan, dan memegangnya dengan tangan kanan sambil duduk.<ref name="roy-266">{{cite book|last1=Roy|first1=Olivier|year=2004|url=https://books.google.com/books?id=b9eFGcsWnwEC&q=use+three+fingers+when+eating+roy&pg=PA266|title=Globalized Islam: The Search for a New Ummah|publisher=Columbia University Press|isbn=9780231134996|page=266|access-date=13 October 2016}}</ref>
Ulama Salafi lainnya seperti [[Rasyid Rida]] mengikuti jalan tengah, mengizinkan orang awam untuk melakukan Taklid hanya jika diperlukan, mewajibkan dia untuk melakukan Ittiba ketika bukti-bukti Kitab Suci diketahui olehnya. Metodologi hukum mereka menolak keberpihakan pada risalah mazhab tertentu mana pun, dan mengacu pada kitab-kitab semua mazhab. Mengikuti [[Ibnu Taimiyah]] dan [[Ibnul Qayyim]], para ulama ini menerima warisan sastra yang kaya dari Fiqih Sunni dan menganggap literatur dari empat mazhab Sunni sebagai sumber yang bermanfaat untuk mengeluarkan keputusan untuk era kontemporer.<ref name="Bennett, p. 174"/><ref>{{Cite book|last=Meijer|first=Roel|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|publisher=Oxford University Press|year=2014|isbn=978-0-19-933343-1|location=New York|pages=43|chapter=Between Revolution and Apoliticism: Nasir al-Din al-Albani and his Impact on the Shaping of Contemporary Salafism}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lacroix|first=Stéphane|title=Awakening Islam: The Politics of Religious Dissent in Contemporary Saudi Arabia|url=https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr|publisher=Harvard University Press|year=2011|isbn=978-0-674-04964-2|location=Cambridge, Massachusetts, London, England|pages=[https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr/page/84 84]–85, 220|chapter=Chapter 3: Resistance to Sahwa Ascendancy}}</ref> Di ujung spektrum, beberapa Salafi berpendapat bahwa berpegang pada taqlid adalah tindakan syirik (politeisme).▼
=== Pandangan terhadap taklid ===
▲Pemikiran Salafi mencari re-orientasi [[Fiqih|fikih]] (yurisprudensi Islam) jauh dari [[Taqlid|taklid]] (ketaatan pada preseden hukum Madhhab tertentu) dan langsung kembali ke [[Muhammad|Nabi]], [[Sahabat Nabi|
▲Meskipun [[Muhammad bin Abdul Wahhab]] secara pribadi menolak praktik Taqlid, ulama Wahhabi dan Salafi lebih memilih mengikuti madzhab [[
▲Gerakan Salafi lainnya, bagaimanapun, percaya bahwa taqlid adalah melanggar hukum dan menantang otoritas sekolah hukum. Dalam perspektif mereka, sejak mazhab muncul setelah era [[Salafus Shalih]] (pendahulu yang saleh); orang-orang Muslim yang mengikuti madzhab tanpa langsung mencari dalil-dalil Kitab Suci akan menyimpang.<ref>{{Cite book|last=Olidort|first=Jacob|url=https://www.brookings.edu/wp-content/uploads/2016/07/Brookings-Analysis-Paper_Jacob-Olidort-Inside_Final_Web.pdf|title=The Politics of "Quietist Salafism"|publisher=Harvard University Press|year=2015|location=Cambridge, Massachusetts, London, England|pages=7, 8}}</ref><ref>{{Cite book|last=Cooke, B. Lawrence|first=Miriam, Bruce|title=Muslim Networks from Hajj to Hip Hop|publisher=The University of North Carolina Press|year=2005|isbn=0-8078-2923-4|location=London|pages=212–213|chapter=Chapter 10: The Salafi Movement}}</ref> Ini termasuk ulama gerakan [[Ahlul Hadits]]
