|negara3 =
<!-- --------- -->
|jalur_ayah = Tuan Guru Haji Ahmad Mughni Bin ''Tuan Guru Haji Ismail'' bin ''Tuan Guru Haji Muhammad Thahir'' bin ''Khalifah Haji Syihabuddin'' bin ''Maulana SyekhSyaikh Muhammad Arsyad Bin Abdullah alAl-Banjari'' bin Tuan Penghulu Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao Philipina bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf
bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama'ah bin Alawi Abi Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja'far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu'minin Ali Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Sayyidina Rasulullah SAW
|jalur_ibu =
<!-- --------- -->
'''Tuan Guru Muhammad Bakhiet Al-Banjari''' ({{lahirmati|[[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[Barabai, Hulu Sungai Tengah]]|01|1|1966}}) adalah salah seorang [[Ulama Banjar|ulama]] dan [[Daftar tokoh Banjar|tokoh masyarakat]] yang sangat kharismatik dan berpengaruh besar di [[Kalimantan Selatan]].
<ref name="profil">{{Cite news|url=http://www.antaranews.com/berita/423706/ulama-kalsel-doakan-prabowo-angkat-derajat-rakyat|title=Ulama Kalsel doakan Prabowo angkat derajat rakyat|publisher=Antaranews.com|date=13 Maret 2014|author=Ruslan Burhani|accessdate=22 April 2014|editor-last=Burhani|editor-first=Ruslan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref>
Silsilah:
== Kelahiran Silsilah Keluarga ==
1. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
2. Fatimah Az-Zahra
3. Husain Asy-Syahid
4. Ali Zainal Abidin As-Sajjad
5. Muhammad Al-Baqir
6. Ja'far Ash-Shadiq
7. Ali Al-Uraidhi
8. Muhammad An-Naqib
9. Isa Ar-Rumi
10. Ahmad Al-Muhajir
11. Ubaidillah
12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah
13. Muhammad Maula Shama'ah
14. Alwi Ats-Tsani
15. Ali Khali' Qasam
16. Muhammad Shahib Mirbath
17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam
18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)
19. Alwi Al-Ghayyur
20. Ali Maula Ad-Dark
21. Muhammad Al-Mauladawilah
22. Abdurrahman Assegaf
23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran
24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)
25. Syaikh
26. Abdullah
27. Husain
28. Ahmad Ash-Shalabiyah
29. Abu Bakar Al-Hindi
30. Abdullah Lok-Gabang
31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
32. Khalifah Hasanuddin
33. Syaikh Syihabuddin
34. Syaikh Muhammad Thahir
35. Syaikh Ismail
36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)
37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)
Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.
== Kelahiran dan Silsilah & keluarga ==
Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada [[1|5]] [[September]] [[1966]] di desa [[Telaga Air Mata]], [[Kampung Arab]], [[kabupaten Hulu Sungai Tengah]].
Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni dan Ibu beliau Hj. Zainab. Adapun silsilah Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni bin Tuan Guru Haji Ismail bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir bin Syaikh Syihabuddin bin Khalifah Hasanuddin bin Maulana Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
SILSILAH :
1. NABI MUHAMMAD SAW
2. Fatimah Az-Zahra
3. Husain
4. Ali Zainal Abidin
5. Muhammad Al-Baqir
6. Ja'far Ash-Shadiq
7. Ali Al-Uraidhi
8. Muhammad An-Naqib
9. Isa Ar-Rumi
10. Ahmad Al-Muhajir
11. Ubaidillah
12. Alwi Al-Awwal (Alawiyyin) Abi Sa'adah
13. Muhammad Maula Shama'ah
14. Alwi Ats-Tsani
15. Ali Khali' Qasam
16. Muhammad Shahib Mirbath
17. Ali Walidil Faqihi / Ali Faqih Nuruddin Al-'Adham Al-Faqih Al-Muqaddam
18. Muhammad Al-Faqih Muqaddam (+1232 M)
19. Alwi Al-Ghayyur
20. Ali Maula Ad-Dark
21. Muhammad Al-Mauladawilah
22. Abdurrahman Assegaf
23. Syaikh Abu Bakar As-Sakran
24. Abdullah Al-'Aydarus Al-Akbar (Datu Seluruh Keluarga Al-'Aydarus)
25. Syaikh
26. Abdullah
27. Husain
28. Ahmad Ash-Shalabiyah
29. Abu Bakar Al-Hindi
30. Abdullah Lok-Gabang
31. Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari
32. Khalifah Hasanuddin
33. Syaikh Syihabuddin
34. Syaikh Muhammad Thahir
35. Syaikh Ismail
36. Syaikh Ahmad Mughni (H. Ahmad Negara)
37. Tuan Guru KH. Muhammad Bakhiet (Guru Bakhiet)
Sumber : Habib Alwi bin Fuad Alaydrus, Tuan Guru KH. Sufyan Jalil, Tuan Guru KH. Abdussalam An-Naqari, Ustadz Muhammad Saubari.
