Teori Warna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ainisanr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ainisanr (bicara | kontrib)
Saya menambahkan beberapa gambar
 
Baris 30:
 
Meskipun karya Goethe ditolak oleh beberapa fisikawan, sejumlah filsuf dan fisikawan menaruh perhatian terhadapnya, termasuk [[Thomas Johann Seebeck]], Arthur Schopenhauer (lihat: ''Tentang Penglihatan dan Warna'' ), Hermann von Helmholtz , Ludwig Wittgenstein , Werner Heisenberg , Kurt Gödel , dan Mitchell Feigenbaum .
[[Berkas:Goethe-LightSpectrum.svg|jmpl|Spektrum cahaya, dari ''Teori Warna''  – Goethe mengamati bahwa warna muncul di tepinya, dan spektrum muncul di tempat tepian berwarna tumpang tindih.]]
 
Buku Goethe memberikan katalog tentang bagaimana warna dirasakan dalam berbagai keadaan, dan menganggap pengamatan [[Isaac Newton]] sebagai kasus.<ref name="Ribe;Steinle">Neil Ribe, Friedrich Steinle: [https://physicstoday.scitation.org/doi/full/10.1063/1.1506750 Exploratory Experimentation: Goethe, Land, and Color Theory] ''[[Physics Today]]'', July 2002, diperoleh 3 July 2011</ref> Berbeda dengan Newton, perhatian Goethe bukan pada perlakuan analitik terhadap warna, melainkan pada kualitas bagaimana fenomena dirasakan. Para filsuf telah memahami perbedaan antara [[spektrum optik]] , seperti yang diamati oleh Newton, dan fenomena persepsi warna manusia seperti yang disajikan oleh Goethe—sebuah subjek yang dianalisis secara panjang lebar oleh Wittgenstein dalam komentarnya tentang teori Goethe dalam ''Remarks on Color'' dan dalam karya Jonathan Westphal. Komentar atas karya ini (1991).
 
== Latar Belakang ==
Pada masa Goethe, secara umum diakui bahwa, seperti yang ditunjukkan Isaac Newton dalam bukunya Opticks pada tahun 1704, [[cahaya]] tak berwarna (putih) terpecah menjadi warna-warna komponennya ketika diarahkan melalui sebuah [[Prisma (geometri)|prisma]].
[[Berkas:Castel L'Optique des couleurs 1740.jpg|jmpl|Perbandingan deskripsi warna spektral Newton pada tahun 1740 oleh Castel dengan penjelasannya mengenai interaksi terang dan gelap, yang kemudian dikembangkan Goethe menjadi ''Teori Warnanya'']]
 
Titik awal Goethe adalah dugaan penemuan tentang bagaimana Newton melakukan kesalahan dalam eksperimen prismatik, dan pada tahun 1793 Goethe telah merumuskan argumennya menentang Newton dalam esai "Über Newtons Hypothese der diversiven Refrangibilität" ( "''Tentang hipotesis Newton tentang refrangibility yang beragam''" ). Namun, pada tahun 1794, Goethe mulai semakin memperhatikan pentingnya aspek fisiologis warna.