▲Ulama Salafi lainnya seperti [[Rasyid Rida|Rasyid Ridha]] mengikuti jalan tengah, mengizinkan orang awam untuk melakukan Taklid hanya jika diperlukan, mewajibkan dia untuk melakukan Ittiba ketika bukti-bukti Kitab Suci diketahui olehnya. Metodologi hukum mereka menolak keberpihakan pada risalah mazhab tertentu mana pun, dan mengacu pada kitab-kitab semua mazhab. Mengikuti [[Ibnu Taimiyah]] dan [[Ibnul Qayyim]], para ulama ini menerima warisan sastra yang kaya dari Fiqih Sunni dan menganggap literatur dari empat mazhab Sunni sebagai sumber yang bermanfaat untuk mengeluarkan keputusan untuk era kontemporer.<ref name="Bennett, p. 174"/><ref>{{Cite book|last=Meijer|first=Roel|title=Global Salafism: Islam's New Religious Movement|publisher=Oxford University Press|year=2014|isbn=978-0-19-933343-1|location=New York|pages=43|chapter=Between Revolution and Apoliticism: Nasir al-Din al-Albani and his Impact on the Shaping of Contemporary Salafism}}</ref><ref>{{Cite book|last=Lacroix|first=Stéphane|title=Awakening Islam: The Politics of Religious Dissent in Contemporary Saudi Arabia|url=https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr|publisher=Harvard University Press|year=2011|isbn=978-0-674-04964-2|location=Cambridge, Massachusetts, London, England|pages=[https://archive.org/details/awakeningislampo0000lacr/page/84 84]–85, 220|chapter=Chapter 3: Resistance to Sahwa Ascendancy}}</ref> Di ujung spektrum, beberapa Salafi berpendapat bahwa berpegang pada taqlid adalah tindakan syirik (politeisme).
Salafi kontemporer umumnya membuang praktik mengikuti aturan mapan dari setiap Madzhab tertentu, mengutuk prinsip Taqlid (peniruan buta) sebagai [[bid'ah]] (inovasi) dan secara signifikan dipengaruhi oleh prinsip-prinsip hukum mazhab, yang secara historis terkait dengan doktrin anti madzhab yang menentang kanonisasi mazhab hukum. Kecaman ulama Zahir awal [[Ibnu Hazm]] terhadap Taqlid dan seruan untuk membebaskan diri dari sistem penafsiran dari berbagai aliran yang dikanonisasi dengan mendukung Fiqih yang langsung didasarkan pada Qur'an dan Hadits; telah memberikan dampak besar pada gerakan Salafiyya .<ref name="muslimmatters.org"/><ref>{{Cite book|last=Shaham|first=Ron|title=Rethinking Islamic Legal Modernism|publisher=Brill Publishers|year=2018|isbn=978-90-04-36954-2|location=Koninklijke Brill NV, Leiden, The Netherlands|pages=37|quote="In setting forth these premises, Rida appears to prepare the ground to steer a middle course.. Rida did not ignore the rich heritage of Islamic law, as did a number of his strict Salafi contemporaries. Instead, following Ibn Taymiyya and especially his student Ibn al-Qayyim, he viewed the literature of the four Sunni law-schools (without committing himself to the teachings of one school in particular) as a resource from which to draw guidance and inspiration for adapting the law to changing circumstances"}}</ref> Legalisme Salafi paling sering ditandai dengan keberangkatannya dari aturan mapan ( mu'tamad ) dari empat mazhab Sunni, serta sering menyelaraskan dengan pandangan Zahir yang disebutkan oleh Ibn Hazm dalam ringkasan hukumnya ''Al-Muhalla''.<ref name="muslimmatters.org"/><ref>{{cite web|last=Khan|first=Rehan|date=5 February 2020|title=Salafi Islam and its Reincarnations- Analysis|url=https://www.eurasiareview.com/05022020-salafi-islam-and-its-reincarnations-analysis/|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20200205150143/https://www.eurasiareview.com/05022020-salafi-islam-and-its-reincarnations-analysis/|archive-date=5 Feb 2020|website=Eurasia Review}}</ref><ref>{{Cite book|last=Gauvain|first=Richard|title=Salafi Ritual Purity: In the Presence of God|publisher=Routledge|year=2013|isbn=978-0-7103-1356-0|location=New York|pages=8 ,11, 229–230, 328, 347|quote="the identity of many modern Salafis is dependent upon their departure from the established rulings of the four Sunni