Harmoko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = [[Gelar kehormatan Melayu|Tan Sri]] [[Haji (gelar)|H.]]
| name = {{PAGENAME}}
| image = Harmoko, The DPR-RI Stance on the Reform Process and the Resignation of President Soeharto, p39.jpg
Baris 12:
| predecessor1 = [[Wahono]]
| successor1 = [[Amien Rais]]
| office2 = Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
| order2 = ke-12
| term_start2 = 1 Oktober 1997
Baris 34:
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1939|2|7}}
| birth_place = [[Patianrowo, Nganjuk|Patianrowo]], [[Nganjuk
| death_date = {{tanggal kematian dan umur|2021|7|04|1939|2|7}}
| death_place = [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_cause = [[Pandemi COVID-19|COVID-19]]
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]]<ref>https://news.detik.com/berita/d-5631079/harmoko-menteri-penerangan-era-soeharto-meninggal-dunia {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230406193513/https://news.detik.com/berita/d-5631079/harmoko-menteri-penerangan-era-soeharto-meninggal-dunia |date=2023-04-06 }}?</ref>
| party = [[Partai Golongan Karya]] 1977 - 2007
| otherparty = [[Partai Garuda|Partai Kerakyatan Nasional]] (2007–2008)
| father = Asmoprawiro<ref>{{Cite news|url=https://majalah.tempo.co/read/album/28778/meninggal-dunia|title=Meninggal dunia|authors=|work=[[Tempo.co]]|accessdate=5 Juli 2021|date=10 Desember 1988|last=Administrator|language=id|archive-date=2022-04-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220419175849/https://majalah.tempo.co/read/album/28778/meninggal-dunia|dead-url=no}}</ref>
| mother = Soeriptinah
| spouse = {{menikah|Sri Romadhiyati|1972|2021|end=d.}}
Baris 52:
| signature =
}}
Tan Sri [[Haji (gelar)|H]]. '''Harmoko'''<ref>{{Cite web |url=https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/14/073000465/putra-harmoko--nama-ayah-saya-bukan-singkatan-harun-mohamad-kohar?page=1 |title=Salinan arsip |access-date=2022-04-14 |archive-date=2023-08-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230816101611/https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/14/073000465/putra-harmoko-nama-ayah-saya-bukan-singkatan-dari-harun-mohamad-kohar?page=1 |dead-url=no }}</ref> ({{lahirmati|[[Patianrowo, Nganjuk|Patianrowo]], [[
Lahir dari keluarga sederhana di [[Jawa Timur]], pada 7 Februari 1939, Harmoko lulus dari sekolah jurnalistik, dan menjadi jurnalis. Ia aktif selama rezim [[Demokrasi Terpimpin di Indonesia|Demokrasi Terpimpin]] dan [[Orde Baru]], bekerja di sejumlah surat kabar yang berbeda, termasuk ''Merdeka'', ''Merdiko'', dan ''Harian Mimbar Kita''. Pada tahun 1970, ia mendirikan surat kabarnya sendiri, ''[[Pos Kota|Poskota]]''. Pada tahun 1970, ia terpilih sebagai Ketua Umum [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI) cabang [[Jakarta]], dan dua tahun kemudian, ia terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat.
Baris 58:
Dalam [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|pemilihan umum 1977]], Harmoko terpilih sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]], sebagai anggota organisasi [[Golongan Karya]] (Golkar) yang berkuasa. Pada tahun 1983, ia diangkat [[Menteri Komunikasi dan Informatika|Menteri Penerangan]], kemungkinan karena latar belakangnya di [[jurnalisme]]. Kepiawaiannya dalam menjaga citra Orde Baru dan penampilan Suharto membuatnya dijuluki 'influencer-in-chief'. Pada tahun 1993, Harmoko terpilih sebagai [[Partai Golongan Karya#Daftar Ketua|Ketua]] [[Golkar]], menjadi tokoh sipil pertama yang memegang jabatan tersebut. Pada Juni 1997, ia diangkat menjadi menteri negara untuk urusan khusus, jabatan yang dijabatnya hanya tiga bulan karena pada Oktober 1997, ia dipilih untuk menjabat sebagai Ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] dan [[Dewan Perwakilan Rakyat]].