== Pendidikan ==
Pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal hanya sampai kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1976. Selebihnya beliaudia lebih banyak menimba ilmu pada pendidikan non formal, yaitu pendidikan dari kedua orang tuanya, khususnya dari ayahnya yang seorang ulama. Dia pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin pada tahun 1977 kurang lebih selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1980 menjadi santri Pondok Pesantren Darussalam kurang lebih enam bulan. Dari situ kemudian pindah ke Darussalamah kurang lebih satu setengah tahun.
Setelah sekian lama di [[Martapura]], kemudian beliaudia kembali ke [[Barabai]] dan berguru dengan orang tua Beliau sendiri, yaitu Ayahnya. Ayahnya ini mengajarkan tentang ilmu, khususnya ilmu batin, dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama banyak ia ambil dari para ulama terkemuka. Guru-guru dia antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh [[Barabai]]. Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.
== Dakwah, Ketokohan &dan Pengaruh ==
Di samping sebagai ulama. Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga seorang guru Tarikat Alawiyah.Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini secara historis dia pada tahun 1993 dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sinilah dia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. Waktu itu ada sejumlah nama yang aktif malah menjadi murid utama dia, di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Tarikat Alawiyah sangat maju pesat perkembangannya yang pengikutnya hingga kini mencapai puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun setiap kali pertemuan pesertanya semakin bertambah. Bertambahnya jumlah jamaah maka dia pindah lagi ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.
Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Dari hasil observasi Penulis, sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai maka suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dari segi corak keberagamaannya. Bahkan, ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah RI, mayoritas umat Islam HST lebih memilih ikut Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah.
Menurut beberapa orang yang dekat dengan beliaudia, kelebihan yang dimiliki oleh beliaudia di samping ilmu dan amaliahnya, antara lain yaitu:
-Menjauhi pemerintah. Contohnya beliaudia menolak dibawa Umrah oleh Pemerintah Daerah. -Netral dalam persoalan politik dan tidak ikut-ikutan dalam persoalan ini. Umpamanya beliaudia menolak pemberian berupa uang dan harta karena kepentingan polotik (partai). -Dia tahan terhadap godaan dunia (wara’). -Sangat memuliakan para habaib. Setiap tanggal 3-5 dia membagi beras untuk para janda, habaib atau yang miskin. Begitu juga pada hari raya. Walaupun dia bukan turunan habaib dalam arti formal tetapi para habib mengakui beliaudia sebagai bagian dari keluarga habaib (Mulhaq Habaib), karena kecintaannya yang luar biasa terhadap para habaib. Konon dia tidak bisa dalam seharipun kalau tidak bertemu dengan habib, walaupun hanya melihat mukanya.
== Karya Tulis ==
Data terbaru berkenaan nasab dia di atas penulis kutip dari Tuan Guru Haji Abdus Salam (Paser), salah seorang adik Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet, dalam buku “Ringkasan Manaqib Syekh H.M.Isma’il bin Syekh H.M. Thahir al-Alabi an-Naqari Rahimahullahu Ta’ala” terbitan Khazanah Naqariyah Paser Kalimantan Timur, 2013
== Pranala luarLuar ==
* {{Youtube|GDBWuI60tYI}} SATU KUNCI KETENANGAN DUNIA Oleh GURU BAKHIET
* {{Youtube|UPjbYvG4Diw}} Sambutan Lubang kubur dan Ziran Kubur dengan Jenazah baru serta pembelaan Amal Sholeh
|