law schools (madhahib), including that of Ibn Hanbal. Modern Salafis generally dislike the practice of following the established rulings of any particular law school and view the principle of legal “imitation” (taqlid) as a significant factor in the overall decline of the Muslim Umma... Zahiri influence on modern Salafi legal thought occurs almost entirely through the Muhalla of Ibn Hazm, .... more important than Ibn Hazm’s individual opinions to the Salafi scholars and ritual practitioners mentioned here is the unyielding Zahiri-style logic that underscores them... modern Salafis are endeavouring to shift Zahiri legal from the margins of orthodoxy into its centre "}}</ref>
=== Perbedaan dengan ilmu kalam ===
{{See also|Ilmu Kalam}}
Pendukung mazhab [[Atsariyah]] pada zaman modern banyak yang berasal dari kelompok ini; mereka menjunjung tinggi karya-karya tokoh Atsariyah dari [[Ibnu Taimiyyah]].<ref name="TCSI2010: 39-48 +">[[Salafiyah#TCSI2010|Halverson, ''Theology and Creed in Sunni Islam,'' 2010]]: 38–48</ref> Ibnu Taimiyyah merupakan sosok ulama yang sering diperdebatkan dan bahkan ditentang, serta menjadi ulama yang sangat dihormati di antara pengikut gerakan Salafi dan sering digelari ''[[Syekhul Islam|Syaikhul-Islam]]''. Tokoh penting lainnya termasuk ulama besar penting dalam sejarah Islam, seperti [[Ahmad ibn Hanbal|Ahmad bin Hanbal]].<ref name="auto1">Michael Cook, ''On the Origins of Wahhābism'', Journal of the Royal Asiatic Society, Third Series, Vol. 2, No. 2 (July, 1992), p. 198</ref>
Pengikut gerakan Salafi menganggap sumber hukum utama Islam, [[Al-Qur'an]] dan [[Sunnah]], sudah cukup jelas, serta sering menolak penggunaan penafsiran dan penalaran manusia. Salafi menyukai implementasi praktis daripada perselisihan makna, karena dapat dianggap jelas atau berada di luar nalar manusia.<ref>Bin Ali Mohamed ''Roots Of Religious Extremism, The: Understanding The Salafi Doctrine Of Al-wala Wal Bara'' World Scientific, 14.09.2015 9781783263943 p. 61</ref> Mereka menganggap bahwa mengikuti teologi ilmu kalam, bahkan jika terbukti benar sekali pun, mutlak dilarang.<ref name="TCSI2010: 36">[[Salafiyah#TCSI2010|Halverson, ''Theology and Creed in Sunni Islam,'' 2010]]: 36 "For the Atharis, the “clear” (i.e., zahir, apparent, or literal) meaning of the Qur’an and especially the prophetic traditions (ahadith) have sole authority in matters of belief, as well as law, and to engage in rational disputation (jadal), even if one arrives at the truth, is absolutely forbidden. A strictly literal, or perhaps amodal, reading of the Qur’an, as opposed to one engaged in ta’wil (metaphorical interpretation), or an attempt to rationally conceptualize its meanings, cannot be questioned and the “real” meanings should be consigned to God."</ref> Atsariyah memaknai Al-Qur'an dan [[hadis]] secara literal dan amodal, serta mengakui pemaknaan yang sudah dianggap jelas dalam hal akidah. Hal ini berbeda dengan penganut ''[[takwil]]'' (penafsiran metaforis), penganut Salafi tidak mengkonseptualisasikan makna Al-Qur'an secara rasional; dan percaya bahwa makna sebenarnya harus diserahkan kepada Allah saja (''[[tafwidh]]'').<ref name="TCSI2010: 36-7">[[Salafiyah#TCSI2010|Halverson, ''Theology and Creed in Sunni Islam,'' 2010]]: 36–7 "For the Atharis, the “clear” (i.e., zahir, apparent, or literal) meaning of the Qur’an and especially the prophetic traditions (ahadith) have sole authority in matters of belief, as well as law, and to engage in rational disputation (jadal), even if one arrives at the truth, is absolutely forbidden. A strictly literal, or perhaps amodal, reading of the Qur’an, as opposed to one engaged in ta’wil (metaphorical interpretation), or an attempt to rationally conceptualize its meanings, cannot be questioned and the “real” meanings should be consigned to God."</ref> Secara hermeunistik, Salafi berbeda dari non-Salafi dalam beberapa hal kebolehan.<ref>Bin Ali Mohamed ''Roots Of Religious Extremism, The: Understanding The Salafi Doctrine Of Al-wala Wal Bara'' World Scientific, 14.09.2015 9781783263943 pp. 62-63</ref>