Terlepas dari kesetiaan bertahun-tahun kepada Presiden Soeharto, [[Kejatuhan Soeharto|setelah
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
Baris 67:
[[File:Harmoko.jpg|160px|thumb|Harmoko, tanggal tidak diketahui]]
Setelah lulus dari Sekolah Jurnalistik di [[Jakarta]], ia bekerja sebagai jurnalis dan kartunis di surat kabar ''Harian Merdeka'', hingga tahun 1962, ketika ia pindah bekerja untuk ''Berita Merdeka''. Pada tahun 1964, ia meninggalkan ''Berita Merdeka'', dan bekerja di ''Harian Angkatan Bersenjata''. Ia melanjutkan karir jurnalistiknya di Harian API pada tahun 1965, sebelum menjabat sebagai [[pemimpin redaksi]] majalah [[bahasa Jawa]], ''Merdiko''. Pada tahun berikutnya, ia menjadi kepala surat kabar ''Harian Mimbar Kita''.<ref>{{Cite news | url = https://news.detik.com/berita/d-5631089/mengenang-sosok-harmoko-wartawan-menteri-penerangan-ketua-dewan | url-access = | title = Mengenang Sosok Harmoko: Wartawan, Menteri Penerangan, Ketua Dewan | last = Permana | first = Rakhmad Hidayatulloh | author = | author-link = | date = 4 July 2021 | work = [[Detik.com|detikcom]] | publisher = Detik News | language = id | type = Website | access-date = 12 November 2021 | url-status = live | archive-url = https://web.archive.org/web/20220421201232/https://news.detik.com/berita/d-5631089/mengenang-sosok-harmoko-wartawan-menteri-penerangan-ketua-dewan | archive-date = 2022-04-21 | dead-url = no }}</ref>
Pada tahun 1970, ia bersama beberapa temannya mendirikan surat kabarnya sendiri, ''[[Pos Kota|Poskota]]''. Koran tersebut dirancang sebagai sebuah surat kabar harian, dengan perspektif masyarakat, yaitu untuk melaporkan peristiwa yang dialami oleh "orang kecil". Usaha itu sangat berisiko, karena "orang kecil" (audiens target koran), memiliki sedikit [[daya beli]]. Namun, bisnis itu terbukti berhasil, dan Harmoko menghasilkan banyak uang dari koran itu. Isi ''Poskota'' membahas berbagai aspek kehidupan masyarakat di ibu kota [[Jakarta]], mulai dari [[politik]], [[sosial]], dan [[kriminal]]. Ciri khas lain dari ''Poskota'' adalah lampirannya, yang berisi gambar-gambar kehidupan kota yang disajikan dalam bentuk [[kartun]], yang menyampaikan kritik sosial Harmoko terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat.{{sfn|Gayatri| 2009| p = 167}} Ia juga bertanggung jawab atas pembuatan surat kabar ''Terbit''.{{sfn|Sekretariat Jenderal DPR RI|1999| p = 141}}
Baris 76:
=== Menteri Kabinet ===
Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1977|1977]], Harmoko terpilih sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR), sebagai anggota organisasi [[Golkar]] yang berkuasa.{{sfn|Sekretariat Jenderal DPR RI|1999| p = 149}} Ia melanjutkan kariernya di DPR, hingga akhirnya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar. Sebagai Ketua DPP Golkar, Harmoko berhasil mempengaruhi publik selama [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|pemilihan umum 1982]], melalui program [[Safari]] [[Ramadhan]].{{sfn|Gayatri|2009| p = 168}} Pada tahun 1983, ia diangkat [[Daftar Menteri Penerangan Indonesia|Menteri Penerangan]], kemungkinan karena latar belakangnya di [[jurnalisme]].<ref name="Tirto">{{Cite news | url = https://tirto.id/kisah-hidup-harmoko-dari-wartawan-jadi-buzzer-daripada-soeharto-ghsr | url-access = | title = Kisah Hidup Harmoko, dari Wartawan Jadi "Buzzer" daripada Soeharto | last = Matanasi