Ibnu Taimiyyah dikenal karena menulis beberapa tentangan terhadap firkah-firkah dan mazhab akidah Islam lainnya seperti [[Sufi]], [[Jahmiyah]], [[Asy'ariyah]], [[Syiah]], [[Filsafat Islam|Filsafat]], dll., melalui fatwa-fatwanya.<ref name="G. Rabil 2014 26"/> Untuk menjelaskan pendekatan teologis Salafiyah, Ibnu Taimiyyah mengeluarkan ''[[fatwa]]'':
{{Blockquote|text=Manhaj ''[[Salaf]]'' adalah menafsirkan secara literal ayat-ayat Alquran dan hadis-hadis yang berhubungan dengan sifat-sifat Ilahi [''ijra' ayat aṣ-ṣifat wa ahadiṡ aṣ-ṣifat 'ala ẓahiriha''], dan tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk [''ma' nafi al-kaifiyyah wat-tasybih'']."|author=Taqiyuddin bin Taimiyyah|title=''Al-Fatawa al-Kubra'', juz 5, hlm. 152|source=<ref name="G. Rabil 2014 26">{{Cite book |last=G. Rabil |first=Robert |title=Salafism in Lebanon: From Apoliticism to Transnational Jihadism |url=https://archive.org/details/salafisminlebano0000rabi |publisher=Georgetown University Press |year=2014 |isbn=978-1-62616-116-0 |location=Washington, DC, USA |pages=[https://archive.org/details/salafisminlebano0000rabi/page/n41 26] |chapter=1: The Creed, Ideology, and Manhaj (Methodology) of Salafism: A Historical and Contemporaneous Framework}}</ref>}}
Banyak sistem keyakinan yang berkaitan dengan dunia spiritual yang dipraktikkan oleh umat Islam di beberapa tempat dan wilayah, dianggap [[syirik]] oleh pengikut Salafi. Pengikut gerakan Salafi menganggap sejumlah praktik yang berkaitan dengan [[jin]] atau [[roh]] [[wali]] dan orang-orang saleh sebagai [[bid'ah]] dan syirik. Demikian pula, Salafisme berbeda terkait pemahaman teologis dan penafsiran tentang jin, setan, dan malaikat, terhadap penganut Islam secara umum.<ref>Rothenberg, Celia E. "Islam on the Internet: the jinn and the objectification of Islam." The Journal of Religion and Popular Culture 23.3 (2011): 358-371.</ref> Keyakinan yang luas tentang roh dan [[malaikat]] yang banyak diterima oleh penganut Islam Klasik dipangkas mengikuti Al-Qur'an dan hadis, tanpa bahan tafsir lebih lanjut serta referensi anekdotal.<ref>TY - Jour Au - Østebø, Terje PY - 2014 DA - 2014/01/01 TI - ''The revenge of the Jinns: spirits, Salafi reform, and the continuity in change in contemporary Ethiopia'' JO - Contemporary Islam SP - 17 EP - 36 VL - 8 IS - 1 AB - The point of departure for this article is a story about jinns taking revenge upon people who have abandoned earlier religious practices. It is a powerful account of their attempt to free themselves from a past viewed as inhabited by evil forces and about the encounter between contemporary Salafi reformism and a presumed disappearing religious universe. It serves to prove how a novel version of Islam has superseded former practices; delegitimized and categorized as belonging to the past. The story is, however, also an important source and an interesting entry-point to examine the continued relevance of past practices within processes of reform. Analyzing the story about the jinns and the trajectory of Salafi reform in Bale, this contribution demonstrates how the past remains intersected with present reformism, and how both former practices and novel impetuses are reconfigured through this process. The article pays attention to the dialectics of negotiations inherent to processes of reform and points to the manner in which the involvement of a range of different actors produces idiosyncratic results. It challenges notions of contemporary Islamic reform as something linear and fixed and argues that such processes are multifaceted and open-ended. SN - 1872-0226 UR - https://doi.org/10.1007/s11562-013-0282-7 DO - 10.1007/s11562-013-0282-7 ID - Østebø2014 ER -</ref><ref>Stephen Burge ''Angels in Islam: Jalal al-Din al-Suyuti's al-Haba'ik fi Akhbar al-malik'' Routledge 2015 {{ISBN|978-1-136-50473-0}} p. 13-14</ref>
=== Ajaran Ibnu Taimiyyah ===
{{See also|Ibnu Taimiyyah}}
Para pengikut Salafi banyak mengikuti ajaran-ajaran dari [[Ibnu Taimiyyah]], terutama dalam masalah teologi dan spiritual. Ajaran-ajaran Ibnu Taimiyyah banyak memberi pengaruh kepada [[Wahabisme]], [[Ahli Hadis]], dan gerakan Salafi yang lain. Menurut doktrin monoteistik Ibnu Taimiyyah, [[Tauhid]] dibagi menjadi tiga: ''ar-rubūbiyyah'' (Tauhid Ketuhanan), ''al-ulūhiyyah'' (Tauhid Sesembahan), dan ''al-asmā' waṣ-ṣifāt'' (Tauhid Nama dan Sifat). Penafsiran [[Syahadat|syahadat tauhid]] oleh Ibnu Taimiyyah adalah menegaskan bahwa "tidak ada Tuhan (Ilah yang disembah) selain Allah", tanpa sekutu bagi-Nya, serta menjadi dasar penting dalam akidah Salafi. Pada zaman kontemporer, tulisan-tulisan Ibnu Taimiyyah tentang teologi dan kebaruan dalam praktiknya telah mengilhami gerakan Salafi dalam berbagai jenis.<ref>{{Cite book|last=Hoover|first=Jon|year=2019|title=Ibn Taymiyya (Makers of the Muslim World)|location=10 Bloomsbury Street, London WC1B 3SR, England|publisher=Oneworld Academic|isbn=978-1-78607-689-2|pages=11, 19, 46–47, 88, 140}}</ref><ref>{{Cite book|last=Schmidtke|first=Sabine|year=2016|title=The Oxford Handbook of Islamic Theology|location=New York|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-969670-3|page=635|quote="Ibn Taymiyya also speaks of the priority of worship and ethics over metaphysics in theological terms that later became widespread among Wahhābīs and modern Salafīs. He distinguishes two tawḥīds, or two ways of confessing God’s unity. Ibn Taymiyya’s first tawḥīd is that of God’s divinity (ulūhiyya). Al-tawḥīd al-ulūhiyya signifies God’s sole worthiness to be a god, that is, God’s sole right to be an object of worship (ʿibāda). Al-tawḥīd al-ulūhiyya is exclusive worship of God that refuses to give devotion and love to anything or anyone else. Then flowing out from this is the second tawḥīd, the tawḥīd of God’s lordship (rubūbiyya). God’s lordship refers to His creative power, and al-tawḥīd al-rubūbiyya means confessing that God is the only source of created beings"}}</ref> Berkembangnya gerakan-gerakan ini pada abad ke-20 telah menyebabkan minat terhadap tulisan-tulisan Ibnu Taimiyah semakin meningkat. Salafi umumnya menggelari Ibnu Taimiyah sebagai ''[[Syekhul Islam]]''. Selain Ibnu Taimiyyah, murid-muridnya seperti [[Ibnul Qayyim al-Jauziyyah]], [[Ibnu Katsir]], [[Imam adz-Dzahabi|adz-Dzahabi]], dll. banyak menjadi ulama rujukan Salafi.<ref>{{Cite book|last=Schmidtke|first=Sabine|year=2016|title=The Oxford Handbook of Islamic Theology|location=New York|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-969670-3|pages=427, 626, 641–642}}</ref><ref>{{Cite book|last=C. Martin|first=Richard|year=2004|title=Encyclopedia of Islam and the Muslim World|location=New York|publisher=Macmillan Reference USA|isbn=0-02-865603-2|page=468}}</ref><ref>{{Cite book|last=Bosworth, Donzel, Heinrichs, Lecomte|first=C. E. , E. Van , W. P. , G.