Setelah masa jabatan sebagai wakil ketua, Harmoko menjadi ketua organisasi politik [[Golkar]] yang berkuasa dari 1993 hingga 1998, menjadi orang sipil pertama yang memegang posisi ini.{{sfn|Schwarz |1999|pp=418, 478}} Pada Juni 1997 diangkat menjadi menteri negara urusan khusus, jabatan yang dijabatnya hanya tiga bulan karena pada Oktober 1997, ia terpilih sebagai ketua [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] dan [[Dewan Perwakilan Rakyat]], sebuah jabatan yang ia menjabat sampai tahun 1999.{{sfn|Sekretariat Jenderal DPR RI|1999|pp=143–151}} Meskipun bertahun-tahun setia kepada Presiden [[Soeharto]], setelah [[Kejatuhan Soeharto|demonstrasi mahasiswa yang meluas menyerukan perubahan pemerintah]], pada tanggal 18 Mei 1998, Harmoko membuat kejutan besar pada konferensi pers dengan meminta presiden untuk mundur dalam waktu lima hari. Ini mungkin karena Harmoko kesal dengan pemecatannya sebagai menteri penerangan dan tidak dipertimbangkan untuk wakil presiden, atau mungkin karena Harmoko kesal setelah perusuh membakar rumahnya di [[Surakarta]].{{sfn|Friend |2003|p=341}}{{sfn|Schwarz |1999|pp=620, 845}}
Soeharto melihat permintaan Harmoko sebagai pengkhianatan, dan ketika Harmoko berusaha mengunjungi Suharto di ranjang kematiannya pada 2008, ia ditolak.<ref>{{Cite news |title=Akhirnya Ungkap Bukti Rahasia |url=https://news.detik.com/berita/d-942573/akhirnya-ungkap-bukti-rahasia |access-date=24 January 2021 |work=[[Detik.com|detikcom]] |date=21 May 2008 |language=id-ID |archive-date=2022-05-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220521193637/https://news.detik.com/berita/d-942573/akhirnya-ungkap-bukti-rahasia |dead-url=no }}</ref> [[Tadjus Sobirin]], Ketua Umum Golkar Jakarta pada tahun 1998, memanggil Harmoko "[[Marcus Junius Brutus|Brutus]]" dalam rapat pimpinan partai.<ref>{{cite book |last1=Novianto |first1=Kholid |title=Akbar Tandjung dan Partai Golkar era reformasi |year=2004 |publisher=Sejati-Press |isbn=978-979-99100-0-4 |page=32 |url=https://books.google.com/books?id=91aKAAAAMAAJ |bahasa=id |access-date=2022-01-16 |archive-date=2023-08-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230816101550/https://books.google.com/books?id=91aKAAAAMAAJ |dead-url=no }}</ref>
<gallery widths="200px" heights="140px">
Baris 89:
Sebagai menteri Penerangan, Harmoko mencetuskan gerakan [[Kelompencapir]] (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan) yang dimaksudkan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dari [[pemerintah]]. Harmoko pun dinilai berhasil memengaruhi hasil pemilihan umum ([[Pemilu]]) melalui apa yang disebut sebagai "[[Safari Ramadhan]]". Sebagai Ketua Umum DPP [[Golkar]], Harmoko dikenal pula sebagai pencetus istilah "[[Temu Kader]]". Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua DPR/MPR periode 1997-1999 yang mengangkat [[Soeharto]] selaku [[presiden]] untuk masa jabatannya yang ke-7. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan [[mahasiswa]] yang menuntut [[reformasi]] tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan.
Salah satu kebijakan Harmoko yang cukup kontroversial adalah pelarangan lagu-lagu "cengeng" ([[balada sentimental]]). Pada peringatan HUT [[TVRI]] pada 24 Agustus 1988, Harmoko mengeluarkan instruksi untuk melarang stasiun televisi dan radio memutar lagu-lagu balada sentimental, buntut dari melejitnya lagu berjudul "Hati yang Luka", yang ditulis oleh [[Obbie Messakh]] dan dinyanyikan oleh [[Betharia Sonatha]]. Menurutnya, sering diputarnya lagu-lagu balada sentimental semacam "Hati yang Luka" dianggap "menghambat" dan "menghancurkan" semangat pembangunan yang terus digelorakan pemerintah.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-07-05|title=Saat Harmoko Larang Pemutaran Lagu-lagu Cengeng|url=https://nasional.kompas.com/read/2021/07/05/15423101/saat-harmoko-larang-pemutaran-lagu-lagu-cengeng|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-10-26}}</ref>
== Wafat ==▼
Harmoko meninggal pada 4 Juli 2021 di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]] karena [[COVID-19]],<ref>{{Cite news|title=Harmoko, Menteri Penerangan Era Soeharto Meninggal Dunia|url=https://news.detik.com/berita/d-5631079/harmoko-menteri-penerangan-era-soeharto-meninggal-dunia|access-date=2021-07-06|work=[[Detik.com|detikcom]]|language =id-ID}}</ref><ref>{{Cite news|title=Sang Putra Akui Hasil Tes PCR Terakhir Harmoko Positif Covid-19|url=https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/05/sang-putra-akui-hasil-tes-pcr-terakhir-harmoko-positif-covid-19|access-date=6 Juli 2021|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|first=Rizki Sandi|last=Saputra|editor-last=Agustina|editor-first=Dewi}}</ref> dan dimakamkan keesokan harinya di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]].<ref>{{Cite news|title=Harmoko Akan Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata |url=https://nasional.kompas.com/read/2021/07/05/06542651/harmoko-akan-dimakamkan-di-taman-makam-pahlawan-kalibata |access-date=5 Juli 2021 |work=[[Kompas.com]] |date=5 Juli 2021 |language=id|editor-last=Rastika |editor-first=Icha |first=Ardito |last=Ramadhan }}</ref> Dia sebelumnya menderita ''[[progressive supranuclear palsy]]'' (kelumpuhan supranuklear progresif) sejak 2013.<ref>{{Cite web|last=Fadhila|first=Annisa Rizky|title=Cerita Keluarga tentang Harmoko Terpapar COVID-19 dan Riwayat Penyakitnya|url=https://news.deti.com/berita/d-5631405/cerita-keluarga-soal-harmoko-terpapar-covid-19-dan-riwayat-penyakitnya|access-date=2021-11-08|website=detiknews|language=id-ID}}{{Pranala mati|date=Mei 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite news|last=Choirul|date=2021-07-05|title=Cerita si Bungsu soal Harmoko Menderita Penyakit Langka sejak 2013|url=https://nasional.okezone.com/read/2021/07/05/337/2435562/cerita-si-bungsu-soal-harmoko-menderita-penyakit-langka-sejak-2013|access-date=2021-11-08|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|first=Dimas}}</ref>▼
▲Harmoko meninggal pada 4 Juli 2021 di [[Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto]] karena [[COVID-19]],<ref>{{Cite news|title=Harmoko, Menteri Penerangan Era Soeharto Meninggal Dunia|url=https://news.detik.com/berita/d-5631079/harmoko-menteri-penerangan-era-soeharto-meninggal-dunia|access-date=2021-07-06|work=[[Detik.com|detikcom]]|language
== Penghargaan ==
=== Penghargaan Nasional ===
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Utama.png|70px]] [[Bintang Republik Indonesia Utama]] (13 Agustus 1999)<ref>{{Cite web|date=7 Januari 2020|title=Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 1959–sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|publisher=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=12 Agustus 2021|archive-date=2021-07-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20210729004106/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf|dead-url=no}}</ref>
▲{{flag|Indonesia}}:{{sfn|UIN Sunan Ampel|2016| p = 22}}
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Adipradana]] (10 Agustus 1987)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021 |archive-date=2022-08-05 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |dead-url=no }}</ref>
=== Penghargaan asing ===
*
▲{{bendera|Malaysia}}:{{sfn|UIN Sunan Ampel|2016| p = 22}}
*{{Flag|Austria}} :
**[[File:AUT Honour for Services to the Republic of Austria - 6th Class BAR.svg|70px]] Grand Decoration of Honour in Gold of the [[:en:Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria#Classes|Decoration of Honour for Services to the Republic of Austria]] (1996)<ref name="recipients">{{cite web|url=https://www.parlament.gv.at/PAKT/VHG/XXIV/AB/AB_10542/imfname_251156.pdf|title=Eingelangt am 23.04.2012 : Dieser Text wurde elektronisch übermittelt. Abweichungen vom Original sind möglich. Bundeskanzler Anfragebeantwortung|website=Parlament.gv.at|access-date=10 February 2019}}</ref>
▲* [[File:Order of Loyalty to the Crown of Malaysia - PSM.svg|70px]] Panglima Kehormatan [[Darjah Yang Mulia Setia Mahkota Malaysia#Kelas|Panglima Setia Mahkota Malaysia]] (P.S.M.)