|year=1997|title=The Encyclopedia of Islam:New Edition Vol. IX|location=Leiden, The Netherlands|publisher=Brill|isbn=90-04-10422-4|page=400}}</ref><ref>{{Cite book|last=Leaman|first=Oliver|year=2006|title=The Qur'an: An Encyclopedia|url=https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse|location=New York|publisher=Routledge: Taylor & Francis|isbn=0-415-32639-7|pages=[https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse/page/n662 631]–633}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Lauziere|first=Henri|date=2010|title=The Construction Ofsalafiyya: Reconsidering Salafism from the Perspective of Conceptual History|url=https://archive.org/details/sim_international-journal-of-middle-east-studies_2010-08_42_3/page/369|journal=International Journal of Middle East Studies|volume=42|issue=3|pages=369–389|doi=10.1017/S0020743810000401|doi-access=free}}</ref>
Karya-karya ilmiah Ibnu Taimiyyah, yang menganjurkan akidah Atsariyah dan secara intens mengkritik mazhab akidah yang lain, menjadi landasan teologi Salafiyah.<ref>{{Cite book|last=Leaman|first=Oliver|year=2006|title=The Qur'an: An Encyclopedia|url=https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse|location=New York|publisher=Routledge: Taylor & Francis|isbn=0-415-32639-7|page=[https://archive.org/details/quranencyclopedi2006unse/page/n313 282]|quote="Ibn Taymiyya’s works extend to almost every area of contemporary intellectual life... Nearly all of his works are in the style of a refutation or a critique,... He embodies the theology of the Salafi (Traditionalist) movement and all his works are intense, focused and well-argued."}}</ref> Ibnu Taimiyyah juga mengutip sebuah konsensus ([[Ijmak|Ijma']]), tentang diperbolehkannya menganggap diri seseorang berasal dari keyakinan Salaf, yang menyatakan:
{{blockquote|“Tidaklah mengapa menyatakan diri (Anda) sebagai pengikut salaf, termasuk padanya dan merasa bangga padanya; melainkan harus diterima darinya, menurut ijmak. Manhaj salaf tidak dapat lari dari kebenaran. Jika seseorang berpegang padanya secara lahir dan batin, maka ia seperti orang mukmin yang selalu mengikuti kebenaran lahir dan batin.”<ref>{{cite web| title=Is it permissible for people to call themselves "Ahl al-Hadeeth" |url=http://islamhelpline.net/iqa/answer/233/163503/is-it-permissible-for-people-to-call-themselves-ahl-al-hadeeth |website=Islam Helpline }}</ref><ref>{{Cite book|last=Ibn Taymiyya|first=Ahmad|title=Majmu al-Fatawa Vol.1 |publisher=Dar al-Hadith | location=Cairo, Egypt |page=141}}</ref>}}
== Salafisme menurut Barat ==
Salafiyah telah dikaitkan dengan pendekatan Islam yang literalis, ketat, dan puritan
Pejabat pemerintah [[Jerman]]<ref name="verfassungsschuetz">{{cite web |url=http://www.verfassungsschutz.de/en/en_fields_of_work/islamism/ |title=Federal Office for the Protection of the Constitution (Bundesamt für Verfassungsschutz) 7/18/2012: latest 2011 report on Islamic Salafist extremism in Germany (English) |access-date=17 July 2012 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130217003940/http://www.verfassungsschutz.de/en/en_fields_of_work/islamism/ |archive-date=17 February 2013 |url-status=dead }}</ref> telah menuduh Salafisme memiliki hubungan yang kuat dengan [[terorisme]] tetapi kemudian mengklarifikasi bahwa ''tidak semua Salafi adalah teroris''. Pernyataan pejabat pemerintah Jerman yang mengkritik Salafisme disiarkan oleh ''[[Deutsche Welle]]'' selama April 2012.