== Budaya Populer ==
Baris 120 ⟶ 118:
{{refbegin|24em}}
* {{cite book | last1 = UIN Sunan Ampel | first1 = | author-link1 = Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya | year = 2016 | orig-date = | title = Harmoko pendiri pondok modern Al Barokah Nganjuk tahun 1992-1994 M | url = http://digilib.uinsby.ac.id/13931/ | url-status = live | url-access = | format = PDF | type = | language = id | publisher = [[Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya|UIN Sunan Ampel]] | archive-url = https://web.archive.org/web/20220521210244/http://digilib.uinsby.ac.id/13931/ | archive-date = 2022-05-21 | access-date = 12 November 2021 | dead-url = no }}
* {{cite book | last1 = Gayatri | first1 = Sri Indera | author-link1 = | year = 2009 | orig-date = | title = Sejarah pemikiran Indonesia: (lanjutan) 1967-1998. III | url = http://repositori.kemdikbud.go.id/10917/1/sejarah%20pemikiran%20indonesia%20iii%201967-1998.pdf | url-status = live | url-access = | format = PDF | pages = 166–172 | type = Buku | language = id | publisher = [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] | archive-url = https://web.archive.org/web/20230513165051/https://repositori.kemdikbud.go.id/10917/1/sejarah%20pemikiran%20indonesia%20iii%201967-1998.pdf | archive-date = 2023-05-13 | access-date = 12 November 2021 | dead-url = no }}
* {{citation | author = Sekretariat Jenderal DPR RI | title = Profil Ketua-ketua DPR RI sejak tahun 1945 s/d Agustus 1999 | language = id | date = 1999 | location = [[Jakarta]] | publisher = Sekretariat Jenderal DPR RI | url = http://repositori.dpr.go.id/210/1/PROFIL%20KETUA%20DPR%20SEJAK%20TAHUN%201945%20-%20AGUSTUS%201999.pdf | accessdate = 2022-01-16 | archive-date = 2021-11-12 | archive-url = https://web.archive.org/web/20211112072707/http://repositori.dpr.go.id/210/1/PROFIL%20KETUA%20DPR%20SEJAK%20TAHUN%201945%20-%20AGUSTUS%201999.pdf | dead-url = yes }}
* {{cite journal | last1 = Rahmah | first1 = Gina Siti | last2 = Suwirta | first2 = | last3 = Kamsori | first3 = Moch Eryk | date = 2016 | journal = Factum: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah | title = Kiprah Sudharmono dalam Sejarah Golongan Karya (1983-1988) | url = https://ejournal.upi.edu/index.php/factum/article/view/15600/8736 | volume = 5 | issue = 2 | pages = 201–219 | language = id | access-date = 12 November 2021 | archive-date = 2022-11-30 | archive-url = https://web.archive.org/web/20221130181933/https://ejournal.upi.edu/index.php/factum/article/view/15600/8736 | dead-url = no }}
* {{Citation | first = Zaid | last = Salim | title =
* {{cite book | first = Adam | last = Schwarz | title = A Nation in Waiting: Indonesia's Search for Stability | publisher = Allen & Unwin | edition = 2nd | year = 1999 | language = en | isbn = 9781760636913}}
{{refend}}
Baris 133 ⟶ 131:
{{s-bef|before=[[Wahono]]|rows=2}}
{{s-ttl|title=[[Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat|Ketua MPR]] / [[Ketua Dewan Perwakilan Rakyat|DPR RI]]|years=1997—1999|rows=2}}
{{s-aft|after=[[Akbar Tandjung]]|as=[[Ketua
|-
{{s-aft|after=[[Amien Rais]]|as=[[Ketua
|-
{{Succession box|jabatan=[[Menteri Penerangan Republik Indonesia]]|tahun=1983—1997|pendahulu=[[Ali Moertopo]]|pengganti=[[R. Hartono]]}}
Baris 146 ⟶ 144:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Patianrowo]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
|