<ref>{{citation |url=http://www.dw.de/dw/article/0,,15935366,00.html |title=Salafist extremism spreading in Germany|date=8 May 2012 |work=Deutsche Welle (www.dw.com) }}</ref><ref>{{Citation|url=http://www.pipeline.de/www/index.php?&kat=10&artikel=110085213&red=1&ausgabe=|title=Verfassungsschutzbericht warnt vor Salafisten |trans-title=Constitutional protection report warns of Salafists|date=17 June 2012|website=Pipeline|archive-url=https://web.archive.org/web/20130520190058/http://www.pipeline.de/www/index.php?&kat=10&artikel=110085213&red=1&ausgabe= |archive-date=20 May 2013|url-status=dead}}</ref> Menurut ilmuwan politik Jerman [[Thorsten Gerald Schneiders]], meskipun Salafi mengklaim untuk membangun kembali nilai-nilai Islam dan membela budaya Islam, beberapa anggota gerakan menafsirkannya dengan cara yang tidak sesuai dengan tradisi Islam dan menganggap unsur-unsur tertentu dari budaya Muslim seperti puisi, sastra, nyanyian, filsafat, dll sebagai karya setan.<ref>Thorsten Gerald Schneiders ''Salafismus in Deutschland: Ursprünge und Gefahren einer islamisch-fundamentalistischen Bewegung'' transcript Verlag 2014 {{ISBN|9783839427118}} hlm.392</ref> Menurut ilmuwan politik Prancis [[Olivier Roy]], sebagian besar generasi ketiga imigran Muslim Barat cenderung mengadopsi Salafisme dan beberapa dari mereka mungkin memutuskan dari warisan keluarga mereka, menikahi mualaf lain, daripada pengantin dari negara asal mereka, yang dipilih oleh orang tua mereka.<ref>{{Cite book |last=Stevens, O'hara |first=David, Kieron |year=2015 |title=The Devil's Long Tail: Religious and Other Radicals in the Internet Marketplace |page= 76 |publisher=Oxford University Press |location=New York |isbn= 978-0-19-939624-5|quote= "They do not represent an Islamic tradition; on the contrary they break with the religion of their parents. When they convert or become born-again, they always adopt some sort of Salafism, which is a scriptualist version of Islam that discards traditional Muslim culture. They do not revert to traditions: for instance when they marry, it is with the sisters of their friends or with converts, and not with a bride from the country of origin chosen by their parents."}}</ref> Menurut [[Marc Sageman]], bagian dari gerakan Salafi terkait dengan beberapa kelompok teroris di seluruh dunia, seperti Al-Qaeda.<ref>[http://govinfo.library.unt.edu/911/hearings/hearing3/witness_sageman.htm Third public hearing of the National Commission on Terrorist Attacks Upon the United States], ''Statement of Marc Sageman to the National Commission on Terrorist Attacks Upon the United States'', 9 July 2003</ref>
Namun, menurut analis lain, Salafi pada dasarnya tidak politis. Salafi dapat menunjukkan segala macam hubungan yang beragam dengan negara tergantung pada lingkungan, seperti populasi umum di mana mereka berasal. Mereka tidak menunjukkan kecenderungan yang dapat dibuktikan terhadap kekerasan sebagai kelompok monolitik. Salafi yang terlibat dalam partisipasi politik atau pemberontakan bersenjata, melakukannya sebagai bagian dari payung proyek politik yang lebih luas.<ref>{{Cite book |last=Li |first=Darryl |year=2015 |title=THE UNIVERSAL ENEMY: Jihad, Empire, and the Challenge of Solidarity |pages= 105–106 |publisher=Stanford University Press |location=Stanford, California, United States|isbn=9781503610873}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 47 ⟶ 73:
* [[Tabi'ut tabi'in]]
* [[Khalaf]]
* [[Wahabi]]
== Referensi ==
|